Anda di halaman 1dari 18

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

LANDASAN FILOSOFIS DAN TEOLOGIS PENDIDIKAN


AGAMA ISLAM DI PERGURUAN TINGGI

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Pendidikan Agama


Islam”
Dosen Pengampu : M. Bahtiar Ubaidillah, S.Pd.I, M. Pd.I

Oleh :
1. Adelia Rochmawati
2. Angger Almira Adhiana Nawangwulan

Fakultas Ekonomi
UNIVERSITAS MAYJEND SUNGKONO
MOJOKERTO
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur dan Alhamdulillah senantiasa kita panjatkan kehadirat


Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Landasan Filosofis
dan Teologis dalam Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi” guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam yaitu Bapak
M. Bahtiar Ubaidillah, S.Pd.I, M.Pd.I yang telah memberikan tugas
kepada kami. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak
terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa,
saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang
kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya
kami berharap semoga ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan
dunia pendidikan.

Mojokerto, 7 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................ i


DAFTAR ISI ....................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................ 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA.............................................................. 3
2.1 Pengertian Kurikulum dan Landasan .............................................. 3
2.2 Landasan Filosofis PAI di Perguruan Tinggi .................................. 7
2.3 Landasan Teologis PAI di Perguruan Tinggi .................................. 9
BAB III PENUTUP ............................................................................ 11
3.1 Kesimpulan .................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Agama Islam merupakan inti dari bidang
Pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap seluruh Pendidikan.
Tanpa adanya Pendidikan Agama Islam proses pembelajaran tidak
akan berhasil dengan baik, karena dalam pendidikan agama islam
mencetak peserta didik berakhakul kharimah dan menaati segala
peraturan perundang-undangan di Indonesia. Mengingat saat ini
banyak siswa dan mahasiswa yang berbuat hal-hal negatif,
contohnya seperti mabuk-mabukan, merampok dan lain sebaginya,
maka dianggap penting adanya PAI masuk sebagai kurikulum dan
pendidikan, penyusun kurikulum tidak dapat dilakukan secara
sembarangan. Penyusunan kurikulum tersebut sama-sama
membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan pada
hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam.
Agar tujuan dari suatu kurikulum PAI di Sekolah maupun di
Perguruan Tinggi dapat benar-benar tercapai, maka perlu adanya
suatu pengembangan kurikulum berdasarkan landasan serta prinsip
yang berlaku. Hal ini mengingat bahwa kurikulum tersebut
diharapkan dapat memberikan landasan dan menjadi pedoman bagi
pengembangan kemampuan siswa secara optimal.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian kurikulum dan landasan?
2. Bagaimana landasan filosofis PAI di Perguruan Tinggi?
3. Bagaimana landasan teologis PAI di Perguruan Tinggi?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahuin pengertian kurikulum dan landasan
2. Mengetahui landasan filosofis PAI di Perguruan Tinggi
3. Mengetahui landasan teologis PAI di Perguruan Tinggi

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Kurikulum dan Landasan


1. Kurikulum
Kata “kurikulum” berasal dari bahasa yunani yang semula
digunakan dalam bidang olahraga.Yaitu currere yang berarti jarak
tempuh lari, yakni jarak yang harus ditempuh dalam kegiatan berlari
mulai dari start hingga finish. Pengertian ini kemudian diterapkan
dalam bidang pendidikan.Dalam bahasa Arab, istilah “kurikulum”
diartikan dengan Manhaj, yakni jalan yang terang, atau jalan terang
yang dilalui oleh manusia pada bidang kehidupannya. Dalam
konteks pendidikan, kurikulum berarti jalan terang yang dilalui oleh
pendidik atau guru dengan peserta didik untuk mengembangkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap serta nilai-nilai.
Pada mulanya istilah kurikulum dijumpai dalam dunia
statistik pada zaman Yunani kuno, yang berasal dari kata curir yang
artinya pelari, dan curere yang artinya tempat berpacu atau tempat
berlomba. Jadi kurikulum disini berarti suatu jarak untuk
perlombaan yang harus ditempuh oleh para pelari. Perkembangan
selanjutnya kurikulum dipakai dalam dunia pendidikan dan
pengajaran.

3
Pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli
rupanya sangat bervariasi, tetapi dari beberapa definisi itu dapat
ditarik benang merah, bahwa di satu pihak ada yang menekankan
pada isi pelajaran atau mata kuliah, dan di lain pihak lebih
menekankan pada proses atau pengalaman belajar.
Pengertian lama tentang kurikulum lebih menekankan pada
isi pelajaran atau mata kuliah, dalam arti sejumlah mata pelajaran
atau mata kulih di sekolah atau perguruan tinggi, yang harus
ditempuh untuk mencapai suatu ijazah atau tingkat, juga
keseluruhan pelajaran yang disajikan oleh suatu lembaga
pendidikan (Nasution, 1982).Demikian definisi yang tercantum
dalam UU Sisdiknas Nomor 2/1989. Definisi kurikulum yang
tercantum dalam UU Sikdinas Nomor 20/2003 dikembangkan ke
arah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelengaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
tertentu. Dengan demikian, ada tiga komponen yang bermuat dalam
kurikulum, yaitu tujuan, isi dan bahan pelajaran, serta cara
pembelajaran, baik yang berupa strategi pembelajaran maupun
evaluasinya.

4
Pengertian kurikulum berkembang sejalan dengan
perkembangan teori dan praktek pendidikan. Dalam pandangan
lama kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran yang harus
disampaikan oleh guru dan dipelajari oleh siswa. Kurikulum adalah
suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan
untuk mencapai sejumlah tujuan-tujuan pendidikan tertentu.
Ahmad Tafsir mengemukakan kurikulum adalah sejumlah
mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari oleh siswa.
Lebih luas lagi, kurikulum bukan hanya sekedar rencana pelajaran,
tetapi semua yang secara nyata terjadi dalam proses pendidikan di
sekolah.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kurikulum
adalah semua kegiatan yang dirancang bagi terdidik untuk mencapai
tujuan pendidikan. Pengertian ini jauh lebih luas karena mencakup
seluruh kegiatan intern dan ekstren siswa, baik yang berhubungan
langsung dengan mata pelajaran maupun kegiatan-kegiatan lainnya
yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Dalam menyusun
program kurikulum berarti harus sudah mengindetifikasikan
kegiatan-kegiatan apa saja yang diperlu dimuat dalam frame
pendidikan siswa termasuk interaksi antara anak didik dan pendidik,
sesama anak didik, dan antar sekolah dengan masyarakat sekitarnya.

5
2. Landasan
Landasan teori adalah sebuah konsep dengan pernyataan
yang tertata rapi dan sistematis memiliki variabel dalam
penelitian karena landasan teori menjadi landasan yang kuat
dalam penelitian yang akan dilakukan.
Pengertian lain dari landasan teori adalah seperangkat
definisi, konsep, proposisi yang telah disusun rapi, dan sistematis
tentang variabel-variabel dalam sebuah penelitian. Landasan
teori ini akan menjadi dasar yang kuat dalam penelitian yang
akan dilakukan. Oleh karena itu dengan menciptakan landasan
teori yang baik dalam penelitian akan menjadi salah satu hal
terpenting, karena landasan teori menjadi sebuah landasan dalam
penelitian itu sendiri.
Landasan teori merupakan bagian dari penelitian yang
memuat teori-teori dan hasil-hasil penelitian yang berasal dari
studi kepustakaan yang memiliki fungsi sebagai kerangka teori
untuk menyelesaikan pekerjaan penelitian. Landasan teori juga
sering disebut kerangka teori.
Secara umum, kerangka landasan teori terdiri dari beberapa
konsep beserta dengan definisi dan juga referensi yang akan
digunakan untuk literatur ilmiah yang sangat relevan, teori yang
digunakan untuk studi atau penelitian.

6
Kerangka landasan teori terdiri dari konsep serta definisi dan
referensi untuk literatur ilmiah yang relevan, teori yang
digunakan untuk studi atau penelitian. Kerangka teoritis harus
menunjukkan pemahaman tentang teori dan konsep yang relevan
dengan topik penelitian dan berhubungan dengan bidang
pengetahuan yang lebih luas yang sedang dipertimbangkan.

B. Landasan Filosofis PAI di Perguruan Tinggi


Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan
dengan makna atau hakikat pendidikan, yang berusaha menelaah
masalah-masalah pokok. Langgulung mengemukakan bahwa
filsafat pendidikan Islam adalah sejumlah prinsip, kepercayaan dan
premis yang diambil dari ajaran Islam atau sesuai dengan
semangatnya dan mempunyai kepentingan terapan dan bimbingan
dalam pendidikan.
Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi
Umum mempunyai dasar yang sangat kuat. Dasar tersebut dapat
ditinjau dari berbagai aspek, yaitu :
1. Dasar Yudiris
a. Dasar Pelaksanaan pendidikan agama berasal dari
perundang-undangan yang secara tidak langsung dapat
menjadi pegangan dalam melaksanakan pendidikan
agama. Dasar yudis tersebut terdiri atas :

7
b. 1. Dasar Ideal, yaitu dasar falsafah Negara Pancasila,
sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa.
c. 2. Dasar Struktural atau Konstitusional, yaitu UUD
1945 dalam Bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2, serta Uud
1945 Pasal 31 Ayat 1,2,3,4 dan 5.
d. 3. UU RI No. 20 Tahun2003 tentang Sistem
Pendidikan nasional, yaitu Bab V tentang peserta didik,
Pasal 12 Ayat (1) bagian a-c, dan pasal 37 ayat (1)
2. Dasar Religius
Dasar Religius adalah dasar yang bersumber dari ajaran
islam yaitu Al-Quran dan Hadits. Terdapat beberapa ayat
yang menjelaskan hal tersebut, yang artinya : “Serulah
(manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah, dan
pelajaran yang baik. Dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhan-mu dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat di jalan-Nya dan dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An
Nahl/16:125).

Selain itu dijelaskan pula dalam firman Allah QS. Ali


Imran, yang artinya : “Dan hendaklah ada diantara kamu
segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar,
merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali
Imran/03:104).

8
Beberapa dasar religius tersebut, dapat dilihat bahwa
pentingnya pelaksanaan Pendidikan Agama Islam bukan
hanya sekedar untuk memperoleh pengetahuan saja, namun
lebih kepada pembentukan sikap manusia ke arah yang sesuai
dengan tujuan.

3. Dasar Psikologis

Yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan


kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam
kehidupannya, manusia baik secara individu maupun sebagai
anggota masyarakat dihadapkan pada hal-hal yang membuat
hatinya tidak tenang dan tidak tentram akibat dari rasa
frustasi, konflik dan kecemasan sehingga memerlukan
adanya pegangan hidup. Oleh karena itu, kondisi manusia
pada hakikatnya meuntut agar semua kebutuhan dapat
tercapai dalam rangka mewujudkan hidup yang harmonis.

9
C. Landasan Teologis PAI di Perguruan Tinggi

Hadis Nabi SAW merupakan sumber kedua ajaran Islam sesudah


kitab suci al-Qur’an. Semua ayat al-Qur’an diterima oleh para
sahabat dari Rasulullah SAW secara mutawatir, ditulis dan
dikumpulkan sejak zaman Nabi SAW masih hidup baik fi as-suthur
(dalam tulisan) maupun fi ash-shudur (melalui hafalan), serta
dibukukan secara resmi sejak zaman Abu Bakar Ash-Shiddiq RA
(W.13H), karena itu al-Qur’an bersifat Qath’i al-subut.

Sedangkan Hadis Nabi SAW sebagian besarnya tidak


diriwayatkan secara mutawatir.Pembukuannya secara resmi baru
dilakukan pada zaman Khalifah ‘Umar bin ‘Abdul Aziz al-Umawiy
(99/717-101/720), oleh karena itu Hadis bersifat dhann al-
wurud.Tentunya untuk mengetahui orisinalitas dan kualitas sebuah
Hadis, membutuhkan ilmu Hadis, baik ilmu Hadis Riwayah maupun
Ilmu Hadis Dirayah.

Hadis sebagai sumber ajaran Islam yang kedua setelah al-


Qur’an, merupakan sarana fungsionalis untuk menggali konsep
kurikulum pendidikan Islam. Kurikulum merupakan salah satu
komponen yang sangat menentukan dalam sistem pendidikan,
karena kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan sekaligus
sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan pada semua
jenjang tingkat pendidikan.

10
Kurikulum yang baik dan relevan dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan Islam adalah yang bersifat integral dan komprehensif
serta menjadikan al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber utama dalam
penyusunannya.

Dalam mengembangkan kurikulum selain berlandaskan pada al-


Qurán dan Hadits juga berlandaskan pada Pancasila terutama sila ke
satu “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Di Indonesia menyatakan bahwa
kepercayaan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing individu. Dalam
kehidupan, dikembangkan sikap saling menghormati dan
bekerjasama antara pemeluk-pemeluk agama dan penganut-
penganut kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga dapat terbina
kehidupan yang rukun dan damai.

11
Berikut adalah surat yang berlandaskan teologis

1. QS. An Nahl/16:125

Gambar 1.1 QS. An Nahl/16:125


(alquranmulia.wordpress.com)

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan


pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui
siapa yang mendapat petunjuk.” (QS. An Nahl/16:125)

2. QS. Ali Imran/3:104

Gambar 1.2 QS. Ali Imran/3:104


(sayahafiz.com)

“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru


kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah
dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS.
Ali Imran/3:104)

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam aspek filosofis Pendidikan Agama Islam adalah kajian


terhadap hakekat pendidikan agama Islam yang dibahas dalam
bidang ilmu filsafat pendidikan Islam, yang dibahas secara
mendalam, mendasar, sistematis, terpadu, logis, menyeluruh
serta universal yang tertuang atau tersusun ke dalam suatu bentuk
pemikiran atau konsepsi sebagai suatu system.

Sedangkan dalam aspek teologis selain berlandaskan pada al-


Qurán dan Hadits juga berlandaskan pada Pancasila terutama sila
ke satu “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Dalam kehidupan sehari-
hari dapat diterapkan sikap saling menghormati antara pemeluk-
pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang
berbeda-beda, sehingga dapat terbina kehidupan yang rukun dan
damai.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahmansyah. (2009). Teori Pengembangan Kurikulum dan


Aplikasi. Palembang: Grafindo Press.

Al-Fandi, Haryanto. (2011). Desain Pembelajaran yang Demokratis dan


Humanis. Jogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Arifin, Zainal. (2013). Konsep Model Pengembangan Kurikulum.


Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muhaimin. (2012). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam.


Jakarta: Rajawali Pers.

Rusmaini. (2011). Ilmu Pendidikan. Palembang: CV. Grafika Telindo.

Tafsir, Ahmad. (2002). Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

14

Anda mungkin juga menyukai