Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KOMPONEN PEMBIAYAAN DANA BOS DAN BENTUK PENYESUAIANNYA


DI MASA COVID-19

Disusun Oleh :
Akwila Wahyu Sukma Priya NIM 20010714021
Masruroh NIM 20010714025
Aprillia Arnita Putri NIM 20010714035
Nadia Putri Cantika NIM 20010714052

Dosen Pengampu
Dr. Muhammad Sholeh, S.Pd., M.Pd
Windasari, S.Pd., M.Pd

Mata Kuliah
Manajemen Keuangan

2020A
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2022
KATA PENGANTAR

Asalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan banyak rahmat serta hidayah-Nya kepada kami, sehingga dalam penyusunan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok Manajemen Keuangan dengan judul makalah
“Komponen Pembiayaan Dana BOS” penyusun telah diberi kemudahan dan kelancaran
hingga akhir.
Penyusun banyak mengucapkan trimaksih kepada Bapak Dr. Muhammad Sholeh,
M.Pd dan Bu Winda Sari, S.Pd., M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah dari manajemen
keuangan. Penyusun sendiri menyadari masih ada banyaknya kesalahan baik dari penggunaan
tata Bahasa maupun dari penulis sendiri. sehingga untuk itu, kritik, saran maupun masukan
akan sangat berarti bagi penyusun makalah ini agar lebih baik lagi.
Mohon maaf atas kekurangan serta kesalahan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk pembaca. Sekian terimakasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Surabaya. 13 Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………….. i

DAFTAR ISI ………………………………………..……………………………………. ii

BAB I : PENDAHULUAN ……………………...………………………………………... 1

A. Latar Belakang ………………………………………………………...………….. 1


B. Rumusan Masalah …………………………………………………..……………. 2
C. Tujuan Pembahasan ………...……………………………………...……………... 2

BAB II : PEMBAHASAN ……………………………………………...………………… 3

A. Komponen Pembiayaan Dana BOS ...……………………….………..….……….. 3


B. Identifikasi Laranagn dalam Pembiayaan Dana BOS ….………...……………..... 9
C. Besaran Biaya BOS pada Masing-Masing Satuan Pendidikan …………….....…... 11

BAB III : PENUTUP ……………………………………………………………………… 13

A. Kesimpulan ………………………………………………………………………... 13
B. Saran ………………………………………………………………………………. 13

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dana Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting sebagai input
instrumental bagi terselenggaranya pendidikan sekolah. Dana Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) merupakan salah satu bentuk pendanaan pendidikan dasar yang dianggap
penting dan berasal dari sumber pendapatan dan pengeluaran negara (APBN).

Program Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah suatu program


perampingan di bidang pendidikan yang menyerap anggaran besar dan berkaitan langsung
dengan kebutuhan masyarakat luas. Program ini bertujuan untuk memberikan bantuan
keuangan kepada masyarakat terkait Pendidikan dalam rangka wajib belajar 12 tahun yang
bermutu tinggi.

Berdasarkan pedoman teknis Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dalam


pelaksanaan dan pengelolaan Dana (BOS) dana BOS digunakan untuk meminjamkan biaya
operasi non-personel berupa Biaya konsumsi peralatan, daya, pemeliharaan listrik,
infrastruktur, kerja lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dll.

Sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam penyelenggaraan Bantuan Operasional


Sekolah (BOS), setiap pengelola program BOS di setiap tingkatan mulai dari Pusat,
Provinsi, hingga Kabupaten/Kota perlu melaporkan realisasi penggunaan dana BOS terkait
laporan keuangan dana tersebut.

Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang signifikan yang dapat
digunakan dalam membuat keputusan ekonomi dan menjelaskan kinerja keuangan
perusahaan, apakah dalam kondisi baik atau tidak dan rangkuman transaksi keuangan yang
dilakukan selama periode waktu tertentu. Laporan keuangan sering kali diaplikasikan untuk
menilai posisi keuangan, efektivitas dan efisiensi perusahaan pelapor, menentukan
kepatuhan terhadap peraturan, dan mengambil keputusan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja komponen dalam pembiayaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)?
2. Hal-hal apa saja yang tidak diperbolehkan dalam pembiayaan Dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS)?
3. Berapakah besaran biaya Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pada masing masing
satuan Pendidikan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui komponen-komponen yang terdapat dalam pembiayaan Dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
2. Untuk mengidentifikasi hal-hal yang tidak diperbolehkan dalam pembiayaan Dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
3. Untuk megetahui biaya Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pada masing masing
satuan Pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Komponen Pembiayaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)


Menurut Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset serta Teknologi Nomer
2 Tahun 2022 Mengenai Rincian Komponen Penggunaan Dana Bantuan Oprasional
Sekolah yakni:
1. Rincian Komponen Penggunaan Dana Bantuan Oprasional Sekolah Reguler
(Yakni dana bantuan operasional sekolah yang nantinya dialokasikan guna membantu
kebutuhan belanja operasional keseluruhan peserta didik pada satuan Pendidikan dasar
dan menengah).
1) Penerimaan Peserta didik baru yang terdiri dari pembiayaan untuk :
a. Penggandaan Formulir serta Publikasi maupun pengumuman penerimaan atas
peserta didik baru, dan pembiayaan berkaitan dengan layanan penerimaan pada
peserta didik baru yang berada dalam jaringan.
b. Biaya yang berkaitan dengan kegiatan pengenalan lingkungan sekolah.
c. Biaya yang digunakan dalam penentuan peminatan sekolah yang
diselenggarakan oleh pemerintah daerah serta tes bakat skolatik maupun tes
potensi akademik bagi sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat.
d. Baiya pendataan ulang untuk peserta didik yang lama.
e. Biaya kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan penerimaan peserta didik
baru yang relevan lainnya.
2) Pengembangan perpustakaan guna pembiayaan untuk :
a. Penyediaan buku utama baik buku teks maupun digital dengan ketentuan:
a) Buku yang akan dibeli harus buku yang dinilai serta ditetapkan kementrian.
b) Buku yang dibeli harus memnuhi rasio 1 buku untuk setiap peserta didik
pada setiap mata pelajaran.
c) Pemenuhan buku untuk guru pada setiap mata pelajaran yang diajarkan.
d) Buku yang telah dibeli harus dijadikan pegangan dalam berjalannya proses
pembelajran disekolah.
b. Penyediaan buku teks pendamping maupun buku digital yang dinilai maupun
ditetapkan oleh kementrian.

3
c. Penyediaan buku-buku non teks maupun buku digital dengan persyaratan:
a) Sekolah mampu membeli maupun menyediakan buku-buku dalm upaya
mendukung proses pembelajaran terutama guna menunjang penguatan
pendidikankarater serta pengembangan literasi.
b) Buku yang dibeli merupakan buku yang dinilai serta diterapkan oleh
kementrian maupun pemerintah daerah.
d. Penyediaan perangkat ajar maupun pencetakan modul.
e. Serta pembiayaan lain yang relevan dalam upaya pengembangan perpustakaan.
3) Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran serta ekstrakulikuler pembiayaan yang
meliputi:
a. Kegiatan-kegiatan pembelajaran yakni:
a) Penyediaan bahan pendukung pembelajaran maupun alat Pendidikan.
b) Pembelajaran pengayaan, pembelajaran remedial, maupun persiapan ujian.
c) Biaya-biaya guna mengembangkan media pembelajaran yang berbasis
teknologi informasi serta komunikasi.
d) Penyediaan perangkat lunak maupun aplikasi yang digunakan proses
pemeblajaran.
e) Pengembangan kegiatan literasi.
f) Pelaksanaan penumbuhan budi pekerrti maupun Pendidikan karakter, juga
termasuk penanganan dan pencegahan intoleransi serta kekerasan pada
lingkungan satuan Pendidikan.
g) Pengembangan pembelajaran berbasis pada proyek.
h) Serta kegiatan lain yang relevan dalam upaya menunjang proses Pendidikan.
b. Kegiatan Ekstrakulikuler pembelajraan yang meliputi:
a) Penyelenggaraan ekstrakulikuler sesuai dengan kebutuhan sekolah
termasuk juga pembiayaan lomba di sekolah.
b) Pembiayaan upaya rangka mengikuti kegiatan maupun lomba didalam
negeri.
c) Serta pembiayaan lain yang relevan guna menunjang operasional kegiatan
ekstrakulikuler disekolah.

4
4) Pembiayaan Pelaksanaan kegiatan evaluasi serta asesmen pembelajaran meliputi:
a. Penyelenggaraan ulangan harian, UTS, UAS, Ulangan kenaikan kelas, Asesmen
nasional, survey karakter, asesmen sekolah, asesmen berbasis komupter
maupun asesmen lainya termasuk dalam penyediaan laporan hasil ujian dan lain
lain.
b. Pembiayaan lainya yang relevan dengan kegiatan asesmen maupun evaluasi
pembelajaran sekolah.
5) Pembiayaan Pelaksanaan administrasi kegiatan sekolah yang meliputi :
a. Operasional serta pengelolaan rutin sekolah dalam rangka pembelajaran tatap
muka maupun jarak jauh.
b. Pembelian sabun pembersih tangan, pembasmi kuman, masker maupun
penunjang kebersihan lainya.
c. Pembiayaan lainya yang relevan dalam upaya pemenuhan administrasi kegiatan
sekolah.
6) Pembiayaan pengembangan profesi guru serta tenaga kependidikan meliputi:
a. Peningkatan maupun pengembangan kompetensi guru serta tenaga
kependidikan.
b. Pengembangan inovasi yang berkaitan dengan konten pembelajaran serta
metode pembelajaran.
c. Pembiayaan lainya yang relevan dalam upaya menunjang pengembangan
profesi guru serta tenaga kependidikan.
7) Pembiayaan langganan daya serta jasa yang meliputi:
a. Menyewa maupun membeli genset serta panel surya dan peralaatan pendukung
sesuai kebutuhan, biaya perawatan maupun perbaikan sekolah yang belum ada
termasuk jaringan listrik maupun kondisi listrik yang tidak stabil.
b. Pembiayaan langganan daya serta jasa dapat digunakan guna pembelian paket
data, pulsa, maupun layanan Pendidikan daring berbayar bagi pendidik maupun
peserta didik dalam upaya pelaksanaan pembelajaran jarak jauh.
c. Pembiayaan dalam upaya pembayaran daya maupun pendukung operasional
mulai dari penambahan kapasitas, pemasangan baru, pembayaran langganan
rutin air, listrik internet, telepon, pembiayaan langganan daya serta jasa lain
yang relevan.

5
8) Pembiayaan pemeliharaan sarana dan prasaana yang meliputi:
a. Pembiayaan perbaikan kerusakan ringan yakni komponen non struktural
bagunan sekolah seperti:
a) Penutup plafond
b) Penutup atap
c) Kelistrikan
d) Pengecatan
e) Pintu, jendela, serta aksesorislainya
f) Penutup lantai
b. Perbaikan meubelair serta pembelian kursi, meja peserta didik maupun guru jika
kursi dan meja yang sudah ada tidak berfungsi ataupun jika jumlahnya kurang.
c. Perbaikan tempat cuci tangan, toilet sekolah, saluran air kotor serta sanitasi
lainya.
d. Penyediaan sumber air bersih yang termasuk pompa serta instalasinya bagi
sekolah yang masih belum memiliki air bersih.
e. Pemeliharaan maupun perbaikan computer, lebtop, printer, proyektor maupun
pendingin ruangan.
f. Perbaikan maupun pemeliharaan peralatan praktikum.
g. Pemeliharaan fasilitas maupun taman sekolah.
h. Perawatan dan penyediaan fasilitas maupun aksesibilitas peserta didik
berkebutuhan khusus.
i. Serta pembiayaan lain yang relevan dengan pemeliharaan sarana dan prasarana
sekolah.
9) Penyediaan alat multi media pembelajaran yang meiliputi pembiayaan perbaikan
maupun pembelian
a. Komputer desktop untuk digunakan dalam proses pembelajaran
b. Laptop
c. Printer maupun printer plus scanner
d. LCD proyektor
e. Alat multi media pembelajaran yang lainya yang menunjang pembelajaran
berbasis informasi serta komunikasi

6
10) Penyelenggaraan kegiatan-kegiatan peningkatan kompetensi keahlian SMK:
a. Penyelengaaraan kegiatan uji kompetensi keahlian maupun sertifikasi kejuruan.
b. Penyelenggaraan kegiatan sertifikasi kompetensi peserta didik.
c. Penyelenggaraan adanya kegiatan uji kompetensi kemampuan dalam Bahasa
asing berstandar internasional bagi lembaga yang telah ditunjuk secara resmi.
d. Penyelenggaraan praktik kerja industry maupun lapangan termasuk perjalanan
dinas pembimbing dalam pencarian tempat praktek, pemantauan maupun
bimbingan.
e. Kegiatan pemagangan guru serta peserta didik di industri.
f. Penyelenggaraan SMK maupun AMALB sebagai lembaga sertifikasi profesi
pihak pertama termasuk pendirian serta pengembangan ruang lingkup skema
sertifikasi.
g. Pengembangan kerja sama isndustri dalam upaya penigngkatan kompetensi
keahlian.
h. Serta biaya lain yang relevan dalam peningkatan kompetensi keahlian.
11) Pembiayaan penyelenggaraan kegiatan dalam mendukung keterserapan lulusan
SMK dan SMALB meliputi:
a. Penyelenggaraan bursa kerja yang terkhusus SMK maupun SMALB
b. Pemantauan kebekerjaan lulusan
c. Pembiayaan lain yang relevan
2. Rincian Komponen Penggunaan Dana Bantuan Oprasional Sekolah Kinerja
(yakni dana bantuan operasional sekolah yang nantinya dialokasikan bagi satuan
Pendidikan dasar dan menengah yang dinilai berkinerja sangat baik yakni sebagai
sekolah berprestasi serta ditetapkan sebagai pelaksana program sekolah penggerak
yang ada).
1) Rincian komponen-komponen penggunaan Dana Bantuan Oprasional Sekolah
penggerak:
a. Pembiayaan Pengembangan atas sumber daya manusia meliputi:
a) Identifikasi dan pemetaan potensi serta kebutuhan pada pelatihan.
b) Penguatan pelatihan griyaan pada satuan Pendidikan.
c) Penguatan pada komunitas belajar di Satuan Pendidikan.
d) Pelatihan yang dilakukan mandiri dengan komunitas praktis.
e) Peningkatan kapasitas pada literasi digital .

7
f) Kegiatan yang lain yang relevan dalam upaya pelaksanaan pengembangan
SDM.
b. Pembiayaan Pembelajaran dengan paradigma yang baru meliputi:
a) Pencetakan maupun penyediaan panduan serta buku untuk kebututuhan
peserta didik dan pendidik terkait pembelajaran dengan menggunakan
paradigma baru yang telah ditetapkan kementrian.
b) Pelaksanaan pembelajaran paradigma baru seperti halnya pembelajaran
berbasis proyek.
c) Kegiatan yang lain yang relevan dengan paradigma baru.
c. Pembiayaan digitalisasi sekolah meliputi:
a) Penguatan pada infranstruktur listrik.
b) Penguatan pada infranstruktur internet.
c) Lokakarya pada implementasi digitalisasi sekolah.
d) Serta kegiatan lainya yang relevan dengan pelaksnaaan digitalisasi sekolah.
d. Pembiayaan perencanaan berbasis data meliputi:
a) Kebijakan serta program pelaksanaan program skolah penggerak.
b) Perencanaan, pelaksanaan seerta evaluasi program sekolah penggerak pada
satuan Pendidikan.
c) Penguatan atas kapasitas tata kelola satuan Pendidikan.
d) Kegiatan yang lain yang relevan pada pelaksanaan perencanaan berbasis
data.
2) Rincian Komponen Penggunaan Dana Bantuan Oprasional Sekolah kinerja sekolah
berprestasi
a. Pembiayaan Ssesmen talenta serta kebugaran yang meliputi:
a) Asesmen terhadap bakat dan minat.
b) Asesmen terhadap kebugaran.
c) Kegiatan yang lain yang relevan terhadap pelaksanaan asesmen talenta serta
kebugaran pada peserta didik.
b. Pembiayaan pelatihan serta pengembangan prestasi yang meliputi :
a) Penguatan pelatihan griyaan atau in house training ketalentaan oleh satuan
Pendidikan.
b) Pelatihan yang berbasis proyek.
c) Penguatan pelatihan untuk pembina talenta.
d) Penyelanggaraan atas penguatan kapasitas ketalentaan yang berkelanjutan.

8
e) Peningkatan kapasitas atas peserta didik yang berprestasi guna lenjutkan
Pendidikan.
f) Penyediaan sarana penunjang dalam ketalentaan.
g) Kegiatan lainya yang tentunya relevan dalam upaya pelaksanaan pelatihan
serta pengembangan prestasi.
c. Pembiayaan pengelolaan data serta informasi talenta yang meliputi:
a) Input data ketalentaan.
b) Proses data ketalentaan.
c) Anaalisis terkait data ketalentaan.
d) Serta kegiatan lainya yang relevan dalam upaya pelaksanaan pengelolaan
data serta informasi talenta.
Kegiatan aktualisasi terkait prestasi yang meliputi pemboayaan peserta didik,
pendamping, serta pembina guna mengikuti ajang talenta maupun pembiayaan yang lain
yang relevan terhadap pelaksanaan aktualisasi prestasi.

B. Identifikasi Larangan dalam Pembiayaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)


Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah dana yang digunakan terutama
untuk mendanai belanja nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar dan menengah, dana
BOS juga dimungkinkan untuk mendanai beberapa kegiatan lain sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan. Berdasarkan Permendikbudristek No. 2 Tahun 2022 tentang
kebijakan pengelolaan Dana BOS, terbagi menjadi 2 yakni Dana BOS Reguler dan Dana
BOS Kinerja. Dana BOS Reguler adalah dana BOS yang dialokasikan untuk membantu
kebutuhan belanja operasional seluruh peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan
menengah. Sementara Dana BOS Kinerja adalah dana yang dialokasikan bagi satuan
pendidikan dasar dan menengah yang dinilai berkinerja baik sebagai sekolah berprestasi
dan sekolah yang ditetapkan sebagai pelaksana program sekolah penggerak.
Dalam pengelolaan dan pembiayaan dana BOS terdapat beberapa hal yang boleh
dan tidak boleh atau dilarang untuk dilakukan, antara lain :
a. Hal yang BOLEH dilakukan
Menurut (Kemendikbudristek, 2022), sekolah menggunakan Dana BOS
Reguler untuk membiayai operasional penyelenggaraan pendidikan di sekolah meliputi
komponen:

9
 Penerimaan Peserta Didik baru.
 Pengembangan perpustakaan.
 Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler.
 Pelaksanaan kegiatan asesmen dan evaluasi pembelajaran.
 Pelaksanaan administrasi kegiatan sekolah.
 Pengembangan profesi guru dan tenaga kependidikan.
 Pembiayaan langganan daya dan jasa.
 Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah.
 Penyediaan alat multimedia pembelajaran.
 Penyelenggaraan kegiatan peningkatan kompetensi keahlian.
 Penyelenggaraan kegiatan dalam mendukung keterserapan lulusan, dan/atau
pembayaran honor.
Sementara sekolah yang mendapat Dana BOS Kinerja terbagi lagi menjadi 2,
yakni Dana BOS Kinerja Sekolah Penggerak dan Dana BOS Kinerja Sekolah
Berprestasi. Dana BOS kinerja sekolah penggerak dapat digunakan untuk membiayai
operasional penyelenggaraan pendidikan yang meliputi beberapa komponen:
 Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).
 Pembelajaran dengan paradigma baru.
 Digitalisasi sekolah.
 Perencanaan berbasis data.
Disamping itu, dana BOS kinerja sekolah berprestasi dapat digunakan untuk
membiayai beberapa komponen yakni:
 Asesmen talenta dan kebugaran.
 Pelatihan dan pengembangan prestasi.
 Pengelolaan data dan informasi talenta.
 Kegiatan aktualisasi prestasi.
b. Hal yang TIDAK BOLEH dilakukan
Menurut (Kemendikbudristek, 2022), dana BOS yang diterima oleh sekolah
tidak boleh digunakan untuk membiayai beberapa hal operasional berkaitan
penyelenggaraan pendidikan, diantaranya :
 Disimpan dengan maksud dibungakan;
 Dipinjamkan kepada pihak lain;

10
 Membeli software/perangkat lunak untuk pelaporan keuangan BOS atau software
sejenis;
 Membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas sekolah, antara lain studi banding,
tur studi (karya wisata), dan sejenisnya;
 Membayar iuran kegiatan yang diselenggarakan oleh UPTD kecamatan/ kabupaten/
kota/ provinsi/ pusat, atau pihak lainnya;
 Membayar bonus dan transportasi rutin untuk guru;
 Membiayai akomodasi untuk kegiatan yang diselenggarakan oleh
 Membeli pakaian/seragam/sepatu bagi guru/peserta didik untuk kepentingan
pribadi (bukan inventaris sekolah);
 Digunakan untuk rehabilitasi sedang dan berat;
 Membangun gedung/ruangan baru, kecuali pada SD/SMP yang belum memiliki
prasarana jamban/WC dan/atau kantin sehat;
 Membeli Lembar Kerja Siswa (LKS) dan bahan/peralatan yang tidak mendukung
proses pembelajaran;
 Menanamkan saham;
 Membiayai kegiatan yang telah dibiayai dari sumber dana pemerintah
pusat/pemerintah daerah atau sumber lainnya;
 Membiayai iuran dalam rangka upacara peringatan hari besar nasional, dan
membiayai penyelenggaraan upacara/acara keagamaan; dan/atau
 Membiayai kegiatan dalam rangka mengikuti pelatihan/ sosialisasi/pendampinga
terkait program BOS/perpajakan program BOS yang diselenggarakan lembaga di
luar dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota dan/atau Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.

C. Besaran Biaya BOS pada Masing-Masing Satuan Pendidikan


1. Sasaran Program BOS dan Besar Bantuan
Sasaran program dana BOS adalah seluruh sekolah SD/SDLB,
SMP/SMPLB/SMPT, dan SD-SMA, baik negeri maupun swasta di seluruh provinsi di
Indonesia yang sudah memiliki Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) dan masuk
dalam sistem Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Besarnya jumlah dana BOS didasarkan
jumlah peserta didik yang sudah terdaftar dalam sistem Dapodik. Selain itu, khusus

11
untuk Sekolah Terintegrasi yang memiliki jumlah peserta didik kurang dari 60 orang,
maka akan tetap dihitung sebesar 60 orang.
Peraturan tersebut didasarkan pada juknis yang diatur dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 6 Tahun 2021 tentang petunjuk
teknis Bantuan Operasional Sekolah. Berapa besaran alokasi dananya. Berikut di
antaranya:
 Sekolah Dasar (SD), Rp 900.000 – Rp 1.960.000 (kenaikan rata-rata 12,19 persen).
 Sekolah Menengah Pertama (SMP), Rp 1.100.000 – Rp 2.480.000 (kenaikan rata-
rata 13,23 persen).
 Sekolah Menengah Atas (SMA), Rp 1.500.000 – Rp 3.470.000 (kenaikan rata-rata
13,68 persen).
 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Rp 1.600.000 – Rp 3.720.000 (kenaikan rata-
rata 13,61 persen).
 Sekolah Luar Biasa (SLB), Rp 3.500.000 – Rp 7.940.000 (kenaikan rata-rata 13,18
persen).
2. Perencanaan Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
Pada kegiatan perencanaan pengelolaan Dana BOS komponen yang ikut di
dalam pengelolaan dana BOS adalah Kepala Sekolah memiliki peran penanggung
jawab, Bendahara sekolah, beberapa dewan guru, dan Komite sekolah. Proses
perencanaan dimulai dengan penyusunan RAKS oleh tim manajemen bos sekolah,
guru, dan komite sekolah kemudian melibatkan beberapa stakeholder sekolah yaitu
pihak- pihak yeng berkepentingan dengan sekolah, dan mereka melaksanakan perannya
masing- masing sebagai Tim Manajemen BOS, dewan guru, dan Komite sekolah.
Langkah-langkah dalam menyusun RAKS dimulai dengan mengidentifikasi
kebutuhan sekolah dilanjutkan dengan membuat perencanaan anggaran kemudian tim
mensosialisasikan kepada Kepala sekolah, guru, dan komite sekolah, selajutnya RAKS
dipajang di papan pengumuman sekolah sehingga semua warga sekolah bisa
mengetahui anggarannya.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah dana yang digunakan terutama
untuk mendanai belanja nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar dan menengah, dana
BOS juga dimungkinkan untuk mendanai beberapa kegiatan lain sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan. Berdasarkan Permendikbudristek No. 2 Tahun 2022 tentang
kebijakan pengelolaan Dana BOS, terbagi menjadi 2 yakni Dana BOS Reguler dan Dana
BOS Kinerja.
Dalam pembiayaan dana BOS perlu memperhatikan beberapa hal, yakni
komponen-komponen pembiayaan BOS, mengidentifikasi hal-hal yang boleh dan yang
tidak boleh dilakukan dalam penggunaan pembiayaan BOS, hingga besaran biaya BOS
yang harus dikeluarkan pada masing-masing satuan pendidikan. Beberapa hal diatas sangat
penting untuk perhatikan dalam pelaksanaan pembiayaan BOS oleh sekolah.

B. Saran
Pendidik perlu terlibat dalam proses pengelolaan dan pengawasan serta partisipasi
aktif BOS. Hal ini berdampak signifikan terhadap penggunaan dan efektivitas BOS. Agar
kolaboratif dan terbuka, pendidik atau lembaga harus menggunakan prinsip transparansi
dan akuntabilitas sebagai tolok ukur dalam mengelola dana BOS.

13
DAFTAR PUSTAKA

Kemendikbudristek. (2022). Larangan Penggunaan Dana BOS. Kemendikbud.Go.Id.


https://rkas.kemdikbud.go.id/laranganbos
Kemendikbudristek. (2022). Kebijakan Pengelolaan Dana BOS Tahun 2022.
Permendikbudristek.Go.Id. http://ditpsd.kemdikbud.go.id/hal/bos
Marwah, Y. (2018). Latar Belakang Dana Pendidikan. eprints.ummi.ac.id, 1-3.
Sri Wayuni Okvitasi, Hadiyanto, Y. S. (2018) ‘Pengelolaan Dana Bantuan Operasional’,
Journal Ekonomi, 1(1).
Teknologi, D. A. N. (2022). https://jdih.kemdikbud.go.id. 1–15.

14

Anda mungkin juga menyukai