Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG
Anak dengan kebutuhan khusus (special needs children) dapat diartikan
secara simpel sebagai anak yang lambat (slow) atau mengalami gangguan
(retarded) yang tidak akan pernah berhasil di sekolah sebagaimana anak-anak
pada umumnya.
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan
tema-tema tertentu. Dalam pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai mata
pelajaran.
Pembelajaran tematik menyediakan keluasan dan kedalaman implementasi
kurikulum, menawarkan kesempatan yang sangat banyak pada siswa untuk
memunculkan dinamika dalam pendidikan
Disamping itu pembelajaran tematik akan memberi peluang pembelajaran
terpadu yang lebih menekankan pada partisipasi/keterlibatan siswa dalam belajar.

1.2

RUMUSAN MASALAH
1. Apakah definisi dari anak berkebutuhan khusus?
2. Apakah definisi pembelajaran tematik?
3. Bagaimanakah penerapan pembelajran tematik untuk ABK di sekolah
inklusi?

1.3

TUJUAN
1. Untuk mengetahui apakah definisi dari anak berkebutuhan khusus.
2. Untuk mengetahui apakah definisi pembelajaran tematik
3. Untuk mengetahui bagaimanakah penerapan pembelajran tematik untuk ABK
di sekolah inklusi

ABK & PEMBELAJARAN TEMATIK | 1

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

DEFINISI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS


A. Anak Berkebutuhan Khusus
Anak dengan kebutuhan khusus (special needs children) dapat
diartikan secara simpel sebagai anak yang lambat (slow) atau mengalami
gangguan (retarded) yang tidak akan pernah berhasil di sekolah sebagaimana
anak-anak pada umumnya.
Banyak istilah yang dipergunakan sebagai variasi dari kebutuhan
khusus, seperti disability, impairment, dan handicaped. Menurut World
Health Organization (WHO), definisi masing-masing istilah adalah sebagai
berikut:
1. Impairment: merupakan suatu keadaan atau kondisi di mana individu
mengalami kehilangan atau abnormalitas psikologis, fisiologis atau
fungsi struktur anatomis secara umum pada tingkat organ tubuh. Contoh
seseorang yang mengalami amputasi satu kakinya, maka dia mengalami
kecacatan kaki.
2. Disability: merupakan suatu keadaan di mana individu mengalami
kekurangmampuan

yang

dimungkinkan

karena

adanya

keadaan

impairment seperti kecacatan pada organ tubuh. Contoh pada orang yang
cacat kakinya, maka dia akan merasakan berkurangnya fungsi kaki untuk
melakukan mobilitas.
3. Handicaped: merupakan ketidak beruntungan individu yang dihasilkan
dari impairment atau disability yang membatasi atau menghambat
pemenuhan peran yang normal pada individu. Handicaped juga bisa
diartikan suatu keadaan di mana individu mengalami ketidakmampuan
dalam bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan. Hal ini
dimungkinkan karena adanya kelainan dan berkurangnya fungsi organ
individu. Contoh orang yang mengalami amputasi kaki sehingga untuk

ABK & PEMBELAJARAN TEMATIK | 2

aktivitas

mobilitas atau berinteraksi

dengan lingkungannya dia

memerlukan kursi roda.


Menurut Heward anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan
karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu
menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk
kedalam ABK antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa,
tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan
gangguan kesehatan. istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak
luar biasa dan anak cacat. Karena karakteristik dan hambatan yang dimilki,
ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan
dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra mereka
memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu
berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat. Anak berkebutuan khusus
biasanya bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) sesuai dengan
kekhususannya masing-masing. SLB bagian A untuk tunanetra, SLB bagian
B untuk tunarungu, SLB bagian C untuk tunagrahita, SLB bagian D untuk
tunadaksa, SLB bagian E untuk tunalaras dan SLB bagian G untuk cacat
ganda.
Anak berkebutuhan khusus (ABK) agak berbeda dengan anak-anak
pada umumnya. Anak berkebutuhan khusus berproses dan tumbuh, tidak
dengan modal fisik yang wajar, karenanya sangat wajar jika mereka
terkadang cenderung memiliki sikap defensif (menghindar), rendah diri, atau
mungkin agresif, dan memiliki semangat belajar yang lemah.
Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah definisi yang sangat luas,
mencakup anak-anak yang memiliki cacat fisik, atau kemampuan IQ rendah,
serta anak dengan permasalahan sangat kompleks, sehingga fungsi-fungsi
kognitifnya mengalami gangguan.
Ada beberapa istilah yang digunakan untuk menunjukkan keadaan
anak berkebutuhan khusus. Istilah anak berkebutuhan khusus merupakan
istilah terbaru yang digunakan, dan merupakan terjemahan dari children with

ABK & PEMBELAJARAN TEMATIK | 3

special needs yang telah digunakan secara luas di dunia internasional, ada
beberapa istilah lain yang pernah digunakan diantaranya anak cacat, anak
tuna, anak berkelainan, anak menyimpang, dan anak luar biasa, ada satu
istilah yang berkembang secara luas telah digunakan yaitu difabel,
sebenarnya merupakan kependekan dari diference ability.
Anak-anak berkebutuhan khusus, adalah anak-anak yang memiliki
keunikan tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya, yang membedakan
mereka dari anak-anak normal pada umumnya.
Ada beberapa istilah yang sering digunakan untuk memahami anak
berkebutuhan khusus yaitu impairment yang berarti cacat, disability di mana
seseorang mengalami hambatan karena berkurangnya fungsi suatu organ yang
dimungkinkan karena kondisi cacat, dan handicapped,merupakan keadaan
seseorang yang mengalami hambatan dalam komunikasi dan sosialisasi
dengan

lingkungan.

Kondisi

handicapped

inilah

yang

merupakan

berkebutuhan khusus, karena untuk bersosialisasi dengan lingkungan


termasuk pendidikan dan pengajaran memerlukan perlakuan khusus.
B. Jenis-jenis Anak Berkebutuhan Khusus
a. Tunarungu
Tunarungu adalah individu yang mengalami gangguan dalam indra
pendengaran. Karena memiliki gangguan dalam pendengaran, individu
tunarungu memiliki hambatan dalam berbicara sehingga mereka biasa
disebut tunawicara. Cara berkomunikasi dengan individu menggunakan
bahasa isyarat.
Ciri-ciri tunarungu:
Kemampuan bahasanya terlambat
Tidak bisa mendengar
Lebih sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi
Perkataan yang diucapkan tidak begitu jelas
b. Tunanetra
Tunanetra adalah individu yang mengalami gangguan pada indra
penglihatan. Karena tunanetra memiliki keterbatasan dalam indra

ABK & PEMBELAJARAN TEMATIK | 4

penglihatan, maka proses pembelajaran menekankan pada alat indra


yang lain yaitu indra peraba dan indra pendengaran.
Tunanetra dibagi 2 kelompok :

Buta total : tidak dapat melihat dua jari di mukanya atau hanya
melihat sinar atau cahaya yang lumayan dapat digunakan untuk
orientasi mobilitas.

Low vision (kurang penglihatan) : mereka yang bila melihat


sesuatu harus didekatkan atau dijauhkan dari objek yang dilihatnya,
atau mereka yang mimiliki pemandangan kabur ketika melihat
objek.

Klasifikasi anak tunanetra :

Myopia : penglihatan jarak dekat, bayangan tidak terfokus dan


jatuh di belakang retina.

Hyperopia : penglihatan jarak jauh, bayangan tidak terfokus dan


jatuh di depan retina.

Astigmatisme : penyimpanan atau penglihatan kabur yang


disebabkan ketidakberesan pada kornea mata atau pada permukaan
lain pada bola mata, sehingga bayangan benda, baik pada jarak
dekat maupun jauh, tidak terfokus jatuh pada retina atau
menggunakan kacamata koreksi dengan lensa silinder.

c. Tunadaksa
Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang
disebabkan oleh kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang
bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, termasuk celebral palsy,
amputasi, polio, dan lumpuh.
Ciri-ciri tunadaksa :

Anggota gerak tubuh tidak bisa digerakkan/lemah/kaku/lumpuh

Setiap bergerak mengalami kesulitan

Tidak meiliki anggota gerak lengkap

ABK & PEMBELAJARAN TEMATIK | 5

Tidak dapat tenang

Terdapat anggota gerak yang tidak sama dengan keadaan normal


pada umumnya.

d. Tunagrahita
Tunagrahita adalah individu yang memiliki intelegensi yang signifikan
berada dibawah rata-rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam
adaptasi

prilaku

yang

muncul

dalam

masa

perkembangan.

Ciri-ciri tunagrahita :

Penampilan fisik tidak seimbang

Pada masa pertumbuhannya dia tidak mampu mengurus dirinya

Terlambat dalam perkembangan bicara dan bahasa

Cuek terhadap lingkungan, dl

e. Tunalaras
Tunalaras

adalah

individu

yang

mengalami

hambatan

dalam

mengendalikan emosi dan kontrol sosial. Tunalaras dapat disebabkan


karena faktor internal dan faktor eksternal yaitu pengaruh dari
lingkungan sekitar.
Ciri-ciri tunalaras :

Berani melanggar aturan yang berlaku,

Mudah emosi,

Suka melakukan tindakan yang agresif

f. Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar adalah individu yang memiliki gangguan pada satu
atau lebih kemampuan dasar psikologis yang mencakup pemahaman
dan

penggunaan

bahasa,

berbicara

dan

menulis

yang

dapat

memengaruhi kemampuan berfikir, membaca, berhitung, berbicara


yang disebabkan karena gangguan persepsi, brain injury, disfungsi
minimal otak, dislexia, dan afasia perkembangan.
g.

Autis
Autis adalah suatu kondisi mengenai seseorang yang didapatkannya
sejak lahir atau masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat
berhubungan sosial atau komikasi secara normal. Secara Neurologis

ABK & PEMBELAJARAN TEMATIK | 6

atau berhubugan dengan sistem persarafan. Autis dapat diartikan


sebagai anak yang mengalami hembatan perkembangan otak, terutama
pada area bahasa, sosial dan fantasi.
Dari berbagai pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa anak
berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan-perbedaan baik
perbedaan interindividual maupun intraindividual yang signifikan dan mengalami
kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungan sehingga untuk mengembangkan
potensinya dibutuhkan pendidikan dan pengajaran.
Berkebutuhan

khusus

merupakan

istilah

yang

digunakan

untuk

menyebutkan anak-anak luar biasa atau mengalami kelainan dalam konteks


pendidikan. Ada perbedaan yang signifikan pada penggunaan istilah berkebutuhan
khusus dengan luar biasa atau berkelainan. Berkebutuhan khusus lebih
memandang pada kebutuhan anak untuk mencapai prestasi dan mengembangkan
kemampuannya secara optimal, sedang pada luar biasa atau berkelainan adalah
kondisi atau keadaan anak yang memerlukan perlakuan khusus
2.2

DEFINISI PEMBELAJARAN TEMATIK


Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan
tema-tema tertentu. Dalam pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai
mata pelajaran. Sebagai contoh, tema Air dapat ditinjau dari mata pelajaran
fisika, biologi, kimia, dan matematika. Lebih luas lagi, tema itu dapat ditinjau
dari bidang studi lain, seperti IPS, bahasa, dan seni.
Pembelajaran

tematik

menyediakan

keluasan

dan

kedalaman

implementasi kurikulum, menawarkan kesempatan yang sangat banyak pada


siswa untuk memunculkan dinamika dalam pendidikan. Unit yang tematik
adalah epitome dari seluruh bahasa pembelajaran yang memfasilitasi siswa
untuk secara produktif menjawab pertanyaan yang dimunculkan sendiri dan
memuaskan rasa ingin tahu dengan penghayatan secara alamiah tentang dunia
di sekitar mereka.

ABK & PEMBELAJARAN TEMATIK | 7

Pembelajaran tematik dapat diartikan suatu kegiatan pembelajaran


dengan mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran dalam satu
tema/topik pembahasan. Sutirjo dan Sri Istuti Mamik (2004: 6) menyatakan
bahwa pembelajaran tematik merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan
pengetahuan, keterampilan, nilai, atau sikap pembelajaran, serta pemikiran
yang kreatif dengan menggunakan tema. Dari pernyataan tersebut dapat
ditegaskan bahwa pembelajaran tematik dilakukan dengan maksud sebagai
upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan, terutama
untuk mengimbangi padatnya materi kurikulum. Disamping itu pembelajaran
tematik akan memberi peluang pembelajaran terpadu yang lebih menekankan
pada partisipasi/keterlibatan siswa dalam belajar. Keterpaduan dalam
pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum,
dan aspek belajar mengajar.
Ciri-ciri pembelajaran tematik
Pembelajaran tematik memiliki ciri-ciri atau karakteristik sebagai berikut::
1. Berpusat pada siswa
Proses pembelajaran yang dilakukan harus menempatkan siswa sebagai
pusat aktivitas dan harus mampu memperkaya pengalaman belajar.
Pengalaman belajar tersebut dituangkan dalam kegiatan belajar yang
menggali dan mengembangkan fenomena alam di sekitar siswa.
2. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa
Agar pembelajaran lebih bermakna maka siswa perlu belajar secara
langsung dan mengalami sendiri. Atas dasar ini maka guru perlu
menciptakan kondisi yang kondusif dan memfasilitasi tumbuhnya
pengalaman yang bermakna.
3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Mengingat

tema dikaji dari berbagai mata pelajaran dan saling

keterkaitan maka batas mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas.


4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses
pembelajaran.
5. Bersifat fleksibel
ABK & PEMBELAJARAN TEMATIK | 8

Pelaksanaan pembelajaran tematik tidak

terjadwal secara ketat antar

mata pelajaran.
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat, dan
kebutuhan siswa.
Cara Merancang Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik
Cara

Merancang

Pembelajaran

Tematik

Pembelajaran

tematik

memerlukan perencanaan dan pengorganisasian agar dapat berhasil dengan


baik. Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam merancang pembelajaran
tematik, yaitu:
1. Memilih tema
Memilih Tema Topik untuk pembelajaran tematik dapat berasal
dari beberapa sumber. Inilah beberapa di antaranya:

Topik-topik dalam kurikulum

Isu-isu

Masalah-masalah

Event-event khusus

Minat siswa

Literatur

2. Mengorganisir tema
Mengorganisasikan Tema Pengorganisasian tema dilakukan dengan
menggunakan jaringan topik, seperti contoh berikut ini. Air IPA
Matematika Bahasa Indonesia Agama Seni IPS Kewarganegaraan Olah
raga
3. Mengumpulkan bahan dan sumber
Mengumpulkan Bahan dan Sumber Pembelajaran tematik berbeda
dengan pembelajaran berdasarkan buku paket tidak hanya dalam
mendesain, melainkan juga berbagai bahan yang digunakan.
ABK & PEMBELAJARAN TEMATIK | 9

4. Merancang kegiatan dan proyek


Merancang atau Mendesain Kegiatan dan Proyek Inilah beberapa saran:

Integrasikan bahasa-membaca, menulis, berbicara, dan mendengar

Hendaknya bersifat holistic

Tekankan pada pada pendekatan hands-on, minds-on.

Sifatnya lintas kurikulum.

5. Mengimplementasikan satuan pelajaran.


Mengimplementasikan

Pembelajaran

Tematik

Beberapa

kemungkinan implementasi:

Lakukan pembelajaran tematik sepanjang hari, untuk beberapa hari.

Lakukan pembelajaran tematik selama setengah hari untuk


beberapa hari.

Gunakan pembelajaran tematik untuk satu atau dua mata pelajaran.

Gunakan pembelajaran tematik untuk beberapa mata pelajaran.

Gunakan pembelajaran tematik untuk kegiatan lanjutan.

Keuntungan pembelajaran tematik


Keuntungan pembelajaran tematik bagi guru antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Tersedia waktu lebih banyak untuk pembelajaran. Materi pelajaran
tidak dibatasi oleh jam pelajaran, melainkan dapat dilanjutkan
sepanjang hari, mencakup berbagai mata pelajaran.
2. Hubungan antar mata pelajaran dan topik dapat diajarkan secara logis
dan alami.
3. Dapat ditunjukkan bahwa belajar merupakan kegiatan yang kontinyu,
tidak terbatas pada buku paket, jam pelajaran, atau bahkan empat
dinding kelas. Guru dapat membantu siswa memperluas kesempatan
belajar ke berbgai aspek kehidupan.
ABK & PEMBELAJARAN TEMATIK | 10

4. Guru bebas membantu siswa melihat masalah, situasi, atau topik dari
berbagai sudut pandang.
5. Pengembangan masyarakat belajar terfasilitasi. Penekanan pada
kompetisi bisa dikurangi dan diganti dengan kerja sama dan kolaborasi.
Keuntungan pembelajaran tematik bagi siswa antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Bisa lebih memfokuskan diri pada proses belajar, daripada hasil belajar.
2. Menghilangkan batas semu antar bagian-bagian kurikulum dan
menyediakan pendekatan proses belajar yang integratif.
3. Menyediakan kurikulum yang berpusat pada siswa yang dikaitkan
dengan minat, kebutuhan, dan kecerdasan; mereka didorong untuk
membuat keputusan sendiri dan bertanggung jawab pada keberhasilan
belajar.Merangsang penemuan dan penyelidikan mandiri di dalam dan
di luar kelas.
4. Membantu siswa membangun hubungan antara konsep dan ide,
sehingga maningkatkan apresiasi dan pemahaman.

2.3

PENERAPAN PEMBELAJRAN TEMATIK UNTUK ABK DI SEKOLAH


INKLUSI
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) perlu memerlukan pelayanan
pendidikan secara khusus. Hal ini dikarenakan mengingat mereka memiliki
hambatan internal antara lain fisik, kognitif dan sosial-emosional. Pendidikan bagi
anak tersebut dapat di lakukan baik dalam system segregatif di sekolah luar biasa
(SLB) maupun sistem inklusif pada sekolah umum atau regular yang
menyelenggarakan pendidikan inklusif.
Kategori ABK disini adalah peserta didik yang mengalami hambatan
visual impairments, hearing impairment, mental retardation, physical and health
disabilities, communication disorders, slow learner, learning disabilities, gifted
and talented, ADHD, autis dan multiply handicapped.

ABK & PEMBELAJARAN TEMATIK | 11

Pendidikan inklusif memiliki ciri-ciri antara lain:

ABK belajar bersama-sama dengan anak rata-rata lainnya

Setiap anak memperoleh layanan pendidikan yang layak, menantang dan


bermutu

Setiap anak memperoleh layanan pendidikan sesuai dengan kemampuan dan


kebutuhannya

Sistem pendidikan menyesuaikan dengan kondisi anak.

Pendidikan inklusif memiliki keuntungan antara lain:

Dapat memenuhi hak pendidikan bagi semua orang (education for all)

Mendukung proses wajib belajar

Pembelajaran emosi-sosial bagi abk

Pembelajaran emosi-sosial-spiritual bagi anak rerata lainnya

Pendidikan abk lebih efisien.


Kurikulum adalah seperangkat rencana pembelajaran yang didalamnya

menampung pengaturan tentang tujuan, isi, proses, dan evaluasi.Dengan demikian


kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang dirancang,
diberlakukan dan diimplementasikan dalam satu lembaga atau satuan pendidikan
tertentu.
Selanjutnya silabus merupakan rancangan pembelajaran yang disusun
oleh guru selama satu semester. Sedangkan RPP sebagai rencana pembelajaran
yang di susun guru untuk satu atau bebrapa pertemuan dengan peserta didik.
Dalam pembelajaran inklusif, model kurikulum bagi ABK dapat
dikelompokan menjadi empat, yakni:

Duplikasi kurikulum
Yakni abk menggunakan kurikulum yang tingkat kesulitannya sama dengan
siswa rata-rata/regular. Model kurikulum ini cocok untuk peserta didik
tunanetra, tunarungu wicara, tunadaksa, dan tunalaras. Alasannya peserta
didik tersebut tidak mengalami hambatan intelegensi. Namun demikian
perlu memodifikasi proses, yakni peserta didik tunanetra menggunkan huruf
braille, dan tunarungu wicara menggunakan bahasa isyarat dalam
penyampaiannya.

ABK & PEMBELAJARAN TEMATIK | 12

Modifikasi kurikulum
Yakni kurikulum siswa rata-rata/regular disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuan/potensi abk. Modifikasi kurikulum ke bawah diberikan kepada
peserta didik tunagrahita dan modifikasi kurikulum ke atas (eskalasi) untuk
peserta didik gifted and talented.

Substitusi kurikulum
Yakni beberapa bagian kurikulum anak rata-rata ditiadakan dan diganti
dengan yang kurang lebih setara. Model kurikulum ini untuk abk dengan
melihat situasi dan kondisinya.

Omisi kurikulum
Yaitu bagian dari kurikulum umum untuk mata pelajaran tertentu ditiadakan
total, karena tidak memungkinkan bagi abk untuk dapat berfikir setara
dengan anak rata-rata.
Tapi dalam kenyataanya penerapan pembelajaran tematik sangatlah

sulit untuk diterapkan kepada anak berkebutuhan khusus. Anak berkebutuhan


khusus sangatlah kesulitan dalam mengikuti pembelajaran tematik. Sehingga guru
pendamping khusus harus memodifikasi pembelajaran tematik agar pembelajaran
tersebut dapat di ikuti oleh anak berkebutuhan khusus. Tapi untuk memodifikasi
pembelajaran tematik tersebut sangatlah sulit sehingga pada kenyataanya
pembelajaran tematik tersebut tidak dapat diterima dengan baik oleh anak
berkebuthuhan khusus.

ABK & PEMBELAJARAN TEMATIK | 13

BAB III
PENUTUP
3.1

KESIMPULAN
Anak-anak berkebutuhan khusus, adalah anak-anak yang memiliki
keunikan tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya, yang membedakan mereka
dari anak-anak normal pada umumnya.
Ada beberapa istilah yang sering digunakan untuk memahami anak
berkebutuhan khusus yaitu impairment yang berarti cacat, disability di mana
seseorang mengalami hambatan karena berkurangnya fungsi suatu organ yang
dimungkinkan karena kondisi cacat, dan handicapped,merupakan keadaan
seseorang yang mengalami hambatan dalam komunikasi dan sosialisasi dengan
lingkungan. Kondisi handicapped inilah yang merupakan berkebutuhan khusus,
karena untuk bersosialisasi dengan lingkungan termasuk pendidikan dan
pengajaran memerlukan perlakuan khusus.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditegaskan bahwa pembelajaran tematik
dimaksudkan agar pembelajaran lebih bermakna dan utuh. Pembelajaran tematik
ini memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan perhatian, aktivitas
belajar, dan

pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajarinya, karena

pembelajarannya lebih berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung


kepada siswa, pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep
dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran., bersifat fleksibel,
hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat, dan kebutuhan siswa.

ABK & PEMBELAJARAN TEMATIK | 14

Anda mungkin juga menyukai