Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

IJTIHAD SEBAGAI DASAR BERPIKIR FILOSOFIS


“Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur pada mata kuliah ilmu fiqh”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2

Muhammad Febrianto (1221043)

Ahmad Ikhwan (1221055)

Dosen Pengampu: Martia Lestari, S.H., M.H

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SJECH M. DJAMIL DJAMBEK

BUKITTINGGI

2023/2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan Rahmat, hidayah,
dan Inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul
Ijtihad sebagai dasar berfikir filosofis, tepat pada waktunya.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Dosen Ade Febrianti, S.PdI.,M.Pd
selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Filsafat Pendidikan yang telah membantu memberikan
arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.

Adapun penyusunan makalah ini telah kami upayakan dengan semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan berbagai pihak. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusunan bahasanya maupun segi lainnya.
Semua itu bukan unsur kesengajaan kami, tetapi dikarenakan kurangnya ilmu dan pengetahuan
kami dalam ilmu ini.
Oleh karena itu, dengan lapang dada dan tangan terbuka, kami membuka selebar-
lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami, sehingga kami dapat
memperbaiki makalah ini kedepannya agar lebih baik lagi.

Bukittinggi, 12 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
A. Pengertian dari Kurikulum dan Azaz Kurikulum.............................................................3
B. Komponen dan Karakteristik Kurikulum Pendidikan.......................................................5
C. Organisasi dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan..................................................14
BAB III.........................................................................................................................................17
PENUTUP....................................................................................................................................17
A. Kesimpulan.....................................................................................................................17
B. Saran................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan mas


yarakat bangsa tertentu. Karena itu diperlukan sejumlah landasan dan asas-asas ter
tentu dalam menentukan arah dan tujuan pendidikan. Beberapa landasan pendidikan yang sa
ngat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan adalah landasan filos
ofis, sosiologis, dan kultural, Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pe
ndidikan untuk menjemput masa depan.

Kurikulum dalam perspektif filsafat pendidikan merupakan topik yang penting untuk
dibahas karena filsafat pendidikan memegang peranan penting dalam pengembangan kuriku
lum. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-mas
alah pendidikan. Filsafat pendidikan dalam arti luas dapat dibedakan menjadi dua macam ya
itu Filsafat Praktek Pendidikan dan Filsafat Ilmu Pendidikan. Filsafat Praktek Pendidikan di
artikan sebagai analisis kritis dan komprehensif tentang bagaimana seharusnya pendidikan d
iselenggarakan dan dilaksanakan dalam kehidupan. Landasan filosofis pendidikan perlu dik
uasai oleh para pendidik karena pendidikan bersifat normatif. Esensialisme adalah suatu fils
afat pendidikan konservatif yang pada mulanya dirumuskan sebagai suatu kritik. Oleh karen
a itu, pemahaman terhadap filsafat pendidikan sangat penting dalam pengembangan kurikul
um.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah Pengertian dari Kurikulum dan Azaz Kurikulum?


2. Bagaimana Komponen dan Karakteristik Kurikulum Pendidikan?
3. Bagaimana Organisasi dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Pengertian dari Kurikulum dan Azaz Kurikulum


2. Untuk mengetahui Komponen dan Karakteristik Kurikulum Pendidikan

1
3. Untuk mengetahui Organisasi dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dari Kurikulum dan Azaz Kurikulum

Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam suatu
sistem pendidikan. Oleh karena itu, kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai
tujuan pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada
semua jenis dan tingkat pendidikan. Maka dari itu perlu kiranya kita pelajari dan fahami
tentang kurikulum, baik secara etimologi maupun secara terminologis.Secara etimologis
kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya pelari atau curere yang
berarti tempat berpacu. Jadi istilah kurikulum berasal dari dunia olahraga pada zaman
Romawi kuno yang mengandung pengertian suatu jarak yang di tempuh oleh pelari dari
garis start sampai garis finish. Sedangkan secara terminologis ada beberapa pendapat para
ahli tentang definisi kurikulum yaitu; menurut crow yang dimaksud dengan kurikulum ialah
rancangan pengajaran yang isinya sejumlah mata pelajaran yang disusun secara sistematis
yang diperlukan sebagai syarat untuk menyelesaikan suatu program pendidikan tertentu.

Sedangkan E. Mulyasa memamandang, kurikulum itu sebagai seperangkat rencana


dan pengaturan mengenai tujuan, kompetensi dasar, materi standart, dan hasil belajar, serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai kompetensi dasar dan tujuan pendidikan.1

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan asas kurikulum adalah
dasar atau prinsip yang menjadi tumpuan berpikir atau berpendapat dalam pengembangan
kurikulum.

1 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya, 2007), hal 46.
3
Asas dalam KBBI diartikan dasar yaitu sesuatu yang menjadi tumpuan berpikir atau
berpendapat, sedangkan kurikulum diartikan sebagai perangkat mata pelajaran yang
diajarkan pada lembaga pendidikan.2

Jadi asas kurikulum adalah sesuatu yang menjadi tumpuan berfikir dan pertimbangan
dalam mengembangkan kurikulum di lembaga pendidikan untuk mencapai sebuah tujuan
yang telah dicita-citakan oleh sekolah, perguruan tinggi, bangsa dan negara. Untuk itu agar
tujuan kurikulum tercapai sesuai dengan kebutuhan.

2 Tedjo Narsoyo reksoatmodjo, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejuruan


(Bandung: PT Refika Aditama, 2010), hal 57.

4
Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan
memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan,
kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masingmasing satuan pendidikan. Sejalan dengan
ketentuan tersebut, perlu ditambahkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945. S Nasution mengemukakan bahwa mengembangkanan
kurikulum bukan sesuatu yang mudah dan sederhana karena banyak hal yang harus
dipertimbangkan. ada 4 (empat) Azas yang mendasari kurikulum, yakni:
1. Asas filosofis yang berkenaan dengan tujuan pendidikan yang sesuai dengan filsafat
negara.
2. Asas psikologis yang memperhitungkan faktor anak dalam kurikulum yakni
a. Psikologi anak, perkembangan anak,
b. Psikologi belajar, bagaimana proses belajar anak.
3. Asas sosiologis, yaitu keadaan masyarakat, perkembangan dan perubahannya,
kebudayaan manusia, hasil kerja manusia, hasil kerja manusia berupa pengetahuan, dan
lain-lain.
4. Asas organisatoris yang mempertimbangkan bentuk dan organisasi bahan pelajaran

yang disajikan. Suatu aktivitas dalam mencapai tujuan pendidikan formal perlu suatu

bentuk pola yang jelas tentang bahan yang akan disajikan atau yang akan diproses

kepada peserta didik. Pola atau bentuk bahan yang akan disajikan inilah yang dimaksud

organisasi kurikulum3

B. Komponen dan Karakteristik Kurikulum Pendidikan

Komponen adalah bagian dari suatu sistem yang mempunyai peran penting dalam kes
eluruhan aspek yang berlangsung dalam suatu proses untuk pencapaian tujuan. Suatu kuriku
lum harus memiliki kesesuaian atau relevansi. Kesesuaian meliputi dua hal. Pertama kesesu
aian antara kurikulum dengan tuntutan, kebutuhan, kondisi, dan perkembangan masyarakat.

3 Gatot Kaca.2020.Filsafat dalam Kurikulum Pendidikan, Yogyakarta: Jurnal Manthiq: Vol V No 1, UIN Raden Fat
ah Palembang

5
Kedua kesesuaian antar komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, proses, isi da
n evaluasi.

Para ahli berbeda pendapat dalam menetapkan komponen kurikulum. Ada yang meng
emukakan lima komponen kurikulum dan ada yang mengemukakan empat komponen kurik
ulum. Untuk mengetahui pendapat para ahli mengenai komponen kurikulum berikut Suband
iyah, mengemukakan ada lima komponen kurikulum, yaitu:

(1) komponen tujuan

(2) komponen isi/materi

(3) komponen media (sarana dan prasarana)

(4) komponen strategi dan

(5) komponen proses belajar mengajar.

Sementara Soemanto mengemukakan ada empat komponen kurikulum, yaitu:

(1) tujuan (objectives)

(2) isi atau materi (knowledges)

(3) interaksi belajar mengajar di sekolah (school learning experiences) dan

(4) penilain (evaluation).

Pendapat tersebut diikuti oleh Nasution, Fuaduddin dan Karya, serta Nana Sudjana. W
alaupun istilah komponen yang dikemukakan berbeda-beda, namun pada intinya komponen
kurikulum terdiri dari :

(1) Tujuan

(2) Isi dan Struktur Kurikulum

(3) Strategi pelaksanaan PBM (Proses Belajar Mengajar), dan

(4) Evaluasi.

Komponen kurikulum terdiri dari beberapa bagian. Dikutip dari buku


Kepemimpinan dalam Pendidikan (1982) oleh Soemanto dan kawan-kawan, berikut

6
empat komponen kurikulu, yaitu: Tujuan (obyective) Komponen pertama dalam
kurikulum adalah . 4

a. Tujuan
Tujuan yang dimaksud adalah tujuan pendidikan yang tertulis dalam
konstitusi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab II Pasal 3 yaitu: "Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab."
b. Materi (knowledges)
Materi kurikulum adalah bahan pengajaran yang terkandung dalam
kurikulum. Penyusunan kurikulum sendiri tidak boleh asal melainkan harus
memerhatikan jenjang pendidikan juga beberapa aspek. Seperti peningkatan
agama, akhlak mulia, potensi, kecerdasan, minat peserta didik, tuntutan dunia
kerja, dinamika perkembangan global, persatuan nasional, nilai-nilai
kebangsaan, serta perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
c. Interaksi mengajar di sekolah (school learning experience)
Interaksi belajar dan mengajar di sekolah antara siswa juga guru
menunjang keberhasilan kurikulum. Sistem pengajaran, penyampaian materi,
keberadaan praktikum, bimbingan, serta penyuluhan dibutuhkan untuk
membentu siswa sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
d. Penilaian (evaluation)
Komponen terakhir dari kurikulum adalah penilaian. Penilaian
dibutuhkan sebagai gambaran ketercapaian tujuan juga keefektifan penerapan
suatu kurikulum ke lingkungan pendidikan. Dengan adanya penilaian,

4 Eko supriyanto, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Cerdas Istimewa, (Yogyakarta: Pustaka


Pelajar, 2014), hal 48.

7
kurikulum bisa dikembangkan untuk mendapat sistem pengajaran yang lebih
baik.
Setiap komponen kurikulum saling terkait dan tidak bisa dipisahkan satu
sama lain. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum harus memperhatikan
semua komponen tersebut agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik.

Sedangkan beberapa karakteristik kurikulum pendidikan yang dapat ditemukan dalam berbagai
sumber: Pengembangan Kompetensi Berimbang: Kurikulum harus mengembangkan
keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial, pengetahuan, dan keterampilan, serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.

1.Kontekstualisasi Sekolah

Kurikulum harus menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang


memberikan pengalaman belajar

2. Fleksibilitas Waktu

Kurikulum harus memberikan fleksibilitas dalam waktu pembelajaran agar dapat


disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.

3. Pengembangan Soft Skills dan Karakter

Kurikulum harus mengembangkan soft skills dan karakter peserta didik melalui projek
penguatan profil pelajar Pancasila.

4. Sistem Belajar dengan Modul

Kurikulum harus menggunakan sistem belajar dengan modul untuk memberikan


keleluasaan kepada pendidik dalam menciptakan pembelajaran berkualitas.

5. Menggunakan Keseluruhan Sumber Belajar

Kurikulum harus menggunakan keseluruhan sumber belajar untuk memberikan


pengalaman belajar yang lebih luas.

6. Pengalaman Lapangan

8
Kurikulum harus memberikan pengalaman lapangan untuk memberikan pengalaman
belajar yang lebih nyata

7. Aspek Substansi

Kurikulum harus memiliki substansi yang jelas dan terstruktur dengan baik.

8. Aspek Sistem

Kurikulum harus memiliki sistem yang jelas dan terstruktur dengan baik dalam
menyusun, melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakan kurikulum.

9. Aspek Bidang Studi

Kurikulum harus mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum.

Karakteristik-karakteristik tersebut harus diperhatikan dalam pengembangan kurikulum


pendidikan agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Adanya perubahan yang
terjadi di masyarakat dan adanya tuntutan globalisasi tersebut, telah menimbulkan beberapa
implikasi dalam penyempurnaan kurikulum, dari kurikulum tahun 1968, berkembang menjadi
kurikulum PPSP, kemudain mmengalami perkembangan lagi menjadi kurikulum 1975
selanjutnya berkembang lagi menjadi kurikulum tahun 1984 kemudian mengalami kemajuan
lagi menjadi kurikulum 1994 kemudian mengalami penyempurnaan menjadi kurikulum 2004
(KBK) dan selanjutnya mengalami penyempurnaan lagi menjadi kurikulum tahun 2006 (KTSP).
Dimana masing-masing kurikulum tersebut memiliki ciri-ciri atau karakteristik tersendiri. Pada
bab ini hanya akan dibahas karakteristik dari 3 jenis perkembangan kurikulum yaitu kurikulum
tahun 1994, kurikulum 2004 (KBK), dan kurikulum 2006 (KTSP).

1. Konsep Kurikulum Subjek Akademik

Kurikulum ini merupakan model konsep kurikulum yang paling tua, sejak
sekolah yang pertama dulu berdiri. Kurikulum ini menekankan pada isi atau materi
pelajaran yang bersumber dari disiplin ilmu. Penyusunannya relatif mudah, praktis, dan
mudah digabungkan dengan model konsep yang lain. Kurikulum ini bersumber dari
pendidikan klasik, perenialisme (Kurikulum berfokus pada pengembangan diri) dan

9
esensialisme (Kurikulum befokus pada keterampilan penting), yang berorientasi pada
masa lalu. Semua ilmu pengetahuan dan nilai-nilai telah ditentukan oleh pemikir masa
lalu.

2. Konsep Kurikulum Humanistik

Konsep kurikulum ini dikembangkan oleh para ahli pendidikan humanistic.


Kurikulum ini berdasarkan konsep aliran pendidikan pribadi yaitu John Mewey dan J.J.
Rousseau, yang lebih menekankan pada pengembangan kepribadian peserta didik secara
utuh dan seimbang antara perkembangan segi intelektual, afektif, dan psikomotor.
Kurikulum ini menekankan pengembangan dan kemampuan dengan memperhatikan
minat dan kebutuhan peseta didik dan pembelajarannya berpusat pada peserta didik.
Pembelajaran segi-segi sosial, moral, dan afektif mendapat perhatian utama dalam model
kurikulum ini. Mereka percaya bahea siswa mempunyai potensi, punya kemampuan, dan
kekuatan untuk berkembang. Para pendidik humanistic juga berpegang pada konsep
Psoikologi Gestalt, bahwa individu atau anak merupakan satu kesatuan yang
menyeluruh.

konsep kurikulum humanistik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Tujuan pendidikan, yaitu mengembangkan pribadi yang utuh dan dinamis.

2. Materi, yaitu menyediakan pengalaman yang berharga bagi setiap anak yang
dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan pribadinya secara utuh,
membantu anak menemukan dan mengaktualisasikan diri, yang berkenaan
dengan intelektual, emosional maupun performance.

3. Proses, yaitu terbangunnya emosional yang kondisuf antara guru dan siswa.

4. Evaluasi, yaitu lebih mengutamakan proses daripada hasil, karena itu sifatnya
dubjektif, baik dari guru maupun siswa.

Jenis perkembangan kurikulum yaitu kurikulum tahun 1994, kurikulum 2004


(KBK), dan kurikulum 2006 (KTSP), Kurikulum K13, Kurikulum Merdeka.

1. KARAKTERISTIK KURIKULUM TAHUN 1994

10
Kurikulum 1994 pada dasarnya dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum
1984 dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu
pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan
sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap
diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi
pelajaran cukup banyak. Dalam kurikulum tahun 1994, pembelajaran matematika
mempunyai karakter yang khas, struktur materi sudah disesuaikan dengan psikologi
perkembangan anak, materi keahlian seperti komputer semakin mendalam, model-
model pembelajaran matematika kehidupan disajikan dalam berbagai pokok bahasan.

2. KARAKTERISTIK KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK)


Dalam dokumen kurikulum 2004 dirumuskan bahwa Kurikulum Berbasis
Kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan
hasil belajar yang harus dicapai oleh siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar,dan
pemberdayaan sumber daya pendidikan (Depdiknas 2002). Jadi tujuan KBK adalah
mengembangkan potensi peserta didik untuk menghadapai perannya dimasa datang
dengan mengembangkan sejumlah kecakapan hidup (life skill).
3. KARAKTERISTIK KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
Dalam standar nasional pendidikan (SNP pasal 1, ayat 15) dijelaskan bahwa
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-
masing satuan pendidikan. Adapun karakteristik dari Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) adalah:
a. Pemberian Otonomi Luas Kepada Sekolah dan Satuan Pendidikan
KTSP memberikan otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan,
disertai seperangkat tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum sesuai
dengan kondisi setempat, serta kewenagan dan kekuasaan yang luas untuk
mengembangkan pembelajaran sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta
didik serta tuntutan masyarakat. Selain itu, sekolah dan satuan pendidikan juga
diberikan kewenangan untuk menggali dan mengelola sumber dana sesuai
dengan prioritas kebutuhan.
b. Partisipasi Masyarakat dan Orang Tua yang Tinggi

11
Orang tua peserta didik dan masyarakat tidak hanya mendukung sekolah
melalui bantuan keuangan, tetapi melalui komite sekolah dan dewan pendidikan
merumuskan serta mengembangkan program-program yang dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran.
c. Kepemimpinan yang Demokratis dan Profesional
Kepala sekolah dan guru-guru sebagai tenaga pelaksana kurikulum
merupakan orang-orang yang memiliki kemampuan dan integritas profesional.
Kepala sekolah adalah manajer pendidikan profesional yang direkrut komite
sekolah untuk mengelola segala kegiatan sekolah berdasarkan kebijakan yang
ditetapkan. Guru-guru yang direkrut oleh sekolah adalah pendidik profesional
dalam bidangnya masing-masing, sehingga mereka bekerja berdasarkan pola
kinerja profesional yang disepakati bersama untuk memberi kemudahan dan
mendukung keberhasilan pembelajaran peserta didik.
d. Tim-Kerja yang Kompak dan Transparan
Dalam KTSP, keberhasilan pengembangan kurikulum dan pembelajara
didukung oleh kinerja team yang kompak dan transparan.
e. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.
f. Mendorong guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin
meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program
pendidikan.
g. KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan
mengembangkan mata pelajaran tertentu yang aksep tabel bagi kebutuhan siswa.
h. KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan
kurang lebih 20%.
i. KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk
mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan.
4. KARAKTERISTIK KURIKULUM TINGKAT MERDEKA K13
Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:
Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa
ingin tahu, kreatifitas, kerjasama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik;

12
Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar
terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke
masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar; Mengembangkan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di
sekolah dan masyarakat.
Memberikan waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai
sikap, pengetahuan, dan keterampilan, Kompetensi dinyatakan dalam bentuk
kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata
pelajaran, Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing
elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses
pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam
kompetensi inti, Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip
akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata
pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
5. KARAKTERISTIK KURIKULUM MERDEKA
a. Fokus pada Materi Esensial
Kurikulum Merdeka lebih fokus pada materi esensial (literasi dan numerasi)
sehingga beban belajar di setiap mata pelajaran menjadi lebih sedikit.
b. Fleksibilitas dan Keleluasaan Guru Lebih Luas
Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada pendidik untuk
menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan
lingkungan belajar peserta didik.
c. Pengembangan Soft Skills dan Karakter
Kurikulum Merdeka mengembangkan soft skills dan karakter peserta didik
melalui projek penguatan profil pelajar Pancasila.
d. Pembelajaran Berbasis Proyek
Kurikulum Merdeka menggunakan pembelajaran berbasis proyek untuk
memberikan pengalaman belajar yang lebih nyata.
e. Waktu Lebih Banyak untuk Pengembangan
Kurikulum Merdeka memberikan waktu lebih banyak untuk pengembangan
soft skills dan karakter peserta didik.

13
f. Pembelajaran yang Fleksibel
Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas dalam waktu pembelajaran
agar dapat disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.
g. Fokus pada Pelajaran/Materi Esensial
Kurikulum Merdeka lebih fokus pada pelajaran/materi esensial sehingga
pembelajaran lebih mendalam.
Karakteristik-karakteristik tersebut harus diperhatikan dalam pengembangan
Kurikulum Merdeka agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.

C. Organisasi dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan

Organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang berupa kerangka umu
m program-program pengajaran yang disampaikan kepada peserta didik guna tercapainya t
ujuan pendidikan atau pembelajaran yang ditetapkan. 5 Organisasi kurikulum merupakan pol
a atau desain bahan atau isi kurikulum yang tujuannnya untuk mempermudah siswa dalam
mempelajari bahan pelajaran serta mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar,
sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif. dapat disimpulkan bahwa organi
sasi kurikulum adalah struktur kurikulum berupa kerangka umum program-program pengaja
ran yang disusun dalam pola tertentu dengan tujuan untuk mempermudah siswa dalam mela
kukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan bisa tercapai. D
engan demikian, organisasi kurikulum berkaitan dengan pengaturan bahan pelajaran serta h
al-hal yang berkaitan dengan mata pelajaran seperti jadwal pelajaran, alokasi waktu dan lain
sebagainya.

Menurut herlina, melihat esensi dari kurikulum, kurikulum memiliki peranan yang
penting dalam memajukan pendidikan bagi negara, Indonesia. Membangun kembali
pendidikan dengan mendesain ulang merupakan langkah yang tepat untuk dilakukan. Peran
kurikulum sangat penting dalam pendidikan.

Dalam proses pengembangan kurikulum organisasi berperan sebagai suatu metode unt
uk menentukan seleksi dan pengorganisasian pengalaman-pengalaman belajar yang diselen

5 Muhaimin, Konsep Pendidikan Islam, (Solo: CV.Ramadhani, 1991), hal 41.

14
ggarakan oleh sekolah, organisasi kurikulum menunjukkan peranan guru, peserta didik dan l
ain-lain yang terlibat aktif dalam proses perencanaan kurikulum.6

Ruang lingkup merupakan keseluruhan materi pelajaran dan pengalaman yang akan di
berikan dari suatu mata pelajaran atau dari suatu pokok bahasan tertentu. Urutan Bahan (seq
uence) meliputi penyusunan bahan pelajaran harus urut dan sistematis. Kontinuitas merupak
an keberlanjutan materi pelajaran. Artinya materi pelajaran tidak boleh terjadi loncatan sehi
ngga mengakibatkan materi terputus, sehingga sulit dicerna oleh siswa. Keseimbangan yang
dimaksud adalah keseimbangan organisasi kurikulum baik terkait dengan keseimbangan ba
han kurikulum atau keseimbangan proses belajar. Keterpaduan yang dimaksud adalah keter
paduan komponen kurikulum utamanya mata pelajaran.7

Pengembangan kurikulum pada hakikatnya merupakan pengembangan komponen kur


ikulum, yaitu tujuan, bahan, metode, peserta didik, pendidik media, lingkungan, sumber bel
ajar, dll. learning opportunity adalah hubungan yang telah direncanakan dan terkontrol
antara siswa, guru, media, dan lingkungan belajar Pengembangan kurikulum adalah proses
siklus, yang tidak pernah berakhir. Proses itu terdiri dari 4 unsur:

a. Tujuan

Menggambarkan semua sumber pengetahuan dan pertimbangan tentang


tujuan pengajaran, baik yang berkenaan dengan mata pelajaran maupun kurikulum
secara menyeluruh

b. Metode dan material

Menggunakan metode dan material sekolah untuk mencapai tujuan

c. Penilaian

Menilai keberhasilan pengembangan disesuaikan dg tujuan

d. Balikan

Umpan balik dari semua pengalaman

6 Usman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), hal 60.


7 Sukiman, Pengembangan Kurikulum: Teori Dan Praktik Pada Perpendidikan Tinggi (Yogyakarta:
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kependidikan UIN Sunan Kalijaga, 2013), hal 75-76.

15
Dasar Pengembangan Kurikulum

• Sesuai dengan ciri khas satuan pendidikan pada masing-masing jenjang

• Mengacu pada standar nasional pendidikan

• Sesuai dengan kebutuhan, potensi, dan minat peserta didik serta tuntutan pihak yang
berkepentingan

• Sesuai dg keanekaragaman potensi daerah dan lingkungan serta kebutuhan pengemb


angan ipteks

• Sesuai tuntutan lingkungan dan budaya setempat

Isi Pengembangan Kurikulum

• Isi kurikulum didefinisikan sebagai bahan atau materi belajar mengajar. Bahan itu ti
dak hanya berisikan informasi faktual, tetapi juga mencakup pengetahuan, keterampil
an, konsep, sikap, dan nilai.

• Dalam proses belajar mengajar, isi dan metode berinteraksi secara konstan

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Asas kurikulum adalah sesuatu yang menjadi tumpuan berfikir dan pertimbangan
dalam mengembangkan kurikulum di lembaga pendidikan untuk mencapai sebuah tujuan
yang telah dicita-citakan oleh sekolah, perguruan tinggi, bangsa dan negara. Untuk itu agar
tujuan kurikulum tercapai sesuai dengan kebutuhan.

Organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang berupa kerangka umu
m program-program pengajaran yang disampaikan kepada peserta didik guna tercapainya t
ujuan pendidikan atau pembelajaran yang ditetapkan. Dalam proses pengembangan kurikul
um organisasi berperan sebagai suatu metode untuk menentukan seleksi dan pengorganisasi
an pengalaman-pengalaman belajar yang diselenggarakan oleh sekolah, organisasi kurikulu
m menunjukkan peranan guru, peserta didik dan lain-lain yang terlibat aktif dalam proses pe
rencanaan kurikulum.

Pengembangan kurikulum pada hakikatnya merupakan pengembangan komponen kur


ikulum, yaitu tujuan, bahan, metode, peserta didik, pendidik media, lingkungan, sumber belaj
ar, dll. learning opportunity adalah hubungan yang telah direncanakan dan terkontrol antara
siswa, guru, media, dan lingkungan belajar Pengembangan kurikulum adalah proses siklus,
yang tidak pernah berakhir.

17
B. Saran

Setelah penulis mencoba menguraikan mengenai kurikulum dalam perspektif


(pandangan) filsafat pendidikan, penulis berharap dapat diterima dan dipahami oleh para
pembaca. Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah pemahaman dan
pengetahuan yang bermanfaat baik bagi penulis sendiri ataupun para pembaca.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih belum
sempurna. Penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

18
DAFTAR PUSTAKA

E. Mulyasa. 2007.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya,).

Eko supriyanto. 2014.Pengembangan Kurikulum Pendidikan Cerdas Istimewa,


(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,).

Gatot Kaca.2020.Filsafat dalam Kurikulum Pendidikan, Yogyakarta: Jurnal Manthiq: Vol


V No 1, UIN Raden Fatah Palembang.

Sukiman. 2013. Pengembangan Kurikulum: Teori Dan Praktik Pada Perpendidikan Tinggi
,Yogyakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kependidikan UIN Sunan Kalijaga,

Tedjo Narsoyo reksoatmodjo. 2010.Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi dan


Kejuruan (Bandung: PT Refika Aditama,).

Usman. 2012. Manajemen Kurikulum, (Jakarta: Rajawali Press).

19

Anda mungkin juga menyukai