OLEH :
KELOMPOK 9
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
A. Rumusan Masalah.........................................................................................................4
B. Tujuan............................................................................................................................5
BAB II.......................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................6
A. Pengertian Landasan Filosofis.......................................................................................6
B. Komponen Tubuh Pengetahuan.....................................................................................6
C. Landasan-Landasan Filosofis Pendidikan....................................................................9
D. Struktur Penulisan Ilmiah............................................................................................12
E. Teknik Penulisan Ilmiah...............................................................................................13
BAB III....................................................................................................................................14
PENUTUP...............................................................................................................................14
A. Kesimpulan.....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak abad ke-18, ilmu pengetahuan telah berkembang pesat dan melahirkan
teknologi canggih yang berperan penting dalam kehidupan manusia. Perkembangan
ilmu pengetahuan telah mengubah sejarah Peradaban manusia menjadi lebih modern.
Para ilmuan berhasil mengembangkan mengembangkan ilmu pengetahuan karena
mereka bekerja secara sistematis, jujur dan disiplin. Mereka mengembangkan semua
keterampilan yang mereka miliki. Keterampilan itu dinamakan keterampilan proses.
Seseorang yang ingin mempelajari Sains diharapkan dapat menggunakan dan melatih
keterampilan proses yang dimilikinya sehingga akan terbentuk suatu sikap ilmiah
dalam menjawab berbagai pertanyaan pertanyaan di alam.
Metode ilmiah adalah langkah-langkah sistematis dan teratur yang digunakan
dalam rangka mencari kebenaran ilmu pengetahuan. Metode ilmiah diperlukan dalam
melakukan suatu penelitian. Mengapa kita harus melakukan penelitian? Penelitian
dilakukan untuk menjawab pertanyaan pertanyaan dan rasa ingin tahu manusia
terhadap suatu kejadian atau gejala alam tertentu. Ilmu pengetahuan terus berkembang
karena para ilmuan tak berhenti mencari tahu dan meneliti mengenai gejala gejala
alam yang terjadi.
Perkembangan ilmu pengetahuan yang makin cepat dapat dirasakan dalam
kehidupan sehari-hari dengan ditandai perkembangan teknologi di setiap sektor, baik
di tingkat nasional maupun global. Hal itu tidak lepas dari peran lembaga penelitian
dan/atau pengembangan (litbang), baik pemerintah maupun swasta, yang hasilnya
dapat diwujudkan secara ilmiah ke dalam publikasi hasil temuan dan dapat ditelusuri
oleh masyarakat umum. Terdapat beragam bentuk karya tulis ilmiah (KTI) yang
merupakan produk dari lembaga litbang dan lembaga pendidikan. Pada umumnya
KTI yang dihasilkan oleh lembaga litbang merupakan sarana publikasi bagi peneliti
dan lembaga terkait dalam bentuk buku ilmiah, bunga rampai, majalah ilmiah/jurnal,
prosiding, dan lain-lain yang isinya memuat antara lain: makalah lengkap, monografi,
komunikasi pendek, kajian kebijakan, dan makalah kebijakan.
Landasan Filosofis pendidikan adalah seperangkat asumsi dari filsafat yang
digunakan sebagai titik awal dalam pendidikan. Oleh karena itu, ada hubungan tersirat
antara ide-ide dalam cabang cabang filsafat pada umumnya dan ide-ide tentang
pendidikan. Karya ilmiah ini dibuat dengan melakukan kajiand deskriptif terhadap
sumber sumber tentang landasan Filosofis pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Landasan Filosofis
2. Apa saja Tubuh Pengetahuan
3. Apa saja landasan-landasan filosofis pendidikan
4. Bagaiaman struktur penulisan ilmiah
5. Bagaimana Teknik penulisan ilmiah
C. Tujuan
Tujuan dari Makalah ini adalah :
1. Memberikan Penjelasan mengenai Landasan filosofis
2. Memberikan Penjelasan mengenai tubuh pengetahuan
3. Memberikan Penjelasan mengenai landasan-landasan filosofis pendidikan
4. Memberikan Penjelasan mengenai struktur penulisan ilmiah
5. Memberikan penjelasan mengenai Teknik penulisan ilmiah
BAB II
PEMBAHASAN
1. ONTOLOGI
Ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Ontos berarti yang berada (being)
dan Logos berarti pikiran (logic). Jadi, Ontologi berarti ilmu yang membahas tentang
hakiket sesuatu yang ada/berada atau dengan kata lain artinya ilmu yang mempelajari
tentang “yang ada” atau dapat dikatakan berwujud dan berdasarkan pada logika.
Sedangkan, menurut istilah adalah ilmu yang membahas sesuatu yang telah ada, baik
secara jasmani maupun secara rohani. Disis lain, ontologi filsafat adalah cabang
filsafat yang membahas tentang prinsip yang paling dasar atau paling dalam dari
sesuatu yang ada. Objek kajian Ontologi disebut “ Ada” maksudnya berupa benda
yang terdiri dari alam , manusia individu, umum, terbatas dan tidak terbatas (jiwa).
2. EPISTIMOLOGI
Epistemologi berasal dari bahasa Latin “episteme” yang berarti “ilmu” dan
“logo” yang berarti “teori”. Jadi, epistemologi berarti teori ilmiah (Salahudin,
2011:131). Epistemologi bertanya, “Apa hakikat ilmu?” Bagaimana kita bisa
tahu? Epistemologi berkaitan dengan pengetahuan dan pengetahuan.
Menurut Cohen, L.N.M. (1999), Epistemologi mengetahui melalui
penyelidikan ilmiah, indera dan indera, otoritas dan status(ilahi), empirisme dan
intuisi.
Menurut Ornstein, A.C. dan Levine, D.U. (1989) merupakan salah satu istilah
khusus dari filsafat pendidikan. Logika meliputi logika berfikir deduktif dari yang
umum ke yang khusus dan logika berfikir induktif dari yang khusus ke yang
umum.
Istilah epistimologi dipakai pertama kali oleh J. F. Feriere untuk
membedakannya dengan cabang filsafat lain yaitu ontologi (metafisika umum).
Filsafat pengetahuan (Epistimologi) merupakan salah satu cabang filsafat yang
mempersoalkan masalah hakikat pengetahuan. Epistomogi merupakan bagian dari
filsafat yang membicarakan tentang terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan
asal mula pengetahuan, batas – batas, sifat sifat dan kesahihan pengetahuan.
Objeck material epistimologi adalah pengetahuan . Objek formal epistemologi
adalah hakekat pengetahuan.
Epistimologi adalah bagian filsafat yang membicarakan tentang terjadinya
pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, batas-batas, sifat,
metode dan kesahihan pengetahuan. Jadi, objek material epistimologi adalah
pengetahuan, sedangkan hakikat pengetahuan itu.
3. AKSIOLOGI
Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu: axios yang
berarti nilai. Sedangkan logos berarti teori/ ilmu. Aksiologi merupakan cabang
filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya.
Aksiologi dipahami sebagai teori nilai. Jujun S.suriasumantri mengartikan
aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan
yang diperoleh.
Menurut John Sinclair, dalam lingkup kajian filsafat nilali merujuk pada
pemikiran atau suatu sistem seperti politik, sosial dan agama. Sedangkan nilai itu
sendiri adalah sesuatu yang berharga yang diidamkan oleh setiap insan.
Suriasumantri (1990) mendefinisikan aksiologi sebagai teori nilai yang
berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang di peroleh. Aksiologi dalam
Kamus Bahasa Indonesia (1995) adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi
kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai khususnya etika. Menurut Wibisono
seperti yang dikutip Surajiyo (2007), aksiologi adalah nilainilai sebagai tolak ukur
kebenaran, etika dan moral sebagai dasar normatif penelitian dan penggalian, serta
penerapan ilmu. Dalam Encyclopedia of Philosophy dijelaskan bahwa aksiologi
disamakan dengan value and valuation.
Bramel seperti yang dikutip Amsal (2009) membagi aksiologi dalam tiga
bagian, yakni moral conduct, estetic expression, dan socio-political life. Moral
Conduct, yaitu tindakan moral. Bidang ini melahirkan disiplin khusus yaitu etika.
Estetic expression, yaitu ekspresi keindahan yang mana bidang ini melahirkan
keindahan. Dan terakhir yang mebidani lahirnya filsafat kehidupan sosial politik.
Memperbincangkan aksiologi tentu membahas dan membedah masalah nilai. Apa
sebenarnya nilai itu? Bertens (2007) menjelaskan nilai sebagai sesuatu yang menarik bagi
seseorang, sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yang dicari, sesuatu yang disukai dan
diinginkan. Pendeknya, nilai adalah sesuatu yang baik. Lawan dari nilai adalah non-nilai
atau disvalue. Ada yang mengatakan disvalue sebagai nilai negatif. Sedangkan sesuatu
yang baik adalah nilai positif. Hans Jonas, seorang filsuf Jerman-Amerika, mengatakan
nilai sebagai the addresse of a yes. Sesuatu yang ditujukan dengan ya. Nilai adalah
sesuatu yang kita iya-kan atau yang kita aminkan. Nilai selalu memiliki konotasi yang
positif (Bertens, 2007).
Nilai itu bersifat objektif tapi kadang-kadang bersifat subjektif. Dikatakan
objektif jika nilai-nilai tidak tergantung pada subjek atau kesadaran yang menilai.
Tolak ukur suatu gagasan berada pada objeknya, bukan pada subjek yang
melakuakn penilaian. Kebenaran tidak tergantung pada kebenaran pada pendapat
individu melainkan pada objektivitas fakta. Sebaliknya, nilai menjadi subjektif,
apabila subjek berperan dalam member penilaian, kesadaran manusia menjadi
tolak ukur penialian. Dengan demikian nilai subjektif selalu memperhatikan
berbagai pandangan yang dimiliki akal budi manusia seperti perasaan yang akan
mengasah kepada suka atau tidak suka, senang atau tidak senang.
Bagaimana dengan objektifitas ilmu? Sudah menjadi ketentuan umum dan
diterima oleh berbagai kalangan bahwa ilmu harus bersifat objektif. Salah satu
faktor yang membedakan anatara pernyataan ilmiah dengan anggapan umum ialah
terletak pada objektivitasnya. Seorang ilmuwan harus melihat realitas empiris
dengan mengesampingkan kesadaran yang bersifat ideologis, agama dan budaya.
Seorang ilmuan haruslah bebas dalam mennetukan topic penelitiannya, bebas
melakukan eksperimen-eksperimen. Ketika seorang ilmuan bekerja dia hanya
tertuju kepada proses kerja ilmiah dan tujuannya agar penelitiannya berhasil
dengan baik. Nilai objektif hanya menjadi tujuan utamanya, dia tidak mau terkait
pada nilai subjektif.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Landasan Filosofis. Filsafat melihat, memikirkan, dan menggambarkan
sesuatu secara keseluruhan, dalam pencariannya akan kebenaran dari berbagai sudut
pandang, baik rasional maupun intuitif. Mampu menjelaskan secara ilmiah adalah
untuk tujuan mencari kebenaran dan manfaat. Ada tiga pilar utama dalam filsafat ilmu
yang selalu menjadi pedoman, yaitu, ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Ontologi
pengetahuan filsafat adalah ilmu yang mempelajari suatu yang ada atau berwujud
berdasarkan logika sehigga dapat diterima oleh banyak orang yang bersifat rasional
dapat difikirkan dan sudah terbukti keabsahaanya. Epistimologi adalah bagian filsafat
yang membicarakan tentang terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula
pengetahuan, batas-batas, sifat, metode dan kesahihan pengetahuan. Aksiologi adalah
istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu: axios yang berarti nilai. Sedangkan logos
berarti teori/ ilmu.
Struktur penulisan ilmiah yang secara logis dan kronologis mencerminkan
kerangka Penalaran ilmiah. Pembahasan ini ditujukan bagi mereka yang sedang
menulis tesis, disertasi, laporan penelitian atau publikasi ilmiah lainnya, dengan
harapan agar mereka lebih memahami logika dan arsitektur penulisan ilmiah. Teknik
penulisan ilmiah mempunyai dua aspek yaitu gaya penulisan dalam bentuk pernyataan
ilmiah serta teknik notasi dalam menyebutkan sumber dari pengetahuan ilmiah yang
dipergunakan dalam penulisan. Komunikasi ilmiah harus bersifat jelas dan tepat yang
memungkinkan proses penyampaian pesan yang berpisah bersifat reproduktif dan
impersonal.
DAFTAR PUSTAKA