Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

RENCANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH (RAPBS)


DALAM MATA KULIAH ADMINISTRASI DAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

Disusun Oleh:
1. M.Saripudin Toyib NIM 20226013136
2. Jamila NIM 20226013089

Dosen Pengampu :

1. Dr. Nuril Furkan, M.Pd


2. Dr. Mahasir, M.Pd

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


DAFTAR ISI

HALAMAN COVER
DAFTAR ISI………………………………………………………………ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………….…… 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………… 2
C. Tujuan………………………………………………………………..… 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian, Fungsi dan Tujuan RAPBS………………………………... 3
B. Komponen Pembiayaan Sekolah……………………………………….. 4
C. Bentuk-Bentuk Anggaran RAPBS …………………………………….. 4
D. Langkah-Langkah Penyusunan RAPBS……………………...………... 6
E. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Keuangan Sekolah….………………......... 8
F. Prinsip Penyusunan RAPBS………………………………………........ 10
G. Pertanggungjawaban RAPBS……………………………………..…… 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………..………..………………...... 12
B. Saran ……...…………….……………………...……………………...... 12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….... 15
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekolah adalah sebuah aktifitas besar yang di dalamnya ada empat komponen
yang saling berkaitan. Empat komponen yang di maksud adalah Staf Tata laksana
Administrasi, Staf Teknis Pendidikan yang didalamnya meliputi Kepala Sekolah dan
Guru, Komite sekolah sebagai badan independent yang membantu terlaksananya
operasional pendidikan, dan siswa sebagai peserta didik yang bisa di tempatkan sebagai
konsumen dengan tingkat pelayanan yang harus memadai. Hubungan keempatnya harus
saling berkaitan, karena keberlangsungan operasional sekolah terbentuknya dari
hubungan keempat komponen tersebut karena kebutuhan akan pendidikan demikian
tinggi. Salah satu unsur yang penting dimiliki oleh suatu sekolah agar menjadi sekolah
yang dapat mencetak anak didik yang baik adalah dari segi keuangan. Manajemen
pembiayaan atau anggaran sekolah sangat penting hubungannya dalam pelaksanaan
kegiatan sekolah.
Ada beragam sumber dana yang dimiliki oleh suatu sekolah, baik dari
pemerintah, masyarakat, maupun pihak lain yang sifatnya tidak mengikat. Ketika dana
dari beberapa sumber mengalir masuk, harus dipersiapkan sistem pengelolaan keuangan
yang professional dan jujur. Pengelolaan keuangan secara umum sebenarnya telah
dilakukan dengan baik oleh semua sekolah. Hanya kadar substansi pelaksanaanya yang
beragam antara sekolah yang satu dengan yang lainnya. Adanya keragaman ini
bergantung kepada besar kecilnya tiap sekolah, letak sekolah dan julukan sekolah. Pada
sekolah-sekolah biasa yang daya dukung masyarakatnya masih tergolong rendah,
pengelolaan keuangannya pun masih sederhana. Sedangkan, pada sekolah-sekolah biasa
yang daya dukung masyarakatnya besar, bahkan mungkin sangat besar, tentu saja
pengelolaan keuangannya cenderung menjadi lebih rumit. Kecenderungan ini dilakukan
karena sekolah harus mampu menampung berbagai kegiatan yang semakin banyak
dituntut oleh masyarakatnya.
Dalam mencapai Visi, Misi dan Tujuan Sekolah maka sanggat perlu seluruh
rangkaian kegiatan dan target yang akan dituju oleh sekolah perlu dituangkan kedalam
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS), mulai dari jenis
kegiatan, waktu, sumber dana dalam melaksanakan proses kegiatan di sekolah. Sehingga
dalam penyusunan RAPBS dituntut untuk menampung berbagai masukan seluruh warga
sekolah. Pengembangan Standar Pembiayaan didalam sekolah merupakan salah satu
kegiatan pokok didalam melaksanakan Standar Nasional Pendidikan (SNP) dengan
Pengembangan Standar Pembiayaan yang baik maka kegiatan pengembangan SNP yang
lain akan mengikuti kearah yang baik juga.
Dilatar belakangi oleh alasan diatas maka penulis membuat makalah tentang
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) untuk mewujudkan
pendidikan dengan fasilitas yang terbaik yang digunakan oleh siswa.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, dapat dibuat perumusan
masalah sebagai berikut .
1. Apakah pengertian, fungsi dan tujuaan dari RAPBS ?
2. Bagaimana komponen pembiayaan sekolah?
3. Bagaimana bentuk-bentuk anggaran dalam RAPBS?
4. Bagaimana langkah-langkah dalam penyusunan RAPBS ?
5. Bagaimana prinsip-prinsip pengelolaan keuangan sekolah?
6. Bagaimana prinsip-prinsip penyusunan RAPBS ?
7. Bagaimana bentuk pertanggung jawaban dalam penyusunan RAPBS ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Mengetahui pengertian, fungsi dan tujuan dari RAPBS.
2. Mengetahui komponen pembiayaan sekolah.
3. Mengetahui bentuk-bentuk anggaran dalam RAPBS
4. Mengetahui langkah-langkah penyusunan RAPBS.
5. Mengetahui prinsip-prinsip pengelolaan keuangan sekolah.
6. Mengetahui prinsip-prinsip penyusunan RAPBS.
7. Mengetahui bentuk pertanggung jawaban dalam penyusunan RAPBS.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian, Fungsi dan Tujuan RAPBS


Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005, disempurnakan Peraturan Pemerintah
No. 32 Tahun tentang Standar Nasional Pendidikan Permendikbud No. 101 Tahun 2013
Rencana Kerja Tahunan hendaknya memuat rencana anggaran pendapatan dan belanja
satuan pendidikan untuk masa satu tahun.
1. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS ) adalah rencana biaya
dan pendanaan rinci untuk tahun pertama Rencana Kerja Sekolah ( RKS )
2. RAPBS dibuat hanya untuk satu tahun anggaran pelajaran, terdiri 2 (dua)
bagian:pendapatan dan pengeluaran
3. Pendapatan yang dicantumkan hanya mencakup dana dalam bentuk uang yang akan
diterima dan dikelola langsung oleh sekolah
RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah) adalah anggaran
terpadu antara penerimaan dan penggunaan dana serta pengelolaan dalam memenuhi
seluruh kebutuhan sekolah selama satu tahun pelajaran berjalan. Dimana sumber dananya
berasal dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat, dan orang tua /wali
peserta didik. Sumber dana perolehan dan pemakaian dana dipadukan dengan kondisi
objektif kepentingan sekolah dan penyandang dana (Abuddin Nata, 2003).
Secara garis besar, kegiatan RAPBS dilakukan agar rencana penerimaan dan
pengeluaran dan sekolah dapat dikontrol dengan baik (Baharuddin & Makin, 2010).
Menurut Nanang Fattah (2004), adapun secara rinci, RAPBS berfungsi untuk:
• Pedoman pengumpulan dana dan pengeluarannya
• Menggali dana secara kreatif dan maksimal
• Menggunakan dana secara jujur dan terbuka
• Mengembangkan dana secara produktif
• Mempertanggungjawabkan dana secara objektif

Menurut TIM FKIP UMS (2004), tujuan RAPBS adalah sebagai berikut.
❖ Memberikan informasi dalam pembuatan keputusan yang rasional mengenai alokasi
sumber daya organisasi.
❖ Membantu dalam menilai pelayanan yang diberikan oleh sekolah serta kemampuan
sekolah memberikan pelayanan.
❖ Membantu menilai kinerja organisasi sekolah atas pelaksanaan tanggung jawabnya.
❖ Memberikan informasi mengenai kinerja organisasi sekolah selama satu periode.
Pengukuran secara periodik atas perubahan jumlah dan keadaan sumber kekayaan
bersih, informasi mengenai usaha dan hasil pelayanan yang berguna untuk menilai
kinerja.
❖ Memberikan informasi mengenai bagaimana organisasi sekolah memperoleh dan
membelanjakan sumber daya kas
❖ Memberikan penjelasan dan interpretasi untuk membantu pemakai dalam memahami
informasi keuangan yang diberikan.

B. Komponen Pembiayaan Sekolah


Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Satuan Pendidikan (RAPBS) harus
berdasarkan pada rencana pengembangan sekolah dan merupakan bagian dari rencana
operasional tahunan. RAPBS setidaknya meliputi penganggaran untuk kegiatan
pengajaran, materi kelas, pengembangan profesi guru, renovasi bangunan sekolah,
pemeliharaan, buku, meja dan kursi. Penyusunan RAPBS tersebut harus melibatkan
kepala sekolah, guru, komite sekolah, staf TU dan komunitas sekolah. RAPBS perlu
disusun pada setiap tahun ajaran sekolah dengan memastikan bahwa alokasi anggaran
bisa memenuhi kebutuhan sekolah secara optimal (Abuddinata, 2003).
Menurut Dedi Supriadi (2004), komponen-komponen biaya sekolah meliputi
komponen untuk:
• Peningkatan kegiatan belajar mengajar
• Pemeliharaan dan penggantian sarana dan prasana pendidikan
• Peningkatan pembinaan kegiatan siswa
• Kesejahteraan
• Rumah tangga sekolah
• Biaya pembinaan, pemantauan, pengawasan, dan pelaporan
Komponen-komponen utama manajemen keuangan yang mendukung
terlaksananya optimalisasi biaya pendidikan adalah sebagai berikut.
• Prosedur anggaran
• Pembelajaran pendistribusian
• Prosedur investasi
• Prosedur pemeriksaan
Komponen-komponen biaya pendidikan yang memberikan kontribusi terhadap
kualitas dan optimalisasi proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:
• Pembinaan tenaga kependidikan
• Pengadaan alat-alat belajar
• Pengadaan bahan belajar
• Perawatan
• Sarana kelas dan sekolah
• Pengelolaan kelas dan sekolah

C. Bentuk-Bentuk Anggaran RAPBS


Nanang Fattah (2000: 23) mengatakan bahwa anggaran biaya pendidikan terdiri
dari dua sisi yang berkaitan satu sama lain, yaitu sisi anggaran penerimaan dan anggaran
pengeluaran. Anggaran penerimaan adalah pendapatan yang diperoleh setiap tahun oleh
sekolah, baik rutin maupun insidental, yang diterima dari berbagai sumber resmi. Untuk
Sekolah Negeri umumnya memiliki sumber-sumber anggaran penerimaan dari
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten, orang
tua murid, masyarakat sekitar dan sumber lainnya. Sedangkan anggaran pengeluaran
adalah jumlah uang yang dibelanjakan setiap tahun untuk kepentingan pelaksanaan
pendidikan di sekolah.
Belanja sekolah sangat ditentukan oleh komponen-komponen yang jumlah dan
porsinya bervariasi diantara sekolah yang satu dengan sekolah yang lain, serta dari waktu
ke waktu. Lebih lanjut Nanang Fattah (2000:23) mengatakan bahwa biaya pendidikan
meliputi biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost). Biaya
langsung terdiri dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan
pengajaran dan kegiatan belajar siswa berupa pembelian alat-alat pelajaran, sarana
belajar, biaya transportasi, gaji guru, baik yang dikeluarkan oleh pemerintah, orang tua ,
maupun siswa sendiri. Sedangkan biaya tidak langsung berupa keuntungan yang hilang
(earning forgone) dalam bentuk biaya kesempatan yang hilang (opportunity cost) yang
dikorbankan oleh siswa selama belajar.
Anggaran RAPBS berupa bentuk-bentuk anggaran dari berbagai macam lembaga
atau perseorangan. Berikut ini bentuk-bentuk anggaran pendapatan untuk menunjang
keberlangsungan pembelajaran siswa .
1. Dana dari Pemerintah
Dana dari pemerintah disediakan melalui jalur Anggaran Rutin dalam bentuk
Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Reguler yang dialokasikan kepada semua
sekolah untuk setiap tahun anggaran. Besarnya dana yang dialokasikan di dalam
BOS Reguler biasanya ditentukan berdasarkan jumlah siswa di setiap sekolah, mata
anggaran dan besarnya dana untuk masing-masing jenis pengeluaran sudah
ditentukan Pemerintah di dalam Petunjuk Penggunaan Dana BOS. Pada Tahun
Anggaran 2023 penggunaan Dana BOS Reguler diharuskan sesuai Peraturan Menteri
Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 63 Tahun
2022 Tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah
Satuan Pendidikan. Pengeluaran dan pertanggungjawaban atas pemanfaatan dana
BOS harus benar-benar sesuai dengan mata anggaran tersebut. Selain BOS Reguler
pemerintah sekarang juga memberikan dana BOS Afirmasi, BOS Kinerja, Dana
Alokasi Khusus (DAK) Fisik, Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik. Dana ini
diberikan sesuai penilaian oleh pemerintah berdasarkan kebutuhan dan kinerja
sekolah yang dituangkan dalam Data Pokok Satuan Pendidikan (DAPODIK).

2. Dana dari Orang Tua Siswa


Pendanaan dari orang tua siswa ini dikenal dengan istilah Sumbangan dari
Komite Sekolah. Besarnya sumbangan dana yang harus dibayar oleh orang tua siswa
ditentukan oleh rapat Komite sekolah. Pada umumnya dana Komite terdiri atas :
a. Dana tetap bulan sebagai uang kontribusi yang harus dibayar oleh orang tua
setiap bulan selama anaknya menjadi siswa di sekolah
b. Dana incidental yang dibebankan kepada siswa baru yang biasanya hanya satu
kali selama tiga tahun menjadi siswa (pembayarannya dapat diangsur).
c. Dana sukarela yang biasanya ditawarkan kepada orang tua siswa terterntu yang
dermawan dan bersedia memberikan sumbangannya secara sukarela tanpa suatu
ikatan apapun.

3. Dana dari Masyarakat dan atau Organisasi


Dana ini biasanya merupakan sumbangan sukarela dalam bentuk hibah yang
tidak mengikat dari masyarakat disekitar sekolah yang menaruh perhatian terhadap
kegiatan pendidikan. Hibah yang diberikan tersebut merupakan wujud dari
kepeduliannya karena merasa terpanggil untuk turut membantu kemajuan
pendidikan. Dana ini ada yang diterima dari perorangan, dari suatu organisasi, dari
yayasan ataupun dari badan usaha baik milik pemerintah maupun milik swasta

4. Dana dari Kegiatan Wirausaha Sekolah


Ada beberapa sekolah yang mengadakan kegiatan usaha untuk mendapatkan
dana. Dana ini merupakan kumpulan hasil berbagai kegiatan wirausaha sekolah yang
pengelolaannya dapat dilakukan oleh staf sekolah atau para siswa misalnya koperasi,
kantin sekolah, bazaar tahunan, wartel, usaha fotokopi, dll (Sutisno, 1993).
D. Langkah-langkah Penyusunan RAPBS
Penyusunan anggaran merupakan langkah-langkah positif untuk merealisasikan
rencana yang telah disusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah
(RAPBS) harus berdasarkan pada rencana pengembangan sekolah dan merupakan bagian
dari rencana operasional tahunan. RAPBS meliputi penganggaran untuk kegiatan
pengajaran, materi kelas, pengembangan profesi guru, renovasi bangunan sekolah,
pemeliharaan, buku, meja dan kursi. Penyusunan RAPBS tersebut harus melibatkan
kepala sekolah, guru, komite sekolah, staf TU dan komunitas sekolah. RAPBS perlu
disusun pada setiap tahun ajaran sekolah dengan memastikan bahwa alokasi anggaran
bisa memenuhi kebutuhan sekolah secara optimal. Adapun, dalam proses penyusunan
anggaran, sekurang-kurangnya harus melalui tahapan-tahapan sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama periode anggaran.
b. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dinyatakan dalam uang, jasa, dan barang.
c. Semua sumber dinyatakan dalam bentuk uang sebab anggaran pada dasarnya
merupakan pernyataan finansial.
d. Memformulasikan anggaran dalam bentuk format yang telah disetujui dan
dipergunakan oleh instansi tertentu.
e. Menyusun usulan anggaran untuk memperoleh persetujuan dari pihak berwenang.
f. Melakukan revisi usulan anggaran.
g. Persetujuan revisi usulan anggaran.
h. Pengesahan anggaran (Fattah, 2012).
Penyusunan RAPBS tidak hanya mengandalkan pengetahuan dan keterampilan
seadanya. Sistematika penyusunan dan konten RAPBS harus disusun secara logis dan
valid. Untuk itu penyusunan RAPBS harus dapat meyakinkan serta akurat sehingga
timbul kepercayaan dari pihak yang akan membantu termasuk orang tua siswa, dan agar
penyusunan anggaran sekolah atau RAPBS dapat efektif dan efisien, langkah-langkah
yang perlu diambil adalah:
a. menginventarisasi program/kegiatan sekolah selama satu tahun mendatang
b. Menyusun program kegiatan tersebut berdasarkan jenis dan prioritas
c. Menghitung volume, harga satuan, dan kebutuhan dana untuk setiap komponen
kegiatan
d. Membuat kertas kerja dan lembaran kerja, menentukan dana dan pembebanan
anggaran, serta menuangkannya ke dalam format baku RAPBS
e. Menghimpun data pendukung yang akurat untuk bahan acuan guna mempertahankan
anggaran yang diajukan (Asmani,2012).
Dengan langkah tersebut, nampak bahwa secara sistematis, anggaran atau
RAPBS harus disusun harus memperhatikan program sekolah, jenis dan skala prioritas.
Berikut ini diagram proses penyusunan RAPBS secara partisipatif sebagai berikut:
Kepala sekolah, mempelajari Kepala sekolah mengundang guru
Visi,Misi Program Utama dan pengurus komite sekolah
sekolah yang telah ada untuk menyusun draft RAPBS

Kepala sekolah bersama guru


dan pengurus komite sekolah
membahas draft dan
menetapkan RAPBS

RAPBS sudah siap


dilaksanakan

(Asmani, 2012)

Skema di atas adalah diagram proses penyusunan RAPBS yang partisipatif.


Selain beberapa teori tentang prosedur penyusunan RAPBS tersebut, menurut Minarti
(2012), dalam penyusunan RAPBS, kepala sekolah sebaiknya membentuk tim yang
terdiri dari dewan guru dan pengurus komite sekolah. Setelah tim dan kepala sekolah
menyelesaikan tugas, merinci semua anggaran pendapatan dan belanja sekolah,
kemudian kepala sekolah menyetujuinya. Hal tersebut membuat semua pihak yang
dilibatkan akan berkontribusi secara maksimal dan merasa bertanggung jawab terhadap
RAPBS yang telah disusun bersama.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat dipahami bahwa prosedur
atau langkah-langkah penyusunan RAPBS cukup panjang dan rumit. Pada intinya,
prosedur tersebut berhubungan dengan adanya identifikasi terhadap program,
menentukan sumber dana, menuangkannya dalam format RAPBS, serta melibatkan
pemerintah dan masyarakat.

E. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Keuangan Sekolah


Pengelolaan keuangan sekolah perlu memperhatikan sejumlah prinsip. Undang-
undang No 20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan
berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik.
Disamping itu prinsip efektivitas juga perlu mendapat penekanan. Berikut ini dibahas
masing-masing prinsip tersebut, yaitu transparansi, akuntabilitas, efektivitas, dan
efisiensi (Sutisno,1993).
1. Transparansi
Transparan berarti adanya keterbukaan. Transparan di bidang pengelolaan
berarti adanya keterbukaan dalam mengelola suatu kegiatan. Di lembaga pendidikan,
bidang pengelolaan keuangan yang transparan berarti adanya keterbukaan dalam
pengelolaan keuangan lembaga pendidikan, yaitu keterbukaan sumber keuangan dan
jumlahnya, rincian penggunaan, dan pertanggung jawabannya harus jelas sehingga
bisa memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya.
Transparansi keuangan sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan dukungan
orangtua, masyarakat dan pemerintah dalam penyelenggaraan seluruh program
pendidikan di sekolah. Disamping itu transparansi dapat menciptakan kepercayaan
timbal balik antara pemerintah, masyarakat, orang tua siswa dan warga sekolah
melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh
informasi yang akurat dan memadai(Sutisno,1993).
Beberapa informasi keuangan yang bebas diketahui oleh semua warga
sekolah dan orang tua siswa misalnya RAPBS bisa ditempel di papan pengumuman
di ruang guru atau di depan ruang tata usaha sehingga bagi siapa saja yang
membutuhkan informasi itu dapat dengan mudah mendapatkannya. Orang tua siswa
bisa mengetahui berapa jumlah uang yang diterima sekolah dari orang tua siswa dan
digunakan untuk apa saja uang itu. Perolehan informasi ini menambah kepercayaan
orang tua siswa terhadap sekolah (Majid, 2009).

2. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena
kualitas performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang
menjadi tanggung jawabnya. Akuntabilitas di dalam pengelolaan keuangan berarti
penggunaan uang sekolah dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan perencanaan
yang telah ditetapkan. Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan dan peraturan
yang berlaku maka pihak sekolah membelanjakan uang secara bertanggung jawab.
Pertanggung jawaban dapat dilakukan kepada orang tua, masyarakat dan pemerintah.
Ada tiga pilar utama yang menjadi prasyarat terbangunnya akuntabilitas, yaitu (1)
adanya transparansi para penyelenggara sekolah dengan menerima masukan dan
mengikut sertakan berbagai komponen dalam mengelola sekolah , (2) adanya standar
kinerja di setiap institusi yang dapat diukur dalam melaksanakan tugas, fungsi dan
wewenangnya, (3) adanya partisipasi untuk saling menciptakan suasana kondusif
dalam menciptakan pelayanan masyarakat dengan prosedur yang mudah, biaya yang
murah dan pelayanan yang cepat (Majid, 2009).

3. Efektivitas
Efektif seringkali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Efektivitas tidak berhenti sampai tujuan tercapai tetapi sampai pada kualitatif hasil
yang dikaitkan dengan pencapaian visi lembaga. Efektivitas lebih menekankan pada
kualitatif outcomes. Pengelolaan keuangan dikatakan memenuhi prinsip efektivitas
kalau kegiatan yang dilakukan dapat mengatur keuangan untuk membiayai aktivitas
dalam rangka mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan dan kualitatif outcomes-
nya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan (Sutisno,1993).

4. Efisiensi
Efisiensi berkaitan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan. Efisiensi adalah
perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan keluaran (output) atau antara
daya dan hasil. Daya yang dimaksud meliputi tenaga, pikiran, waktu, biaya.
Perbandingan tersebut dapat dilihat dari dua hal:
a. Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga dan biaya
Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau penggunaan waktu, tenaga dan
biaya yang sekecil-kecilnya dapat mencapai hasil yang ditetapkan. Ragam
efisiensi dapat dijelaskan melalui hubungan antara penggunaan waktu, tenaga
(Majid, 2009).
b. Dilihat dari segi hasil
Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau dengan penggunaan waktu,
tenaga dan biaya tertentu memberikan hasil sebanyak-banyaknya baik kuantitas
maupun kualitasnya (Majid, 2009).
Tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi memungkinkan terselenggaranya
pelayanan terhadap masyarakat secara memuaskan dengan menggunakan sumber
daya yang tersedia secara optimal dan bertanggung jawab (Majid, 2009).

F. Prinsip Penyusunan RAPBS


Prinsip-prinsip dalam penyusunan RAPBS, yaitu :
1. RAPBS harus benar-benar difokuskan pada peningkatan pembelajaran murid secara
jujur, bertanggungjawab, dan transparan.
2. RAPBS harus ditulis dalam bahasa yang sederhana dan jelas, dan dipajang ditempat
terbuka di sekolah.
3. Dalam menyusun RAPBS, sekolah sebaiknya secara seksama memprioritaskan
pembelanjaan dana sejalan dengan rencana pengembangan sekolah (Baharuddin &
Makin, 2010).
Hal penting yang harus diperhatikan dalam penyusunan RAPBS adalah harus
adanya pemenuhan biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
sekolah/madrasah setiap tahunnya. RAPBS dituntut mencakup semua anggaran kegiatan
rutin dan biaya penting lainnya, agar semua rencana dapat dilaksanankan dalam 1 tahun
(Baharuddin & Makin, 2010).

G. Pertanggungjawaban RAPBS
Kepala sekolah wajib menyampaikan laporan di bidang keuangan terutama
mengenai penerimaan dan pengeluaran keuangan sekolah. Pengevaluasian dilakukan
setiap triwulan atau per semester. Dana yang digunakan akan dipertanggung jawabkan
kepada sumber dana. Jika dana tersebut diperoleh dari orang tua siswa, maka dana
tersebut akan dipertanggung jawabkan oleh kepala sekolah kepada orang tua siswa.
Begitu pula jika dana tersebut bersumber dari pemerintah maka akan dipertanggung
jawabkan kepada pemerintah (Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, 2012).
Prinsip-prinsip pertanggungjawab dalam RAPBS yaitu.
1. Diusahakan secara singkat dan dilaksanakan pada setiap akhir pekan.
2. Periksa terlebih dahulu Buku Kas Umum dalam hubungannya dengan buku yang lain
setiap akhir bulan.
3. Diperingatkan kepada bendaharawan mengenai: pengiriman SPJ (Surat
Pertanggungjawaban)
4. Diperiksa pengurusan barang inventaris dan penyimpanan dokumen pertinggal
keuangan sewaktu-waktu.
5. Diadakan pemeriksaan kas
6. Atasan langsung atau bendaharawan bertanggungjawab atas keuangan (Majid, 2009).

Secara khusus, pengendalian anggaran terdiri dari serangkaian kegiatan


pemeriksaan dan persetujuan untuk memastikan bahwa.
1. Dana dibelanjakan sesuai rencana,
2. Ada kelonggaran dalam penganggaran untuk pembayaran pajak,
3. Pembelanjaan dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia,
4. Dana tidak dihabiskan untuk kegiatan-kegiatan yang tidak disetujui atau diberikan
kepada pihak penerima tanpa persetujuan (Majid, 2009).
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
1. RAPBS adalah anggaran terpadu antara penerimaan dan penggunaan dana serta
pengelolaannya dalam memenuhi seluruh kebutuhan sekolah selama satu tahun
anggaran berjalan.
2. Penyusunan RAPBS harus melibatkan kepala sekolah, guru, komite sekolah, staf
TU Pemerintah dan komunitas sekolah.
3. RAPBS berfungsi untuk: pedoman pengumpulan dana dan pengeluarannya,
menggali dana secara kreatif dan maksimal, menggunakan dana secara jujur dan
terbuka, mengembangkan dana secara produktif, mempertanggung-jawabkan dana
secara objektif
4. Bentuk-bentuk Anggaran dalam RAPBS antara lain; dana dari pemerintah, orang
tua siswa, masyarakat dan kegiatan wirausaha sekolah.
5. RAPBS meliputi penganggaran untuk kegiatan penunjang pembelajaran kurikuler
dan ekstrakurikuler, pengembangan profesi guru, Pengembangan bakat siswa,
perbaikan fasilitas sekolah fisik dan non fisik, pembelian buku, pembelian alat
peraga, dan lain-lain. Penyusunan RAPBS tersebut harus melibatkan kepala
sekolah, guru, komite sekolah, staf TU, Pemerintah dan komunitas sekolah.
6. Penyusunan RAPBS berupa menginventarisasi rencana yang akan dilaksanakan,
menyusun rencana berdasarkan skala prioritas, menentukan program kerja dan
rincian program, menetapkan kebutuhan, menghitung dana yang dibutuhkan,
menentukan sumber dana pembiayan.
7. Pengelolaan administrasi keuangan juga perlu menerapkan prinsip-prinsip agar
dalam pelaksanaannya dapat berjalan sesuai dengan perencanaan, dapat berjalan
dengan transparan, efektif dan efisien, serta dapat dipertanggungjawabkan.
8. Prinsip-prinsip penyusunan RAPBS, benar-benar difokuskan pada peningkatan
pembelajaran murid secara jujur, bertanggung jawab, dan transparan, ditulis dalam
bahasa sederhana dan jelas, dan dipajang di tempat terbuka disekolah,
memprioritaskan pembelanjaan dana sejalan dengan rencana pengembangan visi
dan misi sekolah.

B. SARAN
Setelah membaca makalah ini diharapkan para pembaca dapat lebih memahami
tentang apa itu Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS), dan
dapat sebagai sumber ilmu dan konsep rujukan dalam penyusunan RAPBS di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

Abuddinata. 2003. Manajemen Pendidikan. Bogor: Kencana.


Asmani, J. 2012. Tips Aplikasi Manajemen Sekolah. Jogjakarta: Diva Press.
Baharuddin & Makin. 2010. Manajemen Pendidikan Islam, Malang: UIN Maliki
Press.
Dedi, S.2004. Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Fattah, N. 2012.Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Fattah,N.2000. Manajemen Berbasis Sekolah, Strategi Pemberdayaan Sekolah
dalam rangka Peningkatan Mutu dan Kemandirian Sekolah, Andira.
Bandung : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1999).
Fattah, N. 2004. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Majid, A., 2009, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset.
Minarti, S. 2011. Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara
Mandiri. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. 2022. Petunjuk Teknis
Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Satuan Pendidikan: Jakarta
Sutisna, O. 1993. Administrasi Pendidikan. Dasar Teoretis untuk Praktek
Profesional. Angkasa: Bandung.
Tim FKIP UMS. 2004. Prinsip Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Sekolah. Surakarta: UMS Press.

Anda mungkin juga menyukai