Dosen Pengampu:
Dr. Gusnardi, SE., M.Si., Ak., CA
Oleh Kelompok 2:
Hilda Handayani (2210246946)
Lili Herawati (2210246945)
1. Transparansi
Transparansi berarti keterbukaan. Transparansi di bidang manajemen berarti
adanya keterbukaan dalam mengelola suatu kegiatan. Di lembaga pendidikan, bidang
manajemen keuangan yang transparan berarti adanya keterbukaan dalam manajemen
keuangan lembaga pendidikan, yang keterbukaan sumber keuangan dan jumlahnya,
rincian penggunaan dan pertanggungjawaban harus jelas sehingga bias memudahkan
pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya. Transparansi keuangan
sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan dukungan atau partisipasi orang tua,
masyarakat dan pemerintah dalam penyelenggaraan seluruh program di lembaga
pendidikan. Di samping itu transparansi dapat menciptakan kepercayaan (trust)
timbal balik antara pemerintah, masyarakat, orang tua siswa dan warga sekolah
melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh
informasi yang akurat dan memadai
2. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena
kualitas performasinya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang
menjadi tanggung jawabnya. Akuntabilitas di dalam manajemen keuangan berarti
penggunaan uang sekolah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan
yang telah ditetapkan.
Akuntabilitas dalam konteks manajemen keuangan lembaga pendidikan
berarti penggunaan uang/biaya lembaga pendidikan bias dipertanggungjawabkan
sesuai denganperencanaan yang telah ditetapkan dan peraturan yang berlaku.
Tujuan akuntabilitas pembiayaan lembaga pendidikan adalah menilai kinerja
lembagapendidikan dan kepuasan stakeholdernya terhadap pelayanan pendidikan yang
diselenggarakan, untuk mengikutsertakan publik dalam pengawasan pelayanan
pendidikan dan untuk mempertanggungjawabkan komitmen penyelenggara
pendidikan kepada stakeholdernya atas dana yang dihimpun dari pemerintah, orang
tua dan masyarakat.
Ada empat pilar utama yang menjadi prasyarat terbangunnya akuntabilitas,
manajemen keuangan lembaga pendidikan yaitu sebagai berikut:
a. adanya transparansi penyelenggara manajemen keuangan lembaga pendidi kan
dalam menerima sumber pembiayaan pendidikan dan mengikutsertakan berbagai
komponen dalam mengelola dana lembaga pendidikan tersebut,
b. adanya standar kinerja pengelolaan keuangan di setiap lembaga pendidikan yang
dapat diukur dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya, antara lain
sebagai otorisator, ordonator dan bendaharawan,
c. adanya partisipasi untuk saling menciptakan suasana kondusif dalam menciptakan
pengelolaan keuangan lembaga pendidikan dengan prosedur yang mudah, biaya
murahdan pelayanan yang cepat,
d. regulasi pengelolaan keuangan yang memberikan kepastian hukum, maupun tata
kelola sebagai rambu-rambu dalam menjalankan berbagai kebijakan publik
memberikan pelayanan pendidikan secara maksimal.
3. Efektivitas
Efektif sering kali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Efektivitas lebih dalam lagi, karena sebenarnya efektivitas tidak berhenti sampai
tujuan tercapai tetapi sampai pada kualitas hasil yang dikaitkan dengan pencapaian
visi lembaga yang dicirikan oleh outcome kualitatif. Efektivitas sering kali diartikan
sebagai pencapaian tujuan. organisasi yang telah ditetapkan sesuai dengan biaya yang
dikeluarkan. keefektifan merupakan derajat di mana sebuah organisasi mencapai
tujuannya. Keefektifan merupakan kesesuaian. antara hasil yang dicapai dengan
tujuan yang telah dirumuskan. Keefektifan juga bisa menjadi konsep kausal ecara
esensial, di mana hubungan maksud-hingga-tujuan (means-to-end relationship), dan
hubungan sebab-akibat (cause-e ff ectrelationship). Pada dasarnya terdapat 3
komponen utama yang diperhatikan manajer pendidikan dalam mengukur efektivitas
pembiayaan pendidikan, yaitu:
a. Cakupan pengaruh biaya;
b. Kesempatan tindakan yang digunakan untuk mencapai pengaruh pembiayaan
ditandai sebagai mode pendidikan; dan
c. Mekanisme yang mendasari mengapa pembiayaan tertentu mendorong ke arah
pencapaian tujuan.
4. Efisiensi
Efisiensi berkaitan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan. Efisiensi dicirikan
oleh outcome kuantitatif. Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara masukan
(input) dan keluaran (output) atau antara daya dan hasil. Efisiensi pendidikan memiliki
kaitan antara pendayagunaan sumber-sumber pendidikan yang terbatas sehingga
mencapai optimalisasi yang tinggi. Begitu juga efisiensi dalam manajemen keuangan
dan pembiayaan pendidikan tentu berkaitan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan
yang dibiayai sesuai dengan kebutuhan yang diisyaratkan.
Efisiensi manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan merupakan
perbandingan antara input dengan output, tenaga dengan hasil, perbelanjaan dan
masukan, serta biaya dengan kesenangan yang dihasilkan. Sumber daya yang
dimaksud bisa meliputi tenaga, pikiran, waktu, biaya yang dikeluarkan. Perbandingan
tersebut dapat dilihat dari dua perspektif. Sebagaimana dikonsepsikan Garner, (2004),
dalam (Depdiknas. 2007), antara lain sebagai berikut:
a. Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga dan biaya
Keuangan dan biaya pendidikan dikatakan efisien kalau penggunaan biaya yang
sekecil- kecilnya dapat mencapai hasil layanan pendidikan (process), keluaran
pendidikan (output/outcome) yang sesuai harapan stakeholder pendidikan.
b. Dilihat dari segi hasil
Hasil pencapaian tujuan pendidikan dapat dikatakan dengan efisien kalau
dengan biaya tertentu memberikan hasil sebanyak-banyaknya baik kuantitas maupun
kualitasnya. Tingkat efisiensi yang tinggi memungkinkan terselenggaranya pelayanan
pendidikan terhadap masyarakat secara memuaskan (satisfaction) dengan
menggunakan sumber biaya yang tersedia secara optimal dan bertanggung jawab.
Pendekatan ini dikenal dengan ingredient approach, dimana pengelola pendidikan bisa
memperhitungkan kontribusi biaya secara terinci dalam proses pendidikan untuk
menghasilkan keluaran. Di samping mengukur efisien biaya pendidikan bisa diketahui
melalui analisis efisiensi pendidikan (cost effectiveness analysis) yang
menggambarkan hubungan antara input (masukan) dan output (keluaran) dari suatu
pelaksanaan proses pendidikan.
2. Kesimpulan Secara garis besar jurnal ini memberikan gambaran yang cukup
mengenai efektivitas pengelolaan keuangan sekolah, Baik dari segi
perencanaan keuangan sekolah, Pembelanjaan keuangan sekolah,
sampai dengan Pertanggungjawaban keuangan sekolah. Meskipun
masih dalam lingkup kecil dan terbatas namun dapat menjadi
rujukan. Jurnal ini dapat bermanfaat bagi pihak pendidik, praktisi
pendidikan dan penelitian yang akan datang.
Kesimpulan
Manajemen keuangan pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan pimpinan
dalam menggerakkan bawahan untuk menggunakan fungsi-fungsi manajemen, meliputi
perencanaan keuangan, pengelolaan berupa pengeluaran, penggunaan, pencatatan,
pemeriksaan, pengendalian, penyimpanan dana, pertanggungjawaban, dan pelaporan uang
yang di miliki oleh suatu instansi, termasuk di dalamnya lembaga yang menyelenggarakan
layanan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Fatra dan Harapan E. 2017. Implementasi Prinsip dan Prosedur Pengelolaan Keuangan
Sekolah di SMA Muhammadiyah 1 Palembang. Jurnal Manajemen, Kepemimpinan,
dan Supervisi Pendidikan, Volume 2 Nomor 1 Januari – Juni 2017.
Ichfan K, Mutmainah S dan Mila. 2019. Pentingnya Manajemen Keuangan Bagi Perusahaan.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Islam, Volume 1 Issue 2 Desember 2019.
Jamaluddin Iskandar. 2019. Implementasi Sistem Manajemen Keuangan Pendidikan. Jurnal
Iddarah. Volume. 3, Nomor. 1.
Mu’awwanah U. Choir I. A dan Azizah U. N. 2020. Esensi Manajemen dalam Keuangan.
Jurnal Al – Tsaman.
Mulyanti D. 2017. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jurnal Ilmiah Akuntansi, Volume 8
Nomor 2 Mei – Agustus 2017.
Nur Rahmah. 2016. Prinsip-prinsip manajemen keuangan sekolah. Jurnal of
Islamic Education Management. Vol. 1, No. 1.
Rahmah N. 2016. Prinsip – Prinsip Manajemen Keuangan Sekolah. Jorunal Of Islamic
Education Management, Volume 1 Nomor 1 Oktober 2016. Hal 73 – 77.
Renny Mayasari, Shopiana, dan Toni Julham. 2020. Manajemen Keuangan dan Pembiayaan.
Jurnal Sabilarrasyad, Volume 3, Nomor 2.