Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Tidak setiap anak yang dilahirkan di dunia ini selalu mengalami perkembangan
normal.Banyak di antara mereka yang dalam perkembangannya mengalami hambatan, gangguan,
kelambatan, atau memiliki faktor-faktor resiko sehingga untuk mencapai perkembangan optimal
diperlukan penanganan atau intervensi khusus. Kelompok inilah yang kemudian dikenal sebagai
anak berkebutuhan khusus atau anak luar biasa.

Dalam memahami anak berkebutuhan khusus atau anak luara biasa, sangat diperlukan
adanya pemahaman mengenai jenis-jenis kecacatan (anak berkebutuhan khusus) dan akibat-
akibat yang terjadi pada penderita. Anak berkebutuhan khusus disebut sebagai anak yang cacat
dikarenakan mereka termasuk anak yang pertumbuhan dan perkembangannya mengalami
penyimpangan atau kelainan, baik dari segi fisik, mental, emosi, serta sosialnya bila
dibandingkan dengan nak yang normal.

Karakteristik spesifik anak berkebutuhan khusus pada umumnya berkaitan dengan


tingkat perkembangan fungsional. Karakteristik spesifik tersebut meliputi tingkat perkembangan
sensorik motor, kognitif, kemampuan berbahasa, keterampilan diri, konsep diri, kemampuan
berinteraksi social, serta kreatifitasnya.Adanya perbedaan karakteristik setiap peserta didik
berkebutuhan khusus, akan memerlukan kemampuan khusus guru. Guru dituntut memiliki
kemampuan beraitan dengan cara mengombinasikan kemampuan dan bakat setiap anak dalam
beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut meliputi kemampuan berpikir, melihat, mendengar,
berbicara, dan cara besosialisasikan. Hal-hal tersebut diarahkan pada keberhasilan dari tujuan
akhir pembelajaran, yaitu perubahan perilaku kearah pendewasaan.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah
sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan anak berkebutuhan khusus?

2. Apa saja jenis-jenis anak berkebutuhan khusus?

3. Apa saja yang menyebabkan anak menjadi berkebutuhan khusus?

4. Bagaimana cara menangani anak berkebutuhan khusus?

5. Bagaimana metode pendidikan terhadap anak berkebutuhan khusus?

1.3 Tujuan Penulisan


Dari beberapa rumusan masalah yang telah disebutkan, maka akan tercapai beberapa
tujuan dalam penulisan ini. Diantaranya yaitu:

1. Mengetahui pengertian dari anak berkebutuhan khusus

2. Mengetahui jenis-jenis anak berkebutuhan khusus

3. Mengetahui sebab-sebab terjadinya anak berkebutuhan khusus

4. Mengetahui cara menangani anak berkebutuhan khusus

5. Mengetahuimetode pendidikan terhadap anak berkebutuhan khusus

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus


A. Menurut Hallahan dan Kauffman, 1986

Anak berkebutuhan khusus (dulu di sebut sebagai anak luar biasa) di definisikan
sebagai anak yang memerlukan pendidikan dan layanan khusus untuk mengembangkan
potensi kemanusiaan mereka secara sempurna. Penyebutan sebagai anak berkebutuhan
khusus, dikarenakn dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, anak ini membutuhkan
bantuan layanan pendidikan, layanan sosial, layanan bimbingan dan konseling, dan
berbagai jenis layanan lainnya yang bersifat khusus.[1]

Dalam percakapan sehari hari, anak berkebutuhan khusus dijuluki sebagai “orang
luar biasa“, dikarenakan mereka memiliki kelebihan yang luar biasa, misalnya orang
yang terkenal memiliki kemampuan intelektual yang luar biasa, memiliki kreatifitas yang
tinggi dalam melahirkan suatu temuan-temuan yang luar biasa dibidang iptek,religius,
dan di bidang-bidang kehidupan lainnya.

Dalam dunia pendidikan, kata luar biasa juga merupakan julukan atau sebutan
bagi mereka yang memiliki kekurangan atau mengalami berbagai kelainan dan
penyimpangan yang tidak di alami oleh orang normal pada umumnya. Kelainan atau
kekurangan itu dapat berupa kelainan dalam segi fisik, psikis, sosisal, dan moral.

Pengertian “luar biasa“ dalam dunia pendidikan mempunyai ruang lingkup


pengertian yang lebih luas daripada pengertian “berkelainan atau cacat“ dalam
percakapan sehari hari. dalam dunia pendidikan istilah luar biasa mengandung arti ganda,
yaitu mereka yang menyimpang ke atas karena mereka memiliki kemampuan yang luar
biasa dibanding dengan orang normal pada mereka yang mnyimpangumumnya dan
mereka yang mnyimpang ke bawah, yaitu mereka yang menderita kelainan atau ketunaan
dan kekurangan yang tidak di derita oleh orang normal pada umumnya. Contoh orang
yang menyimpang ke atas dari segi kemampuan intelektual ( otak ), misalnya professor

3
B.J Habibie, karena dia memiliki inteligensi di atas orang normal dan kemampuan
intelektual dibidang “aerodinamika“ yang berkelas dunia sehingga beliau di juluki
sebagai orang yang jenius di bidangnya, sedangkan contoh orang yang menyimpang ke
bawah ialah orang yang lambat dan sulit dalam belajar.

2.2 Jenis-Jenis Anak Berkebutuhan Khusus


Dalam dunia pendidikan, anak berkebutuhan khusus di klasifikasikan atas
beberapa kelompok sesuai dengan jenis kelainan anak. Berikut ini akan dijelaskan
beberapa jenis-jenis anak berkebutuhan khusus, sebagai berikut:

1. Anak Tuna Netra

Adalah anak yang mempunyai kekurangan secara indrawi, yakni indra


penglihatan. Meskipun indra penglihatannya bermasalah, intelegensi yang mereka
miliki masih dalam taraf normal. Hal-hal yang berhubungan dengan mata diganti
dengan indra lain sebagai kompensasinya.

2. Anak Tuna Rungu

Adalah anak yang mempunyai kelainan pada pendengarannya. Mereka


mengalami kesulitan dalam berinteraksi dan bersosialisasi terhadap orang lain
terhadap lingkungan termasuk pendidikan dan pengajaran. Anak tuna rungu dibagi
menjadi 2 yaitu, tuli (the deaf), dan kurang dengar (hard of hearing).

3. Anak Tuna Daksa

Adalah anak yang mempunyai kelainan pada tubuhnya yakni kelumpuhan. Anak
yang mengalami kelumpuhan ini disebabkan karena polio dan gangguan pada syaraf
motoriknya.[2]

4. Anak Tuna Wicara

Adalah anak yang mengalami kelainan pada proses berbicara atau berbahasa.
Anak yang seperti ini mengalami kesulitan dalam berbahasa atau berbicara sehingga
tidak dapat dimengerti oleh orang lain.

4
5. Kelainan Emosi

Adalah anak yang mengalami gangguan pada tingkat emosinya. Hal ini
berhubungan dengan masalah psikologisnya. Anak yang mengalami kelainan emosi
ini dibagi menjadi 2 macam yaitu:

a. Gangguan Prilaku, ciri-cirinya yaitu:

1) Suka mengganggu di kelas

2) Tidak sabaran, terlalu cepat beraksi

3) Tidak menghargai orang lain

4) Suka menentang

5) Suka menyalahkan orang lain

6) Sering melamun.

b. Gangguan Konsentrasi (ADD atau Attention Deficit Disorder), gejala-gejalanya


terjadi paling sedikit selama 6 bulan. Gejala-gejala tersebut diantaranya yaitu:

1) Tidak mendengarkan orang lain berbicara

2) Sering gagal dalam memperhatikan objek tertentu

3) Sering tidak melaksanakan perintah dar orang lain.

c. Anak Hiperaktif (ADHD/Attention Deficit with Hiperactivity Disorder), gejala-


gejalanya yaitu:

1) Tidak bisa diam

2) Ketidakmampuan untuk member perhatian yang cukup lama

3) Hiperaktivitas

4) Canggung

5
6. Keterbelakangan Mental

Adalah anak yang memiliki mental yang sangat rendah, selalu membutuhkan
bantuan orang lain karena tidak mampu mengurus dirinya sendiri, kecerdasannya
terbatas, apatis, serta perhatiannya labil. Berdasarkan intelegensinya, anak yang
terbelakang mentalnya terbagi menjadi beberapa bagian yaitu:

a. Idiot, yaitu anak yang paling rendah taraf intelegensinya (IQ > 20), perkembangan
jiwanya tidak akan bertambah melebihi usia 3 tahun, meskipun pada dasarnya
usianya sudah remaja atau dewasa.

b. Imbesil, yaitu anak yang mempunyai (IQ 20-50), perkembangan jiwanya dapat
mencapai usia 7 tahun, bisa diajari untuk memelihara diri sendirivdalam
kebutuhan yang paling sederhana.

c. Debil atau moron, yaitu anak yang mempunyai (IQ 50-70), keterbelakangan Debil
tidak separah dua jenis diatas. Perkembangan jiwanya dapat mencapai hingga 10
½ tahun. Orang Debil ini dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.

7. Psikoneurosis

Anak yang mengalami psikoneurosis pada dasarnya adalah anak yang normal.
Mereka hanya mengalami ketegangan pribadi yang terus menerus, selain itu mereka
tidak bisa mengatasi masalahnya sendiri sehingga ketegangan tersebut tidak kunjung
reda. Psikoneurosis ini dibagi menjadi 3 yaitu:

a. Psikoneurosis kekhawatiran, Adalah anak yang mempunyai rasa khawatir yang


berlebihan dan tidak beralasan.

b. Histeris, adalah anak yang secara tidak sadar melumpuhkan salah satu anggota
tubuhnya, sesunguhnya secara organis tidak mengalami kelainan.

c. Psikoneurosis obsesif, adalah anak yang memiliki pikiran-pikiran dan dorongan-


dorongan tertentu yang terus menerus.

6
8. Psikosis

Psikosis disebut juga dengan kelainan kepribadian yang besar karena seluruh
kepribadian orang yang bersangkutan terkena dan orang tersebut tidak dapat hidup
dengan normal.

9. Psikopathi

Adalah kelainan tingkah laku, maksudnya penderita psikopathi ini tidak dapat
memperdulikan norma-norma sosial. Mereka selalu berbuat semaunya sendiri tanpa
mempertimbangkan kepentingan orang lain, hingga sering sekali merugikan orang
lain. Dan penderita psikopathi ini tidak menyadari adanya kelainan pada dirinya.

2.3 Sebab-Sebab Anak Berkebutuhan Khusus


Ada tiga faktor yang menyebabkan anak berkebutuhan khusus yaitu:

1. Peristiwa Pra Natal (dalam kandungan)

Berbagai macam penyakit yang dapat menyebabkan kelainan pada janin saat ibu
hamil diantaranya adalah:

a. Keracunan darah (Toxaenia) pada ibu-ibu yang sedang hamil dapat menyebabkan
janin tidak memperoleh oksigen secara maksimal, sehingga mempengaruhi
syaraf-syaraf otak yang dapat menyebabkan gangguan pada sistem syaraf dan
ketunaan pada bayi.

b. Infeksi karena penyakit kotor (penyakit kelamin / spilis yang diderita ayah atau
ibu), toxoplasmosis (dari virus binatang seperti bulu kucing), trachma dan tumor.
Tumor dapat terjadi pada otak yang berhubungan pada indera penglihatan
akibatnya kerusakan pada bola mata dan pendengaran akibatnya kerusakan dalam
selaput gendang telinga.

7
c. Kekurangan vitamin atau kelebihan zat besi sehingga ibu keracunan yang
mengakibatkan kelainan pada janin yang menyebabkan gangguan pada mata. Juga
kerusakan pada otak sehingga menyebabkan terganggu fungsi berfikirnya atau
verbal komunikasi, kerusakan pada organ telinga sehingga hilangnya fungsi
pendengaran.

2. Natal (saat kelahiran)

Pada saat terjadinya kelahiran yang mungkin hanya memakan waktu yang cukup
singkat akan tetapi jika penanganan yang tidak tepat akan mengancam perkembangan
bayinya. Diantara nya adalah:

1) Lahir premature

2) Kelahiran yang dipaksa dengan menggunakan vacuum

3) Proses kelahiran bayi sungsang.

3. Post Natal (setelah kelahiran)

Berbagai peristiwa yang dialami dalamkehidupannya seringkali dapat


mengakibatkan seseorang kehilangan salah satu fungsi organ tubuh atau fungsi otot
dan syaraf. Bahkan dapat pula kehilangan organ itu sendiri. Penyebab ketunaan yang
terjadi setelah kelahiran diantaranya:

1) Terjadi insident

2) Kekurangan vitamin atau gizi

3) Penyakit panas tinggi dan kejang-kejang.

2.4 Cara Menangani Anak Berkebutuhan Khusus


Tidak dapat dipungkiri, pengasuhan anak berkebutuhan khusus (ABK) memerlukan
tambahan energi, pemikiran, serta biaya yang lebih tinggi dibanding mengasuh anak-anak

8
pada umumnya. berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah dalam menangani anak
berkebutuhan khusus di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Penguatankondisi mental orang tua

Strategi ini membutuhkan peran aktif orang tua dalam melakukan pengasuhan
anak berkebutuhan khusus.Beberapa strategi yang dibutuhkan oleh orang tua anak
berkebutuhan khusus diantaranya perlu menyediakan waktu untuk dirinya sendiri, bekerja
sama dalam pengasuhan dengan pasangan, dan aktif dalam mencari informasi mengenai
anak berkebutuhan khusus. Orang tua perlu menyediakan waktu untuk dirinya sendiri,
sebagai bentuk apresiasi terhadap diri sendiri yang sudah menyediakan waktu ekstra dan
tenaga sehari-hari untuk mengasuh anak berkebutuhan khusus.

2. Dukungan soaial yang memadai

Dukungan social memegang peranan luar biasa bagi keberlangsungan pengasuhan


anak berkebutuhan khusus. Dukungan social dapat berupa dorongan moral, yang
menguatkan dari masyarakat sekitar maupun keluarga terdekat. Melalui dukungan sosial,
diharapkan orang tua anak berkebutuhan khusus dapat berbagi pengalaman tentang
polaasuh anak berkebutuhan khusus. Hal ini belum banyak terlihat di lingkungan
masyarakat kita, mengingat masih kuatnya kepercayaan bahwa memiliki anak
berkebutuhan khusus merupakan “karma” dari Tuhan. Sehingga, kecenderungan yang ada
keluarga dengan anak berkebutuhan khusus cenderung “dikucilkan” masyarakat. Untuk
menghapus kecenderungan ini, perlu peran pemerintah untuk memberikan edukasi
kepada masyarakat umum tentang anak berkebutuhan khusus. Edukasi ini dapat
disampaikan melalui jalur media ataupos-pos pelayanan masyarakat untuk menyentuh
masyarakat di area pinggiran atau pedesaan.

3. Peranaktif pemerintah

Peran aktif pemerintah dalam menyediakan pelayanan kesehatan dan konsultasi


yang dapat dijangkau masyarakat. Hal ini merupakan faktor yang sangat vital bagi

9
masyarakat umum, terutama bagi mereka yang berada pada kelas social menengah
kebawah. Tidak dapat dipungkiri, pelayanan konsultasi dan kesehatan masih merupakan
sesuatuhal yang mahal.

Dengan menyediakan konsultasi anak berkebutuhan khusus yang mudah


dijangkau masyarakat, diharapkan anak berkebutuhan khusus mendapat pelayanan
konsultasi yang mudah dan murah. Pemerintah pun, harus menyediakan fasilitas
penanganan anak berkebutuhan khusus secara terpadu. Saat ini, pemerintah sudah
memberikan perhatian kepada anak berkebutuhan khusus melalui pembentukan
Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (PSLB) di bawah koordinasi Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.

2.5 Cara mengajar anak berkebutuhan khusus


Cara Praktis dalam pengajaran Anak Berkebutuhan Khusus memuat informasi yang
menunjang metode pengajaran guru.Untuk itu guru harus mengikuti pelatihan pendidikan
inklusif yang praktis dan komprehensif agar dapat memahami dan menerapkan lebih baik
strategi-strategi yang digunakan dalam pendidikan inklusif. Adapun cara mengajaranan
berkebutuhan khusus adalah sebagai berikut:

1. Bersikap baik dan positif

2. Gunakan seting kelas yang sesuai

3. Bicaralah dengan jelas dengan posisi wajah menghadap siswa

4. Menfaatkan semua metode komunikasi

5. Gunakan strategi pengajaran yang efisien

6. Utamakan dukungan teman sebaya

7. Manfaatkan materi pengajaran yang ada sebaik mungkin

8. Beri penjelasan pada semua anak mengenai diabilitas

9. Buatlah kelas anda seaksesibel mungkin dan

10
10. Berbagilah pengalaman. Kesemua prinsip pengajaran tersebut juga dapat diterapkan
pada kelas regular

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Anak berkebutuhan khusus (dulu di sebut sebagai anak luar biasa) di definisikan sebagai
anak yang memerlukan pendidikan dan layanan khusus untuk mengembangkan potensi
kemanusiaan mereka secara sempurna. Penyebutan sebagai anak berkebutuhan khusus,
dikarenakan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, anak ini membutuhkan bantuan layanan
pendidikan, layanan sosial, layanan bimbingan dan konseling, dan berbagai jenis layanan lainnya
yang bersifat khusus.
11
Dalam penanganan anak berkebutuhan khusus, terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan,
diantaranya yaitu penguatan kondisi mental orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus,
dukungan sosial yang kuat dari tetangga dan lingkungan sekitar anak berkebutuhan khusus
tersebut, dan yang terakhir adalah peran aktif pemerintah dalam menjadikan pelayanan kesehatan
dan konsultasi bagi anak berkebutuhan khusus.

3.2 Saran
Setelah mengetahui dan memahami segala sesuatu hal yang berhubungan dengan anak
berkebutuhan khusus, sangat diharapkan bagi masyarakat indonesia terutama bagi para pendidik
dalam menyikapi dan mendidik anak yang menyandang berkebutuhan khusus dengan baik dan
sesuai dengan yang diharapkan. Karena pada dasarnya anak seperti itu bukan malah dijauhi akan
tetapi didekati dan diperlakukan sama dengan manusia normal lainnya akan tetapi caranya yang
berbeda.

12

Anda mungkin juga menyukai