Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM

Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah

Kajian Kurikulum

Yang dibina oleh Bapak Drs. Margono, M.Pd, M.Si

Disusun Oleh:

1. Danvhi Ayusandra Sekartadji P. 170711636054


2. Febriani Dwi Cahyanti 170711636066
3. Friska Ramadhany 170711636062
4. Nanda Nandyana Widiaswara 170711636129

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL

HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN

JANUARI 2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.


Pendidikan juga digunakan sebagai alat untuk memajukan derajat bangsa di mata
internasional. Pendidikan adalah alat yang sangat menentukan untuk mencapai
kemajuan di semua bidang mata pencaharian, dalam memilih dan membina
kehidupan yang lebih baik dan sesuai dengan kedudukan manusia (Susilo, 2007).
Pada pendidikan sangat dibutuhkan sebuah kurikulum karena kurikulum sebagai
pedoman dalam pelaksanaan kegiatan belajar. Dalam kurikulum ada sebuah
panduan untuk interaksi antara guru dan siswa di ranah pendidikan.

Secara umum diartikan bahwa kurikulum disebut seperangkat atau sistem


rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pembelajaran yang dipedomani
dalam aktivitas belajar mengajar. Kurikulum diartikan sebagai referensi untuk
melaksanakan pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran
(Shofiyah, 2018). Konsep kurikulum berkembang sesuai dengan perkembangan
teori dan praktik pendidikan serta bervariasi sesuai dengan alur atau teori
pendidikan. Oleh karena itu, pengalaman belajar yang disusun di dalam kurikulum
harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kurikulum sebagai alat pendidikan
juga memiliki tujuan dan berbagai macam fungsi dalam pendidikan yang sangat
berperan bagi terlaksananya tujuan pendidikan tersebut.

Dalam pengembangan kurikulum, proses atau perencanaan kurikulum


yang luas dan jelas terdiri dari belajar-mengajar, termasuk penetapan jadwal untuk
memanajemen kurikulum dan menentukan tujuan, mata pelajaran, aktivitas,
sumber dan ukuran pengembangan kurikulum yang megacu pada penciptaan
sumber daya dan rencana unit, serta jalur pelajaran kurikulum ganda lainnya
untuk memfasilitasi proses pembelajaran. Pengembangan kurikulum adalah istilah
yang komprehensif, yang meliputi perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
B. Rumusan masalah

1. Apa pengertian dari kurikulum?


2. Mengapa diperlukan kurikulum?
3. Bagaimana prinsip-prinsip pengembangan kurikulum?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari kurikulum.


2. Untuk mengetahui tujuan, fungsi dan perlunya kurikulum.
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum

Kurikulum memiliki pemahaman yang sangat luas, mulai dari upaya


terbatas untuk mempengaruhi siswa untuk belajar di dalam dan di luar kelas,
hingga pemahaman yang luas di mana kurikulum juga mencakup fasilitas dan
infrastruktur pendidikan, siswa dan bahkan anggota masyarakat yang harus
melakukan proses pendidikan diimplementasikan (Suradnya dalam Shofiyah,
2018). Kurikulum adalah seperangkat rencana pembelajaran dan program pendidikan
yang bersifat menyeluruh yang disusun dengan berbagai landasan dan rekonstruksi
pengetahuan dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan tujuan dalam pendidikan.
Kurikulum diartikan sebagai referensi untuk melaksanakan pendidikan dalam
rangka meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk dapat
menghasilkan sekolah yang berkualitas seiring dengan meningkatnya permintaan
akan kualitas sekolah yang merupakan salah satu tujuan pendidikan.

Definisi paling umum dari kurikulum adalah seperangkat mata pelajaran


yang akan diajarkan kepada siswa. Konsep kurikulum sebagai pengalaman belajar
lebih baik menggambarkan situasi yang lebih akurat daripada konsep lain.
Kurikulum harus mengarah pada penyediaan pengalaman belajar bagi siswa yang
dirancang dengan baik dan diimplementasikan dengan benar. Kurikulum juga
sering diartikan sebagai materi pelajaran atau materi pelajaran untuk peserta didik,
atau rencana pelajaran. Baik itu rencana, dokumen, atau pedoman belajar, atau
pengalaman belajar yang diadopsi oleh seseorang, akan mengarahkannya dalam
melakukan kegiatan belaja. Kurikulum memiliki posisi yang sangat penting dalam
seluruh proses pendidikan. Konsep kurikulum berkembang sesuai dengan
perkembangan teori dan praktik pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan alur
atau teori pendidikan. Oleh karena itu, pengalaman belajar yang disusun di dalam
kurikulum harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Di Indonesia kurikulum dipahami sesuai dengan yang disebutkan dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional yaitu seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Disini secara eksplisit dapat diamati bahwa anatomi
kurikulum di Indonesia mengandung tiga aspek, yaitu tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, dan metode. Beberapa ahli menambahkan komponen evaluasi
sebagai komponen penting kurikulum, karena evaluasi dianggap sebagai bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari kurikulum.

B. Tujuan dan Perlunya Kurikulum

Pendidikan adalah aktivitas yang dilakukan dengan tujuan tertentu yang


ingin dicapai, sehingga pendidikan dilakukan dengan suatu perencanaan yang
matang. Tujuan pendidikan memiliki dua fungsi, memberi arah dan merupakan
sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan. Tidak bisa
disangkal bahwa kurikulum berkembang terus dari tahun ke tahun seiring dengan
perkembagan ilmu dan teknologi. Seorang pendidik pernah berkata: “Jika kita
tidak mengikuti perkembangan teknologi yang berkembang dengan sangat cepat
ini, diperkirakan dua puluh tahun ke depan kita akan menjadi manusia purba”
seperti yang diungkapkan Kusumaningrum dalam Famahato, 2015
Perkataan ini mengandung kebenaran, bahwa para pendidik dituntut untuk
meningkatkan terus kemampuannya dalam merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran. Begitu juga kurikulum harus dikembangkan seiring dengan
perkembangan ilmu dan teknologi. Kalau tidak, akan tertinggal dengan bangsa-
bangsa lain di dunia ini. Mengenai perkembangan ini berbagai pendapat
mengemukakan tentang itu, di antaranya adalah: Academic Scientism (1890-
1916), pendapat ini mengatakan, “Pada masa ini terdapat dua pengaruh yang
berkuasa yaitu para ahli dari kalangan dunia perguruan tinggi yang telah berhasil
secara sistematis dan efektif membuat kurikulum didasarkan pada struktur disiplin
keilmuan, dan para teoritikus pendidikan. Pada dasarnya kurikulum disusun dan
dikembangkan untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi orang, yang kalau
tanpa kurikulum tidak menjadi orang yang diinginkan. Kurikulum harus menjadi
agen perubahan (agen of changes), dan membantu peserta didik memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang fungsional bagi kehidupan di
masa depan yang mungkin berbeda sekali dengan kehidupan masa kini.

Fungsi kurikulum dalam pendidikan tidak lain merupakan alat untuk


mencapai tujuan pendidikan. Dalam hal ini, alat untuk menempa manusia yang
diharapkan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pendidikan suatu bangsa
dengan bangsa lain tidak akan sama karena setiap bangsa dan negara mempunyai
filsafat dan tujuan pendidikan tertentu yang dipengaruhi oleh berbagai segi, baik
segi agama, ideologi, kebudayaan, maupun kebutuhan negara itu sendiri. Dengan
demikian di negara kita tidak sama dengan negara-negara lain. Untuk itu, maka:

1. Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan nasional,


2. Kurikulum merupakan program yang harus dilaksanakan oleh guru dan
murid dalam proses belajar mengajar, guna mencapai tujuan-tujuan itu,
3. Kurikulum merupakan pedoman guru dan siswa agar terlaksana proses
belajar mengajar dengan baik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Adapun fungsi kurikulum bagi sekolah yaitu, Sebagai alat mencapai tujuan
pendidikan yang diinginkan dan sebagai pedoman mengatur segala kegiatan
sehari-hari di sekolah, fungsi ini meliputi: jenis program pendidikan yang harus
dilaksanakan, cara menyelenggarakan setiap jenis program pendidikan, dan orang
yang bertanggung jawab dan melaksanakan program pendidikan. Sedangkan
kurikulum bagi guru digunakan sebagai pelaksana kurikulum sesuai dengan
kurikulum yang berlaku, tetapi juga sebagai pengembangan kurikulum dalam
rangka pelaksanaan kurikulum tersebut.

C. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum


Kurikulum pendidikan selalu mengalami perubahan atau pengembangan, hal
ini sebagai respon atas kemajuan serta tuntutan zaman. Namun, perubahan atau
pengembangan tentu berlandaskan prinsip-prinsip yang menjadi pegangan dasar
pengembangan. Prinsip-prinsip ini yang memberikan peranan penting dalam
pengembangan kurikulum untuk melahirkan tujuan-tujuan pendidikan yang
komprehensif dan integratif. Beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan
dalam pengembangan kurikulum sehingga kurikulum dapat diterima secara baik
dan relevan dengan peserta didik, sekolah, orang tua serta masyarakat luas.
Prinsip-prinsip tersebut menurut Zainab (2017) adalah sebagai berikut.
1. Prinsip Relevansi
Relevansi berarti sesuai atau serasi, jadi kurikulum harus sesuai dan serasi
dengan tiga aspek yaitu; sesuai dengan lingkungan hidup peserta didik. Sesuai
dengan perkembangan kehidupan sekarang maupun masa depan. Dan sesuai
dengan tuntutan dunia pekerjaan.
a. Aspek pertama: kurikulum akan menjadi ideal apabila telah sesuai dengan
lingkungan hidup peserta didik atau program pembelajaran tersebut dapat
menyesuaikan perkembangan lingkungan hidup sehingga dapat diterima
dengan mudah oleh peserta didik.
b. Aspek kedua: kurikulum akan berkembang dan menjadi kurikulum yang
baik apabila sudah serasi dengan perkembangan masa kini dan masa
depan. Jika bahan atau program pembelajaran tidak memiliki relevansi
dengan perkembangan masa kini, maka akan terjadi kejenuhan baik bagi
peserta didik, maupun bagi guru/sekolah sebagai pelaksana. Aspek ini bisa
disebut dengan aspek modernisasi, yaitu memberikan pengaruh kepada
kurikulum agar selalu berkembang sesuai tuntutan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga kurikulum akan selalu up to date dan tidak ketinggalan
zaman.
c. Aspek ketiga: kurikulum harus mampu memberikan program atau bahan
pembelajaran sesuai dengan tuntutan atau keinginan dunia pekerjaan, jika
tidak maka lulusan dari sebuah lembaga pendidikan akan menjadi
pengangguran yang tak memiliki keahlian sesuai dengan tuntutan dunia
pekerjaan.
2. Prinsip Efektivitas
Mengembangkan kurikulum pendidikan perlu mempertimbangkan prinsip
efektivitas, yang dimaksud dengan efektivitas disini adalah sejauh mana
rencana program pembelajaran tercapai atau terlaksana. Di dalam prinsip ini
ada dua aspek yang perlu diperhatikan yaitu: efektivitas mengajar guru dan
efektivitas belajar peserta didik.
Pada aspek mengajar guru, jika masih kurang efektif dalam mengajarkan
bahan atau program pembelajaran, maka hal itu menjadi bahan di dalam
mengembangkan kurikulum ke depan yaitu dengan mengadakan pelatihan,
workshop dan lain-lain. Sedangkan pada aspek efektivitas belajar peserta
didik, maka perlu dikembangkan kurikulum yang berkaitan dengan
metodologi pembelajaran sehingga apa yang telah direncanakan dapat
tercapai dengan metode yang relevan dengan bahan atau materi pembelajaran.
3. Prinsip Efisiensi
Efesiensi merupakan salah satu prinsip yang perlu diperhatikan dalam
mengembangkan kurikulum, sehingga apa yang telah direncanakan sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai. Jika sebuah program pembelajaran dapat
dilaksanakan satu bulan satu kali pertemuan dan memenuhi segala tujuan
yang telah ditetapkan maka hal itu tidak menjadi kendala. Jadi peserta didik
dapat melaksanakan program pembelajaran lainnya.
4. Prinsip Kontinuitas (Berkelanjutan) dan fleksibilitas
Makna kontinuitas disini adalah berhubungan, yaitu adanya nilai keterkaitan
antara kurikulum dari berbagai tingkat pendidikan. Sehingga tidak terjadi
pengulangan atau disharmonisasi bahan pembelajaran yang berakibat jenuh
atau membosankan baik yang mengajarkan (guru) maupun yang belajar
(peserta didik). Selain berhubungan dengan tingkat pendidikan, kurikulum
juga diharuskan berhubungan dengan berbagai studi, agar antara satu studi
dapat melengkapi studi lainnya.Sedangkan fleksibilitas adalah kurikulum
yang dikembangkan tidak kaku dan memberikan kebebasan kepada guru
maupun peserta didik dalam memilih program atau bahan pembelajaran,
sehingga tidak ada unsur paksaan dalam menempuh program pembelajaran.
5. Prinsip Praktis
Mudah dilaksanakan, baik dari alat maupun biaya pelaksanaan. Oleh karena
itu dalam mengembangkan kurikulum hendaklah memperhatikan kemudahan
melaksanakan semua komponen kurikulum sehingga memberikan kemudahan
kepada para pelaksana menerapkannya di dalam proses pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum adalah seperangkat rencana pembelajaran dan program
pendidikan yang bersifat menyeluruh yang disusun dengan berbagai landasan dan
rekonstruksi pengetahuan dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan
tujuan dalam pendidikan. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan kurikulum yaitu seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Kurikulum dalam pendidikan tidak lain merupakan alat untuk mencapai
tujuan pendidikan. Pada dasarnya kurikulum disusun dan dikembangkan untuk
mengarahkan peserta didik agar menjadi orang, yang kalau tanpa kurikulum tidak
menjadi orang yang diinginkan. Kurikulum harus menjadi agen perubahan (agen
of changes), dan membantu peserta didik memperoleh pengetahuan, keterampilan,
dan nilai-nilai yang fungsional bagi kehidupan di masa depan yang mungkin
berbeda sekali dengan kehidupan masa kini. Adapun fungsi kurikulum bagi
sekolah yaitu, Sebagai alat mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan dan
sebagai pedoman mengatur segala kegiatan sehari-hari di sekolah.
Beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam pengembangan
kurikulum sehingga kurikulum dapat diterima secara baik dan relevan dengan
peserta didik, sekolah, orang tua serta masyarakat luas yaitu meliputi Prinsip
Relevansi, Prinsip Efektivitas, Prinsip Efisiensi, Prinsip Kontinuitas
(Berkelanjutan) dan fleksibilitas, dan Prinsip Praktis.
B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini, tetapi kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki.
Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan dan daftar rujukan yang penulis
miliki.
DAFTAR RUJUKAN
Ismail, Muhammad. 2013. Diferensi Makna Kurikulum di Indonesia.Vol 3, No. 2.
(Online).
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/mudarrisuna/article/view/193
diakses 28 Januari 2020.
Lase, Famahato.2015. Dasar Pengembangan Kurikulum Menjadi Pengalaman
Belajar. Vol.1 no. 2 : 130-140. (Online).
(https://obsesi.or.id/index.php/obsesi/article/view/68) diakses 28
Januari 2020
Shofiyah. 2018. Prinsip – Prinsip Pengembangan Kurikulum dalam Upaya
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran. (Online), 2 (2): 122-130,
(https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/edureligia/article/download/
464/322), diakses 28 Januari 2020
Susilo, Joko Muhammad. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Zainab, Nurul. 2017. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Pendidikan
Agama Islam Perspektif Islam.(Online), 16 (2) : 361-374,
(http://36.91.149.11/index.php/fenomena/article/download/684/561),
diakses 28 Januari 2020

Anda mungkin juga menyukai