A. Latar Belakang
Anak berkebutuhan khusus adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada anak-anak yang
memiliki kebutuhan khusus dalam pengembangan dan pendidikan mereka. Kondisi atau
karakteristik anak berkebutuhan khusus dapat bervariasi secara signifikan, dan mereka
memerlukan perhatian dan dukungan khusus dalam berbagai aspek kehidupan mereka. Berikut
adalah beberapa karakteristik umum yang mungkin dimiliki anak-anak berkebutuhan khusus:
a. Keterbatasan Fisik: Beberapa anak berkebutuhan khusus mungkin mengalami
keterbatasan fisik yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk bergerak,
berkomunikasi, atau melakukan aktivitas fisik lainnya.
b. Keterbatasan Intelektual: Beberapa anak mungkin memiliki keterbatasan intelektual yang
mempengaruhi kemampuan mereka untuk memahami dan memproses informasi. Ini
dapat berkisar dari keterbatasan intelektual ringan hingga berat.
c. Gangguan Perkembangan: Anak-anak berkebutuhan khusus juga dapat mengalami
gangguan perkembangan, seperti autisme, gangguan perkembangan bahasa, atau
gangguan motorik.
d. Gangguan Sensorik: Beberapa anak mungkin memiliki gangguan sensorik, seperti
gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, atau gangguan persepsi sensorik lainnya.
e. Gangguan Perilaku dan Emosi: Beberapa anak mungkin mengalami gangguan perilaku
dan emosi, seperti ADHD (Gangguan Defisit Perhatian dan Hiperaktivitas) atau
gangguan kecemasan.
f. Kesehatan Kronis: Beberapa anak berkebutuhan khusus mungkin memiliki kondisi
kesehatan kronis yang memerlukan perawatan medis atau perhatian khusus.
g. Kesulitan Belajar: Kesulitan belajar, seperti disleksia atau diskalkulia, juga bisa menjadi
karakteristik anak berkebutuhan khusus.
h. Kebutuhan Pendidikan Khusus: Anak-anak berkebutuhan khusus seringkali memerlukan
pendekatan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Ini dapat
mencakup dukungan guru khusus, penggunaan metode pengajaran yang berbeda, atau
perangkat bantu seperti alat komunikasi alternatif.
i. Dukungan Sosial: Anak-anak berkebutuhan khusus sering memerlukan dukungan sosial
yang lebih besar dari keluarga, teman-teman, dan masyarakat untuk membantu mereka
tumbuh dan berkembang.
j. Penting untuk diingat bahwa setiap anak berkebutuhan khusus adalah individu dengan
kebutuhan yang unik. Pendidikan dan dukungan yang tepat sangat penting untuk
membantu mereka mencapai potensi maksimal mereka. Selain itu, pengertian, inklusi,
dan kesempatan yang setara dalam masyarakat adalah nilai-nilai yang harus dijunjung
tinggi ketika berurusan dengan anak-anak berkebutuhan khusus.
k. Rumusan Masalah
1. Apa itu anak berkebutuhan khususu
2. Jenis-jenis karakteristik anak berkebutuhan khusus
B. Tujuan
1. Dapat mengetahui apa itu anak berkebutuhan khusus
2. Dapat mengetahui jenis-jenis karakteristik anak berkebutuhan khusus
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus
Anak berkebutuhan khusus adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada
anak-anak yang memiliki kebutuhan yang berbeda atau spesifik dalam pendidikan,
perkembangan, dan perawatan mereka dibandingkan dengan anak-anak pada umumnya.
Kebutuhan khusus ini dapat meliputi berbagai aspek, seperti fisik, intelektual, emosional,
sosial, atau kesehatan. Anak-anak berkebutuhan khusus seringkali memerlukan pendekatan
pendidikan dan perawatan yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.Kebutuhan khusus
anak-anak dapat bervariasi secara signifikan, dan mereka dapat mencakup berbagai kondisi
dan situasi, seperti:
o Kebutuhan Pendidikan Khusus: Anak-anak dengan kesulitan belajar, gangguan
perkembangan, atau gangguan berbicara mungkin memerlukan pendidikan khusus yang
disesuaikan dengan gaya belajar dan tingkat kemampuan mereka.
o Kebutuhan Fisik Khusus: Anak-anak dengan keterbatasan fisik, seperti cacat fisik atau
gangguan mobilitas, memerlukan aksesibilitas yang sesuai dan perawatan medis khusus.
o Kebutuhan Intelektual Khusus: Anak-anak dengan keterbatasan intelektual memerlukan
pendekatan pendidikan yang mendukung perkembangan kognitif mereka.
o Kebutuhan Emosional dan Perilaku Khusus: Anak-anak dengan gangguan perilaku atau
emosi memerlukan dukungan dalam mengatasi tantangan emosional dan sosial mereka.
o Kebutuhan Medis Khusus: Anak-anak dengan kondisi medis serius atau kronis
memerlukan perawatan medis khusus dan pendampingan yang memadai.
o Kebutuhan Sensorik Khusus: Anak-anak dengan gangguan pendengaran atau penglihatan
memerlukan dukungan dalam mengakses informasi dan berkomunikasi.
Penting untuk diingat bahwa setiap anak adalah individu yang unik, dan pendekatan
terhadap kebutuhan khusus mereka harus disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan
mereka. Pendidikan inklusif adalah pendekatan yang bertujuan untuk memasukkan anak-
anak berkebutuhan khusus ke dalam lingkungan pendidikan umum sebanyak mungkin,
sambil memberikan dukungan khusus yang diperlukan agar mereka dapat mencapai potensi
mereka. Tujuan utama adalah memberikan kesempatan bagi anak-anak berkebutuhan khusus
untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemampuan mereka.
Anak dengan kebutuhan khusus adalah anak yang secara signifikan (bermakna)
mengalami kelainan/penyimpangan (phisik, mental-intelektual, social, emosional) dalam proses
pertumbuhan/ perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya sehingga
mereka memerlukan pelayanan pendidikan khusus.Dengan demikian, meskipun seorang anak
mengalami kelainan/ penyimpangan tertentu, tetapi kelainan/penyimpangan tersebut tidak
signifikan sehingga mereka tidak memerlukan pelayanan pendidikan khusus, anak tersebut
bukan termasuk anak dengan kebutuhan khusus.
Anak yang berkebutuhan khusus secara umum dikenal masyarakat umum sebagai anak luar
biasa. Maka terlebih dahulu dibahas tentang hakekat anak luar biasa. Dalam percakapan sehari-
hari orang yang dijuluki sebagai “orang luar biasa” ialah mereka yang memiliki kelebihan yang
luar biasa, misalnya orang terkenal karena memiliki kemampuan intelektual yang luar biasa,
memiliki kreativitas yang tinggi dalam melahirkan suatu temuan-temuan yang luar biasa di
bidang IPTEK, religius, dan bidang-bidang kehidupan lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat,
dan orang yang mencapai prestasi yang mnghebohkan dan spektakuler, misalnya orang yang
berhasil menaklukkan gunung tertinggi didunia, dan sebagainya.
Dalam dunia pendidikan, kata luar biasa juga merupakan julukan atau sebutan bagi
mereka yang memiliki kekurangan atau mengalami berbagai kelainan dan penyimpangan yang
tidak dialami orang normal pada umumnya. Kelainan atau kekurangan yang dimiliki oleh mereka
ynga disebut luar biasa dapat berupa kelainan dari segi fisik, psikis, sosial dan moral.
Kelainan dari segi fisik dapat berupa kecacatan fisik, misalnya orang tidak memiliki kaki sebelah
kiri, matanya buta sebelah, dan sejenisnya. Kelainan dari segi psikis, atau aspek kejiwaan
(psikologis, misalnya orang yang menderita keterbelakangan mental akibat dari intelegensi yang
dimiliki dibawah normal) (Abdul Hadis, 2006 : 4-5).
Anak berkebutuhan khusus (dulu disebut sebagai anak luar biasa) didefinisikan sebagai anak
yang memerlukan pendidikan dan layanan khusus untuk mengembangkan potensi kemanusiaan
mereka secara sempurna. ( Hallahan dan Kauffman, 1986 dalam Abdul Hadis, 2006 : 5-6). Anak
luar biasa disebut anak yang berkebutuhan khusus, karena dalam rangka untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, anak ini membutuhkan bantuan, layanan pendidikan, layang sosial, layanan
bimbingan konseling, dan berbagai jenis layanan lainnya yang bersifat khusus.
2. Tuna Rungu
Anak yang kehilangan seluruh atau sebagian daya pendengarannya sehingga tidak atau kurang
mampu berkomunikasi secara verbal dan walaupun telah diberikan pertolongan dengan alat
bantu dengar masih tetap memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
Ciri-ciri anak tuna rungu:
Secara nyata tidak mampu dengar
Terlambat perkembangan bahasa
Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi
Kurang/ tidak tanggap bila diajak bicara
Ucapan kata tidak jelas
Kualitas suara aneh /monoton
Sering memiringkan kepala dalam usaha mendengar
Banyak perhatian terhadap getaran
Keluar cairan nanah dari kedua telinga.
3. Tuna Grahita
Anak yang secara nyata mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental
intelektual jauh di bawah rata-rata sedemikian rupa sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-
tugas akademik, komunikasi maupun sosial, dan karenanya memerlukan layanan pendidikan
khusus.
Ciri-ciri fisik dan penampilan anak:
Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala terlalu kecil / besar
Tidak bisa mengurus diri sendiri sesuai usia
Perkembangan bicara /bahasa terlambat
Tidak ada/kurang sekali perhatiannya terhadap lingkungan (pandangan kosong)
Koordinasi gerakan kurang (gerakan serina tidak terkendali0
Sering keluar ludah (cairan) dari mulut (ngiler)
Anak kembar sedunia (down syndrome)
4.Tuna Daksa
Anak yang mengalami kelainan atau cacat yang menetap pada alat gerak
(tulang,sendi,otot)sedemikian rupa sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus. jika
mereka mengalami ganguan gerakan karena kelayuan pada fungsi syaraf otak,mereka disebut
Cerebral Palsy (CP).
Ciri-ciri Anak tuna Daksa:
Anggota gerak tubuh kaku/lemah/lumpuh
Kesulitan dalm gerak (tidak sempurna,tidak lentur/tidak terkendali)
Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap/tidak sempurna/lebih kecil dari
biasanya
Terdapat cacat pada alat gerak
Jari tangan kaku dan tidak dapat menggengam
Kesulitan padasaat berdiri / berjalan /duduk dan menunjukkan sikap tubuh tidak normal
Hiperaktif/tidak dapat tenang
5. Lamban belajar
Lamban belajar atau slow leaner adalah anak yang memiliki potensi intelektual sedikit dibawah
normal tetapi belum termasuk tuna grahita biasanya memiliki IQ sekitar 70 – 90. Biasanya
dalam hal mengalami hambatan atau keterlambatan berfikir, merespon rangsangan dan adaptasi
social , tetapi masih jauh lebih baik dib3 anding dengan tuna grahita, lebih lamban dari yang
normal. Mereka butuh waktu yang lebih lama dan berulang-ulang untuk menyelesaikan tugas-
tugas akademik maupun non akademik, dan karenanya memerlukan pelayanan pendidikan
khusus.
Ciri – ciri anak lamban belajar:
Rata – rata prestasi belajarnya selalu rendah ( kurang dari 6 )
Dalam penyelesaian tugas–tugas akademik sering terlambat dibandingkan dengan teman
seusianya
Daya tangkap terhadap pelajaran terlambat
Pernah tidak naik kelas
6. Anak berkesulitan Belajar
Anak yang mengalami kesulitan belajar adalah anak yang secara nyata mengalami
kesulitan dalam tugas – tugas akademik khusus terutama dalam kemampuan membaca, menulis
dan berhitung, atau anak dalam kesulitan pada mata pelajaran tertentu yang diduga karena
disebabkan factor disfungsi neugologis dan bukan disebabkan factor intelegensi, yang sehingga
anak tersebut memerlukan pelayanan pendidikan khuusus.
Anak dalam kesulitan belajar dapat dikelompokkan dalam :
Kesulitan belajar membaca / disleksia
Kesulitan belajar menulis/ disgrafia
Kesulitan belajar berhitung/ diskalkulia
Sedang pada mata pelajaran lain mereka tidak mengalami kesulitan yang berarti.
Ciri anak yang berkesulitan belajar membaca/disleksia:
Perkembangan kemampuan membaca terlambat
Kemampuan memahami isi bacaan rendah
Kalau membaca sering terdapat kesalahan
Cirri anak yang mengalami kesulitan belajar menulis/disgrafia
Kalau menyalin tulisan sering terlambat selesai
Sering salah menulis huruf b dengan p, p dengan q, v dengan u, 2 dengan 5, 6 dengan 9
dsb
Hasil tulisannya jelek dan tidak terbaca
Tulisannya banyak salah/ terbalik/ada huruf yang hilang
Sulit menulis dengan lurus pada kertas tak bergaris
Cirri anak yang mengalami kesulitan belajar berhitung/diskalkulia
Sulit membedakan tanda – tanda +, _, < , >, =
Sulit mengoperasikan hitungan/bilangan
Sering salah membilang dengan urut
Sering salah membedakan angka 9 dengan 6 17 dengan 71, 2 dengan 5 dsb
Sulit membedakan bangun – bangun geometri