Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGANTAR KURIKULUM
“PONDASI KURIKULUM”
DOSEN PENGAMPU: Dr. Marhamah, S.Pd.,M.Pd

DISUSUN OLEH:
NAMA : NONI WIDIYA JAYANTI
NPM : 216310804
KELAS : 3A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2022
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam
tidak lupa pula kami ucapkan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Pondasi Kurikulum”
ini tepat pada waktunya.
Melalui tulisan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penulisan makalah ini, terutama. Ibu Dr. Marhamah,
S.Pd.,M.Pd selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Pengantar Kurikulum ini.
Sebagai penulis, kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca mengenai
makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

Pekanbaru, 04 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................ii
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II ISI.........................................................................................................................1
A. Landasan Filosofi...................................................................................................3
B. Landasan Historis...................................................................................................5
C. Landasan Sosiologis...............................................................................................5
D. Landasan Psikologis...............................................................................................6
BAB III KESIMPULAN..................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh
terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam
pendidikan dan kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat
dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan pondasi
yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang
mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada pondasi yang kuat
dapat berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan
sendirinya, akan berakibat pula terhadap kegagalan proses pengembangan
manusia. Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan dan penyusunan
kurikulum oleh pengembang kurikulum (curriculum developer) dan kegiatan yang
dilakukan agar kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan
yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Kurikulum
merupakan alat untuk mencapai pendidikan yang dinamis. Hal ini berarti bahwa
kurikulum harus senantiasa dikembangkan dan disempurnakan agar sesuai dengan
laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang cukup
sentral dalam seluruh kegiatan pendidikan,menentukan proses pelaksanaan dan
hasil pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan
dan di dalam perkembangan kehidupan manusia, penyesunan kurikulum
membutuhkan landasan-landasan yang kuat,yang di dasarkan atas hasil-hasil
pemikiran dan penilitian yang mendalam.Kalau landasan pembuatan sebuah
gedung tersebut,tetapi kalau landasan pendidikan,khususnya kurikulum yang
lemah,yang akan “ambruk” adalah manusia.
Landasan pengembangan kurikulum tidak hanya diperlukan bagi para
penyusun kurikulum atau kurikulum tertulis yang sering disebut juga sebagai
kurikulum ideal, akan tetapi terutama harus dipahami dan dijadikan dasar
pertimbangan oleh para pelaksana kurikulum yaitu para pengawas pendidikan dan
para guru serta pihak-pihak lain yang terkait dengan tugas-tugas pengelolaan

1
pendidikan, sebagai bahan untuk dijadikan instrumen dalam melakukan
pembinaan terhadap implementasi kurikulum di setiap jenjang pendidikan.
Penyusunan dan pengembangan kurikulum tidak bisa dilakukan secara
sembarangan. Dibutuhkan berbagai landasan yang kuat agar mampu dijadikan
dasar pijakan dalam melakukan proses penyelenggaraan pendidikan, sehingga
dapat memfasilitasi tercapainya sasaran pendidikan dan pembelajaran secara lebih
efektif dan efisien.

B. Tujuan
Adaun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk memahami tentang
pondasi kurikulum baik itu filosofi, historis, sosiologis dan psikologis. Selain itu
diharapkan para pembaca dapat memahami tentang landasan pengembangan
kurikulum

2
BAB II
ISI

A. Landasan Filosofi
Kata filsafat berasal dari Yunani kuno, yaitu philosophia (philore = cinta,
senang, suka, dan Sophia = Kebaikan, kebijaksanaan atau Kebenaran). Menurut
asal katanya, filsafat berarti cinta akan kebenaran. Orang yang suka berfilsafat
adalah orang yang senang dengan kebenaran. Orang yang ahli dalam berfilsafat
disebut Philosopher (Inggris), Failasuf (Arab), dan Filsuf (Indonesia). Dengan
demikian, filsuf adalah orang yang cinta akan kebenaran, berusaha untuk
mendapatkanya, memusatkan perhatian padanya, dan menciptakan sikap positif
terhadapnya. Filsuf juga mencari hakikat sesuatu, berusaha menghubungkan
antara sebab dan akibat serta melakukan penafsiran atas pengalaman-pengalaman
manusia. Berfikir filsafat berarti berfikir secara menyeluruh, sistematis, logis, dan
radikal.(Suwandi, 2020)
Secara harfiah filosofis (filsafat) berarti “cinta akan kebijaksanaan”. Orang
belajar berfilsafat agar ia menjadi orang yang mengerti kebijakan dan berbuat
secara bijak, ia harus tahu atau berpengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh
melalui proses berfikir, yaitu berpikkir secara sistematis, logis, dan mendalam.
Secara akademik, filsafat bererti upaya untuk menggambarkan dan menyatakan
suatu pandangan yang sistematis dan komprehensif tentang alam semesta dan
kedudukan manusia di dalamnya.(Vierwinto, 2012)
Ada beberapa bentuk filsafat yang punya hubungan lebih erat dengan
pendidikan yaitu:
a. Metafisika: yaitu filsafat yang membahas tentang segala yang di dalam alam
itu.
b. Efistimologi: yaitu membahas tentang sutu kebenaran.
c. Aksiolagi: yaitu filsafat yang membahas tentang nilai filsafat adalah
merupakan sumber dari berbagai ilmu pengetahuan.
d. Humanologi Filsafat: membahas berbagai masalah yang dihadapi oleh
manusia termasuk juga tentang masalah-masalah pendidikan dan filsafat juga

3
merupakan aplikasi dari pemikiran-pemikiran filosof untuk memecahkan
masalah-masalah pendidikan.
Landasan filosofis, yaitu asumsi-asumsi tentang hakikat realitas, hakikat
manusia, hakikat pengetahuan, dan hakikat nilai yang menjadi titik tolak dalam
mengembangkan kurikulum. Landasan filosofis memberikan arah pada semua
keputusan dan tindakan manusia, karena filsafat merupakan pandangan hidup
orang, masyarakat, dan bangsa. Dalam kaitannya dengan pendidikan, filsafat
memberikan arah pendidikan, seperti hakikat pendidikan, tujuannya dan
bagaimana cara mencapai tujuan.(Nasution, 2017) Dengan perkataan lain, filsafat
mengandung pandangan tentang dasar dan landasan pendidikan. Sehubungan
dengan itu, dapat dipahami bahwa banyak aspek pendidikan dan pelajaran
dikembangkan berdasarkan filsafat. Jadi, filsafat mengandung pandangan tentang
realitas, nilai-nilai, dan ilmu pengetahuan yang harus diteruskan kepada peserta
didik agar mereka dapat hidup dengan baik.
Filsafat dibutuhkan manusia untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
timbul dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Jawaban itu merupakan hasil
pemikiran yang menyeluruh, sistematis, logis, dan radikal. Jawaban itu juga
digunakan untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan manusia, termasuk
bidang pendidikan. Adapun filsafat yang khusus digunakan atau diterapkan dalam
bidang pendidikan disebut filsafat pendidikan.menurut Jhon Dewey, pendidika
adalah suatu proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik yang
menyngkut daya pikir (intelektual) maupun daya perasaan (emosional) menuju
kearah tabiat manusia. Dengan demikian, objek pendidikan yang paling utama dan
pertama adalah manusia. Objek filsafat juga adalah manusia. Persamaan objek ini
menimbulkan pemikiran dan disiplin ilmu baru yaitu filsafat pendidikan. Filsafat
pendidikan merupakan aplikasi teori pendidikan dan pandangan filsafat tentang
pengalaman manusia dalam bidang pendidikan. Filsafat pendidikan merupakan
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam bidang pendidikan. Filsafat diartikan
juga sebagai teori umum pendidikan dan landasan dari semua pemikiran tantang
pendidikan. Jika dikaitkan dengan persoalan pendidikan secara luas, maka filsafat
pendidikan merupakan arah dan pedoman bagi tercapainya pelaksanaan dan
tujuan pendidikan.

4
B. Landasan Historis
Landasan historis berkaitan dengan formulasi program-program sekolah pada
waktu lampau yang masih hidup sampai sekarang, atau yang pengaruhnya masih
besar pada kurikulum saat ini (Johnson, 1986). Oleh karena kurikulum selalu
perlu disesuuiakan dengan kebutuhan-kebutuhan dan perkembangan zaman, maka
perkembangan kurikulum pada suatu saat tertentu diadakan untuk memenuhi
tuntutan dan perkembangan pada waktu tertentu.
Kurikulum yang dikembangkan pada saat ini, perlu mempertimbangkan apa
yang telah dilakukan dan apa yang telah dicapai melalui kurikulum sebelumnya.
Begitu pula selanjutnya, kita perlu mempertimbangkan kurikulum yang ada
sekarang, saat mengembangkan kurikulum di masa mendatang, karena apa yang
telah kita lakukan sekarang akan berpengaruh terhadapa kurikulum yang akan
dikembangkan di masa depan.

C. Landasan Sosiologis
Landasan sosisologis menyangkut kekuatan-kekuatan sosial di masyarakat.
Kekuatan-kekuatan itu berkembang dan selalu beruba-ubah sesuai dengan
perkembangan zaman. Kekuatan itu dapat berupa kekuatan yang nyata maupun
yang potensial, yang berpengaruh dalam perkembangan kebudayaan seirama
dengan dinamika masyarakat. Oleh karena itu, dapat kita pahami bahwa kekuatan-
kekuatan ini berpengaruh terhadap kurikulum.
S. Nasution (1982) dalam Reksoatmodjo, N. R (2010: 37) mengemukakan:
“Mendidik anak dengan baik hanya mungkin jika kita memahami masyarakat
tempat mereka hidup. Oleh karena itu, setiap Pembina Kurikulum harus
senantiasa mempelajari keadaan, perkembangan, kegiatan, dan
aspirasi(Safaruddin, 2020) masyarakat”. Pendapat Nasution mengisyaratkan
pentingnya melakukan penyesuaian kurikulum (secara berkala) dengan
perkembangan atau tepatnya perubahan yang terjadi dalam masyarakat.
Sekolah didirikan untuk mengembangkan kebudayaan masyarakat. Bentuk
pendidikan yang perlu diberikan kepada peserta didik menentukan kualitas
masyarakat, sekarang, dan masa depan. Penerusan kebudayaan kepada anak-anak

5
sebagai generasi penerus merupakan tujuan utama pendidikan. Nilai-nilai,
kepercayaan, dan norma yang dianut masyarakat dipelihara dan diwariskan
kepada generasi muda bukan hanya melalui pendidikan, tapi tereflesikan dalam
pelaksanaan sistem pendidikan.
Landasan sosiologis kurikulum adalah asumsi-asumsi yang berasal dari
sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan kurikulum. Mengapa
kurikulum harus berlandaskan kepada landasan sosiologis? Anak-anak berasal
dari masyarakat, mendapat pendidikan baik informal, formal, maupun nonformal
dalam lingkungan masyarakat, dan diarahkan agar mampu terjun dalam kehidupan
bermasyarakat. Karena itu kehidupan masyarakat dan budaya dengan segala
karakteristiknya harus menjadi landasan dan titik tolak dalam melaksanakan
pendidikan.(Safaruddin, 2020) Oleh karena itu tujuan, isi, maupun proses
pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi, karakteristik kekayaan, dan
perkembangan masyarakat tersebut. Sosiologi dalam pembahasannya mencakup
secara garis besar akan perkembagan masyarakat dan budaya yang ada pada setiap
ragam masyarakat yang ada di Indonesia ini. Karena beraneka ragamnya budaya
masyarakat yang ada di negeri ini, sehingga kurikulum dalam perumusannya juga
harus menyesuaikan pada budaya masyarakat yanga akan menjadi objek
pendidikan dan penerima dari hasil pendidikan tersebut.

D. Landasan Psikologis
Landasan psikologis berkaitan dengan cara peserta didik belajar, dan faktor apa
yang dapat menghambat kemajuan belajar mereka. Terdapat dua jenis psikologi
yang harus menjadi acuan yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar.
Psikologi memberikan landasan berpikir tentang hakikat proses belajar dan
mengajar (Psikologi belajar), dan tingkat-tingkat pengembangan peserta didik
(Psikologi perkembangan). Dengan demikian, psikologi memberikan landasan
kepada guru untuk memahami teori dan prinsip belajar, serta teori dan prinsip
mengenai proses belajar pada berbagai tingkat perkembangan kehidupan peserta
didik.
Pengembangan kurikulum dipengaruhi oleh kondisi psikologis individu yang
terlibat di dalamnya, karena apa yang ingin disampaikan menuntut peserta didik

6
untuk melakukan perbuatan belajar atau sering di sebut proses belajar. Dalam
proses pembelajaran juga terjadi interaksi yang bersifat multiarah antara peserta
didik dengan pendidik (guru). Untuk itu, paling tidak dalam pengembangan
kurikulum di perlukan dua landasan psikologi, yaitu psikologi perkembangan dan
psikologi belajar. Kedua landasan ini dianggap penting terutama dalam memilih
dan menyusun isi kurikulum, proses pembelajaran dan hasil belajar yang
diinginkan.
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Kurikulum
adalah upaya menentukan program pendidikan untuk mengubah prilaku manusia.
Oleh sebab itu dalam mengembangkan kurikulum harus dilandasi oleh psikologi
sebagai acuan dalam menentukan apa dan bagaimana prilaku tersebut harus
dikembangkan. Dengan kata lain pentingnya landasan psikologi dalam kurikulum
terutama, dalam (a) bagaimana kurikulum harus di susun, (b) bagaimana
kurikulum diberikan dalam bentuk pengajaran, dan (c) bagaimana proses belajar
siswa dalam mempelajari kurikulum.(Rachman, 2018)
Menurut saya, Mengenai Landasan Psikologi Intinya adalah, psikologi
merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Kurikulum adalah
upaya menetukan program pendidikan untuk mengubah perilaku manusia.
Sehingga bahwa psikologi sangat membantu para guru dalam merancang sebuah
kegiatan pembelajaran khusunya untuk pengembangan kurikulum, Implikasinya
adalah isi kurikulum harus ada mata pelajaran yang dapat mengembangkan
berbagai daya dalam jiwa manusia.

7
BAB III
KESIMPULAN

Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan dan penyusunan


kurikulum oleh pengembang kurikulum (curriculum developer) dan kegiatan yang
dilakukan agar kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan
yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Penyusunan
kurikulum harus berdasarkan landasan filosofis, psikologis, sosiologis, dan
historis. Selain itu terdapat lima prinsip dalam pengembangan kurikulum yaitu
prinsip relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, efisiensi, dan efektivitas. Untuk
mewujudkan pengajaran, perlu dilakukan pengembangan selanjutnya dari
kurikulum tingkat nasional. Pengembangan kurikulum tersebut dilakukan pada
beberapa tingkat pengembangan, yaitu pengembangan pada tingkat nasional,
tingkat daerah, tingkat sekolah, dan tingkat kelas.
Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang
strategis, karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara kepada kurikulum. Begitu
pentingnya kurikulum sebagaimana sentra kegiatan pendidikan, maka didalam
penyusunannya memerlukan landasan atau fondasi yang kuat, melalui pemikiran
dan penelitian secara mendalam.
Kurikulum baik pada tahap kurikulum sebagai ide, rencana, pengalaman
maupun kurikulum sebagai hasil dalam pengembangannya harus mengacu atau
menggunakan landasan yang kuat dan kokoh, agar kurikulum tersebut dapat
berfungsi serta berperan sesuai dengan tuntutan pendidikan yang ingin dihasilkan
seperti tercantum dalam rumusan tujuan pendidikan nasional yang telah
digariskan dalam UU no. 20 tahun 2003.

8
DAFTAR PUSTAKA

Nasution, S. (2017). Variabel penelitian. Raudhah, 05(02), 1–9.


http://jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id/index.php/raudhah/article/view/182
Rachman, T. (2018). Landasan Kurikulum. In Angewandte Chemie International
Edition, 6(11), 951–952.
Safaruddin, S. (2020). Landasan Pengembangan Kurikulum. Jurnal Al-Qalam:
Jurnal Kajian Islam & Pendidikan, 7(2), 98–114. https://doi.org/10.47435/al-
qalam.v7i2.195
Suwandi, S. (2020). Pengembangan Kurikulum Program Studi Pendidikan Bahasa
(dan Sastra) Indonesia yang Responsif terhadap Kebijakan Merdeka Belajar-
Kampus Merdeka dan Kebutuhan Pembelajaran Abad ke-21. Seminar
Nasional Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 1(1), 1–12.
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/semiba/article/view/13356
Vierwinto. (2012). Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan
Siswa Kelas IV SD Negeri Gendongan 03. Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar FKIP-UKSW, 18–44.
https://repository.uksw.edu/handle/123456789/988

Anda mungkin juga menyukai