Anda di halaman 1dari 62

ANAK DENGAN

BERKEBUTUHAN KHUSUS

Ns. Velga Yazia., M. Kep


ISTILAH APA SA JA YANG ANDA KETAHUI
MENGENAI ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS?
LABELING

DISORDER Disability Handicap


• A General malfunction of mental,
Disorder physical or psychological processes
• A disturbance in normal functioning

Keterbatasan/ • Keterbatasan yang menghalangi


fungsi individu
Disability

• Kondisi yang dihasilkan karena


impairment/kecacatan/disabilitas à
Handicap peran dalam sosial/lingkungan
terhambat/tidak sepert yang normal
Anak Yang Rentan Secara
Medis
Anak berkebutuhan khusus

Anak yang Peningkatan jumlah


memerlukan anak yang telah
perawatan khusus didiagnosis mengalami
sedikit lebih meningkat gangguan fisik dan
lebih dari mental serta sejumlah
seperdelapan populasi besar anak hidup
anak di Amerika dengan bantuan terapi

Fisik dan mental


Serikat, sebesar 24% dan peralatan
teknologi tinggi
Masalah utama à
perkembangan sub
kelompok anak dengan
masalah emosi, perilaku
ABK à lebih banyak Menjadi tantangan bagi dan perkembangan anak
menggunakan/membut keluarga untuk mencari dengan kebutuhan khusus
uhkan medikasi yang sistem dan mendapatkan memiliki kesulitan yang
semua pelayanan yang
di programkan, diperlukan anak, lebih besar utk menerima
perawatan medis, asuhan dan pelayanan
- Keluarga harus yang mereka perlukan
pelayanan kesehatan meradaptasi dengan
mental atau pelayanan risiko, dan melindungi
pendiidkan daripada anak mereka
yang dibutuhkan anak Seringkali masalah anak
- Ketika mendapatkan
yang berusia sama perawatan di rumah sakit, ini tidak terdiagnosis di
dengan mereka. perawat dapat membantu awal dan terapi sulit, à
Bahkan memerlukan orgtua utk membangun
kekuatannya,
terapi terus menerus memberdayakan mereka
untuk mengatasi utk merawat anak mereka
masalah emosi,
perkembangan atau Akibatnya à berdampak negatif
perilaku
dalam kesehatan fisik dan
mental anak serta dapat
menyebabkan penurunan
penghargaan dan produktifitas
seiring dengan perkemangan
anak
Bagaimana Anda mendefenisikan
anak berkebutuhan khusus?
Defenisi
• Anak dengan kebutuhan khusus adalah
anak yang secara signifikan (bermakna)
mengalami
perbedaan/kelainan/penyimpangan
(fisik, mental-intelektual, sosial,
emosional) dalam proses
pertumbuhan/perkembangannya
dibandingkan dengan anak-anak lain
seusianya sehingga mereka
memerlukan pelayanan khusus
• Anak berkebutuhan khusus adalah
anak yang memiliki perbedaan
dengan anak-anak secara umum atau
rata-rata anak seusianya
• Anak dikatakan berkebutuhan khusus
jika ada sesuatu yang kurang atau
bahkan lebih dalam dirinya
• Anak tersebut membutuhkan
metode, material, pelayanan dan
peralatan yang khusus agar dapat
mencapai perkembangan yang
optimal, karena anak-anak
tersebut mungkin akan belajar
dengan kecepatan yang berbeda
• YANG ADA SEBENARNYA HANYALAH
SEBUAH PERBEDAAN BUKAN
KECACATAN
• Dalam istilah ini, yang lebih disoroti adalah
tentang “perbedaan kemampuan” yang
dimiliki individu berkebutuhan khusus,
mengingat dengan kemampuan yang
berbeda tersebut mereka masih dapat
melakukan berbagai aktivitas dengan
cukup baik
Secara umum apakah faktor
penyebabnya?

Sebelum Saat kelahiran Setelah kelahiran


kelahiran • Proses kelahiran • Penyakit infeksi
• Gangguan genetika : lama (anoxia), bakteri (TBC), virus
kelainan kromosom, prematur, • Kekurangan zat
transformasi kekurangan oksigen makanan (gizi,
• Infeksi kehamilan • Kelahiran dengan nutrisi)
• Usia ibu hamil alat bantu : vacum • Kecelakaan
• Pengguguran • Kehamilan terlalu • keracunan
lama : > 40 minggu
• Lahir prematur
APA YANG DILAKUKAN
ORANG TUA / MASYARAKAT
TERHADAP ABK?
• 1972, Wolf Wolfensberger
mengemukakan prinsip
NORMALISASI
• Individu berkebutuhan khusus
seharusnya mendapatkan
kesempatan menjalani kehidupan
sebagaimana individu normal
Anak Berkebutuhan
Khusus/ABK
• Anak yang terlahir berkelainan sering
disebut sebagai tidak normal sehingga
memerlukan perhatian khusus
Misalnya:
– Anak yang memiliki kelainan tubuh atau memiliki
kelainan mental, memiliki kesulitan belajar,
masalah bicara, hiperaktif, autis atau menderita
psikotik
– Anak-anak dapat berkelainan yang bermacam-
macam sehingga dipakai istilah yang lebih
manusiawi yaitu anak berkebutuhan khusus
Jenis-jenis ABK

Gangguan Gangguan Gangguan Anak


sensoris : bicara dan Fisik : Tuna cerdas
Tuna bahasa : daksa, istimewa
Netra, tuna Tuna Cerebral atau
rungu wicara palsy berbakat

Kesulitan
Gangguan Belajar :
emosi dan
Gangguan Tuna Grahita Disgrafia,
Spektrum perilaku (Retardasi diskalkulia,
Autis (Tuna Laras) : Mental) disleksia,
ADD, ADHD,
slow learner,
ODD. CD underachiver)
• Seiring dengan pemahaman dalam ilmu pengetahuan
dan tingkat kesadaran masyarakat, istilah ABK
mengalami perkembangan
• Istilah ABK bukan menggantikan istilah anak
penyandang cacat atau anak luar biasa, tetapi
memiliki cara pandang yang lebih luas dan positif
terhadap anak yang memiliki kebutuhan beragam
• Dalam hal ini yang dimaksud dengan “Kebutuhan
khusus” adalah kebutuhan yang ada kaitannya
dengan pendidikan
• Dalam tataran pendidikan inklusi, setiap anak
dipandang mempunyai kebutuhan yang bersifat
permanen maupun temporer
• Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah mereka
yang mempunyai kebutuhan khusus secara
sementara atau permanen dan atau kecacatan
sehingga membutuhkan penyesuaian layanan
pendidikan
• Konsep ABK (children with special education) memiliki
makna yang lebih luas dibandingkan dengan anak luar
biasa(exceptional children)
• ABK mencakup anak yang memiliki kebutuhan khusus
yang bersifat permanen, akibat dari kecacatan tertentu
(anak penyandang cacat) dan anak berkebutuhan
khusus yang bersifat temporer. Misal: korban trauma
kerusuhan, bencana, kesulitan membaca dll
• ABK temporer apabila tidak mendapat intervensi yang
tepat dapat menjadi permanen
Sikap dan reaksi terhadap ABK
• Tahap-tahap dan reaksi orang tua terhadap ABK:
1. Shock, menolak, sedih, cemas, takut, marah
2. Malu, tidak mau tahu sehingga disembunyikan atau
disingkirkan dari keluarga
3. Diterlantarkan atau dipasung supaya tidak mengganggu
4. Khawatir, sehingga sangat melindungi
5. Menerima/menyesuaikan diri dan dengan gigih mencari
upaya bagi kehidupan anak sehingga menjadi lebih baik
6. Tergerak pikirannya untuk mendirikan sekolah khusus atau
yayasan yang mengelola pendidikan bagi ABK
• Untuk berbagai kelainan dan kebutuhan sudah ada SLB
dengan tipe-tipe berbagai kelainan
Kategori Anak Berkebutuhan
Khusus
• Deskripsi ABK secara umum (Haring, 1982):
1. Tidak mampu (disabled) yaitu seseorang yang mempunyai
keterbatasan karena adanya kekurangan fisik yang
mengganggu
2. Mempunyai kesulitan (impaired) yaitu seseorang yang
mengalami kesulitan dalam pengindraannya
3. Terganggu (disordered) yaitu seseorang yang mempunyai
gangguan perilaku ataupun terganggu dalam hal belajar
4. Cacat (handicapped) yaitu seseorang yang mempunyai
kesulitan dalam merespon atau menyesuaikan diri dengan
lingkungan
5. Berkelainan(exeptional)
Semua kelainan tsb., termasuk yang memiliki kelebihan
• Kategori anak ABK (Haring, 1982):
1. Cacat pengindraan, misal:kerusakan pendengaran atau
penglihatan
2. Penyimpangan mental, termasuk yang sangat berbakat atau
terbelakang mentalnya
3. Gangguan komunikasi. Misal:masalah bicara dan bahasa
4. Ketidak mampuan belajar yaitu masalah belajar yang serius
tapi tdk.ada gangguan fisik
5. Gangguan perilaku, misalnya masalah emosi
6. Cacat fisik dan kesulitan dalam kesehatan. Misal: kerusakan
neurologis, kondisi orthopedi, cacat bawaan, memiliki
penyakit kronis, gangguan perkembangan dst.
• Kategori ABK(Telford & Sawrey, 1981):
1.Penyimpangan intelektual dan akademik
2.Penyimpangan pengindraan
3.Penyimpangan motor
4.Penyimpangan perilakuan dan kepribadian
5.Penyimpangan sosial
Klasifikasi Anak Berkebutuhan
Khusus
• Menurut Program Direktorat Pembinaan Sekolah Luar
Biasa tahun 2006 dan Pembinaan Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional Pendidikan adalah:
1. Tuna Netra
2. Tuna rungu
3. Tuna Grahita: (al. Down Syndrome)
4. Tuna grahita ringan (IQ = 50-70)
5. Tuna grahita sedang (IQ = 25-50)
6. Tuna grahita berat (IQ = 25)
7. Tuna daksa
8. Tuna laras (Dyscruptive/merusak)
Lanjutan
9. Tuna Wicara
10. Tuna ganda
11. HIV-AIDS
12. Gifted: Potensi kecerdasan istimewa (IQ 125).
13. Talented:Potensi bakat istimewa (Multiple Intelligences: Language,
Logico mathematic, Visuo spatial, Bodily-kynestetic, Musical,
Interpersonal, Intrapersonal, Natural, Spiritual)
14. Kesulitan belajar (al: Hyperaktif, ADD/ADHD, Dislexia/Baca,
Dysgraphia/Tulis, Dyscalculia/Hitung, Dysphasia/Bicara dan
bahasa, Dyspraxia/Motorik.
15. Lambat belajar (IQ 70 – 90)
16. Autis
17. Korban Penyalahgunaan Narkoba
18. Indigo
Gifted: Potensi kecerdasan
istimewa
• Anak berbakat (Giftedness):
Anak berbakat adalah anak yang dapat
membuktikan kemampuan prestasi tinggi
dalam berbagai bidang seperti intelektual,
kreatifitas, artistik, kapasitas kepemimpinan,
atau bidang akademik tertentu dan yang
memerlukan pelayanan serta aktifitas khusus
yang biasanya tidak diberikan oleh sekolah
dalam rangka pengembangan kemampuan
tersebut (Education Consolidation and
Improvement Act, 1981)
Multiple Intelligensi
• Konsep yang bermakna anak berbakat (gifted) telah diperluas
kearah konsep yang lebih kompleks mengenai cara
intelligensi berfungsi
• Gardner menggunakan istilah susunan “intelligensi” (lebih
populer disebut teori multiple intelligensi) adalah sbb:
1. Linguistic (verbal) intelligence meliputi pemahaman verbal,
sintaksis, semantik dan ungkapan tertulis, lisan serta
pemahaman
2. Logical-mathematical intelligence meliputi pemikiran induktif
dan deduktif serta kemampuan berhitung
3. Spatial-intelligence adalah kemampuan untuk mengeluarkan
dan memainkan konfigurasi-konfigurasi yang bersifat ruang
Lanjutan
4. Musical- intelligence meliputi kemampuan
membedakan gerakan musik, peka terhadap
ritme:kemampuan mendengar dan memainkan
irama dalam musik atau membuat komposisi musik
5. Body-kinestetic intelligence adalah kemampuan
menggunakan semua atau bagian tubuh untuk
melakukan tugas atau peragaan
6. Interpersonal-intelligence adalah kemampuan
memahami tindakan dan motivasi orang lain,
bertindak secara pantas, produktif berdasarkan
pengetahuan
7. Intrapersonal-intelligence adalah berkenaan
dengan pengertian orang terhadap diri sendiri yaitu
aspek kognitif, keunggulan, kelemahan perasaan
Kelainan penglihatan
• Beberapa kelainan pnglihatan al:
1. Myopia (rabun jauh:tidak dapat melihat benda yang jauh atau disebut
‘mata minus’ yaitu bola mata yang terlalu panjang shg, fokus gambar
jatuh di depan retina
2. Hyperropia (rabun dekat: biasa disebut ‘mata plus’ yaitu bola mata
terlalu pendek shg,fokus gambar yang dibiaskan jatuh ke belakang
retina
3. Strabismus (kadang disebut ‘juling’) yaitu kurangnya koordinasi otot-
otot luar pada mata
4. Nystagmus, adalah suatu kondisi di mana mata bergerak tersentak-
sentak dengan cepat secara tidak sengaja (berkedip-kedip)
5. Amblyopia (mata malas) yaitu seatu keadaan ketidak efisienan
pandangan mata dikarenakan tidak ada keseimbangan otot antara dua
mata
6. Hetheropia adalah kesulitan penggabungan gambar dari dua mata
menjadi satu gambar tunggal
Tanda-tanda Kemungkinan
Masalah Mata
• Sikap siswa:
1. Sering menggosok mata, menutup satu mata, menarik,
mengarahkan kepala kedepan, sering berkedip
2. Kesulitan membaca, melihat buku dekat mata, tak dapat
melihat sesuatu dari jarak jauh atau dekat, terganggu bila
melakukan tugas
• Keluhan siswa:
1. Gatal, panas, merasa gatal
2. Pusing, kepala sakit, mual ketika melakukan tugas dengan
menggunakan mata
3. Melihat samar-samar atau penglihatan ganda
4. Tak dapat melihat dengan baik
• Pendidik sering mempergunakan istilah “visually
handicapped” untuk menjelaskan siswa dengan
gangguan penglihatan bahkan yang berpengaruh
nyata pada prestasi akademiknya
• Istilah tsb. digunakan juga untuk anak-anak yang
dengan kekurangan penglihatan sebagian
(partially seeing) maupun buta secara total (blind)
• Hal yang sangat penting bagi guru adalah
mengetahui seberapa banyak siswa dapat
menggunakan penglihatan yang masih tersisa
dengan baik daripada menekankan pengukuran
ketajaman penglihatan siswa.
Gangguan pendengaran
• Gangguan pendengaran(hearing impairment) dipakai
dalam menjelaskan baik pada orang yang benar-benar
tuli maupun yang sulit mendengar
• “Sulit mendengar” merupakan gangguan pendengaran
yang dpt.bersifat permanen maupun sementara dan
berpengaruh terhadap prestasi belajar anak.
• “Tuli/tuna rungu” berarti suatu gangguan pendengaran
yang sangat berat sehingga si anak tidak
dpt.melakukan proses informasi bahasa melalui
pendengaran, dengan ataupun tanpa alat pengeras
suara yang dengan jelas mempengaruhi prestasi
belajar
Klasifikasi gangguan
pendengaran
1. Gangguan pendengaran sangat ringan (slight hearing loss) yaitu
kesulitan dalam mendengar karena hanya mampu mendengar
suara yang sayup-sayup atau dari jarak yang jauh.
2. Gangguan pendengaran taraf ringan (mild hearing loss) yaitu
kesulitan dalam mendengar percakapan, kecuali dalam jarak 3
sampai 6 kaki dan saling berhadapan
3. Gangguan pendengaran taraf sedang (moderate hearing loss)
yaitu kesulitan dalam memahami percakapan kecuali diucapkan
dengan suara keras
4. Gangguan pendengaran taraf berat (severe hearing loss) yaitu
dialami oleh anak yang hanya dpt.mendengar kecuali jika suara itu
keras dan diucapkan dekat dengan telinga.
5. Gangguan pendengaran taraf sangat berat (profound hearing loss)
yaitu dialami oleh anak mendengar suara yang sangat keras
namun umumnya hanya mampu mendengar getarannya saja
Kebutuhan pendidikan bagi siswa
yang mengalami gangguan
pendengaran
1. Alat bantu dengar dan pengaturan tempat duduk
2. Terapi wicara (speech therapy) untuk membetulkan
pola ucapan yang salah
3. Pengeras suara yang terdapat dalam alat bantu
dengar dan terapi wicara
4. Guru bantu atau guru sumber (resource teacher)
5. Pengajaran membaca bibir (lip reading) serta
pembelajaran wicara
6. Pembelajaran khusus
7. Pembelajaran khusus yang ekstensif dalam rangka
mengembangkan kemampuan bahasa dan bentuk-
bentuk komunikasi alternatif
Gangguan pendengaran supaya
berhasil di kelas inklusif
1. Memberikan tempat duduk yang khusus. Misal:
deretan paling depan
2. Beri kesempatan yang sama seperti anak lain dalam
berbicara
3. Usahakan mengulang pertanyaan atau pernyataan
jika anak belum mengerti
4. Tekankan ucapan yang jelas bagi semua siswa
5. Ingatlah bahwa anak dng.hambatan pendengaran
mengalami kelelahan lebih cepat dibanding anak lain
6. Periksa ekspresi wajah si anak utk.memastikan anda
telah kontak sebelum bicara padanya
7. Pertimbangkan penggunaan sistem kawan yang
membantu proses
Terbelakang mental: Tuna grahita
(Down Syndrome)
• Orang yang mengalami terbelakang mental sering mendapat
berbagai sebutan yang bersifat merendahkan: dungu/bebal,
bodoh (stupid), idiot, imbecile, tolol dsb.
• Kecenderungan terkini, telah terjadi perubahan dalam cara
pandang sehingga untuk kelainan tsb. digunakan istilah
“hambatan perkembangan”(development disability) daripada
“terbelakang mental” (mental retardation)
• Para pendidik khusus, memakai istilah untuk menggambarkan
siswa-siswa sesuai dengan klasifikasi pendidikannya
• Siswa yang dikategorikan “anak terbelakang mental mampu
didik”(educable mentally retarded) diharapkan dapat belajar
membaca dan menulis pada tingkat sekolah dasar namun
dengan cara dan tahap yang lebih pelan.
• Klasifikasi keterbelakangan mental:
1. Mild mental retardation (IQ: 70-80)
2. Moderate mental retardation (IQ: 25-50)
3. Severe mental retardation (IQ: 25)
4. Profound mental retardation(IQ: dibawah 25)
• Klasifikasi tersebut dipakai berdasarkan pada prestasi dalam tes IQ
• Hambatan perkembangan mental (development mental disability),
kelainan yang tampak lebih berkaitan dengan hambatan
perkembangan domain kognitif, sosial, bahkan fisik dalam hidupnya
• Keterbelakangan mental ringan membutuhkan layanan pengajaran
yang sama seperti yang diperlukan oleh murid yang lain serta
pengertian dari guru maupun murid agar ia dapat berhasil pada
kelas reguler
• Keterbelakangan mental juga membutuhkan layanan pembelajaran
yang sangat khusus, jika mereka ingin berhasil secara akademis,
sosial dan kejuruan
• Pgrogram yang dilaksanakan meliputi:
1. Program stimulasi bayi (infant stimulation program)
2. Layanan pendidikan khusus usia dini (early childhood special
education services)
3. Terapi fisik (physical therapy)
4. Terapi okupasi (ocupational therapy)
5. Terapi wicara (speech therapy)
6. Pengajaran merawat diri (teaching of self-care skill)
7. Pengajaran akademik yang fungsional (instruction in functional
academic). Misal: belajar membaca, menghitung uang pecahan dan
persiapan khusus utk. ketenagakerjaan dan khdpn.masy.
Kemampuan kognitif
(Cognitive Abilities)
• Salah satu ciri yang paling penting untuk
mendifinisikan siswa penyandang keterbelakangan
mental adalah cara mereka belajar.
• Klasifikasi berdasarkan cara mereka belajar:
1. The Pace of learning: siswa yang membutuhkan
banyak waktu dalam mempelajari mata pelajaran yang
bisa dipahami dengan cepat oleh murid lain
2. Level of learning: siswa yang tidak dapat memahami
sejauh kemampuan siswa yang lain dalam beberapa
kemampuan atau mata pelajaran
3. Levels Comprehention: siswa yang mengalami
kesulitan yang besar dalam mempelajari materi yang
abstrak
Kemampuan berbahasa
(Language Abilities)
• Kesulitan bahasa (delayed language) atau
perkembangan bahasa yang lebih lambat
sering dialami anak terbelakang mental
• Kesulitan bahasa menyebabkan
kemampuan anak terbelakang mental
disalahmengertikan atau diremehkan
• Perkembangan bahasa yang lebih lambat
dapat menjadi sumber kesulitan
akademiknya
Kemampuan sosial
(Social Abilities)
• Pada dasarnya keterbelakangan mental adalah suatu
ketidakmampuan sosial(social disability) yaitu menitikberatkan
pada ketidakmampuan untuk memahami aturan sosial dalam
keluarga, sekolah dan masyarakat bagi individu dalam
sepanjang rentang hidupnya
• Dampak dari ketidakmampuan, terdapat beberapa kebutuhan
bagi anak terbelakang mental:
1. Kebutuhan untuk merasa menjadi bagian dari yang lain
2. Kebutuhan untuk menemukan perlindungan dari sikap dan
label negatif
3. Kebutuhan akan dukungan dan kenyamanan sosial
4. Kebutuhan untuk menghilangkan kebosanan dan menemukan
stimulasi sosial
Lanjutan
• Faktor yang mempengaruhi keefektifan proses belajar
anak terbelakang mental:
1. Kesulitan memfokuskan perhatian pada sebuah tugas
dalam waktu yang lama
2. Kesulitan mengenal dan berfokus pada aspek-aspek
tugas yang penting
3. Kesulitan memindahkan dan menyamaratakan
kemampuan dari satu konteks ke konteks yang lain
4. Kesulitan mendapatkan keterangan dengan mudah
yang berhubungan dengan masalah yang
utama.misal: memahami arti bacaan atau pelajaran
5. Dapat melupakan informasi dengan sangat cepat
dibanding anak yang normal
Lanjutan
• Keuntungan inklusi bagi anak penyandang hambatan dan
bagi anak yang normal:
1. Siswa berkelainan akan lebih termotivasi dalam belajar pada
pend.yang inklusif
2. Kelas inklusif memberikan akses yang lebih baik untuk dapat
mencontoh kawan sebaya untuk mempermudah sikap-sikap
sosial yang layak
3. Persahabatan lebih berkembang antar teman sekelas.
Mereka belajar menghargai dan menerima hasil kerja setiap
individu , termasuk perbedaan perilaku
4. Siswa tanpa hambatan(normal) dapat belajar menghargai
kemampuan dan keunggulan teman sekelas yang berkelainan
5. Dengan lulus dari sekolah inklusif akan lebih berhasil sebagai
manusia dewasa
Disabilities & Giftedness
• Anak-anak yang memiliki hambatan (disabilities)sekaligus
berbakat (gifted) berada pada resiko yang tinggi untuk tidak
dikenali bakat-bakatnya
• Contoh: siswa yang memiliki hambatan pendengaran
mendapat kesulitan dalam mengkomunikasikan kemampuan
yang sebenarnya, siswa berkesulitan belajar (learning
disabilities) mungkin mengalami kesulitan dalam
menunjukkan kemampuan yang sesungguhnya disebabkan
kesulitan menulis dan membaca
Kesimpulan:
Siswa dengan berbagai hambatan tapi berbakat, perlu
dipandang dengan cermat untuk mengenali, memelihara dan
mengasah potensi mereka yang sesungguhnya
Anak kategori “Gifted-Talented”
(Skor IQ 130 keatas)
• Indonesia memiliki 1,3 juta anak usia sekolah yang berpotensi
cerdas istimewa dan berbakat istimewa (CI+BI) atau disebut gifted-
talented
• Ciri anak gifted-talented antara lain dapat dikenali dari kecerdasan
intelektualnya yang very superior dengan skor inteligensi 130
keatas, memiliki tingkat kecepatan tinggi dalam menyerap ilmu
pengetahuan dan memiliki kreatifitas tinggi
• Anak dengan kategori gifted-talented perlu memperoleh pelayanan
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi mereka
• Salah satu pelayanan yang diberikan yaitu melalui program
akselerasi. Dari 260.471 sekolah, baru 311 sekolah yang memiliki
program bagi anak CI+BI ( Sumber: Direktur Pembinaan Pendidikan
Khusus dan Layanan Khusus Kemdikbud pada International Math
and Science Camp 2011 di Jakarta
Kelainan fisik ( physical
disability)
• Kelainan fisik meliputi : Kelainan orthopedi (Orthopedic impairment)
dan kelainan kesehatan lain (other health impairment)
• Kelainan orthopedi berarti suatu keadaan penurunan fungsi
orthopedik yang mempunyai efek merugikan pada prestasi
pembelajaran anak. Istilah ini meliputi gangguan yang disebabkan
kelainan bawaan(misalnya:berkaki pengkor, hilang salah satu
anggota tubuh)
• Kelainan/gangguan yang disebabkan penyakit(misalnya
poliomyelitis, TBC tulang dll.) dan kelainan oleh penyebab
lain(misalnya, cerebral palsy, amputasi, patah tulang atau terbakar
yang menyebabkan kontraktor)
• Kelainan kesehatan lain berarti memiliki keterbatasan kekuatan,
vitalitas atau kewaspadaan yang disebabkan oleh masalah-masalah
kesehatan yang akut seperti penyakit jantung, asma, anemia,
leukemia atau peny.lain yang berakibat merugikan prestasi anak.
• Siswa yang mempunyai ketidakmampuan tsb.mungkin memiliki
gangguan yang lain, yaitu sifat-sifat ketidakmampuan sekunder.
Contoh: siswa dengan cerebral palsy mempunyai kemungkinan
menderita keterbelakangan mental, anak dengan epilepsi mungkin
mengalami ketidakmampuan belajar. Jadi keterhambatan pisik
harus dipahami sebagai kelainan awal (disabling primer)
• Jenis dan penyebab kelainan fisik berbeda-beda meliputi kelainan
bawaan atau sebagai akibat dari penyakit atau cidera
• Beberapa jenis kelainan fisik yang sering ditemukan al.:
1. Cerebral palsy adalah suatu gangguan gerakan dan postur tubuh
yang diakibatkan kerusakan di daerah otak yang mengendalikan
fungsi motorik
• Cerebral palsy:ketidak teraturan gerakan:
“Spasticity”: kontraksi otot yang tiba-tiba, gerakan disengaja yang sulit
dan kaku, kekakuan otot secara umum (hypertonia)
“Athetosis” yaitu gerakan tidak disengaja yang tidak
teratur, gerakan ini menjadi lebih nampak dalam
keadaan stres, disebut gangguan gerakan
(dyskinesia)
“Ataxia” yaitu keseimbangan yang buruk; gaya
berjalan tidak kokoh atau tersentak-sentak, kontrol
gerakan motorik halus yang buruk
“Rigidity” yaitu gerakan yang sangat kaku pada
tungkai dan lengan, kemampuan gerak yang hilang
“Tremor” yaitu getaran yang terus menerus pada
tungkai dan lengan, ritme gerakan diulang-ulang
1. Spina Bifida berarti tulang belakang terbuka atau
terbagi yaitu sebagian tulang punggung tidak
berkembang secara bersamaan dan lajur-lajur
tulang punggung akan menonjol serta rentan
akan kerusakan.
• Sebagian anak spina bifida dapat berjalan tanpa
bantuan, yang lain perlu menggunakan alat
penopang atau alat bantu gerakan.
• Spina bifida sering disertai komplikasi berupa
adanya tekanan cairan yang berlebihan disekitar
otak yang disebut hydrocephalus
2. Muscular Dystrophy adalah gangguan/kelainan
yang ditandai dengan kemerosotan otot-otot yang
progresif selama masa anak. Biasanya didahului
dengan tidak dapat menggunakan secara total
lengan dan tangan dan sulit menggerakkan serta
menopang kepala.
3. Traumatic Brain injury adalah cidera pada otak
yang disebabkan oleh tekanan pisik eksternal yang
mengakibatkan ketidakmampuan atau tidak
berfungsinya otak secara keseluruhan atau
sebagian, dan atau kemunduran psikososial yang
berdampak merugikan prestasi akademik anak
Dampak Kebutuhan Khusus pada
Anak
Ketika anak rentan secara medis/memiliki kebutuhan
khusus anak akan mengalami :
Kemampuan koping anak terpengaruh
Kemampuan anak utk mengatasi masalah sangat dipengaruhi oleh
respon keluarga thd stresor Mengalami efek penyakit
kronis/disabilitas yang berbeda
berdasarkan pada tingkat
perkembangaan anak yang secara
alami berubah setiap waktu
- Bayi dapat gagal - Mengalami - Memiliki

Batita
Bayi

Anak prasekolah
utk keterbatasan
mengembangkan
kesulitan
mengembangka untuk
rasa bersoislisasi, shg
percaya/melekat n otonomi krn
mengakibatkan
sewajarnya dg ketergantungan anak menarik
orang tua karena dg orangtua
sering hospitalisasi diri/terancam
- Jika banyak - Perkembangan - Terganggunya
pengasuh à kurang motorik dan perkembangan
konsisten dalam bahasa mungkin citra tubuh akibat
mengasuh, sikap terhambat jika pajanan yang
menyendiri atau mengakibatkan
berduka orangtua batita tidak
atas kondisi anak diberikan neyri dan
kesempatan utk ansietas
- Kemampuan anak
utk belajar mungkin menguji - Mempunyai
terhambat akibat keterbatasan perasaan bersalah
kurang stimulasi dan kemampuan yang
- Timbulnya rasa mereka menyebabkan
nyeri mereka
mengalami
penyakit dan
adanya gangguan
Next..
Anak Usia Sekolah - Keterbatasan utk - Anak remaja

Remaja
mencapai rasa merasa seperti
produktifitas krn mereka berbeda
absen sekolah dari tempat
- kelompoknya, krn
Ketidakmampuan kurangnya
utk berpartisipasi kemampuan/keter
dalam aktifitas ampilannya
yang bersifat - Menghalangi
kompetitif kemampuan
- Kurang remaja utk
bersosilisasi untuk membentuk rasa
membentuk identitas personal
hubungan dg - Remaja sulit
teman mencapai
- Keterbatasan kemandirian
fisik dalam - Tingkat berpikir
kemampuan utk abstrak terhambat
belajar melalui
tindakan konkrit

(Vessey & Sullivan, 2010)


Efek Pada Keluarga

Setiap anggota
keluarga mengalami
efek yang
berhubungan
dengan kebutuhan
khusus anak.
Pengalaman dan
respon anggota
keluarga terhadap
penyakit anak saling
mempengaruhi
secara langsung
Efek Pada Keluarga
Efek Pada Orangtua
• Orangtua beradaptasi setiap waktu dan akhirnya mampu
menerima penyakit atau disabilitas anak
• Penyangkalan terhadap masalah anak
• Orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus mengalami
banyak emosi dan perubahan dalam hidup mereka
• Timbul perasaan khawatir mengenai kesejahteraan anak dan
keluarga
• Orangtua merasa terbebani dengan asuhan yang terus
menerus
• Sering merasa tidak berdaya & kewalahan ketika anak mereka
pulang dr RS
• Mengalami rasa takut, rasa marah, rasa sedih, rasa bersalah,
rasa frustasi atau rasa benci
• Mengalami duka cita sebagai hasil kehilangan anak sempurna
yang mereka impikan
Knafl & Santacroce, 2010
Stressor dalam Kehidupan Sehari-Hari
• Terjadinya pengalaman hidup yang berbeda dari keluarga lainnya
• Tidur yang mulai mempengaruhi
• Pengawasan yang bergantung pada teknologi membuatnya sulit utk
membawa mereka ke aktifitas rumah dasar lainnya
• Identitas keluarga dan pekerjaan orangtua akan terpengaruh secraa
radikal
• Liburan dan jalan2 juga akan terpengaruh krn sulit utk
merencanakan aktivitas
• Ibu tampak menanggung beban asuhan terbesar, bukan berarti
ayah tidak terpengaruh
• Terkadang pada akhirnya orgtua akan bertanggung jawab,
meskipun mereka takut akan kegagalan tapi mereka menunjukkan
kewaspadaan, dpt bernegosiasi dan mencari informasi, serta
menjadi pembela bagi anak mereka
• Meskipun orangtua mersa terperangkap/terisolasi serta kehilangan
kebebasan, orgtua perlu bertahan krn keluarga terus memotvasi
• Orangtua dpt merasa harus bersama anak setiap waktu terkait
koping disertai beban dalam hal pemberian asuhan
Beban Tambahan :
• Meningkatkan risiko mengalami depresi
• Mengalami konflik peran, beban keuangan, dan perjuangan
antara kemandirian dalam memberikan asuhan dan isolasi
• Sangat sulit utk menikmati kejadian tiba2 diluar rumah krn
diperlukan perencanaan
• Orangtua khawatir mengenai pengambilan keputusan
mengenai pendidikan
• Merasa kesulitan utk mendapatkkan bantuan dan pelayanan
pendidikan kebutuhan anak
• Stress tambahan berhubungan dg waktu transisi dalam
asuhan seperti :
– Diagnosis awal/perubahan prognosis
– Peningkatan gejala
– Ketika anak pindah ke tatanan baru (rumah sakit, sekolah)
– Selama ketidakhadiran orangtua
Efek Pada Saudara Kandung
• Hubungan mereka dg orangtua mereka berbeda
dari apa yang seharusnya terjadi jika mereka
memiliki kakak/adik yang “normal”
• Anak menunjukkan respon emosi dan psikologis
thd kebutuhan jangka panjang saudara kandung
mereka
• Penyesuaian saudara kandung terhadap
pengetahuan mengenai penyakit, perilaku saudara
kandung, harga diri saudara kandung, cara
mendukung/membantu saudara kandung secara
sosial, kewaspadaan orgtua thd perasaan
ananknya yang lain
Manajemen Keperawatan pada Anak dan Keluarga

Membina Hubungan yang terapeutik à meningkatkan kepercayaan dan alur


informasi dua arah yang lebih efisien , menghargai rentang emosi orangtua
& bekerja sama dg orgtua, memberdayakan keluarga, menguatkan mereka
& memberi kepercayaan diri
Skrinning dan pengkajian terus-menerus à utk membantu
mengidentifikasi anak berkebutuhan khusus, seperti alat
Asuhan skrining Denver II, jika Denver digunakan secara terus-
berpusat menerus, hasilnya harus dibandingkan dari setiap kunjungan
pada - Memerlukan
Meningkatkan Home Care à rumah adalah lingkungan
yang paling tepat scr perkembangan utk smeua anak,
keluarga pelayanan yang meskipun anak memiliki ketergantungan dengan
teknologi
komprehensif dan
terkoordinasi dr - meningktakan kolaborasi antara orangtua dan
berbagai perawat home care dapat menurunkan stress
orangtua & memaksimalkan kesempatan utk
profesional tumbuh kembang yang tepat
kesehatan - bantu keluarga utk memasukkan program
medis kedalam kehidupan sehari-hari utk
meminimalkan persepsi diri anak mengenai
keadaan dirinya yang berbeda dari anak lainya
Prinsip yang Berhubungan dengan Keterlibatan
Keluarga

• Merupakan orang yang tetap dala kehidupan anak


• Menegaskan siapa mereka dan budaya mereka
• Harus memiliki akses terhadap informasi dan
pelatihan
• Berhak utk menerima asuhan kompeten secara
budaya
• Mengetahui kekuatan, keterbatasan, dan ketakutan
mereka
• Memperoleh rasa hormat dan berperan terhadap
hasil
Kesempatan pendidikan untuk
Anak Berkebutuhan Khusus

Sekolah mungkin memiliki Peran perawat à mengkaji


dampak yang besar pada keberhasilan/kegagalan sekolah
keseluruhan kesehatan & dan tentukan dampak lingkungan
perkembangan anak sekolah pada kesehatan anak
Intervensi Keperawatan untuk Keluarga
yang Memiliki Anak Berkebutuhan Khusus
1. Buat rencana kesehatan tertulis
2. Lakukan kooordinasi dan kolaborasi asuhan dengan dokter
ahli dalam disiplin lain, intervensi dini, sekolah dan agensi
publik
3. Tekankan kebutuhan utk rujukan terapi, medikasi, atau
dokter ahli
4. Bantu orangtua dengan pengambilan keputusan asuhan
anak
5. Ketika anak dihospitalisasi, dorong tingkat partisipasi
orangtua yang lebih tinggi
6. Lakukan koordinasi asuhan lintas berbagai tatanan
kesehatan
7. Beri pendidikan kesehatan penyedia asuhan anak mengenai
kebutuhan kesehatan anak

Anda mungkin juga menyukai