Disusun Oleh
Kelompok II
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Deskripsi dari Kurikulum 2013?
2. Apa sajakah karakteristik dari Kurikulum 2013?
3. Apa tujuan dari kurikulum 2013?
4. Bagaimana sistem penilaian dalam kurikulum 2013 ?
5. Apa kelebihan dan kelemahan kurikulum 2013 ?
C. Tujuan Masalah
1. Dapat mengetahui deskripsi dari Kurikulum 2013.
2. Dapat mengetahui karakteristik dari Kurikulum 2013.
3. Dapat mengetahui tujuan dari kurikulum 2013.
4. Dapat mengetahui tentang sistem penilaian dalam kurikulum 2013.
5. Dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan kurikulum 2013.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perjalanan Kurikulum di Indonesia
Kurikulum memiliki arti penting dan strategis dalam penyelenggaraan pendidikan
sebagai arahan dan pedoman dalam pelaksanaan Pendidikan. Setelah kemerdekaan, tercatat
bahwa kurikulum di Indonesia sudah mengalami pergantian hingga kurang lebih sepuluh kali.
Mengutip dari buku Perkembangan Kurikulum SMA di Indonesia dari Kemendikbud,
perubahan kurikulum merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari konstelasi politik, sosial,
dan budaya bangsa Indonesia yang selalu berkembang dari satu masa ke masa berikutnya.
Berikut ini rangkuman perjalanan kurikulum Indonesia yang dikutip dari publikasi
Kemendikbud, buku Politik Kebijakan Pengembangan Kurikulum di Indonesia karya
Alhamduddin, dan Perencanaan Pembelajaran Untuk Kejuruan karya Dr. Tuti Iriani, serta M.
Aghpin Ramadhan.
1. Rentjana Pelajaran 1947
Kurikulum 1947 juga dikenal dengan istilah Rentjana Pelajaran 1947. Perubahan arah
pendidikan lebih bersifat politis, dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional.
Kurikulum 1947 dibuat dua tahun setelah proklamasi kemerdekaan. Saat itu Indonesia masih
bergolak karena agresi militer Belanda dan Sekutu serta terjadi sejumlah pemberontakan.
Awalnya kurikulum itu masih menggunakan istilah Belanda yaitu Leerplan.
Di dalam kurikulum itu pemerintah mencoba merancang sistem pembelajaran bagi
para pelajar di masa revolusi dengan menekankan pada pembentukan karakter manusia
Indonesia merdeka, berdaulat, dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini. Kurikulum
1947 tidak menekankan pendidikan pikiran, melainkan hanya pendidikan watak, kesadaran
bernegara dan bermasyarakat. Kurikulum itu baru bisa dilaksanakan pada 1950 setelah
Republik Indonesia meneken kesepakatan dengan Kerajaan Belanda yang dikenal dengan
Konferensi Meja Bundar pada 2 November 1949 dan mulai berlaku pada 27 Desember 1949.
2. Rentjana Pelajaran Terurai 1952
Kurikulum 1952 menjadi penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya dan diberi
nama Rentjana Pelajaran Terurai Tahun 1952. Hal yang paling menonjol sekaligus menjadi
ciri khas kurikulum ini adalah konsep tematik. Di dalam Kurikulum 1952 diatur tentang topik
pembahasan di setiap mata pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan masyarakat
sehari-hari. Selain itu kurikulum juga mengatur satu orang guru hanya mengajar satu mata
pelajaran.
3. Rentjana Pendidikan 1964
Isu yang berkembang pada kurikulum ini adalah konsep pembelajaran aktif, kreatif,
dan produktif. Melalui konsep ini, pemerintah menetapkan hari Sabtu adalah hari krida.
Artinya, siswa diberi kebebasan untuk berlatih berbagai kegiatan sesuai dengan minat
bakatnya. Kurikulum 1964 dirancang dengan tujuan memupuk pengetahuan akademik pada
jenjang sekolah dasar.
Selain itu, konsep pembelajaran menitik beratkan pada pengembangan moral,
kecerdasan, emosional atau artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmani atau disebut
Pancawardhana. Dalam penerapan kurikulum itu proses pembelajaran dilakukan secara aktif,
kreatif, dan produktif. Berdasarkan hal itu pemerintah menetapkan hari Sabtu adalah hari
krida yakni memberi kebebasan bagi siswa berlatih berbagai kegiatan sesuai dengan minat
dan bakatnya.
4. Kurikulum 1968
Tujuannya lebih ditekankan untuk mempertinggi mental, moral, budi pekerti, dan
keyakinan beragama. Ciri khusus yang menonjol dari kurikulum 1968 adalah correlated
subject curriculum. Kurikulum itu dibuat setelah pergantian rezim pemerintahan dari Orde
Lama kepada Orde Baru, tepatnya tiga tahun setelah peristiwa 30 September 1965. Penerapan
kurikulum itu juga sarat dengan nilai politis lantaran dianggap untuk menghapus peninggalan
Orde Lama dan rezim Soekarno.
Tujuan utama kurikulum itu adalah untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat,
dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti,
dan keyakinan beragama. Ciri Kurikulum 1968 adalah materi pada jenjang pendidikan rendah
memiliki korelasi atau keterkaitan untuk jenjang pendidikan selanjutnya (correlated subject
curriculum). Selain itu, sifat materi pelajaran pada Kurikulum 1968 adalah teoretis dan tidak
terlalu dikaitkan dengan permasalahan pada kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, pada
kurikulum itu dimulai sistem penjurusan yang dimulai pada tingkat kelas 2 SMU atau kelas
11.
5. Kurikulum 1975
Pemerintah kemudian menyempurnakan kurikulum 1968 pada tahun 1975. Latar
belakang kelahirannya akibat dari sejumlah perubahan oleh pembangunan nasional. Metode,
materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional
(PPSI) . Kurikulum itu diterapkan setelah program Rencana Pembangunan Lima Tahun
(Repelita) tahap pertama berjalan di masa pemerintahan Orde Baru. Kurikulum itu
menekankan pendidikan lebih efektif dan efisien akibat pengaruh konsep MBO (management
by objective). Di dalam Kurikulum 1975, metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci
dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Hal itu memunculkan istilah
satuan pelajaran, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Penerapangan kurikulum itu
ramai dikritik oleh para guru karena mereka akhirnya terlalu sibuk menuliskan perincian dari
setiap kegiatan pembelajaran. Pada kurikulum itu nama pelajaran ilmu alam dan ilmu hayat
diubah menjadi ilmu pengetahuan alam. Sedangkan pelajaran ilmu aljabar dan ilmu ukur
menjadi mata pelajaran matematika.
6. Kurikulum 1984
Kurikulum ini lahir karena kurikulum 1975 disebut tidak bisa mengejar kemajuan
pesat masyarakat. Ciri khususnya, kurikulum 1984 lebih mengedepankan keaktifan siswa
dalam belajar. Pengembangan proses belajar inilah yang disebut dengan pendekatan Cara
Belajar Siswa Aktif (CBSA). Perubahan kurikulum di Indonesia terjadi lagi pada 1984. Di
dalam kurikulum itu dikenal dengan konsep pembelajaran Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).
Kurikulum 1984 dibuat karena kurikulum sebelumnya dinilai lambat dalam merespons
kemajuan di kalangan masyarakat. Di dalam kurikulum itu juga ditambahkan mata pelajaran
Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB). Selain itu, Kurikulum 1984 juga membagi
mata pelajaran siswa SMA menjadi program inti dan program pilihan sesuai minat dan bakat.
7. Kurikulum 1994
Pada tahun 1994 pemerintah memperbarui kurikulum sebagai upaya memadukan
kurikulum-kurikulum sebelumnya, terutama Kurikulum 1975 dan 1984. Beberapa
perubahannya, mulai dari perubahan sistem pembagian waktu pelajaran dari semester ke
caturwulan. Kurikulum 1994 serta Suplemen Kurikulum 1999 dibuat dari hasil kombinasi
Kurikulum 1975 dan 1984. Akan tetapi, penerapan kurikulum itu dihujani kritik oleh
kalangan praktisi pendidikan hingga orangtua pelajar. Sebabnya adalah materi pembelajaran
dinilai terlampau berat dan padat. Selain materi pelajaran umum yang dinilai berat, di dalam
kurikulum itu juga ditambahkan materi muatan lokal seperti bahasa daerah, kesenian,
keterampilan daerah, dan lain-lain.
Pada Kurikulum 1994 terjadi perubahan sistem pembagian waktu pelajaran dari
semester ke caturwulan. Yaitu periode pembelajaran dibagi menjadi tiga kali caturwulan
selama setahun. Kemudian, pada penerapan Kurikulum 1994 singkatan SMP (Sekolah
Menengah Pertama) diganti menjadi SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama), kemudian
SMA diganti menjadi SMU (Sekolah Menengah Umum). Program penjurusan di SMA pada
Kurikulum 1994 dibagi menjadi tiga program yakni IPA, IPS, dan bahasa. Mata pelajaran
PSPB dihapus pada kurikulum itu.
8. Kurikulum 2004
Pada tahun 2004 melahirkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai
pengganti Kurikulum 1994, kemudian dikembangkan pula kurikulum yang semula berbasis
materi diubah menjadi berbasis kompetensi. Pada 2004 kurikulum di Indonesia kembali
berganti menjadi KBK sebagai pengganti Kurikulum 1994. Kurikulum itu menitikberatkan
pada kompetensi tiga unsur pokok, yaitu pemilihan kompetensi sesuai spesifikasi, indikator-
indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi, dan
pengembangan pembelajaran bagi peserta didik dan tenaga pengajar.
Dengan kurikulum itu, sekolah diberi kewenangan menyusun dan mengembangkan
komponen kurikulum sesuai dengan kondisi sekolah dan kebutuhan peserta didik dari yang
mulanya berbasis materi menjadi kompetensi. KBK mempunyai ciri-ciri yang menekankan
pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal, berorientasi
pada hasil belajar dan keberagaman. Lalu kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan
metode bervariasi. Pada kurikulum ini peserta didik diharapkan mencari sumber
pembelajaran lain yang memenuhi unsur edukasi dan tidak terlalu terpaku kepada guru
sebagai sumber belajar. Pada kurikulum 2004 pemerintah kembali mengubah nama SLTP
menjadi SMP dan SMU kembali lagi menjadi SMA.
9. Kurikulum 2006
Kurikulum 2006 inilah yang biasa dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan diberlakukan sejak Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional yang kemudian dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah No 10
tahun 2003. Kurikulum itu diterapkan sejak pemberlakuan Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang sistem pendidikan nasional yang kemudian dijabarkan dalam Peraturan
Pemerintah No 10 tahun 2003. Meski kurikulum itu hampir sama dengan KBK 2004, tetapi
prinsip penyusunannya menggunakan konsep desentralisasi pada sistem pendidikan.
Pemerintah hanya menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, lalu guru diminta
mengembangkan silabus dan penilaian sesuai kondisi sekolah dan peserta didik di daerah
masing-masing.
10. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 lebih menekankan pada pendidikan karakter. Implementasinya,
pendidikan karakter diintegrasikan dalam seluruh pembelajaran pada setiap bidang studi.
Selain itu, kurikulum ini menekankan pada pembentukan sikap spiritual pada Kompetensi Inti
1 (KI 1) dan sikap sosial pada Kompetensi Inti 2 (KI 2). Kurikulum 2013 hingga saat ini
masih berlaku dan diterapkan di sekolah-sekolah Indonesia. Kurikulum 2013 (K-13)
diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum 2006 (KTSP). Pada tahun ajaran
2013/2014, tepatnya sekitar pertengahan tahun 2013, Kurikulum 2013 diterapkan secara
terbatas pada sekolah perintis, yakni pada kelas I dan IV untuk tingkat Sekolah Dasar, kelas
VII untuk SMP, dan kelas X untuk jenjang SMA/SMK.
Sedangkan pada 2014, Kurikulum 2013 sudah diterapkan di Kelas I, II, IV, dan V
sedangkan untuk SMP Kelas VII dan VIII dan SMA Kelas X dan XI. Jumlah sekolah yang
menjadi sekolah perintis adalah sebanyak 6.326 sekolah tersebar di seluruh provinsi di
Indonesia. Kurikulum 2013 memiliki empat aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek
keterampilan, aspek sikap, dan perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi
pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Akan tetapi,
penerapan K-13 dihentikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan
melalui Peraturan Menteri nomor 60/2014 tanggal 11 Desember 2014. Alhasil kurikulum
yang digunakan kembali kepada KTSP, kecuali bagi satuan pendidikan dasar dan menengah
yang sudah melaksanakannya selama 3 (tiga) semester, satuan pendidikan usia dini, dan
satuan pendidikan khusus. Penghentian tersebut bersifat sementara, paling lama sampai tahun
pelajaran 2019/2020.
Di dalam tujuan kurikulum 2013 ini, peserta didik lebih dituntut untuk berpikir
kreatif, inovatif, serta, cepat dan tanggap. Kurikulum 2013 melatih peserta didik untuk
menumbuhkan keberanian dalam dirinya, selanjutnya dapat melatih kemampuan berlogika
dalam memecahkan suatu permasalahan. Pada kurikulum 2013 juga dimasukkan unsur-unsur
kehidupan bermasyarakat, berbangsa,dan bernegara serta unsur keagamaan untuk membentuk
peserta yang berkarakter.
Sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013, Kurikulum ini mempunyai empat kompetensi
inti yang berisi tujuan dari proses pembelajaran. Rumusan kompetensi inti tersebut tertuang
pada Permendikbud No. 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah:
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam dunia
pendidikan karena kurikulum ini digunakan oleh pakar-pakar pendidikan terutama guru-guru
sebagai landasan untuk mengembangkan proses pendidikan yang lebih inovatif dan dapat
mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Kurikulum 2013 merupakan implementasi dan
penyempurna dari kurikulum-kurikulum sebelumnya. Hanya saja terdapat sedikit perubahan
pada standar isi dan penilaian dengan tetap berpedoman kepada tujuan pendidikan Nasional
yaitu mencerdaskan bangsa dan menjadikan manusia yang beriman dan berakhlakul karimah
yang tinggi.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasia sains yang bertujuan untuk
mempersiapkan lahirnya generasi emas bangsa indonesia, dengan sistem dimana siswa lebih
aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Sesuai dengan Kurikulum 2013, guru dituntut siap
untuk melaksanakan pendekatan saintifik dalam proses belajar mengajar. Pendekatan saintifik
merupakan proses belajar yang dirancarang agar anak didik aktif dan inovatif. Dengan
melihat lingkungan sekitarnya siswa diharapkan mampu mengidentifikasi dan menemukan
masalah, merumuskan masalah, mengumpulkan data, memproses data yang ditemukan,
menemukan jawaban, dan mengomunikasikan jawaban yang ditemukan. Pendekatan saintifik
ini dilakukan dengan lima (5) langkah yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan data,
mengasosiasi, mengomunikasikan
DAFTAR PUSTAKA
E.Mulyasa, Pengembangan dan Impelemtasi Kurikulum 2013. (Bandung: PT Remaja
Rosdaha
http://gurubagi.com/kurikulum-2013-tujuan-karakteristik-dan-aspek-
penilaiannya/#:~:text=Karakteristik%20Kurikulum%202013&text=Mengemban
gkan%20keseimbangan%20antara%20pengembangan%20sikap,dengan%20ke
https://mudzakirfaizal.wordpress.com/2014/11/05/makalah-kurikulum-2013/#_ftn1
https://hot.liputan6.com/read/4411509/kelebihan-dan-kekurangan-kurikulum-2013-
https://www.imrantululi.net/berita/detail/perjalanan-kurikulum-indonesia-dari-tahun-
https://nasional.kompas.com/read/2022/02/13/10180071/sejarah-pergantian-kurikulum-