STKIP Muhammadiyah – Bogor, 07012022 KEMAMPUAN AKHIR PERKULIAHAN YANG DIHARAPKAN Memahami dan menjelaskan deskripsi implementasi manajemen keuangan dan pembiayaan secara aktual di tingkat Satuan Pendidikan A. KONSEP MANAJEMEN KEUANGAN & PEMBIAYAAN
Menurut Depdiknas (2000) bahwa manajemen keuangan merupakan
tindakan pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan Dengan demikian, manajemen keuangan sekolah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan dan pertanggung-jawaban keuangan sekolah. Menurut para pakar administrasi pendidikan, manajemen keuangan pendidikan dapat diartikan sebagai keseluruhan proses pemerolehan dan pendayagunaan uang secara tertib, efektif, efisien, dan dapat dipertanggung jawabkan dalam rangka memperlancar pencapaian tujuan pendidikan. Maka dapat diartikan manajemen keuangan itu merupakan keseluruhan proses upaya memperoleh dan mendayagunakan semua dana. Fungsi manejemen keuangan kemudian diintegrasikan ke dalam fungsi menejemen satuan pendidikan, menjadi : Perencanaan Keuangan, membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu. Penganggaran Keuangan, tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan. Pengelolaan Keuangan, menggunakan dana sekolah untuk memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara. Pencarian Keuangan, mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan satuan pendidikan. Penyimpanan Keuangan, mengumpulkan dana sekolah serta menyimpan dan mengamankan dana tersebut. Pengendalian Keuangan, melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada sekolah. Pemeriksaan Keuangan, melakukan audit internal atas keuangan sekolahyang ada agar tidak terjadi penyimpangan. Pelaporan keuangan, penyediaan informasi tentang kondisi keuangansekolah sekaligus sebagai bahan evaluasi. Sumber keuangan Satuan Pendidikan : Sumber Keuangan biaya pendidikan dapat digolongkan menjadi : Biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh Pemerintah, Sumber keuangan yang berasal dari pemerintah baik itu pemerintah Pusat, tingkat Provinsi, dan Pemerintah Daerah. Seperti dana bantuan operasional sekolah (BOS). Dan dana bantuan operasional (BOP). Biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh Masyarakat orang tua/wali siswa, dana yang dikumpulkan dari pengurus BP3/ komite sekolah dari orang tua siswa. Biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh Masyarakat bukan orang tua/wali siswa, misalnya sponsor dari lembaga keuangan dan perusahan, sumbangan perusahaan industri, lembaga sosial donatur, tokoh masyarakat, alumni, dsb. Usaha produktif satuan pendidikan, misalnya; kios / toko, Koperasi, Pabrik, dll. B. 1. PERENCANAAN • Perencanaan akan dianggap efektif apabila merujuk pada Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Satuan Pendidikan (RAPBS) untuk satu tahun pelajaran, para kepala satuan bersama semua pemegang peran (stake holders) yang ada di sekolah, yang pada umumnya menempuh langkah- langkah sebagai berikut : B. 1. PERENCANAAN Merancang suatu program satuan pendidikan yang ideal untuk mencapai tujuan yang diinginkan pada tahun pelajaran yang bersangkutan. Melakukan inventarisasi semua kegiatan dan menghitung perkiraan kebutuhan dana penunjang. Melakukan peninjauan ulang atas program awal berdasarkan kemungkinan tersedianya dana pendukung yang dapat dihimpun. Menetapkan prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun pelajaran yang bersangkutan. Melakukan perhitungan rinci pemanfaatan dana yang tersedia untuk masing-masing kegiatan (Depdiknas, 2000 : 178 – 179) Menuangkan perhitungan-perhitungan rinci tersebut ke dalam suatu format yang telah disepakati untuk digunakan oleh setiap satuan pendidikan. Pengesahan dokumen RAPBS oleh instansi yang berwenang. Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Satuan Pendidikan (RAPBS) Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Satuan Pendidikan (RAPBS) harus berdasarkan pada rencana pengembangan satuan pendidikan dan merupakan bagian dari rencana operasional tahunan. RAPBS meliputi; penganggaran untuk kegiatan pengajaran, materi kelas, pengembangan profesi guru, renovasi bangunan sekolah, pemeliharaan buku, meja dan kursi. Penyusunan RAPBS tersebut harus melibatkan kepala sekolah, guru, komite satuan pendidikan, staf TU dan komunitas sekolah. RAPBS perlu disusun pada setiap tahun ajaran satuan pendidikan dengan memastikan bahwa alokasi anggaran bisa memenuhi kebutuhan satuan pendidikan secara optimal. Prinsip Penyusunan RAPBS, antara lain: RAPBS harus benar-benar difokuskan pada peningkatan pembelajaran murid secara jujur, bertanggung jawab, dan transparan. RAPBS harus ditulis dalam bahasa yang sederhana dan jelas, dan dipajang di tempat terbuka di satuan pendidikan. Dalam menyusun RAPBS, satuan pendidikan sebaiknya secara saksama memprioritaskan pembelanjaan dana sejalan dengan rencana pengembangan satuan pendidikan. B.2. KEUANGAN Anggaran mempunyai Fungsi: • Sebagai alat penaksir … Berapa ? Kapan ? • Sebagai alat otorisasi … Siapa ? Melakukan Apa ? • Sebagai alat efisiensi … Bagaimana ? Bagaimana jika ? Pemasukan dan pengeluaran keuangan satuan pendidikan diatur dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Satuan Pendidikan (RAPBS). Beberapa hal yang berhubungan dengan penyusunan dan pengarturan RAPBS, antara lain: • Penerimaan • Penggunaan / Pengeluaran • Pertanggungjawaban B.3. IMPLEMENTASI
Dana dibelanjakan sesuai rencana,
Ada kelonggaran dalam penganggaran untuk pembayaran pajak, Pembelanjaan dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia Dana tidak dihabiskan untuk kegiatan-kegiatan yang tidak disetujui atau diberikan kepada pihak penerima tanpa persetujuan. B.4. EVALUASI Pengelolaan keuangan satuan pendidikan perlu memperhatikan sejumlah prinsip. Undang-undang No 20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip; keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. Disamping itu prinsip efektivitas juga perlu mendapat penekanan. Berikut ini dibahas masing-masing prinsip tersebut, yaitu; transparansi, akuntabilitas, efektivitas, dan efisiensi. 1. Transparansi • Transparan berarti adanya keterbukaan. Transparan di bidang pengelolaan berarti adanya keterbukaan dalam mengelola suatu kegiatan. • Di lembaga pendidikan, bidang pengelolaan keuangan yang transparan berarti adanya keterbukaan dalam pengelolaan keuangan lembaga pendidikan, yaitu keterbukaan sumber keuangan dan jumlahnya, rincian penggunaan, dan pertanggung jawabannya harus jelas sehingga bisa memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya. • Transparansi keuangan sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan dukungan orangtua, masyarakat dan pemerintah dalam penyelenggaraan seluruh program pendidikan di satuan pendidikan. Disamping itu transparansi dapat menciptakan kepercayaan timbal balik antara pemerintah, masyarakat, orang tua siswa dan warga satuan pendidikan melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai. 2. Akuntabilitas • Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena kualitas performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang menjadi tanggung jawabnya. • Akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan berarti penggunaan uang satuan pendidikan dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. • Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan dan peraturan yang berlaku maka pihak satuan pendidikan membelanjakan uang secara bertanggung jawab. • Pertanggung jawaban dapat dilakukan kepada orang tua, masyarakat dan pemerintah. • Ada tiga pilar utama yang menjadi prasyarat terbangunnya akuntabilitas, yaitu : 1) Adanya transparansi para penyelenggara satuan pendidikan dengan menerima masukan dan mengikut sertakan berbagai komponen dalam mengelola satuan pendidikan, 2) Adanya standar kinerja di setiap institusi yang dapat diukur dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya, dan 3) Adanya partisipasi untuk saling menciptakan suasana kondusif dalam menciptakan pelayanan masyarakat dengan prosedur yang mudah, biaya yang murah dan pelayanan yang cepat 3. Efektivitas • Efektif seringkali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Garner(2004) mendefinisikan efektivitas lebih dalam lagi, karena sebenarnya efektivitas tidak berhenti sampai tujuan tercapai, tetapi sampai pada kualitatif hasil yang dikaitkan dengan pencapaian visi lembaga. Effectiveness ”characterized by qualitative outcomes”. • Efektivitas lebih menekankan pada kualitatif outcomes. • Pengelolaan keuangan dikatakan memenuhi prinsip efektivitas kalau : • Kegiatan yang dilakukan dapat mengatur keuangan untuk membiayai aktivitas dalam rangka mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan dan • Kualitatif outcomes-nya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. 4. Efisiensi • Efisiensi berkaitan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan. Efficiency”characterized by quantitative outputs” (Garner,2004). Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan keluaran (output) atau antara daya dan hasil. Daya yang dimaksud meliputi tenaga, pikiran, waktu, biaya. Perbandingan tersebut dapat dilihat dari dua hal: • Dilihat dari segi penggunaan; waktu, tenaga dan biaya:. Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau penggunaan waktu, tenaga dan biaya yang sekecil- kecilnya dapat mencapai hasil yang ditetapkan. • Ragam efisiensi dapat dijelaskan melalui hubungan antara penggunaan; waktu, tenaga, biaya dan hasil yang diharapkan. SELESAI
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro