Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGEMBANGAN KURIKULUM
“DIMENSI MANUSIA DALAM PEMBINAAN KURIKULUM SEKOLAH”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum


Dosen Pengampu: Bu Praptiningsih, M. Pd.I

Disusun Oleh:
MUHAMMAD HANIF
MUH BURHANUDIN NASRULLOH

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI INSTITUT ISLAM MAMBA‘UL ULUM
SURAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah


Subhanahu wata’ala atas segala limpahan nikmat, karunia, hidayah dan inayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar.

Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, suri
tauladan terbaik sepanjang masa, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam,
yang telah memperjuangkan agama islam. Sehingga kita semua dapat menikmati
manisnya Iman dan Islam. Semoga kita semua senantiasa mendapatkan syafaatnya di
Hari Kiamat kelak.

Alhamdulillah atas izin Allah Subhanahu Wata’ala kami telah menyelesaikan


tugas penyusunan makalah ini sesuai waktu yang telah ditentukan sebagai syarat
untuk memenuhi nilai dari mata kuliah Teknologi Pendidikan pada semester tujuh di
INSTITUT MAMBA’UL ‘ULUM SURAKARTA. Kami menyadari bahwa apa
yang kami susun belumlah sempurna, masih banyak kekurangan dan kesalahan yang
perlu dikoreksi, untuk itu kami memohon dengan segala kerendahan hatinya agar
mau memberi saran dan kritik yang membangun atas tulisan kami ini demi
berkembangnya kemampuan dan keilmuan kami sebagai penyusun.

Semoga segala bentuk partisipasi dan support yang diberikan kepada kami
dalam penyusunan makalah ini menjadi amal ibadah disisi Allah Subhanahu Wa
Ta’ala. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya juga
bagi seluruh pembacanya.

Sukoharjo, 30 Desember 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kurikulum merupakan salah satu bagian penting terjadinya suatu proses


Pendidikan. Karena suatu Pendidikan tanpa adanya kurikulum akan kelihatan dan
tidak teratur. Hal ini akan menimbulkan perubahan dalam perkembangan
kurikulum, khususnya di Indonesia.
Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, dan
sekaligus digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar
pada berbagai jenis dan tingkat sekolah. Kurikulum menjadi dasar dan cermin
falsafah pandangan hidup suatu bangsa.
Oleh karenanya kurikulum pendidikan harus ada. Pendidikan sebagai sebuah
proses tentunya memiliki tujuan, seperti dalam UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003
bahwa tujuan pendidikan di Indonesia adalah “Mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Sunhanahu
Wata‘ala, beraklah mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Untuk dapat
mewujudkan tersebut perlu disusun kurikulum sebagai pedoman untuk mencapai
tujuan baik di tingkat pra sekolah, SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi 1

B. Rumusan Masalah
1
Marliana, “Anatomi Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di Sekolah”Dinamika Ilmu, Vol. 13
No. 2, Desember 2013, hlm. 137
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka
rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah Pengertian Kurikulum?


2. Apa Saja Yang Termasuk Dimensi Kurikulum?
3. Apa Saja Tujuan Kurikulim?
4. Apa Saja Fungsi Kurikulum?
5. Bagaimana Peranan Kurikulum Dalam Kegiatan Belajar Mengajar?

C. Tujuan Masalah
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui Pengertian Kurikulum
2. Mengetahui Dimensi-Dimensi dari Kurikulum
3. Mengetahui Tujuan Kurikulum
4. Mengetahui Fungsi Kurikulum
5. Mengetahui Berbagi Peranan dari Kurikulum

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum

“Kurikulum” berasal dari bahasa Yunani yang semula digunakan dalam bidang
olahraga. Yaitu Currere yang berarti jarak tempuh lari, yakni jarak yang harus
ditempuh dalam kegiatan berlari mulai dari start hingga finish. Pengertian ini
kemudian diterapkan dalam bidang pendidikan. Dalam konteks pendidikan, kurikulum
berarti jalan terang yang dilalui oleh pendidik atau guru dengan peserta didik untuk
mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta nilai-nilai.

Demikian definisi yang tercantum dalam UU Sisdiknas Nomor 2/1989. Definisi


kurikulum yang tercantum dalam UU Sikdinas Nomor 20/2003 dikembangkan ke
arah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelengaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian, ada tiga komponen yang bermuat
dalam kurikulum, yaitu tujuan, isi dan bahan pelajaran, serta cara pembelajaran, baik
yang berupa strategi pembelajaran maupun evaluasinya.

Kurikulum Menurut Galen Kurikulum merupakan subyek dan bahan pelajaran di


mana diajarkan oleh guru dan dipelajari oleh siswa. Secara terminologi, kurikulum
berarti suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman
belajar yang diprogramkan, direncanakan dan dirancangkan secara sistematika atas
dasar norma-norma yang berlaku dan dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran
bagi pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan2

B. Dimensi Kurikulum

Pakar kurikulum Nana Syaodih Sukmadinata (2005), mengemukakan pengertian


kurikulum ditinjau dari 3 dimensi, yaitu kurikulum sebagai ilmu, kurikulum sebagai
sistem, dan kurikulum sebagai rencana. Sementara Said Hamid Hasan (1988),
berpendapat bahwa pada saat sekarang istilah kurikulum memiliki 4 dimensi
2
Dosen/Pensyarah pada Fakulti Pendidikan, Universiti Teknologi Malaysia
email: bambang@utm.my
blog: http://deceng2.wordpress.com
pengertian, dimana satu dimensi dengan dimensi lainnya saling berhubungan.
Keempat dimensi kurikulum tersebut yaitu:
1. Kurikulum sebagai suatu ide atau gagasan
2. Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang sebenarnya merupakan
perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide.
3. Kurikulum sebagai suatu kegiatan atau relita atau Implementasi kurikulum.
4. Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekuensi dari kurikulum
sebagai suatu kegiatan.3
Selanjutnya, bila merujuk pada dimensi pengertian yang terakhir, maka dengan
mudah dapat mengungkapkan keempat dimensi kurikulum tersebut dikaitkan dengan
pengertian kurikulum.
a) Pengertian kurikulum dihubungkan dengan Dimensi Ide. Pengertian kurikulum
adalah sebagai dimensi yang berkaitan dengan ide pada dasarnya mengandung
makna bahwa kurikulum itu adalah sekumpulan ide yang akan dijadikan
pedoman dalam pengembangan kurikulum selanjutnya.
b) Pengertian kurikulum dikaitkan dengan dimensi rencana. Makna dari dimensi
kurikulum ini adalah sebagai seperangkat rencana dan cara
mengadministrasikan tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang
digunakan untuk pedoman penyelenggarakan kegiatan pembelajaran guna
mencapai tujuan pendidikan tertentu.
c) Pengertian kurikulum dikaitkan dengan dimensi aktivitas. Pengertian kurikulum
sebagai dimensi aktivitas memandang kurikulum merupakan segala aktivitas
dari guru dan siswa dalam proses pembelajaran di sekolah.
d) Pengertian kurikulum dikaitkan dengan dimensi hasil. Definisi kurikulum
sebagai dimensi hasil memandang kurikulum itu sangat memperhatikan hasil
yang akan dicapai oleh siswa agar sesuai dengan yang telah direncanakan dan
yang telah menjadi tujuan dari kurikulum tersebut. Masing-masing definisi
dengan penekanannya tersebut akan mempunyai implikasi tertentu dalam
pengembangan kurikulum. Kurikulum yang menekankan pada isi bertolak dari
3
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam 1 (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm. 127.
asumsi bahwa masyarakat bersifat statis, sedangkan pendidikan berfungsi
memelihara dan mewariskan pengetahuan, konsep-konsep dan lain-lain yang
telah ada, baik nilai-nilai yang telah ada, baik nilai Ilahi maupun nilai insan.
Karena itu, kurikulum biasanaya ditentukan oleh sekelompok orang ahli,
disusun secara sistematis dan logis sesuai dengan disiplin-disiplin ilmu atau
sistematisasi ilmu yang dianggap telah mapan, tanpa melibatkan guru atau
dosen apalagi peserta didik atau mahasiswa.4

C. Tujuan Kurikulum

Kurikulum dirancang dan dikembangkan secara terus menerus bertujuan tidak lain
adalah untuk membuat proses pendidikan berjalan dan berhasil secara efektif. Sebab
sesuai dengan definisi kurikulum ia akan menjadi panduan dalam pelaksanaan sebuah
program pendidikan. Tanpa kurikulum dipastikan proses pendidikan akan berjalan
tanpa kontrol dan tidak terkendali dari sisi perencanaan, proses dan hasil pendidikan.

Tujuan kurikulum yang berkaitan erat dengan tujuan pendidikan yang secara
konseptual dianut oleh masing-masing konsep pendidikan. Tujuan kurikulum dalam
sistem pendidikan barat (sekuler) akan sangat berbeda dengan tujuan kurikulum
dalam sistem pendidikan Islam tujuan kurikulum dalam sistem pendidikan barat akan
selalu diarahkan sebagai instrument vital untuk mendukung tujuan kurikulum sesuai
dengan nilai-nilai yang dipegang di negara barat, sedangkan tujuan kurikulum
pendidikan Islam secara tujuan akan sangat dekat dengan nuansa religius dan
semangat spiritual dalam setiap tampilan materi yang ditawarkan.

D. Fungsi Kurikulum

4
M. Fadlillah, “Aliran Progersivisme dlam Pendidikan Islam di Indonesia”, Jurnal Dimensi
Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 5 No. 1 Januari 2017, hlm 1-8
Menurut Hendyat Soetopo dan Wasty Soemanto (1986:16-21), kurikulum dapat
dijelaskan ke dalam beberapa kepentingan dan fungsi Tujuan Pendidikan.
Diantaranya:
1. Fungsi Kurikulum Dalam Mencapai Tujuan Pendidikan.
Bila bertolak dari definisi kerja kurikulum, dapat dipahami bahwa
kurikulum sekolah pada dasarnya adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan-
tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Salah satu tindakan yang mungkin
diambil adalah meninjau kembali tujuan yang selama ini digunakan oleh suatu
sekolah.
2. Fungsi Kurikulum Bagi Perkembangan
Sebagai organisasi belajar yang tersusun dengan cermat, kurikulum selalu
disiapkan dan dirancang bagi siswa sebagai salah satu aspek yang akan
dikonsumsi siswa dari berbagai materi yang diajarkan kepada mereka,
diharapkan siswa akan mendapatkan pengalaman baru dalam proses dan hasil
belajarnya. Pengalaman belajar ini lah yang selanjutnya akan dapat
dipergunakan bagi pengembangan potensi mereka dikemudian hari.
3. Fungsi Kurikulum Bagi Guru Atau Pendidik
Kurikulum memegang peran penting yang berfungsi sebagai : a) Pedoman
kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalaman belajar siswa. b)
Pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap tingkatan perkembangan siswa
dalam kerangka menyerap sejumlah pengetahuan sebagai pengalaman bagi
mereka. c) Pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan dan pembelajaran.
4. Fungsi Kurikulum Bagi Orang Tua Siswa
Kurikulum memiliki fungsi yang amat besar bagi oarang tua siswa, yakni
agar mereka dapat berperan serta dalam membantu sekolah melakukan
pembinaan terhadap putra-putri mereka dengan mengacu pada kurikulum
sekolah dimana anak-anak mereka dibina, maka orang tua dapat memantau
perkembangan informasi yang diserap anak-anak mereka.
5. Fungsi Kurikulum Bagi Sekolah Pada Tingkat Atas
Kurikulum pada tingkat sekolah yang lebih rendah akan sangat berkaitan
dengan upaya perancangan kurikulum pada tingkat pendidikan selanjutnya.
Ada dua fungsi yang dapat dikemukakan sebagai keterkaitan antara kurikulum
tingkat atas dan tingkat dibawahnya.
6. Fungsi Kurikulum Bagi Masyarakat Dan Stakeholders :
Masyarakat dapat mengacu pada kurikulum yang ditetapkan lembaga
pendidikan, untuk memberikan bantuan guna memperlancar pelaksanaan
program pendidikan yang membutuhkan kerja sama dengan pihak masyarakat.
Masyarakat dapat memberikan kritik dan saran yang konstrutif dalam
penyempurnaan program pendidikan disekolah agar lebih serasi dengan
kebutuhan masyarakat dan kerja.

E. Peranan Kurikulum
Kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah atau madrasah memiliki peranan
yang sangat strategis dan menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Terdapat tiga
peranan yang dinilai sangat penting yaitu:
1. Peranan Konservatif
Peran Konservatif Kurikulum adalah melestarikan berbagai nilai budaya
sebagai warisan masa lalu. Dikaitkan dengan era globalisasi sebagai akibat
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang memungkinkan mudahnya
pengaruh budaya asing menggerogoti budaya lokal, maka peran konservatif
dalam kurikulum memiliki arti yang sangat penting. Melalui peran
konservatifnya, kurikulum berperan dalam menangkal berbagai pengaruh yang
dapat merusak nilai-nilai luhur masyarakat, sehingga keajegan dan identitas
masyarakat akan tetap terpelihara dengan baik.
2. Peranan Kreatif
Kurikulum harus mampu menjawab setiap tantangan sesuai dengan
perkembangan dan kebutuhan masyarakat yang cepat berubah. Dalam peran
kreatifnya, kurikulum harus mengandung hal-hal baru sehingga dapat membantu
siswa untuk dapat mengembangkan setiap potensi yang dimilikinya agar dapat
berperan aktif dalam kehidupan sosial masyarakat yang senantiasa bergerak maju
secara dinamis. Mengapa kurikulum harus berperan kreatif ? Sebab, manakala
kurikulum tidak mengandung unsur-unsur baru maka pendidikan selamanya akan
tertinggal, yang berarti apa yang diberikan di sekolah pada akhirnya akan kurang
bermakna, karena tidak relevan lagi dengan kebutuhan dan tuntutan sosial
masyarakat.
3. Peranan Kritis dan Evaluatif
Apakah setiap nilai dan budaya lama harus diwariskan kepada setiap anak
didik? Apakah setiap nilai dan budaya baru sesuai dengan perkembangan zaman
juga harus dimiliki oleh setiap anak didik ? Tentu tidak. Tidak setiap nilai dan
budaya lama harus tetap dipertahankan sebab kadang-kadang nilai dan budaya
lama itu sudah tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan masyarakat; demikian
juga ada kalanya nilai dan budaya baru itu juga tidak sesuai dengan nilai-nilai
lama yang masih relevan dengan keadaan dan tuntutan zaman. Dengan demikian
kurikulum berperan untuk menyeleksi nilai dan budaya mana yang perlu
dipertahankan, dan nilai atau budaya baru yang mana yang harus dimiliki anak
didik. Dalam rangka inilah peran kritis dan evaluatif kurikulum diperlukan.
Kurikukum harus berperan dalam menyeleksi dan mengevaluasi segala sesuatu
yang dianggap bermanfaat untuk kehidupan anak didik. Peranan ini
dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa nilai-nilai dan budaya yang hidup
dalam masyarakat senantiasa mengalami perubahan, sehingga pewarisan nilai-
nilai dan budaya masa lalu kepada siswa perlu disesuaikan dengan kondisi yang
terjadi pada masa sekarang.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. “Kurikulum” berasal dari bahasa Yunani yang semula digunakan dalam bidang
olahraga. Yaitu Currere yang berarti jarak tempuh lari. Menurut Istilah Kurikulum
adalah sejumlah rencana isi yang merupakan sejumlah tahapan belajar yang di
desain untuk siswa dengan petunjuk institusi pendidikan yang berupa proses yang
statis ataupun dinamis dan kompetensi yang harus dimiliki.
2. Kurikulum dirancang dan dikembangkan secara terus menerus bertujuan tidak lain
adalah untuk membuat proses pendidikan berjalan dan berhasil secara efektif.
3. Nana Syaodih Sukmadinata (2005), mengemukakan pengertian kurikulum ditinjau
dari 3 dimensi, yaitu kurikulum sebagai ilmu, sistem, dan kurikulum rencana.
Sementara Said Hamid Hasan (1988), berpendapat bahwa pada saat sekarang
istilah kurikulum memiliki 4 dimensi pengertian, dimana satu dimensi dengan
dimensi lainnya saling berhubungan. Keempat dimensi kurikulum tersebut yaitu:
Kurikulum sebagai suatu ide atau gagasan, rencana tertulis, kegiatan atau relita,
dan hasil.
4. Fungsi kurikulum terbagi menjadi 6 yaitu : 1) Dalam Mencapai Tujuan
Pendidikan, 2) Bagi Perkembangan, 3) Bagi Guru, 4) Bagi orang tua siswa, 5)
Bagi sekolah tingkat atas, dan 6) Bagi Masyarakat.
5. Peranan Kurikulum terbagi menjadi 3 yaitu : 1) Konservatif, 2) Kreatif, 3) Kritis
dan Evaluatif
B. Saran
Tentunya kami sebagai penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan
makalah diatas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Maka
kami harapkan masukan dan sarannya, supaya kedepannya lebih baik. Dan akan
segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman
dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Muhaimin 2012. Pengembangan kurikulum pendidikan Agama Islam. Jakarta:


Rajawali Pers.
Ahmad Tafsir. 2002. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Ramayulis. 2013. Profesi & Etika Keguruan. Jakarta: Kalam Mulia
Engkoswara dan Aan Komariah.2011. Administrasi Pendidikan. Bandung:Alfabeta.

Haryanto Al-Fandi. 2011. Desain Pembelajaran yang Demokratis dan Humanis


Jogyakarta: AR-RUZZ MEDIA

Abdurrahmansyah. 2009. Teori Pengembangan Kurikulum dan Aplikasi. Palembang:


Grafindo Press

Doni Koesoema A. (2013). Eklektisisme Kurikulum 2013. Kompas, 5 April 2013.


URL:
http://edukasi.kompas.com/read/2013/04/05/02352116/Eklektisisme.Kurikulum
.2013

Arief, Armai. Pengantar Ilmu Pendidikan dan Metodoologi Pendidikan Islam Jakarta:
Ciputat Press, 2002.
Fadlillah, M. “Aliran Progersivisme dlam Pendidikan Islam di Indonesia”, Jurnal
Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 5 No. 1 Januari 2017.

Anda mungkin juga menyukai