Anda di halaman 1dari 6

NAMA : NABILA

NIM :161423004

KELAS :D PG-PAUD ( SEM 2 )

MATA KULIAH : ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

DOSEN PENGAMPU : SULASTYA NINGSIH, M.Pd

RESUME

MENJELASKAN TENTANG HAK-HAK YANG DI MILIKI ANAK

BERKEBUTUHAN KHUSUS

Anak dalam suatu keluarga merupakan buah cinta kasih dari orang tua sebagai penerus
keturunan, merupakan karunia dan sekaligus amanah dari Tuhan Yang Maha Esa, yang
senantiasa harus dijaga karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, sebagai manusia
yang harus dihormati dan dijunjung tinggi. Anak dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
diartikan sebagai keturunan. Selain itu, anak pada hakekatnya seorang yang berada pada
satu masa perkembangan tertentu dan mempunyai potensi untuk menjadi dewasa. Setiap
orangtua berharap memiliki anak yang sehat, baik fisik maupun mental, akan tetapi tidak
semua pasangan dikaruniai anak sehat, sebagian anak ada yang terlahir dalam keadaan
yang kurang sempurna, dalam hal ini disebut dengan anak penyandang disabilitas.
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki keterbatasan fisik, intelektual,
emosi, dan sosial. Anak-anak ini dalam perkembangannya mengalami hambatan, sehingga
tidak sama dengan perkembangan anak sebayanya. Hal ini menyebabkan anak
berkebutuhan khusus membutuhkan suatu penanganan yang khusus. Anak yang
mempunyai keterbatasan fisik belum tentu mempunyai keterbatasan intelektual,
emosional, dan sosial. Namun, ketika masih anak-anak mempunyai keterbatasan
intelektual, emosi, dan sosial, biasanya mempunyai keterbatasan fisik. Tidak mudah untuk
mengetahui bahwa seorang anak dikategorikan sebagai anak berkebutuhan khusus,
sehingga diperlukan derajat dan frekuensi penyimpangan dari suatu norma. Seorang anak
berkebutuhan khusus adalah mereka yang berbeda dari norma sedemikian signifikan dan
sedemikian sering sehingga merusak keberhasilan mereka
dalam aktvitas sosial, pribadi, atau pendidikan. Kategori anak berkebutuhan khusus
dapat dideskripsikan oleh profesional sebagai tidak mampu (cacat), mengalami
kesulitan (gangguan), terganggu (disordered), cacat (handicapped), atau berkelainan
(luar biasa) (Haring, 1982). Anak-anak berkebutuhan khusus adalah anak-anak yang
memiliki keunikan tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya, sehingga berbeda
dengan anak normal seusianya. Perbedaan yang ada dalam diri anak berkebutuhan
khusus dapat dilihat dari perbedaan interindividual, maupun intraindividualnya. Anak-
anak tersebut biasanya mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungan,
sehingga seringkali menjadi tantangan bagi guru maupun orang tua. Maka untuk
mengembangkan potensinya, dibutuhkan pemahaman yang mendalam serta pengajaran
khusus. Adapun hak yang dimiliki anak berkebutuhan khusus yaitu: pendidikan,
perawatan, dan pelatihan.
1. Pendidikan
Pada Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (“UU Sisdiknas”) mengamanatkan pendidikan bagi
anak berkebutuhan khusus, yang berbunyi: Warga Negara yang memiliki
kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak
memperoleh pendidikan khusus. Pendidikan bagi anak yang
berkebutuhan khusus sebaiknya diberikan sejak masih kanak-kanak. Akan tetapi
mendidik anak yang berkelainan fisik, mental maupun karakteristik perilaku
sosialnya, tidak sama dengan mendidik anak normal, sebab selain memerlukan
suatu pendekatan yang khusus juga memerlukan strategi yang khusus. Hal ini
semata-mata karena bersandar pada kondisi yang dialami anak berkelainan atau
berkebutuhan khusus. Oleh karena itu, melalui pendekatan dan strategi khusus
dalam mendidik anak berkelainan, diharapkan anak berkelainan: (1) dapat
menerima kondisinya, (2) dapat melakukan sosialisasi dengan baik, (3) mampu
berjuang sesuai dengan kemampuannya, (4) memiliki ketrampilan yang sangat
dibutuhkan, dan (5) menyadari sebagai warga negara dan anggota masyarakat.
Anak-anak yang berkebutuhan khusus, memerlukan suatu metode pembelajaran
yang sifatnya khusus. Suatu pola gerak yang bervariasi, diyakini dapat
meningkatkan potensi peserta didik dengan kebutuhan khusus dalam kegiatan
pembelajaran (berkaitan dengan pembentukan fisik, emosi, sosialisasi, dan daya
nalar). Esensi dari pola gerak yang mampu meningkatkan potensi diri anak
berkebutuhan khusus adalah kreativitas.16 Selain itu, pengembangan prinsip-
prinsip pendekatan secara khusus yang dapat dijadikan dasar dalam upaya
mendidik anak berkelainan, antara lain sebagai berikut:
 Prinsip kasih sayang
 Prinsip layanan individual
 Prinsip kesiapan
 Prinsip motivasi dll
2. Perawatan
Perawatan anak berkebutuhan khusus tentu tidak bisa disamakan dengan
anak-anak lainnya. Berikut berbagai hal yang perlu diketahui dalam
memberikan perawatan anak berkebutuhan khusus. Setiap anak dengan kondisi
khusus memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya. Misalnya, anak yang
memiliki gangguan penglihatan tentu membutuhkan perawatan berbeda dengan
anak berkebutuhan khusus dengan masalah perilaku. Maka untuk perawatan
anak berkebutuhan khusus harus memerhatikan kondisi dan menyesuaikan
modifikasi apa yang mungkin perlu dilakukan.
Perawatan anak berkebutuhan khusus melibatkan perhatian khusus
terhadap kebutuhan sehari-hari, terapi, dan dukungan yang diperlukan untuk
memastikan tumbuh kembang anak. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam perawatan anak berkebutuhan khusus meliputi makan, kebersihan, terapi
fisik, terapi bermain, terapi wicara, terapi tingkah laku, dan terapi sensori
integrasi. Orang tua perlu memperhatikan sistem pendukung yang kuat,
meminta bantuan, dan memelihara kedekatan anak berkebutuhan khusus
dengan saudara-saudaranya. Selain itu, penting untuk mencari informasi yang
akurat, memahami jenis terapi yang diperlukan, dan memperhatikan panduan-
panduan khusus dalam membesarkan anak berkebutuhan khusus. Dukungan
sosial, perawatan medis, dan pemahaman akan kondisi anak sangat penting
dalam merawat anak berkebutuhan khusus.
 Kebutuhan medis
Anak berkebutuhan khusus mungkin membutuhkan alat-alat
medis sebagai penunjang aktivitas sehari-hari. Misalnya tempat tidur
khusus beserta perlengkapannya, alat bantu dengar, dan alat bantu
gerak. Mungkin anak berkebutuhan khusus juga harus dibantu karena
mengalami inkontinensia (kesulitan menahan buang air kecil).
 Modifikasi dan Adaptasi Lingkungan rumah
Mainan dan alat-alat untuk anak mungkin sulit digunakan anak
berkebutuhan khusus karena keterbatasannya. Kita bisa melakukan
melakukan modifikasi pada mainan anak sesuai kemampuannya.
Lakukan juga modifikasi pada peralatan yang digunakan, misalnya pada
botol susu. Jika anak kesulitan menggenggam botol, lapisi botol
tersebut dengan kain bekas kaus kaki agar lebih mudah digenggam.
Jika anak berkebutuhan khusus memiliki saudara yang normal
secara fisik dan mental, orangtua sebaiknya memberikan pemahaman
sedini mungkin, termasuk bagaimana mereka harus berkomunikasi dan
bermain dengan saudara mereka. Berikan pengertian misalnya jika
saudara mereka memiliki gangguan pendengaran, untuk memanggilnya,
harus dengan menyentuh bahu saudara mereka perlahan-lahan.
 Sosialisasi dan Interaksi
Interaksi dan memiliki teman adalah hal penting, termasuk untuk
anak berkebutuhan khusus. Maka salah satu yang perlu dilakukan dalam
perawatan anak berkebutuhan khusus adalah memberikan mereka
kesempatan bersosialisasi dan berinteraksi dengan teman-teman seusia.
Anak berkebutuhan khusus mungkin perlu bantuan ketika
berinteraksi dengan anak-anak lainnya. Berikan anak-anak waktu dan
tempat khusus untuk mereka bermain, tentunya tetap dalam pengawasan
orang dewasa. Siapkan berbagai mainan dan biarkan anak-anak bermain
bersama. Banyak anak berkebutuhan khusus merasa terisolasi, dengan
adanya kesempatan bermain bersama ini, mereka bisa merasakan
kegembiraan bersama teman-teman.
 Bantuan perawatan
Perawatan anak berkebutuhan khusus termasuk memerhatikan
makan, kebutuhan toilet, hingga membantu anak bisa tidur. Anak dengan
kebutuhan khusus mungkin kesulitan untuk makan karena tidak dapat
mengunyah dan menelan dengan normal. Pada kasus tertentu, anak
mungkin butuh mendapat asupan nutrisi melalui selang (NGT). Selain
cara makan, orangtua pun harus berkonsultasi tentang pola makan, jenis-
jenis makanan, dan memahami cara menyiapkan makanan untuk anak
berkebutuhan khusus. Untuk kegiatan kebersihan anak berkebutuhan
khusus, perlu dipahami mungkin anak tidak bisa ke toilet atau mandi
sendiri hingga usia lebih tua. Bahkan, beberapa anak mungkin tidak akan
bisa buang air secara mandiri. Bahkan untuk tidur pun, perawatan anak
berkebutuhan khusus bisa jadi berbeda. Anak dengan kondisi khusus
mungkin akan mengalami masalah tidur seperti otot kejang dan kesulitan
bernapas karena masalah kesehatan yang dialami.
3. Pelatihan
Pelatihan bagi anak berkebutuhan khusus dapat mencakup berbagai
aspek, termasuk pendidikan khusus, keterampilan sosial, dan kemandirian.
Pelatihan ini bertujuan untuk membantu anak-anak dengan kebutuhan khusus
mengembangkan potensi mereka sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Beberapa jenis pelatihan yang mungkin diberikan meliputi terapi wicara, terapi
fisik, pelatihan keterampilan hidup, dan pendidikan inklusif. Penting untuk
bekerja sama dengan para ahli dan pendidik khusus untuk merancang program
pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan anak berkebutuhan khusus.
Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,
pelatihan bagi anak berkebutuhan khusus diselenggarakan melalui Pusat Layanan
Pendidikan Khusus (PLPK) yang menyediakan layanan pendidikan inklusif dan
khusus bagi peserta didik berkebutuhan khusus. PLPK memberikan layanan
berupa pendidikan, pelatihan, dan bimbingan bagi anak berkebutuhan khusus
sesuai dengan kebutuhan mereka. Adapun jenis pelatihan yang tersedia bagia
anak berkebutuhan khusus yaitu:
 Pelatihan Keterampilan : Misalnya, pelatihan keterampilan pengelasan
untuk anak berkebutuhan khusus di SLB Negeri Pembina
 Pendidikan Inklusif : Dalam konteks pendidikan inklusif, semua siswa,
termasuk siswa berkebutuhan khusus, memperoleh dukungan yang sama
dalam proses pembelajaran di kelas
 Media Adaptif : Penggunaan media adaptif, seperti radio, audio, peta
timbul, dan alat-alat braille, juga merupakan bagian dari pelatihan untuk
anak berkebutuhan khusus

Anda mungkin juga menyukai