Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGERTIAN DAN ASAS ASAS KURIKULUM

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum PAI

Dosen Pengampu : Dr. M. H. Ahmad Sholeh, M.Ag.

Oleh:

Moch. Khoirul Aris (210101210050)

Muhammad Imron (210101210048)

KELAS D

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada insan pilihan pembawa
panji-panji islam, karena syariat yang dibawanya kita bisa berada dijalan yang benar yakni
dengan adanya ajaran Agama Islam .

Penyusun berterima kasih kepada Bapak Dosen yang telah memberikan bimbingan
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Ucapan
terima kasih khususnya kepada segenap keluarga yang senantiasa memberi dorongan untuk
menyelesaikan tugas-tugas kuliah dengan sebaik-baiknya. semoga amal ibadah beliau
diterima disisi-Nya.

Akan tetapi kami menyadari keterbatasan dalam menyusun makalah ini. Untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi
sempurnanya makalah selanjutnya.

Kelompok I

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................................

Daftar Isi ..................................................................................................................................

BAB I; PENDAHULUAN ......................................................................................................

A. Latar Belakang ............................................................................................................


B. Rumusan Masalah .......................................................................................................
C. Tujuan Penulisan .........................................................................................................
D. Metode Penulisan ........................................................................................................

BAB II; PEMBAHASAN .......................................................................................................

A. Pengertian Kurikulum .................................................................................................


B. Asas-asas Kurikulum ...................................................................................................

BAB III; KESIMPULAN DAN PENUTUP ...........................................................................

A. Kesimpulan ..................................................................................................................
B. Penutup ........................................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan suatu rancangan pendidikan yang memiliki kedudukan
cukup penting dalam seluruh kegiatan pendidikan, juga menentukan proses
pelaksanaan dan hasil pendidikan. Penyususnan kurikulum tidak dapat dikerjakan
secara sembarangan, karena mutu bangsa dikemudian hari bergantung pada
pendidikan yang dikecap oleh anak-anak sekarang, terutama melalui pendidikan
formal yang diterima di sekolah. Apa yang akan dicapai di sekolah, ditentukan oleh
kurikulum sekolah itu. Jadi, barang siapa yang menguasai kurikulum, memegang
nasib bangsa dan negara. Kurikulum menjadi penentu arah tujuan bangsa kedepan,
menjadi penampung utama semangat pendidikan sebagai media untuk mencerdaskan
bangsa. 1
Salah satu komponen yang sering dijadikan sasaran penyebab menurunnya
mutu pendidikan adalah kurikulum. Kesan yang muncul di masyarakat adalah setiap
ganti menteri pasti ganti kurikulum, padahal kurikulum yang terdahulu belum
tersosialisasi secara merata, tiba-tiba diganti dengan yang baru. Artinya, setiap inovasi
pendidikan atau pembelajaran perlu sosialisasi yang merata dan terus menerus,
mencakup tidak hanya dimensi-dimensi praktis-operasional, tetapi juga landasan-
landasan konseptual filosofisnya.
Oleh karena itu, pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI),
sebagai salah satu perwujudan pengembangan sistem pendidikan Islam, harus
memiliki visi, misi, tujuan, program kegiatan maupun praktik pelaksanaan pendidikan
yang jelas. Sebab, di tengah pesatnya berbagai inovasi pendidikan, terutama dalam
konteks pengembangan kurikulum, para guru PAI sering merasa kebingungan dalam
mengaplikasikannya. Berangkat dari hal ini, pada kesempatan kali ini penulis
mencoba untuk memaparkan materi yang berkenaan dengan pengertian asas-asas
kurikulum.

B. Rumusan Masalah
1
Moh. Yamin, Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan (Jogjakarta: Diva Press, 2009), Hal.65.

1
2

Dalam makalah ini pembahasanya terfokus pada :


1. Apa pengertian kurikulum?
2. Apa yang menjadi asas kurikulum?

C. Tujuan Penulisan
Mengetahui pengertian kurikulm dan hal-hal yang berkaitan dengan asas kurikulum.

D. Metode Penulisan
Makalah ini disusun berdasarkan beberapa literatur dan buku sumber yang
berkenaan dengan pengertian dan asas-asas kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum
Kata "kurikulum" berasal dari bahasa Yunani yang semula digunakan dalam
bidang olahraga, yaitu currere yang berarti jarak tempuh lari, yakni jarak yang harus
ditempuh dalam kegiatan berlari mulai dari start hingga finish. Pengertian ini kemudian
diterapkan dalam bidang pendidikan. Dalam bahasa Arab, istilah "kurikulum" diartikan
dengan Manhaj, yakni jalan yang terang, atau jalan terang yang dilalui oleh manusia
pada bidang kehidupannya. Dalam konteks pendidikan, kurikulum berarti jalan terang
yang dilalui oleh pendidik/guru dengan peserta didik untuk mengembangkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap serta nilai-nilai. 2 Al-Khauly menjelaskan al-Manhaj
sebagai seperangkat rencana dan media untuk mengantarkan lembaga pendidikan dalam
mewujudkan tujuan pendidikan yang diinginkan.3
Pengertian yang lama tentang kurikulum lebih menekankan pada isi pelajaran
atau mata kuliah, dalam arti sejumlah mata pelajaran atau kuliah di sekolah atau
perguruan tinggi, yang harus ditempuh untuk mencapai suatu ijazah atau tingkat; juga
keseluruhan pelajaran yang disajikan oleh suatu lembaga pendidikan (Nasution, 1982).
Atau menurut al-Syaibany (1979) terbatas pada pengetahuan-pengetahuan yang
dikemukakan oleh guru atau sekolah atau institusi pendidikan lainnya dalam bentuk mata
pelajaran-mata pelajaran atau kitab-kitab karya ulama terdahulu, yang dikaji begitu lama
oleh para peserta didik dalam tiap tahap pendidikannya. Definisi yang dikemu kakan
oleh Kemp, Morrison dan Ross (1994) menekankan pada isi mata pelajaran dan
keterampilan-keterampilan yang termuat dalam suatu program pendidikan. Demikian
pula definisi yang tercantum dalam UU Sisdiknas Nomor 2/1989. Definisi kurikulum
yang tertuang dalam UU Sisdiknas Nomor 20/2003 dikembangkan ke arah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pem belajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu. Dengan demikian, ada tiga komponen yang termuat dalam
kurikulum, yaitu tujuan, isi dan bahan pelajaran, serta cara pembelajaran. baik yang
berupa strategi pembelajaran maupun evaluasinya.

2
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Rajawali Pers, 2014) Hal.1.
3
Muhammad Ali Al-Khauly, Qamus al-Tarbiyah: Injilizy-Araby (Beirut-Libanon: Dar al-Ilm li al-
Malayin, 1981)
4

Pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli rupanya sangat


bervariasi, tetapi dari beberapa definisi itu dapat ditarik benang merah, bahwa di satu
pihak ada yang menekankan pada isi pelajaran atau mata kuliah, dan di pihak lain lebih
menekankan pada proses atau pengalaman belajar. 4

B. Asas-asas Kurikulum
1. Asas Filosofis
Asas filosofis dalam penyusunan kurikulum, berarti dalam penyusunan
kurikulum hendaknya berdasar dan terarah pada falsafah bangsa yang dianut.
Falsafah atau filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu philosopis, philo, philos,
philen yang berarti cinta, pecinta, mencintai, sedang Sophia berarti kebijaksanaan,
kearifan, nikmat, hakikat, dan kebenaran.
Dalam hal ini prinsip-prinsip ajaran filsafat yang dianut oleh suatu bangsa
seperti pancasila, kapitalisme, sosialisme, komunisme dan sebagainya dapat
digolongkan sebagai falsafah dalam arti (produk) sebagai pandangan hidup atau
falsafah dalam arti praktis. Dalam penyusunan kurikulum di Indonesia yang harus
diacu adalah filsafat pendidikan Pancasila. Filsafat pendidikan dijadikan dasar dan
terarah, sedang pelaksanaannya melalui pendidikan.
Pandangan hidup bangsa Indonesia berdasar pada Pancasila dan dengan
sendirinya segala kegiatan yang dilakuan baik oleh berbagai lembaga maupun
perorangan, harapannya tidak boleh bertentangan dengan asas pancasila, termasuk
dalam kegiatan penyusunan kurikulum. Asas filosofis dalam pengembangan
kurikulum pada hakikatnya adalah menentukan tujuan umum pendidikan. Sekolah
bertujuan mendidik anak agar menjadi manusia yang “baik”. Faktor “baik” tidak
hanya ditentukan oleh nilai-nilai, cita-cita, atau filsafat yang dianut sebuah negara,
tetapi juga oleh guru, orang tua, masyarakat, bahkan dunia.
Kurikulum mempunyai hubungan yang erat dengan filsafat suatu bangsa,
terutama dalam menentukan manusia yang dicita-citakan sebagai tujuan yang harus
dicapai melalui pendidikan formal. Kurikulum yang dikembangkan harus mampu
menjamin terwujudnya tujuan pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.5

4
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Op.Cit., Hal.2-3.
5
Dakir H. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. PT Rineka Cipta: Jakarta. Th 2010. Hal 77
5

Jadi, asas filosofis berkenaan dengan tujuan pendidikan yang sesuai dengan
filsafat negara. Perbedaan filsafat suatu negara menimbulkan implikasi yang berbeda
di dalam merumuskan tujuan pendidikan, menentukan bahan pelajaran dan tata cara
mengajarkan, serta menentukan cara-cara evaluasi yang ditempuh. Apabila
pemerintah bertukar, tujuan pendidikan akan berubah sama sekali. Di Indonesia,
penyusunan, pengembangan, dan pelaksanaan kurikulum harus memperhatikan
Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Garis-Garis Besar Haluan Negara
sebagai landasan filosofis negara. Mengapa filsafat sangat diperlukan dalam dunia
pendidikan? Menurut Nasution (2008: 28), filsafat besar manfaatnya bagi kurikulum,
yakni: Filsafat pendidikan menentukan arah kemana anak- anak harus dibimbing. 6
2. Asas Psikologi
Asas psikologi berarti kegiatan yang mengacu pada hal-hal yang bersifat psikologi.
Pendidikan pada hakekatnya adalah suatu pelayanan yang diperuntukkan pada siswa,
oleh karena dalam psikologi juga dibahas aspek psikis yang terdapat pada manusia
sebagai makhluk yang bersifat unitas multiplex yang terdiri atas sembilan aspek
psikologi yang kompleks. Aspek-aspek tersebut dikembangkan dengan perantara
berbagai mata pelajaran yang tercantum dalam kurikulum sebagai berikut:
a. Aspek ketakwaan : dikembangkan dengan kelompok bidang pendidikan
keagamaan.
b. Aspek cipta : dikembangkan dengan kelompok bidang studi ekstrakurikuler,
sosial, bahasa, dan filsafat.
c. Aspek rasa : dikembangkan dengan kelompok bidang studi seni
d. Aspek karsa : dikembangkan dengan kelompok bidang studi etika, budi pekerti,
Agama, dan PPKN.
e. Aspek karya (kreatif) : Dikembangkan melalu kegiatan penelitian, independen
studi, dan pengembangan bakat.
f. Aspek karya : Dikembangkn dengan berbagai mata pelajaran keterampilan.
g. Aspek kesehatan : Dikembangkan dengan kelompok bidang studi kesehatan,
olahraga.
h. Aspek sosial : Dikembangkan melalui kegiatan praktek lapangan, gotong royong,
kerja bakti, KKN, PPL, dan sebagainya.

6
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Op.Cit., Hal.77.
6

i. Aspek karya : Dikembangkan melalui pembinan bakat, wirausaha dan kerja


mandiri.7
3. Asas Sosial Budaya/Asas Sosiologi
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki berbagai gejala sosial
hubungan antar individu dengan individu, antar golongan, lembaga sosial yang
disebut juga ilmu masyarakat. Dunia sekitar merupakan lingkungan hidup bagi
manusia. Masyarakat merupakan kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja
sama hingga mereka mengatur diri mereka sendiri dan menganggap sebagai suatu
kesatuan sosial. Sekolah adalah institusi sosial yang didirikan dan ditujukan untuk
memenuhi kepentingan dan kebutuhan asyarakat. Maka kurikulum sekolah dalam
penyusunan dan pelaksanaan banyak dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial yang
berkembang dan selalu berubah di dalam masyarakat.
4. Asas Organisatoris
Asas ini berkenaan dengan masalah bagaimana bahan pelajaran akan
disajikan. Apakah dalam bentuk mata pelajaran yang terpisah-pisah, ataukah
diusahakan adanya hubungan antara pelajaran yang diberikan, misalnya dalam
bentuk broad field atau bidang studi seperti IPA, IPS, Bahasa, dan lain-lain. Ataukah
diusahakan hubungan secara lebih mendalam dengan menghapuskan segala batas-
batas mata pelajaran (dalam bentuk kurikulum terpadu).
Penganut ilmu jiwa asosiasi akan memilih bentuk organisasi kurikulum yang
berpusat pada mata pelajaran, sedangkan penganut ilmu jiwa Gestalt akan cenderung
memilih kurikulum terpadu. Ilmu jiwa asosiasi yang berpendirian bahwa keseluruhan
sama dengan jumlah bagian-bagiannya, cenderung memilih kurikulum yang berpusat
pada mata pelajaran, yang dengan sendirinya akan terpisah-pisah. Sebaliknya, ilmu
jiwa Gestalt lebih mengutamakan keseluruhan karena keseluruhan itu bermakna dan
lebih relevan dengan kebutuhan anak dan masyarakat.
Perlu diingatkan kembali, bahwa tidak ada kurikulum yang baik dan tidak
baik. Setiap organisasi kurikulum mempunyai kebaikan akan tetapi tidak lepas dari
kekurangan ditinjau dari segi-segi tertentu. Selain itu, bermacam-macam organisasi
kurikulum dapat dijalankan secara bersama di satu sekolah, bahkan yang satu dapat
membantu atau melengkapi yang satunya. Kurikulum yang bagaimana yang harus
dipilih? Pertanyaan itu diajukan karena macamnya kemungkinan. Dalam

7
http://masyadiadja.blogspot.com/2014/04/asas-asas-kurikulum.html (diakses tanggal 12 September
2021)
7

mengembangkan kurikulum harus diadakan pilihan, jadi selalu ada hasil semacam
kompromi antara anggota panitia kurikulum. Sering dikatakan bahwa, kurikulum
adalah soal pilihan. Dalam hal ini pilihan banyak bergantung pada pendirian atau
sikap seseorang tentang pendidikan. Pada umumnya dapat dibedakan dua pendirian
utama, yakni yang tradisional dan yang progresif.8

5. Asas Teknologi
Ilmu pengetahuan dan teknologi satu sama lain tidak dapat dipisahkan sebab
ilmu pengetahuan yang hanya sebagai ilmu untuk bahan bacaan tanpa praktikan
untuk kepentingan umat manusia hanyalah suatu teori yang mati. Sebaliknya praktik
yang tanpa didasari oleh ilmu pengetahuan hasilnya akan sia-sia.
Kurikulum tidak boleh meninggalkan kemajuan teknologi pendidikan.
Peningkatan penggunaan teknologi pendidikan akan menyebabkan naiknya tingkat
efektivitas dan efisien proses belajar mengajar selalu menonjolkan peranan guru,
terutama dalam memilih bahan dan penyampaiannya.
Dengan majunya teknologi informasi, diharapkan bahwa mengajar adalah
membuat yang belajar mengajar diri sendiri, selanjutnya, system penyampaiannya
tidak harus dengan tatap muka antara guru dan siswa. Sekarang peran guru dapat
digantikan dengan media instruksional baik yang berupa media cetak maupun non
cetak terutama media elektronik, misalnya komputer, internet, rekaman video, dan
sebagainya. Dengan teknologi pendidikan modern, proses pembelajaran akan
dilakukan dengan berbagai system penyampaiannya, misalnya system pembelajaran
jarak jauh, yang penyampaiannya dengan cara menggunakan modul, Televisi
Pendidikan Nasional, siaran radio, pendidikan, metode berprogram internet dan
sebagainya. 9

8
Nasution S, Asas-asas Kurikulum (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Hal.127.

9
http://masyadiadja.blogspot.com/2014/04/asas-asas-kurikulum.html (diakses tanggal 12 September
2021)
BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kurikulum ialah jalan terang yang dilalui oleh pendidik/guru dengan peserta didik
untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta nilai-nilai yang
menekankan pada isi pelajaran atau mata kuliah, atau lebih menekankan pada
proses atau pengalaman belajar.
2. Asas-asas kurikulum, yang meliputi asas filosofis, asas psikologis, asas sosiologis,
asas organisatoris dan asas teknologi. ·
1) Asas filosofis dalam penyusunan kurikulum, kurikulum hendaknya berdasar
dan terarah pada falsafah negara yang dianut.
2) Asas psikologis bahwa manusia adalah makhluk yang bersifat unitas multiplex
yang terdiri atas sembilan aspek psikologi yang kompleks.
3) Asas sosiologi berarti, dalam penyusunan dan pelaksanaan banyak dipengaruhi
oleh kekuatan-kekuatan sosial yang berkembang dan selalu berubah di dalam
masyarakat.
4) Asas organisatoris lebih condong kepada masalah dalam pembentukan bahan
pelajaran yang akan disajikan.
5) Asas teknologi yakni kurikulum tidak boleh meninggalkan kemajuan teknologi
pendidikan.

B. Penutup
Ucapan syukur Alhamdulillah kami panjatkankehadirat ilahi robby karena
berkat rahmat, hidayat, taufiq serta inayahnya kami dapat menyusun makalah ini.
Kami telah berupaya semaksimal mungkin dengan segala kemampuan dan usaha,
namun kami yakin hasilnya masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan masih
sedikitnya referensi yang kami punya. Untuk itu, kritik saran dan pembenahan dari
teman-teman dan dari bapak dosen selalu kami harapkan, semoga allah selalu
memberi petunjuk kepada kita jalan yang lurus. Amin.
9

DAFTAR PUSTAKA

Yamin, Moh. (2009). Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan. Jogjakarta: Diva Press.

Muhaimin. (2014) Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali


Pers.

Ali Al-Khauly, (1981)Muhammad. Qamus al-Tarbiyah: Injilizy-Araby. Beirut-Libanon: Dar al-


Ilm li al-Malayin

Dakir H. (2010) Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: PT Rineka Cipta.

http://masyadiadja.blogspot.com/2014/04/asas-asas-kurikulum.html (diakses tanggal 12


September 2021)

Nasution S. (2009) Asas-asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai