Anda di halaman 1dari 12

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Nama kelompok : 3

1. Salsabila Aliya Rizka 20010714002


2. Arie Wahyu Maulidya 20010714013
3. Nadia Santika 20010714024
4. Aprillia Arnita Putri 20010714035
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

Anak berkebutuhan khusus adalah


anak yang mengalami keterbatasan
atau keluarbiasaan, baik fisik, mental-
intelektual, sosial, maupun emosional
dibandingkan dengan anak lain yang
seusia dengannya.
Undang-Undang tentang Anak Berkebutuhan Khusus

1. Pasal 15 UU No. 20 tahun 2003


2. UU No. 20 tahun 2003 Pasal 32 ayat 1
3. PP No. 17 tahun 2010 pasal 129 ayat 3
4. PP No. 17 Tahun 2010 pasal 130 ayat 1 dan 2
5. Pasal 133 ayat 4
6. Permendiknas No. 70 tahun 2009 Pasal 3 ayat 1 dan 2
7. UU No. 8 tahun 2016 Pasal 1 ayat 1
Jenis-Jenis Anak Berkebutuhan
1. Anak disabilitas penglihatan (tuna netra)
2. Anak disabilitas pendengaran (tuna rungu)
3. Anak disabilitas intelektual (tuna grahita)
4. Anak disabilitas fisik (tuna daksa)
5. Anak disabilitas sosial (tuna laras)
6. Anak dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH)
atau attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD)
7. Anak dengan gangguan spektrum autisma atau autism spectrum disorders
(ASD)
8. Anak dengan gangguan ganda (cacat ganda)
9. Anak lamban belajar atau slow learner
10. Anak dengan kesulitan belajar khusus atau specific learning disabilities
11. Anak dengan gangguan kemampuan komunikasi
12. Anak dengan potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa
2. Anak disabilitas pendengaran
1. Anak disabilitas penglihatan
(tuna rungu)
(tuna netra)
Anak yang mengalami gangguan
Anak yang mengalami gangguan
pendengaran, baik sebagian ataupun
daya penglihatan berupa kebutaan
menyeluruh, dan biasanya memiliki
menyeluruh (total) atau sebagian
hambatan dalam berbahasa dan
(lowvision).
berbicara.

4. Anak disabilitas fisik (tuna 3. Anak disabilitas intelektual (tuna


daksa) grahita)
Anak yang mengalami Anak yang memiliki inteligensia
gangguan gerak akibat yang signifikan berada di bawah
kelumpuhan, tidak lengkap rata-rata anak seusianya dan disertai
anggota badan, kelainan dengan ketidakmampuan dalam
bentuk dan fungsi tubuh atau adaptasi perilaku, yang muncul
anggota gerak. dalam masa perkembangan.
6. Anak dengan gangguan pemusatan
perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) atau
attention deficit and hyperactivitydisorder
5. Anak disabilitas sosial (tuna laras) (ADHD)
Anak anak yang memiliki masalah atau deficit and hyperactivitydisorder (ADHD)
hambatan dalam mengendalikan emosi Anak yang mengalami gangguan
dan kontrol sosial, serta berperilaku perkembangan, yang ditandai dengan
menyimpang. sekumpulan masalah berupa ganggguan
pengendalian diri, masalah perhatian,
hiperaktivitas dan impulsivitas, yang
menyebabkan kesulitan berperilaku, berfikir,
dan mengendalikan emosi.

7. Anak dengan gangguan spektrum autisma


atau autism spectrum disorders (ASD) 8. Anak dengan gangguan ganda
Anak yang mengalami gangguan dalam tiga Anak yang memiliki dua atau lebih
area dengan tingkatan berbeda-beda, yaitu gangguan sehingga diperlukan
kemampuan komunikasi dan interaksi sosial, pendampingan, layanan, pendidikan
serta pola-pola perilaku yang repetitif dan khusus, dan alat bantu belajar yang
stereotipi. khusus.
9. Anak lamban belajar (slow learner) 10. Anak dengan kesulitan belajar khusus
Anak yang memiliki potensi intelektual atau specific learning disabilities
sedikit di bawah rata-rata tetapi belum Anak yang mengalami hambatan atau
termasuk gangguan mental. Mereka penyimpangan pada satu atau lebih proses
butuh waktu lama dan berulang-ulang psikologis dasar berupa ketidakmampuan
untukdapat menyelesaikan tugas-tugas mendengar, berpikir, berbicara, membaca,
akademik maupun non akademik. menulis, mengeja dan berhitung.

12. Anak dengan potensi 11. Anak dengan gangguan kemampuan


kecerdasan dan/atau bakat komunikasi
istimewa Anak yang mengalami penyimpangan
Anak yang memiliki skor dalam bidang perkembangan
inteligensi yang tinggi (gifted), bahasawicara, suara, irama, dan
ataumereka yang unggul dalam kelancaran dari usia rata-rata yang
bidang-bidang khusus (talented) disebabkan oleh faktor fisik, psikologis
sepertimusik, seni, olah raga, dan dan lingkungan, baik reseptif maupun
kepemimpinan. ekspresif.
Pengelompokan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dalam
Sekolah Luar Biasa (SLB)

1. SLB bagian A untuk anak tunanetra


2. SLB bagian B untuk anak tunarungu
3. SLB bagian C untuk anak tunagrahita
4. SLB bagian D untuk anak tunadaksa
5. SLB bagian E untuk anak tunalaras
6. SLB bagian G untuk anak cacat ganda
Cara Menangani Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

1. Orang Tua Harus Lebih Terbuka Pemikirannya


2. Lakukan Pengawasan Sedari Dini
3. Berikan Motivasi, Perhatian dan Bimbingan
4. Adaptasi dengan Anak
5. Meningkatkan Kedekatan Emosional dengan Anak
6. Ajari Anak untuk Mengeksplor Keterampilannya
7. Tanamkan Kemandirian Sedari Dini
8. Lakukan Kerjasama dengan Sekolah
9. Lakukan Pembiasaan Mengenai Sanksi dan Hukuman
10. Pelajari Kebiasaan dan Kebutuhan Anak
11. Ikutkan Anak pada Terapi-Terapi yang ada
Kesimpulan
Anak berkebutuhan khusus di definisikan sebagai anak yang
memerlukan pendidikan dan layanan khusus untuk mengembangkan
potensi kemanusiaan mereka secara sempurna. Penyebutan sebagai anak
berkebutuhan khusus, dikarenakan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya,
anak ini membutuhkan bantuan layanan pendidikan, layanan sosial, layanan
bimbingan dan konseling, dan berbagai jenis layanan lainnya yang bersifat
khusus.
Dalam penanganan anak berkebutuhan khusus, terdapat tiga hal
yang perlu diperhatikan, diantaranya yaitu penguatan kondisi mental orang
tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus, dukungan sosial yang kuat
dari lingkungan sekitar anak berkebutuhan khusus tersebut, dan yang
terakhir adalah peran aktif pemerintah dalam menjadikan pelayanan
kesehatan dan konsultasi bagi anak berkebutuhan khusus.
Saran
Setelah mengetahui dan memahami segala sesuatu hal yang
berhubungan dengan anak berkebutuhan khusus, diharapkan
bagi masyarakat indonesia terutama bagi para pendidik untuk
menyikapi dan mendidik anak berkebutuhan khusus dengan
baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Pada dasarnya anak
berkebutuhan khusus itu bukan untuk dijauhi, justru
seharusnya diberikan perhatian khusus sesuai dengan
kebutuhan yang diperlukannya. Selain itu, kita hendaknya
memberikan perlakuan sama terhadap anak berkebutuhan
khusus tanpa memandang kekhususannya.

Anda mungkin juga menyukai