DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
2021
i
KATA PENGANTAR
Jayapura
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan...........................................................................................................13
B. Rekomendasi........................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemikiran pendidikan esensialisme adalah suatu aliran filsafat yang
juga didasarkan pada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban
sekarang.1
mudah berubah, kurang terarah dan tidak pasti, mudah goyah, timbul karena
bentuk.2
warisan masa lalu. Menurut paham ini, kebudayaan modern sekarang terdapat
sosial kultural yang tidak diinginkan, hanya dapat diatasi dengan kembali secara
kebudayaan.3
1
Muhammad Anwar, Filsafat Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2015), hlm 160
2
Rizal Mustasyir, Filsafat Analitik: Sejarah Perkembangan, dan Peranan Para Tokohnya,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hlm 1
3
Muhammad Ichsan Thaib, Esensialisme Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam,
Volume 4, No 2 Juli-Desember 2015, hlm 744
1
2
berlangsung sebelumnya, yaitu suatu masa lampau yang sangat panjang berlalu.
Kenyataan ini tentu tidak dapat terlepaskan dari keterkaitan manusia dengan
Dengan latar belakang di atas penulis akan menganalisis dan mencoba menggali
4
Saidah, Pemikiran Esensialisme, Eksistensialisme, Perenalismen, dan Pragmatisme
dalam perspektif Pendidikan Islam, Jurnal al-Asas, Vol. 5, No 2, (Oktober 2020), hlm 17
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Konsep Dasar Aliran Pendidikan Esensialisme
5
Muhammad Ichsan Thaib, Esensialisme Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam,
Volume 4, No 2, (Juli-Desember 2015), hlm 733
6
Dahniar, Filsafat Pendidikan Esensialisme, Azkia Volume 15, No 2 (Januari 2021), hlm
163
3
4
hal itu mempunyai sifat yang serba fleksibel dan nilai-nilai itu berubah dan
dapat menjadikan pendidikan itu sendiri kehilangan arah. Berkaitan dengan hal itu
kestabilan. Agar dapat terpenuhi maksud tersebut nilai-ailai itu perlu dipilih yang
7
Anwar, Filsafat Pendididkan Islam, (Bandung: 2015), hlm 163
8
http://www.makalah.co.id/2016/10/makalah-aliran-esensialisme.html#:~:text=A.%20Latar%20B
elakang%20Munculnya%20Aliran%20Esensialisme.%20Esensialisme%20muncul,serba
%20fleksibel%20dan%20nilai-nilai%20itu%20berubah%20dan%20berkembang.
5
suatu aspek dengan aspek yang lainnya. Aspek-aspek tersebut meliputi tujuan,
a. Tujuan Pendidikan.
Tujuan pendidikan dalam aliran esensialisme adalah menyampaikan
warisan budaya dan sejarah melalui pengetahuan yang telah bertahan sepanjang
waktu diikuti oleh keterampilan, dengan demikian pendidikan dapat diketahui
semua orang dan tidak berubah-ubah. Tidak hanya keterampilan saja, tetapi
diikuti juga oleh sikap dan nilai-nilai yang tepat, sehingga dapat membentuk
unsur-unsur inti (esensial) dari sebuah pendidikan.9 Pendidikan esensialisme juga
memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang telah memiliki
kejelasan dan tahan lama, sehingga tetap stabil dan nilai-nilai yang terpilih
memiliki tata yang jelas. Tujuan umum dari filsafat pendidikan esensialisme
adalah membentuk pribadi bahagia di dunia dan akhirat. Maka, isi dalam
pendidikan esensialisme mencakup ilmu pengetahuan, kesenian dan segala hal
yang berhubungan dengan kehendak manusia.10
b. Kurikulum
Bagi filsafat pendidikan esensialisme, kurikulum merupakan sebuah
miniatur dunia yang dapat dijadikan sebagai alat ukur kebenaran, kenyataan dan
kegunaan. Maka, dalam sejarah perkembangannya, filsafat pendidikan
esensialisme menerapkan berbagai pola kurikulum, diantaranya adalah idealisme
dan realisme. Idealisme dalam pendidikan esensialisme merupakan suatu upaya
dalam mengembangkan kepribadian siswa sesuai kebenaran yang berasal dari
sang pencipta. Idealisme modern berpandangan pada aspek spiritual yang
menganggap bahwa realita sama dengan substansi gagasan-gagasan (ide). Dan
9
Helaluddin, Restrukturisasi Pendidikan Berbasis Budaya: Penerapan Teori Esensialisme
di Indonesia, Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 6, No. 2, (2018), hlm 75-82.
10
M. Yunus Abu Bakar, Problematika Pendidikan Islam di Indonesia, Manajemen dan
Pendidikan IslamVoulume 1, No. 1 (Juli-Desember, 2015), hlm 100.
6
dibalik dunia yang fenomenal ini terdapat jiwa yang tak terbatas, yakni kuasa
Tuhan sebagai pencipta adanya kosmos dan manusia sebagai makhluk yang
berpikir dan berada dibawah kekuasaan Tuhan. Sedangkan realisme dalam
pendidikan esensialisme diartikan sebagai sebuah upaya untuk dapat mengarahkan
siswa dalam menguasai ilmu pengetahuan. Sebagai salah satu eksponen dari
esensialisme, realisme modern menitikberatkan tujuannya pada alam dan dunia
fisik.11 Sebagai sebuah aliran yang membentuk corak esensialisme, kedua aliran
ini bersifat elektrik, yakni saling mendukung antara satu dengan yang lainnya,
tidak melebur menjadi satu dan tidak saling menghilangkan identitas masing-
masing aliran.
Bogoslousky menegaskan, agar kurikulum dapat terhindar dari adanya
pemisahan mata pelajaran antara satu dengan yang lainnya, maka kurikulum dapat
diibaratkan sebagai sebuah rumah yang terdiri dari empat komponen, sebagai
berikut.
1. Universum, yakni menjadikan pengetahuan sebagai latar belakang adanya
manifestasi kehidupan manusia yang terdiri dari kekuatan alam, asal usul tata
surya, dan lain-lain. Maka, dapat dipahami bahwa basis dari pengetahuan
sejahtera.
lingkungannya.
11
Afifuddin Harisah, Filsafat Pendidikan Islam: Prinsip dan Dasar
Pengembangan, Inspiratif Pendidikan (Yogyakarta: Deepublish, 2018), hlm 110.
7
d. Peserta Didik.
Dalam filsafat esensialisme, fokus utama dalam proses belajar adalah
membentuk intelektualitas peserta didik. Siswa didorong untuk dapat berpikir
secara jelas dan logis. Sesuai dengan tujuan dari pendidikan esensialisme, yakni
menginginkan peserta didiknya untuk dapat menguasai disiplin-disiplin dasar
subjek pengetahuan sebagai upaya dalam memecahkan berbagai permasalahan
yang dihadapinya, baik masalah pribadi maupun masyarakat sekitar. Maka, tujuan
utama dari filsafat esensialisme bagi peserta didik adalah mempersiapkan peserta
didiknya dalam bermasyarakat dan beradab.
Filsafat esensialisme berpandangan bahwa ditengah perubahan dan
keanekaragaman yang terjadi di dunia ini, terdapat pokok utama dalam bidang
pendidikan yang bersifat tetap. Misalnya, seorang anak (peserta didik) harus tetap
mempelajari nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan menjadikan pendidikan
agama sebagai nilai pokok tertinggi dalam dunia pendidikan dibandingkan dengan
partisipasi naturalis, sehingga tidak muncul keraguan terhadap hal-hal yang
esensial (mendasar).14
Disebutkan oleh Yunus dalam karyanya, esensialisme juga memimiliki
prinsip-prinsip pendidikan sebagai berikut:15
a. Pendidikan harus dilakukan melalui usaha keras, karena pendidikan tidak
begitu saja timbul dari dalam diri peserta didik.
b. Inisiatif dalam pendidikan ditekankan pada pendidik bukan peserta didik.
c. Inisiatif proses pendidikan adalah asimilasi dari mata pelajaran yang telah
ditentukan. Dengan kata lain, Metode-metode tradisional yang berkaitan
dengan disiplin mental merupakan metode-motede yang diutamakan dalam
proses pendidikan di sekolah.
14
Ibid., hlm 17
15
A. Yunus, Telaah Aliran Pendidikan Progrevisme dan Esensialisme dalam perspektif
Filsafat Pendidikan Islam, Volume 2, No 1, (Januari 2016), hlm 37
9
pendidikan dengan Tuhan (Allah SWT) sebagai sang pencipta, manusia sebagai
ciptaan-Nya, dan Rasul sebagai penghubung antara khalik dengan makhluk-Nya. 16
Sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an sebagai berikut:
Terjemahanya:
“Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan
yang memulai penciptaan manusia dari tanah”. (Q.S As-Sajdah/32:7)17
Dapat disimpulkan bahwa Allah SWT pencipta semua makhluk dan segala
sesuatu. Seperti malaikat, jin, manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, matahari,
bulan, bintang dan segala yang ada di alam ini, Allah SWT menciptakan setiap
makhluk secara sempurna dan dalam bentuk yang sebaik-baiknya dengan ukuran
yang paling tepat.
16
Abu Bakar, Filsafat Pendidikan Islam., hlm 175
17
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Jumanatul, 2004), hlm
415
18
Sembodo Ardi Widodo, Pendidikan Dalam Perspektif Aliran-aliran Filsafat,
(Yogyakarta: Idea Press, 2015), hlm 99
11
consistency, man can achieve truth… The self reads meaning and unity
into the objective world”19
2. Pandangan Epistemologi Esensialisme.
Epistemologi esensialisme merupakan teori kepribadian manusia sebagai
refleksi Tuhan. Karena jika rasionya mampu memikirkan kesemestaannya, maka
manusia akan menyadari realitanya sebagai mikrokosmos. Berdasarkan hal inilah,
manusia dapat memproduksi pengetahuannya secara tepat mengenai benda-benda,
ilmu alam, sosial, biologi dan agama. Filsafat pendidikan Islam, memberikan
pandangan yang lebih luas mengenai hal ini. Sebagaimana disebutkan dalam al-
Qur’an sebagai berikut:
ااْل ِيْ َم ُان َو َك ٰذكِل َ َا ْو َح ْينَ ٓا ِالَ ْي َك ُر ْو ًح ا ِّم ْن َا ْم ِراَن ۗ َم ا ُك ْن َت تَ ْد ِر ْي َم ا ْال ِك ٰت ُب َواَل
رِص َ ٍاط َو ٰل ِك ْن َج َعلْ ٰن ُه ن ُ ْو ًرا هَّن ْ ِد ْي ِب ٖه َم ْن ن َّ َش ۤا ُء ِم ْن ِع َبا ِداَن َۗو ِان ََّك لَهَت ْ ِد ْ ٓي ِاىٰل
ٍ ۙ ُّم ْس َت ِقمْي
Terjemahnya:
“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) ruh (Al-
Qur'an) dengan perintah Kami. Sebelumnya engkau tidaklah mengetahui
apakah Kitab (Al-Qur'an) dan apakah iman itu, tetapi Kami jadikan Al-
Qur'an itu cahaya, dengan itu Kami memberi petunjuk siapa yang Kami
kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sungguh, engkau benar-
benar membimbing (manusia) kepada jalan yang lurus, (Q.S. Asy-
Syu’ara/26: 52)20
19
Ibid., hlm 99
20
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Jumanatul, 2015), hlm
489
21
Op. Cit., hlm 176.
12
a. Minat-minat yang kuat dan tahan lama sering timbul dari upaya-upaya belajar
awal yang memikat atau menarik perhatian Bukan karena dorongan dari
dalam diri siswa.
b. Pengawasan pengarahan, dan bimbingan orang dewasa adalah melekat dalam
masa balita yang panjang atau keharusan ketergantungan yang khusus pada
spesies manusia.
c. Oleh karena kemampuan untuk mendisiplinkan diri harus menjadi tujuan
pendidikan, maka mengakkan disiplin adalah suatu cara yang diperlukan
untuk mencapai tujuan tersebut. Dikalangan individu ataupun bangsa,
kebebasan yang sesungguhnya selalu merupakan suatu yang yang dicapai
melalui perjuangan, tidak pernah merupakan pemberian.
22
Ibid., hlm 176-177.
23
Dahniar, Filsafat Pendidikan Esensialisme, Azkia Volume 15, No 2 (Januari 2021), hlm
166
13
24
Nurul Aulia Fadilah, Aliran Esensialisme dan Tokoh-tokoh Filsifnya,
https://www.kompasiana.com/nurulauliaf/ di akses pada Selasa, 05 Oktober 2021, pukul 12.30
WIT.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Esensialisme adalah suatu aliran pendidikan yang mengingginkan
manusia kembali kepada kebudayan-kebudayaan lama yang telah terbukti
kebenarannya. Adapun konsep aliran pendidikan esensialisme
diantaranya; tujuan pendidikan, kurikumlum, pendidik, dan peserta didik.
2. Aliran pendidikan esensialisme dalam perspektif Islam dapat dilihat
dalam tiga pandangan diantaranya; 1) pandangan Ontologi, 2) pandangan
epistemology, dan 3) pandangan aksiologi. Dimana ketiga-tiganya saling
keterkaitan dan saling menopang satu sama lainnya.
B. Rekomendasi
Penulis berharap, penulisan makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca
umumnya dan penulis khususnya, serta penulis memberikan rekomendasi, bahwa
makalah ini membutuhkan penjelasan lebih mendalam terkait dengan pandangan-
pandangan esensialiseme agar terkupas jelas aliran pendidikan esensialisme
dalam perspektif Islam seperti bagaimana.
15
DAFTAR PUSTAKA
Almi Novita dan Yunus Abu Bakar, Dirasat: Manajemen dan Pendidikan Islam,
Volume 7, No 1, Juni 2021.
16
Nurul Aulia Fadilah, Aliran Esensialisme dan Tokoh-tokoh Filsifnya,
https://www.kompasiana.com/nurulauliaf/ di akses pada Selasa, 05 Oktober
2021, pukul 12.30 WIT.
17