Disusun Oleh :
1. Lutfiyatul Khikmah (2113111024)
2. Septia Nuraini (2113111028)
3. Zuni Maulidia (2113111059)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “POTRET
SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN DALAM IDEOLOGI PENDIDIKAN
KONTEMPORER”
Sebelumnya kami mengucapkan terima kasih atas diberikannya tugas
pembuatan makalah ini, karena kita mendapatkan informasi dan pengetahuan
secara lebih luas. Kami berharap semua pihak dapat mendukung pembuatan
makalah ini, kepada Bapak M.Kanzul Fikri, SE.,MEI selaku dosen mata kuliah
Kepesantrenan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari
awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Amin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................…....…….……..….............…i
DAFTAR ISI...................................................………..…………...........…..ii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang................................................................…….……..........1
B.Rumusan Masalah.....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A.Kesimpulan...........................…...............................................................13
B.Saran.......................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Fenomena munculnya ide “pesantren terpadu” dalam dunia pendidikan
pesantren,sebagaimana juga pendidikan formal menghadirkan sosok “sekolah
unggul” sebagai andalan penyelesaian problematika out put (produk) institusi
pendidikan dewasa ini, pada awalnya merupakan dampak dari pertikaian
ideologi dan perspektif pendidikan. Pertikaiantersebut tanpa disadari telah
menyeret eksistensi institusi itu mengalami transisi dari model pendidikan yang
sama sekali tidak menghiraukan perubahan masyarakat menuju model
pendidikan pembangunan di mana pendidikan berorientasi pada penguatan
pembangunan tanpa dipersoalkan apa hakikat ideologi yang menjadi dasar bagi
pembangunan itu sendiri.
Pesantren sebagai sub-kultur masyarakat saat ini sedang diuji untuk
mampu memberikan solusi jernih terhadap hentakan perkembangan dunia
pendidikan masa kini yang cenderung mengarah kepada proses dehumanisasi
akibat Kapitalisme, dan nyaris tidak lagi berpijak pada hakikat pendidikan itu
sendiri yakni untuk memanusiakan manusia. Institusi pendidikan Islam paling
awal di Indonesia, yang secara kultural diwakili oleh Pesantren dituntut untuk
bisa memberikan jawaban terhadap persoalan yang pelik dan menyulitkan, yakni
antara memelihara sistem dan struktur sosial yang ada atau harus berperan kritis
dalam melakukan perubahan sosial dan tranformasi menuju dunia yang lebih
adil, yakni mensejajarkan sekaligus mensinergikan eksistensi dan esensinya
dengan perkembangan zaman. Dilema peran tersebut akan terjawab melalui
pemilihan paradigma dan ideologi pendidikan yang mendasarinya.
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian pendidikan islam kontemporer
2. Apa tujuan pendidikan islam kontemporer
3. Apa saja jenis pendidikan islam kontemporer
4. Apa saja antangan pendidikan islam kontemporer
5. Apa problematika pendidikan islam kontemporer
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
siswa siswi SD, SMP, dan SMA membuat mereka tak lagi sempat dan mau
pergi ke TPA. Sedangkan untuk menghafal Al Qur’an secara menyeluruh
dan khusus harus dilakukan di podok pesantren yang belum mengakomodir
kebutuhan mereka memperdalam ilmu sains secara bersamaan. Sedangkan
keluarga pengafal al-qur’an di Indonesia bisa dihitung dengan jari. Seiring
dengan berjalannya waktu dan pesatnya sekolah berbasis IT maka semakin
banyaklah penghafal Al Qur’an (belum taraf seluruhnya, hanya sebagian juz
saja). Walaupun begitu sekolah IT mampu mengembalikan budaya
menghafal Al Qur’an di tengah masyarakat Indonesia yang lebih
mengutamakan dan menghargai pendidikan akademis. Sayangnya
kebanyakan siswa sekolah IT tak melanjutkan jenjang yang lebih tinggi di
sekolah yang sama, ada yang memilih sekolah negeri karena dipandang
lebih memiliki prospek ke depan. Siswa yang meninggalkan bangku sekolah
IT memiliki kesulitan dalam memelihara hafalannya karena budaya
menghafal al qur’an tidak di bawa ke rumah rumah mereka. Maka tak heran
banyak siswa lulusan IT yang menurun jumlah hafalannya padahal pernah
menguasai 5 juz lancar diluar kepala. Terlepas dari hal itu kita harus
mengakui pentingnya sekolah IT dalam membumikan Al Qur’an di
Indonesia. Perannya sebagai lembaga sekolah formal yang diakui
pemerintah dalam hal mutu juga patut menjadi pelajaran bagi sekolah
sekolah Islam pada umumnya. Dalam menghadapi era global tentu
kebutuhan akan ilmuan yang tak hanya pandai dalam hal akademis tapi juga
dalam akhlaq dan spiritualitasnya menjadi kebutuhan yang pokok. Karena
teknologi yang berkembang sedemikian pesatnya takkan mampu mengubah
peradaban manusia menjadi lebih baik tanpa individu-individu yang
memiliki keterpaduan pengetahuan sains dan Islam.
3. Madrasah adalah tempat pendidikan yang memberikan pedidikan dan
pengajaran yang berada di bawah naungan Departemen Agama. Yang
temasuk kedalam kategori madrasah ini adalah lembaga ibtidaiyah,
Tsanawiyah, Aliyah, Mu’allimin, Mu;allimat serya diniyyah. Madrasah
tidak lain adalah kata Arab untuk sekolah, artinya tempat belajar. Istilah
madrasah ditanah Arab ditujukan untuk semua sekolah secara umum,
6
Hal ini pada gilirannya menjadikan belajar lebih banyak bersifat studi
tekstual daripadapemahaman pelajaran yang bersangkutan. Hal ini
menimbulkan dorongan untuk belajar dengan sistem hafalan
(memorizing) daripada pemahaman yang sebenarnya. Kenyataan
menunjukkan bahwa abadabad pertengahan yang akhir hanya
menghasilkan sejumlah besar karya-karya komentar dan bukan karya-
karya yang pada dasarnya orisinal.
e. Certificate Oriented Pola yang dikembangkan pada masa awal-awal
Islam, yaitu thalab al’ilm, telah memberikan semangat dikalangan
muslim untuk gigih mencari ilmu, melakukan perjalanan jauh, penuh
resiko, guna mendapatkan kebenaran suatu hadits, mencari guru
diberbagai tempat, dan sebagainya. Hal tersebut memberikan isyarat
bahwa karakteristik para ulama muslim masa-masa awal didalam
mencari ilmu adalahknowledge oriented. Sehingga tidak mengherankan
jika pada masa-masa itu, banyak lahir tokoh-tokoh besar yang
memberikan banyak konstribusi berharga, ulama-ulamaencyclopedic,
karya-karya besar sepanjang masa. Sementara, jika dibandingkan dengan
pola yang ada pada masa sekarang dalam mencari ilmu menunjukkan
kecenderungan adanya pergeseran dari knowledge oriented menuju
certificate oriented semata. Mencari ilmu hanya merupakan sebuah
proses untuk mendapatkan sertifikat atau ijazah saja, sedangkan
semangat dan kualitas keilmuan menempati prioritas berikutnya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pesantren sebagai lembaga pendidikan menjadi sangat potensial dan
memiliki arti yang sangat istimewa bukan hanya bagi usaha transformasi ilmu
pengetahuan tetapi juga bagi objektivikasi sebuah ideologi pada diri santri
sebagai elemen sentral selain kiai dalam sebuah ranah pendidikan pesantren.
Ideologi pendidikan pesantren yang tertanam dalam jiwa para pengikutnya
sangat kuat dan mengakar sekali. Strategi penyebaran ideologi dilakukan
melalui kepiawaian kiai dan kedalaman ilmu yang dimilikinya, menjadikan dia
sebagai sentral figur bagi komunitasnya dalam mengarungi jejak kehidupan ini.
Jaringan yang dibangun antar para alumni dan masyarakat menjadikan nilai-
nilai ideologi semakin subur tertanam dan sangat merakyat sehingga dalam
praktik pun tidak mengalami kesulitan.
B. SARAN
Sebagai penulis, saya menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan
kelemahan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu saya mengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca untuk mengoreksi segala
hal yang telah saya tuliskan agar kedepannya dapat menulis makalah dengan
lebih baik.
11
DAFTAR PUSTAKA