Anda di halaman 1dari 11

TEORI – TEORI HAKIKAT PENGEMBANGAN KURIKULUM

Ana Riani : 9918817019


Dian Nur Amalia : 9918817061
Furqaninur Hidayati : 9918817015
Kartika : 9918817060
Jayanti Elisabeth C : 9918817059

Makalah Kumpulan Para Ahli Ini disusun Sebagai Tugas Kelompok


Program Studi Pendidikan Dasar

PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2017
Caswell dalam buku pengembangan kurikulum Universitas Terbuka (2012) menyatakan bahwa
pengembangan kurikulum merupakan alat yang membantu guru dalam melakukan tugas
menyampaikan materi yang menarik minat siswa dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Jadi
pengembangan kurikulum merupakan bagian yang penting dalam program pendidikan. Tujuan
yang ingin dicapai adalah untuk mengimplementasikan kurikulumdan meningkatkan kualitas
siswa dan kualitas pendidikan umumnya.

Proses pengembangan kurikulum selalu dikaitkan pada beberapa proses berikut ini :

1. Siapa yang akan terlibat dalam penyusunan kurikulum ?


2. Bagaimana prosesnya dan apa tujuannya ?
3. Langkah – langkah apa yang digunakan dalam penyusunan kurikulum ?
4. Bagaimana orang yang terlibat akan di organisasikan ?

Boyd (1984) menyatakan bahwa pengembangan kurikulum di perlukan untuk mengantisipasi


keadaan – keadaan sebagai berikut :

a. Merespon perkembangan ilmu dan teknologi.


b. Merespon perubahan social diluar sistem pendidikan.
c. Memenuhi kebutuhan siswa.
d. Merespon kemajuan – kemajuan dalam pendidikan.
e. Merespon perubahan pendidikan itu sendiri.

Mulyani Sumantri (1988) menyatakan bahwa pengembangan kurikulum harus dilakukan


berdasarkan teori yang telah dikonseptualkan secara teliti dan terhindar dari pengaruh – pengaruh
yang tidak baik, seperti paham – paham yang tidak menyetujui pembaharuan dan kebutuhan
masa depan. Agar kurikulum yang dikembangkan dapat sesuai dengan harapan dan kebutuhan
maka proses pengembangan kurikulum tidak hanya melibatkan ahli pendidikan, ahli kurikulum,
guru dan siswa namum juga melibatkan ahli di luar bidang pendidikan, orang – orang yang
berminat dan pemakai lulusan ( dunia kerja).

Zais menuturkan bahwa landasan yang kuat dalam mengembangkan kurikulum terdiri atas
filsafat, social, budaya, siswa dan teori belajar. Pada umumnya para ahli kurikulum memandang
bahwa pengembangan kurikulum merupakan proses yang berkelanjutan dan merupakan suatu
siklus yang meliputi komponen yaitu tujuan, bahan kegiatan, dan evaluasi. Sehingga dapa
dilukiskan sebagai berikut :

Siklus pengembangan kurikulum

Gambar diatas adalah pengembangan kurikulum yang merupakan konsep komprehensif meliputi
perencanaan, implementasi dan evaluasi ( Olivia 1988, 26). Miller dan Seller menambahkan
unsur yang penting dalam pengembangan kurikulum yaitu apa yang disebut dengan orientasi.
Kerangka pengembangan kurikulum berdasarkan Miller dan Siller dapat digambarkan sebagai
berikut :

Kerangka pengembangan kurikulum

Miller dan Seller (1985) Mengungkapkan proses pengembangan kurikulum adalah rangkaian
kegiatan yang dilakukan secara terus menerus. Orientasi pengembangan kurikulum menurut
Miller dan Siller :

1. Tujuan pendidikan menyangkut arah pendidikan


2. Pandangan terhadap anak (apakah anak itu pasif atau aktif)
3. Pandangan tentang proses pembelajaran
4. Konsepsi peran guru (dianggap otoriter atau fasilitator)
5. Evaluasi belajar (tes atau non tes)
6. Pandangan terhadap lingkungan

Menurut Soeprapto dalam buku pengembangan kurikulum SD, Kurikulum bukanlah barang mati
dan juga bukan kitab suci yang sakral dan tidak boleh diubah-ubah. Kurikulum disusun agar
dunia pendidikan dapat memenuhi tuntutan yang berkembang dalam masyarakat. Jika
masyarakatnya berubah, maka kurikulumnya juga harus ikut berubah. Jika kurikulum tidak
berubah, maka sebuah layanan pendidikan hanya akan menghasilkan produk didik yang mandul,
yang pada akhirnya akan ditinggal-kan oleh masyarakat sebagai salah satu stakeholder
pendidikan. kurikulum berperan sebagai salah satu instrumen untuk mengkonservasikan
kebudayaan suatu bangsa. Tanpa kurikulum yang baik, kebudayaan suatu bangsa bisa sirna
dalam sekejap karena tidak ada institusi yang melestarikannya. kurikulum dapat dengan kritis
menilai dan mengevaluasi keberadaan kebudayaan nenek moyangnya untuk mengetahui nilai-
nilai yang terkandung dalam kebudayaan tersebut. kurikulum harus mampu menciptakan kreasi-
kreasi baru dalam kaitannya, misalnya, dengan kebudayaan yang berkembang dalam masyarakat
sehingga kebudayaan tersebut lebih sesuai dengan perkembangan jaman dan tuntutan
masyarakatnya.

Menurut Wina Sanjaya menyatakan bahwa Kurikulum merupakan salah satu komponen yang
paling penting dalam sistem pendidikan. Sebab dalam kurikulum bukan hanya dirumuskan
tentang tujuan yang harus dicapai sehingga memperjelas arah pendidikan, akan tetapi juga
memberikan pemahaman tentang pemahaman belajar yang dimiliki setiap siswa. Maka setiap
pengembangan kurikulum dalam jenjang apapun harus didasarkan pada asas-asas tertentu.

Pengembangan kurikulum pada hakikatnya adalah proses penyusunan rencana tentang isi dan
bahan pelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana cara mempelajarinya. Namun untuk
mengembangkannya tersebut bukanlah proses yang sederhana sebab harus berdasarkan visi,
misi, serta tujuan yang ingin dicapai, dan menentukan tujuannya itu sendiri sangat berkaitan erat
dengan persoalan sistem nilai dan kebutuhan masyarakat
Pengembangan kurikulum adalah proses atau kegiatan yang disengaja dan dipikirikan untuk
menghasilkan sebuah kurikulum sebagai pedoman dalam proses dan penyelenggaraan
pembelajaran oleh guru di sekolah.

Hakikat pegembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif dimana didalamnya


mencangkup beberapa hal diantaranya adalah : perencanaan , penerapan dan evaluasi.
Pengembangan kurikulum meliputi 4 langkah yaitu :

1. Merumuskan tujuan pembelajaran


2. Menyeleksi pengalaman pengalaman belajar
3. Mengorganisasi pengalaman pengalaman belajar
4. Evaluasi (evaluasi adalah proses yang berkelanjutan di mana data yang terkumpul dan
dibuat pertimbangan untuk tujuan memperbaiki sistem)

Pengembangan kurikulum menurut Suparlan adalah proses perencanaan dan penyusunan


kurikulum oleh pengembang kurikulum (curriculum developer) dan kegiatan yang dilakukan
agar kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang digunakan untuk
mencapai tujuan pendidikan.”
Adapun menurut Nana Syaodih Sukmadinata menyebutkan “Pengembangan kurikulum
merupakan perencana, pelaksana, penilai dan pengembang kurikulum sebenarnya. Suatu
kurikulum diharapkan memberikan landasan, isi, dan menjadi pedoman bagi pengembang
kemampuan siswa secara optimal sesuai dengan tuntutan dan tantangan perkembangan
masyarakat”.

Menurut Winarno Surahmad, yang termasuk dalam kegiatan pengembangan adalah penyusunan,
pelaksanaan, penilaian, dan penyempurnaan.

Menurut Hendyat Soetopo dan Wasty Soemanto, istilah pengembangan menunjukkan pada suatu
kegiatan menghasilkan suatu alat atau cara yang baru.

Kegiatan penyusunan kurikulum itu sendiri, pelaksanaan di sekolah-sekolah yang disertai dengan
penilaian yang intensif, dan penyempurnaan-penyempurnaan yang dilakukan terhadap
komponen-komponen tertentu dari kurikulum tersebut atas dasar hasil penilaian. Jika dianggap
sudah cukup mantap, setelah mengalami penilaian dan penyempurnaan, maka berakhirlah tugas
pengembangan kurikulum tersebut untuk kemudian dilanjutkan dengan tugas pengembangan.

Pengembangan kurikulum atau disebut dengan curriculum development pada dasarnya adalah
proses yang dimulai dari kegiatan penyusunan kurikulum, mengimplementasikan, mengevaluasi,
dan memperbaiki sehingga diperoleh suatu bentuk kurikulum yang dianggap ideal

Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum agar menghasilkan rencana


kurikulum yang luas dan spesifik. (Oemar Hamalik.(2017).

Sedangkan menurut Oermar Hamalik yang dikutip Uruh & Uruh mengembangkan defenisi
pengembangan kurikulum yakni : “curriculum development : problems, process, and progress is
aimed at contemporary circumatances and future projections “ sesuai dengan pengertian di atas,
pengembangan kurikulum tidak hanya merupakan berbagai abstraksi yang seringkali
mendominasi penulisan kurikulum, akan tetapi mempersiapkan berbagai contoh dan alternatif
untuk tindakan yang merupakan inspirasi dari beberapa ide dan penyesuaian -penyesuaian lain
yang dianggap penting”.
Proses ini berhubungan dengan seleksi dan pengorganisasian berbagai komponen situasi belajar-
mengajar, antara lain penetapan jadwal pengorganisasian kurikulum dan spesifikasi tujuan yang
disarankan, mata pelajaran, kegiatan, sumber, dan alat pengukur unit, rencaana unit, dan garis
pelajaran kurikulum ganda lainnya untuk memudahkan proses belajar mengajar.

Oemar Hamalik mengemukakan beberapa karakteristik dalam pengembangan kurikulum.

1. Rencana kurikulum harus dikembangkan dengan tujuan yang jelas.

2. Suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan di sekolah merupakan bagaian dari
kurikulum yang dirancang.

3. Rencana kurikulum yang baik dapat menghasilkan terjadinya proses belajar yang baik.

4. Rencana kurikulum harus mengenalkan dan mendorong diversitas diantara para siswa.

5. Rencana kurikulum harus menyiapkan semua aspek situasi belajar-mengajar.

6. Rencana kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa.


7. Rencana kurikulum harus memberikan fleksibilitas untuk memungkinkan terjadinya
perencanaan guru-siswa.

8. Rencana kurikulum sebaiknya merefleksikan keseimbangan antara kognitif, afektif, dan


psikomotorik.

Beauchamp mengemukakan lima prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu (ibrahim,2006):

1. Setiap teori kurikulum harus dimulai dengan perumusan (definisi) tentang rangkaian yang
dicakupnya.

2. Setiap teori kurikulum harus mempunyai kejelasan tentang nilai-nilai dan sumber-sumber
yang menjadi titik tolaknya.

3. Setiap kurikulum perlu menjelaskan karakteristik desain kurikulumnya.

4. Setiap kurikulum harus menggambarkan proses-proses penentuan kurikulum serta


interaksi diantara proses tertentu.

5. Setiap teori kurikulum hendaknya mempersiapkan ruang untuk dilakukannya proses


penyempurnaan.

Beberapa ahli mengemukakan arti kurikulum dalam bukunya S. Nasution (2003) 4:

1. Harold B. Albertycs memandang kurikulum sebagai "all of the activities that are provided
for students by the school.”

Seperti halnya dengan definisi Saylor dan Alexander, kurikulum tidak terbatas pada mata
pelajaran, akan tetapi juga meliputi kegiatan-kegiatan lain, di dalam dan luar kelas, yang berada
di bawah tanggung jawab sekolah. Definisi melihat manfaat kegiatan dan pengalaman siswa di
luar mata pelajaran tradisional.

2. Definisi kurikulum menurut David Praff ialah seperangkat organisasi pendidikan formal
atau pusat-pusat pelatihan. Definisi tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Rencana tersebut dalam bentuk tulisan

2. Rencana itu ialah rencana kegiatan


Kurikulum berisikan hal-hal berikut:

1. Siswa mau dikembangkan kemana?

2. Bahan apa yang akan diajarkan?

3. Alat apa yang akan digunakan?

4. Bagaimana cara mengevaluasinya?

5. Bagaimana kualitas guru yang diperlukan?

Kurikulum dilaksanakan dalam pendidikan formal:

1. Kurikulum disusun secara sistemik.

2. Pendidikan latihan mendapat perhatian.

Donald F. Gay mengemukakan beberapa perumusan kurikulum sebagai berikut:

1. Kurikulum terdiri atas sejumlah bahan pelajaran yang secara logis.

2. Kurikulum terdiri atas pengalaman belajar yang direncanakan untuk membawa


perubahan perilaku anak.

3. Kurikulum merupakan desain kelompok sosial untuk menjadi pengalaman belajar anak di
sekolah.

4. Kurikulum terdiri atas semua pengalaman anak yang mereka lakukan dan rasakan di
bawah bimbingan belajar.

3. William B. Ragan, menjelaskan arti kurikulum sebagai berikut: "The tendency in recent
decades has been to use the term in a broader sense to refer to the whole life and program of the
school. The term is used...to include all the experineces of children for which the school accepts
resposibility. It denotes the result of efferors on the part of the adultsof the community, anf the
nation to bring to the childrenthe dinest, most whole influences that exisr in the culture."

Ragan menggunakan kurikulum dalam arti luas, yang meliputi seluruh program dan
kehidupan dalam sekolah, yakni segala pengalaman anak di bawah tanggung jawab sekolah.
Kurikulum tidak hanya meliputi bahan pelajaran tetapi meliputi seluruh kehidupan dalam kelas.
Jadi hubungan sosial antara guru dan murid, metode mengajar, cara mengevaluasi termasuk
kurikulum.
Kesimpulan :
Dari beberapa pendapat tentang Pengembangan Kurikulum maka saya simpulkan bahwa
Hakikat Pengembangan Kurikulum adalah, suatu proses pengembangan dan perencanaan
kurikulum yang dilakukan terus-menerus berdasarkan ide dan inspirasi yang didapat dari
hasil pengamatan dan penelitian yang disesuaikan dengan perubahan yang terjadi dimasa
sekarang dan masa yang akan datang,yang akan digunakan sebagai pedoman dalam
proses dan penyelenggaraan pembelajaran oleh guru di sekolah untuk perkembangan
pendidikan yang lebih baik dan lebih maju.
Pengembangan kurikulum pada hakekatnya adalah proses penyusunan rencana tentang isi
dan bahan pelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana cara mempelajarinya. Namun
demikian, persoalan mengembangkan kurikulum bukan merupakan hal yang sederhana
dan mudah. Menentukan isi atau muatan kurikulum harus berangkat dari visi, misi, serta
tujuan yang ingin dicapai, sedangkan menentukan tujuan yang ingin dicapai erat
kaitannya dengan persoalan sistem nilai dan kebutuhan masyarakat.
Secara teoritis, pengembangan kurikulum dapat terjadi kapan saja sesuai dengan
kebutuhan. Salah satu kebutuhan yang harus diperhatikan kurikulum adalah pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta prilaku kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Semua itu hendaknya tercermin dalam kurikulum dalam setiap
jenjang pendidikan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

UT.(2012). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Kimia. Jakarta:UT

Suparlan, Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum dan Materi Pembelajaran. PT Bumi Aksara,
Jakarta, 2011, h. 79.

Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. PT Rosda Karya
Remaja, Jakarta, 2011, h. 150

http://repository.uin-suska.ac.id/5735/3/BAB%20II.pdf

(Oemar Hamalik.(2017). Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT remaja Rosdakarya)

S, Hendyat dan wasty soemanto. (1986). Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Bina
Aksara.

Sanjaya Wina (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media

Soeparto (2011). Hakikat dan Prinsip Pengembangan Kurikulum. Modul : diunduh pada 20 Maret 2018.

Sukaya (2010). Pengembangan Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi. Jurnal Teknologi Informasi dan
Pendidikan. Vol 1 no 1 Maret 2010.

Ansyar, Mohd. dan H. Nurtain. (1992). Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta: P2TK Ditjendikti
Depdikbud.

Dakin, Prof. Dr. H. (2004). Perencanaan & Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta. Nasution, S.
(2003). Asas-Asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai