7
PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
A. KOMPETENSI DASAR
Setelah mahasiswa mempelajari materi pembelajaran pada kegiatan belajar tujuh ini
diharapkan mahasiswa dapat: mendeskripsikan pengertian dan klasifikasi anak
berkebutuhan kusus
Pada kegiatan belajar tujuh ini akan dibahas pokok-pokok meteri pembelajaran sebagai
berikut:
a. Pengertian anak berkebutuhan khusus
b. Klasifikasi anak berkebutuhan khusus
1. Buat resume sesuai kegiatan tujuh dari sumber lain, upayakan sumbernya dari
artikel yang published di jurnal nasional dan internasional
2. Untuk pendalaman materi silakan anda pahami materi dalam modul secara online
Bacalah dengan seksama bahan bacaan yang tertera pada kegiatan pada minggu ke
tujuh ini.
A. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus
Perubahan istilah dari anak cacat menjadi anak luar biasa atau anak berkelainan dan anak
berkebutuhan khusus sesungguhnya merupakan perubahan yang radikal. Bertolak dari pengertian
anak luar biasa inilah pendidikan luar biasa ditegakkan. Kekeliruan pemahaman tentang
pengertian anak luar biasa dapat menyebabkan kekeliruan memahami pengertian pendidikan luar
biasa. Untuk menghindari terjadinya kekeliruan mendasar tentang pendidikan luar biasa atau
ortopedagogik diperlukan pemahaman tentang pengertian anak luar biasa dan klasifikasinya
Anak berkebutuhan khusus bukanlah anak yang sakit, tetapi mereka adalah anak yang
memiliki kelainan. Seseorang yang menderita sakit akan ditangani oleh dokter sampai sembuh,
tetapi anak berkebutuhan khusus tidak akan kembali normal/sembuh, misalnya anak buta tidak
akan dapat melihat, anak tuli tidak akan menjadi dapat mendengar kembali. Usaha medis dan
rehabilitasi medis merupakan penunjang dalam pembinaan pelayanan kepada anak berkebutuhan
khusus. ( Irdamurni & Rahmiati, 2015).
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang secara signifikan (bermakna) mengalami
kelainan, masalah, dan atau penyimpangan baik fisik, sensomotoris, mental-intelektual, sosial,
emosi, perilaku atau gabungan dalam proses pertumbuhan/ perkembangannya dibandingkan
dengan anak-anak lain seusianya sehingga mereka memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
(J.David Smith. 2009). Selanjutnya menurut Ganda Sumekar, (2009 :4), anak berkebutuhan
khusus sering disebut anak yang abnormal. Kata abnormal terdiri dari kata benda norm yang
maknanya ukuran ditambah dengan akhiran al yang menunjukkan kata sifat. Normal berarti sesuai
dengan ukuran, adapun awalan Ab menunjukkan keluar atau penyimpangan. Kata abnormal
mempunyai arti keluar atau menyimpang dari yang normal, artinya berbeda dari rata-rata atau
kebanyakan orang. Selanjutnya Irdamurni, 2018 menyatakan anak berkebutuhan khusus adalah anak
yang secara signifikan (bermakna) mengalami kelainan, dan atau penyimpangan baik fisik,
sensomotoris, mental-intelektual, sosial, emosi, perilaku atau gabungan, dalam proses
pertumbuhan/ perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya, sehingga
mereka memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
Untuk mengenal tanda-tanda abnormal, hendaklah mengenal terlebih dahulu tanda-tanda anak
normal, sebab kedua anak tersebut secara insani adalah sama yaitu sama-sama manusia yang
mempunyai jiwa dan raga fisiologis/psikologis. Mengamati kebutuhan khusus anak sangat ditentukan
oleh aspek apa yang akan dibahas. Seseorang yang abnormal dalam salah satu aspek belum tentu
abnormal pula dalam aspek lainnya. Pada umumnya anak mengikuti pola perkembangan yang
berlaku bagi kebanyakan anak, namun anak yang abnormal terdapat penyimpangan dari pola tersebut.
Gambar 1. Tunanetra
Sumber: https://bisamandiri.com
(2). Anak Gangguan Pendengaran
Anak yang kehilangan seluruh atau sebagian daya pendengarannya sehingga tidak
atau kurang mampu berkomunikasi secara verbal walaupun telah diberikan pertolongan
dengan alat bantu dengar masih tetap memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Orang di
katakan tuli jika pendengarannya rusak sampai pada saraf tertentu biasanya 70 dB atau
lebih sehingga menghalangi pengertian terhadap suatu pembicaraan melalui indera
pendengaran , baik tanpa maupun dengan alat bantu dengar (hearing aid) (Moores, 1982: p. 6).
Gambar. 2 Tunarungu
Sumber: http://blogindonesiabelajar.blogspot.com
Tuli adalah kehilangan pendengaran yang sangat berat sehingga indera pendengaran tidak berfungsi
dan karenanya perkembangan bahasa bicara menjadi terhambat. Pendengaran rusak, adalah pendengaran yang
walaupun rusak tetapi masih berfungsi.sehingga perkembangan bahasa bicara tidak terhambat.
Heward dan Orlansky(1988) mengatakan bahwa tuli merupakan kerusakan sensori,
akibatnya suara atau bunyi tersebut tidak mempunyai arti dalam kehidupan sehari-hari.
Orang yang tuli tidak dapat menggunakan pendengarannya untuk mengerti pembicaraan,
walaupun sebagian suara dapat diterima, baik tanpa maupun dengan alat bantu dengar.
Gambar. 3 Tunadaksa
Sumber: http://gelombangotak.com
Tunadaksa dapat diartikan sebagai cacat tubuh. Dalam banyak literatur cacat tubuh atau
kerusakan tubuh tidak dilepaskan dari pembahasan‘lentang kesehatan, sehingga sering dijumpai
judul, "Physical and Health Imppairments" (kerusakan atau gangguan fisik dan kesehatan). Hal ini
disebabkan karena seringkali gangguan atau kerusakan fisik ada kaitannya dengan gangguan kesehatan.
Sebagai contoh, otak adalah pusat control seluruh tubuh manusia, apabila ada sesuatu yang salah pada
otak (luka atau infeksi ) dapat mengakibatkan sesuatu pada fisik/tubuh, pada emosi, atau terhadap
fungsi-fungsi mental. Anak yang mengalami kelainan fisik yang menetap pada alat gerak
(tulang, sendi, otot, syaraf) yang berakibat kelainan fungsi tubuh untuk melakukan gerakan
sedemikian rupa sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
(4) Anak Gangguan Intelektual
Anak yang secara nyata mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan
mental jauh di bawah rata-rata sedemikian rupa sehingga mengalami kesulitan dalam
tugas-tugas akademik, komunikasi maupun sosial yang terjadi di bawah usia 18 tahun, dan
karenanya memerlukan layanan pendidikan khusus.
Gambar 5. Anak Gangguan Intelektual (Down Syndrome)
Sumber: http://lifestyleokezone.com
Di mana-mana di dunia ini, di samping ada anak yang normal, ada pula anak di bawah
normal dan di atas normal. Beberapa anak lebih cepat belajar dari pada anak yang lain, di samping
ada juga anak yang belajar lebih lamban dari teman seusianya. Demikian pula perkembangan
sosial anak, ada yang lebih cepat, ada pula yang lebih larnban daria pada anak normal. Anak-anak
dalam kelompok di bawah normal dan/atau lebih lamban dari pada anak normal, baik perkembangan
sosial maupun kecerdasannya disebut anak terbelakang mental; istilah resminya di Indonesia disebut Anak
Tunagrahita (PP No. 72 Tahun 1991).