Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN

(Tugas Individu Ringkasan Materi Kuliah)

OLEH:

EMIL LIZA (1810246509)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS RIAU

2019
RINGKASAN MATERI
Materi kuliah dengan Pak Gusnardi
 Hakikat Manajemen Keuangan dalam Pendidikan: Pengertian Manajemen Kuangan,
Tujuan Manajemen Keuangan.
 Prinsip-prinsip dalam Manajemen Keuangan; Proses dalam Manajemen Keuangan;
 Sumber-sumber dan Kegunaan Keuangan Sekolah.
 Peranan Kepala Sekolah dan Bendahara dalam Manajemen Keuangan Sekolah.
 Konsep Pembiayaan pendidikan: pengertian; konsep pembiayaan pendidikan.
 Model- model pembiayaan pendidikan; Model pembiayaan di Indonesia

1. Hakekat Manajemen Keuangan dalam Pendidikan


a. Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen keungan menurut pendapat ahli:
Bambang Riyanto
Menurut Bambang riayanto manajemen keuangan adalah “aturan-aturan yang
ditujukan untuk semua kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Kegiatan tersebut
berhubungan dengan cara bagaimana mendapatkan dana yang dibutuhkan perusahaan.
dengan prinsip biaya yang sedikit namun untuk memeperoleh keuntungan secara
efektif dan efisien.

Suad Husnan

Suad Husen berpendapat bahwa”Manajemen keuangan adalah ilmu manajemen


terhadap semua fungsi keuangan baik peribadi atau kelompok”

James Van Hourne mendeskripsikan manajmen keuangan sebagai semua kegiatan


yang berhubungan dangan pengelolaan aset (aktiva) dengan tujuan yang menyeluruh
serta berhubungan langsung dengan prolehan dana
Manajemen keuangan menurut Keown, Martin, Petty, dan Scott (2005:4) yaitu
Financial management is corcerned with maintenance and creation of economic value
or wealth Yang Artinya manajemen keuangan adalah mengenai pemeliharaan dan
penciptaan dari nilai ekonomi atau kekayaan.
Manajemen keuangan menurut sutrisno (2003) adalah semua aktivitas
perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan dana perusahaan
dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana
tersebut secara efisien.
Secara garis besar, manajemen keuangan adalah segala kegiatan yang
berhubungan dengan bagaimana cara memperoleh pendanaan modal kerja, cara
menggunakan atau mengalokasikan dana, serta mengelola aset yang dimiliki untuk
mencapai tujuan utama.

Konsep manajemen keuangan dalam pendidikan


Ada beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian manajemen keuangan,
antara lain:
a. Menurut Tim Dosen UPI Manajemen pendidikan merupakan proses manajemen
dalam pelaksanaan tugas pendidikan dengan mendayagunakan segala sumber secara
efisien untuk mencapai tujuan yang efektif.
b. Menurut Silalahi manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengisian staf, pemimpinan, dan pengontrolan untuk optimasi penggunaan sumber-
sumber dan pelaksanaan tugas-tugas dalam mencapai tujuan organisasional secara
efektif dan efisien”.
c. Menurut Syarifudin manajemen adalah proses bekerja sama antara individu dan
kelompok serta sumber daya yang lainnya dalam mencapai tujuan organisasi sebagai
aktivitas manajemen.
d. Menurut Maysarah dikutip oleh Sulistyorini menjelaskan bahwa manajemen
keuangan adalah suatu proses melakukan kegiatan mengatur keuangan dengan
menggerakkan tenaga orang lain. Kegiatan ini dapat dimulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan sampai dengan pengawasan. Dalam manajemen
keuangan di sekolah tersebut dimulai dengan perencanaan anggaran sampai dengan
pengawasan dan pertanggung jawaban keuangan.
e. Menurut Depdiknas manajemen keuangan merupakan tindakan pengurusan/
ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan,
pertanggungjawaban dan pelaporan. Dengan demikian, manajemen keuangan sekolah
dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari
perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan dan pertanggungjawaban
keuangan sekolah.
f. Menurut Engkoswara sebagaimana dikutip oleh E. Mulyasa mengemukakan
bahwa manajemen pendidikan dalam arti seluas-luasnya adalah satu ilmu yang
mempelajari bagaimana menata sumber daya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
secara produktif dan bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang
turut serta dalam mencapai tujuan yang telah disepakati bersama.
g. Menurut Mulyasa Manajemen pendidikan pada hakikatnya menyangkut tujuan
pendidikan, manusia yang melakukan kerjasama proses sistemik dan sistematik, serta
sumber-sumber yang didayagunakan.[8]
Dari beberapa defenisi di atas penyusun dapat simpulkan bahwa manajemen keuangan
pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan guna mencapai tujuan pendidikan
yang telah direncanakan dengan mengembangkan dan mengelola sumber daya dan
potensi-potensi yang dimiliki dalam sistem pendidikan tersebut secara efektif dan
efisien.
Menurut Depdiknas (2000) bahwa manajemen keuangan merupakan tindakan
pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan,
pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan.
Dengan demikian, manajemen keuangan sekolah dapat diartikan sebagai
rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan,
pembelanjaan, pengawasan dan pertanggung-jawaban keuangan sekolah. Sumber
keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah secara garis besar dapat dikelompokkan
atas tiga sumber, yaitu:
1. Pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah maupun kedua-duanya, yang bersifat
umum atau khusus dan diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan;
2. Orang tua atau peserta didik;
3. Masyarakat, baik mengikat maupun tidak mengikat.
b. Tujuan Manajemen Keuangan
Menurut Herispon (2018) Tujuan normatif manajemen keuangan adalah
memaksimumkan nilai perusahaan dan kemakmuran para pemegang saham. Tujuan
manajemen keuangan dapat juga diarahkan untuk mengupayakan dari setiap unit
kegiatan usaha perusahaan dapat menghasilkan keuntungan / profit secara maksimal
dan menghindari pemborosan keuangan, serta menjaga kesimbangan dari sumber
modal yang tersedia dengan penggunaan modal dalam kegiatan perusahaan.
- Tujuan manajemen keuangan menurut Susan Irawati (2006:4) adalah untuk
memaksimalkan profit atau keuntungan dan menimalkan biaya (expens atau cost)
guna mendapatkan suatu pengambilan keputusan yang maksimum, dalam
menjalankan perusahaan ke arah perkembangan dan perusahaan yang berjalan
atau survive dan expantion.
- Menurut Ross et.al tujuan manajemen keuangan adalah sebagai berikut : The goal
of financial management is to maximize the current value per share of the existing
stock. Artinya tujuan dari manajemen keuangan adalah untuk meminimalkan nilai
arus per saham dari bursa itu atau stock yang ada.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan manajemen keuangan yang dilakukan oleh
manajer keuangan adalah untuk merencanakan, memperoleh, dan mengguanakan
dana guna memaksimalkan nilai perusahaan.

Konsep tujuan menejemen keuangan dalam pendidikan


Di sinilah peran seorang manager sekolah atau Kepala Sekolah untuk
mengelola keuangan dengan sebaik mungkin dengan memperdayakan sumber
daya manusia yang ada di lingkungan sekolah Melalui kegiatan manajemen
keuangan maka kebutuhan pendanaan kegiatan sekolah dapat direncanakan,
diupayakan pengadaannya, dibukukan secara transparan, dan digunakan untuk
membiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien. Untuk itu
tujuan manajemen keuangan adalah:
a. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah
b. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah.
c. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.
Selanjutnya fungsi manajemen keuangan dalam pendidikan adalah untuk
melaksanakan kegiatan agar suatu tujuan tercapai dengan efektif dan efisien.
Secara tegas tidak ada rumusan yang sama dan berlaku umum untuk fungsi
manajemen.

2. Prinsip-prinsip dalam Manajemen Keuangan; Proses dalam Manajemen


Keuangan;
a. Prinsip-prinsip dalam Manajemen Keuangan
Berikut adalah 7 prinsip manajemen keuangan yang perlu diperhatikan.
1. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas adalah kewajiban moral atau hukum yang melekat dalam
individu, kelompok, atau perusahaan untuk menyebutkan bagaimana dana,
alat-alat, atau wewenang yang diberikan pihak ketiga, apakah dana tersebut
sudah dipakai dan digunakan? Dan digunakan untuk apa? Perusahaan harus
bisa menyebutkan bagaimana mereka memakai asal dananya dan apa yang
telah dia capai sebagai pertanggungjawaban pada orang yang berkepentingan
serta penerima manfaat. Semua yang berkepentingan berhak untuk mengetahui
bagaimana dana dan kewenangan digunakan.
2. Konsistensi (Concistency)

Sistem dan kebijakan keuangan dari organisasi harus konsisten dari waktu ke
waktu. Ini tidak berarti bahwa sistem keuangan tidak boleh disesuaikan apabila
terjadi perubahan pada organisasi. Pendekatan yang tidak konsisten terhadap
manajemen keuangan merupakan suatu pertanda bahwa terdapat manipulasi
dalam pengelolaan keuangan.
3. Kelangsungan Hidup (viability)
Agar keuangan terjaga, pengeluaran organisasi di tingkat strategi hingga
operasional wajib sejalan atau disesuaikan dengan dana yang diterima.
Kelangsungan hidup (viability) merupakan suatu ukuran tingkat keamanan dan
keberlanjutan keuangan organisasi. Manajer organisasi harus menyiapkan
sebuah rencana keuangan yang menunjukkan bagaimana organisasi dapat
melaksanakan strateginya dan memenuhi kebutuhan keuangan.
4. Transparansi (Transparancy)
Perusahaan harus terbuka mengenai pekerjaannya, menyediakan informasi
yang berkaitan dengan rencana dan aktivitasnya kepada para orang yang
berkepentingan. Termasuk didalamnya menyiapkan laporan keuangan yang
akurat, lengkap, dan tepat waktu, serta dapat diakses dengan mudah oleh para
manajemen yang berkepentingan dan penerima manfaat. Apabila perusahaan
tidak transparan, hal ini menandakan ada sesuatu hal yang disembunyikan.
5. Standar akuntansi (accounting standart)
Sistem akuntansi dan keuangan yang digunakan perusahaan harus sesuai
dengan prinsip dan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia. Hal ini berarti
setiap akuntan di seluruh dunia dapat sepaham dan mengerti sistem yang
digunakan.
6. Integritas (integrity)
Dalam melaksanakan aktivitas operasionalnya, individu yang terlibat wajib
memiliki integritas yang baik. Selain itu, laporan dan catatan keuangan juga
harus dijaga integritasnya melalui kelengkapan dan keakuratan pencatatan
keuangan.
7. Pengelolaan (stewardship)
Perusahaan harus dapat mengelola dan menggunakan dana yang telah
diperoleh dengan baik dan menjamin bahwa dana tersebut digunakan untuk
mencapai tujuan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.

b. Proses dalam Manajemen Keuangan


Menurut Vincen P Costa (2000) proses manajemen keuangan melalui cara
mengatur keuangan yang diterima dan dibelanjakan mulai dari kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan sampai dengan umpan
balik. Perencanaan menentukan untuk apa, dimana, kapan dan beberapa lama akan
dilaksanakan, dan bagaimana cara melaksanakannya. Pengorganisasian
menentukan bagaimana aturan dan tata kerjanya. Pelaksanaan menentukan siapa
yang terlibat, apa yang dikerjakan, dan masing-masing memiliki tanggung jawab.
Pengawasan dan pemeriksaan mengatur bagaimana cara melakukannya, dan siapa
yg akan melakukannya. Umpan balik merumuskan kesimpulan dan saran-saran
untuk kesinambungan terselenggaranya manajemen operasional dilembaga
pendidikan
Menurut Indra Bastian dan Olivia Idrus Manajemen keuangan pendidikan
terbagi dalam tiga kelompok yaitu :
a. Kelompok manajemen pelaksana (operational finance management), meliputi
para eksekutif keuangan.
b. Kelompok manajemen pengawas (finance supervisor management) meliputi
audit internal dan analis keuangan.
c. Kelompok manajemen eksekutif adalah penanggung jawab fungsi yang terkait
dengan keuangan, pemasaran, pembelanjaan, produksi, pembiayaan, akuntansi,
kepegawaian, dan pelatihan.
Manajemen memiliki tiga tahapan penting yaitu tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi. Ketiga tahap tadi apabila diterapkan dalam manajemen
keuangan dapat dipilah dalam perencanaan pendidikan, penganggaran pendidikan,
realisasi anggaran pendidikan, pelaporan keuangan dan kinerja pendidikan, audit
pendidikan dan pertanggungjawaban pendidikan.
Sedangkan menurut E. Mulyasa (2009) proses manajemen keuangan terdiri dari
tiga kegiatan pokok atau tiga fase yang harus dilakukan oleh lembaga pendidikan
yaitu perencanaan keuangan, pelaksanaan pembiayaan/keuangan, dan evaluasi
pembiayaan/keuangan. Senada dengan pendapat Sri Minarti bahwa manajemen
keuangan dalam pelaksanaannya memiliki proses yang terdiri dari perencanaan
pembiayaan, pelaksanaan pembiayaan, dan evaluasi pembiayaan.
a. Perencanaan Pembiayaan
Dalam perencanaan, pembiayaan mencakup dua kegiatan yang sangat
esesnsial sebagai sebagai berikut:
1) Penyusunan anggaran pembiayaan atau anggaran belanja sekolah (ABS). Hal ini
biasanya dikembangkan dalam format yang meliputi:
a) Sumber pendanaan (uang) yang harus dipertanggungjwabkan, yakni dana
pembangunan pendidikan (DPP), operasi perawatan fasilitas (OPF), dan lain
sebagainya.
b) Pengeluaran untuk kegiatan pembelajaran, pengadaan dan pemeliharaan
sarana dan prasarana, bahan-bahan dan alat pelajaran, honorium, dan
kesejahteraan.
2) Pengembangan Rencanan Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah (RAPBS).
Kegiatan ini sebagai lanjutan dari penyusunan anggaran belanja di sekolah.
.Berdasarkan rencanan pengembangan sekolah, baik jangka pendek maupun
jangka panjang, pada kerangka ini bisa difromat perencanaan keuangan sekolah.
Jika dianalisis pembuatan perencanaan keuangan, dapat dirumuskan sikuensi
perencanaan keuangan yang strategis sebagai berikut:
1) Misi (mission);
2) Tujuan jangka panjang (goals);
3) Tujuan jangka pendek (objectives);
4) Program, layanan, aktivitas (programs, services, activities);
5) Tujuan jangka panjang, tujuan jangka pendek berdasarkan kondisi riil unti
lembaga pendidikan (site- based unit goals and objectives);
6) Target, baik output maupun outcome;
7) Anggaran (budget); dan
8) Perencanaan keuangan strategis (strategic financial plan).

b. Pelaksanaan Pembiayaan
Pelaksanaan pembiayaan secara garis besar dapat dikelompokkan ke dalam
dua kegiatan yaitu sebagai berikut:
1) Penerimaan pembiayaan pendidikan sekolah dari sumber-sumber dana perlu
dibukukan berdasarkan prosedur pengelolaan yang selaras dengan ketetapan
yang disepakati. Sedangkan, sumber dana tersebut meliputi anggran rutin,
anggaran pembangunan, anggaran penunjang pendidikan, dana masyarakat,
donator, dan lain-lain.
2) Pengeluaran, yakni dana yang sudah diperoleh dari berbagai sumber perlu
digunakan secara efektif dan efisien. Artinya, perolehan dana dalam
pengeluarannya harus didasarkan ada kebutuhan-kebutuhan yang telah
disesuaikan dengan perencanaan pembiayaan pendidikan di sekolah.

c. Evaluasi Pembiayaan
Kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga wajib mengetahui dengan jelas
berapa pengeluaran dan pendapatan yang diterima sekolah dalam waktu tertentu.
Bahkan, yang paling urgen adalah pelaksanaan manajemen keuangan harus dipantau
guna menempatkan anggaran pada sasaran yang tepat. Baharuddin dan Moh. Makin
mengatakan bahwa evaluation involves merupakan proses evaluasi terhadap
pencapaian sasaran. Pada kerangka ini, contoh konkret yang dapat dimunculkan
untuk mengetahu hasil yang diharapkan dapat memperoleh sasaran tersebut adalah:
1) Terealisasinya sosialisasi pendanaan pendidikan;
2) Terwujudnya penggalian sumber dana dari luar sekolah dan diperoleh
peningkatan dumber dana;
3) Terealisasinya penggalian dana pendidikan dan dihasilkan peningkatan dana
pendidikan;
4) Terelisasinya penyusunan anggaran pendidikan;
5) Terwujudnya pengembangan unit-unit usaha di sekolah dan lain sebagainya.
Adapun faktor-faktor yang harus dimasukkan dalam fungsi evaluasi
manajemen keuangan adalah sebagai berikut:
1) Mengusahakan suatu struktur yang terorganisasi dengan baik dan sederhana
untuk menghasilkan salah pengertian antara komponen dalam manajemen
sekolah.
2) Mengusahakan supervisi yang kuat untuk menghilangkan gap yang terjadi
dalam keseluruhan program sekolah yang menyangkut penganggaran.
Mengusahakan informasi yang akurat dalam rangka pembuatan keputusan dan penilaian
terhadap pelaksanaan kerja yang ada korelasinya.

3. Sumber-sumber dan Kegunaan Keuangan Sekolah.


Landasan hukum Sumber-sumber Keuangan Sekolah
a. Dalam undang-undang Sistem Pendidikan nomor 20 tahun 2003 pasal 46 ayat 1
dinyatakan bahwa pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama
antara pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Selanjutnya pada pasal
49 ayat 3 juga dinyatakan bahwa dana pendidikan dari pemerintah dan
pemerintah daerah untuk satuan pendidikan diberikan dalam bentuk hibah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Berdasarkan PP Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan,
disebutkan bahwa ada 3 jenis biaya pendidikan, yaitu Biaya Satuan
Pendidikan, Biaya Penyelenggaraan dan/atau Pengelolaan Pendidikan, serta
Biaya Pribadi Peserta Didik.
c. Pasal 46 UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
menyatakan pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara
pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Sebagai konsekuensi logisnya
maka sumber-sumber pemasukan sekolah bisa berasal dari pemerintah, usaha
mandiri sekolah, orang tua siswa, dunia usaha dan industri, sumber lain seperti
hibah yang tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku,
yayasan penyelenggara pendidikan bagi lembaga pendidikan swasta, serta
masyarakat luas.

Sumber-sumber keuangan sekolah:


1. Pemerintah: Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
Sumber dana pendidikan untuk SD dan SMP, saat ini bersumber dari dana BOS yang
dialokasikan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN); disamping
itu terdapat juga dana khusus melalaui pemerintah daerah provinsi dan kabupaten
yang disebut dana khusus dari APBDI dan APBD II. Dana BOS ini, merupakan dana
operasi nonpersonalia sedangkan untuk gaji pendidik dan tenaga kependidikan
bersumber dari dana Rutin melalui APBN dan APBD.
2. Dana Masyarakat; dana ini bisa berasal dari komite sekolah/orang tua siswa atau dari
sponsor dan donatur
3. Dana Swadaya
Beberapa kegiatan yang merupakan usaha mandiri sekolah yang bisa
menghasilkan pendapatan sekolah antara lain : (1) pengelolaan kantin sekolah, (2)
pengelolaan koperasi sekolah, (3) pengelolaan wartel, (4) pengelolaan jasa antar
jemput siswa, (5) panen kebun sekolah, (6) kegiatan yang menarik sehingga ada
sponsor yang memberi dana, (7) kegiatan seminar/ pelatihan/lokakarya dengan dana
dari peserta yang bisa disisihkan sisa anggarannya untuk sekolah, (8) penyelenggaraan
lomba kesenian dengan biaya dari peserta atau perusahaan yang sebagian dana bisa
disisihkan untuk sekolah.
4. Sumber Lain
Selain yang sudah disebutkan di atas, masih ada sumber pembiayaan alternatif yang
berasal dari proyek pemerintah baik yang bersifat block grant maupun yang bersifat
matching grant (imbal swadaya).

Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS)

Prinsip Penyusunan RAPBS, antara lain:

1. RAPBS harus benar-benar difokuskan pada peningkatan pembelajaran murid


secara jujur, bertanggung jawab, dan transparan.
2. RAPBS harus ditulis dalam bahasa yang sederhana dan jelas, dan dipajang di
tempat terbuka di sekolah.
3. Dalam menyusun RAPBS, sekolah sebaiknya secara saksama memprioritaskan
pembelanjaan dana sejalan dengan rencana pengembangan sekolah.
4. Proses Penyusunan RAPBS meliputi:
a. Menggunakan tujuan jangka menengah dan tujuan jangka pendek yang
ditetapkan dalam rencana pengembangan sekolah,
b. Menghimpun, merangkum, dan mengelompokkan isu-isu dan masalah
utama ke dalam berbagai bidang yang luas cakupannya,
c. Menyelesaikan analisis kebutuhan,
d. Memprioritaskan kebutuhan,
e. Mengonsultasikan rencana aksi yang ditunjukkan / dipaparkan dalam
rencana pengembangan sekolah,
f. Mengidentifikasi dan memperhitungkan seluruh sumber pemasukan,
g. Menggambarkan rincian (waktu, biaya, orang yang bertanggung jawab,
pelaporan, dsb) dan
h. Mengawasi serta memantau kegiatan dari tahap perencanaan menuju
tahap penerapan hingga evaluasi

Pengelolaan Anggaran Sekolah


Komponen keuangan sekolah merupakan komponen produksi yang
menentukan terlaksananya kegiatan belajar-mengajar bersama komponen-komponen
lain. Dengan kata lain, setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya.
Kegiatan perencanaan menentukan untuk apa, dimana, kapan dan beberapa
lama akan dilaksanakan, dan bagaimana cara melaksanakannya. Kegiatan
pengorganisasian menentukan bagaimana aturan dan tata kerjanya. Kegiatan
pelaksanaan menentukan siapa yang terlibat, apa yang dikerjakan dan masing-masing
bertanggung jawab dalam hal apa. Kegiatan pengawasan dan pemeriksaan mengatur
kriterianya, bagaimana cara melakukannya, dan akan dilakukan oleh siapa. Kegiatan
umpan balik merumuskan kesimpulan dan saran-saran untuk kesinambungan
terselenggarakannya Pengelolaan Operasional Sekolah.
Pemasukan dan pengeluaran keuangan sekolah diatur dalam Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS). Ada beberapa hal yang
berhubungan dengan penyusunan RAPBS, antara lain:

1. Penerimaan
2. Penggunaan
3. Pertanggungjawaban

Pertanggungjawaban Keuangan Sekolah

Kepala sekolah wajib menyampaikan laporan di bidang keuangan terutama


mengenai penerimaan dan pengeluaran keuangan sekolah. Pengevaluasian dilakukan
setiap triwulan atau per semester. Dana yang digunakan akan dipertanggung jawabkan
kepada sumber dana. Jika dana tersebut diperoleh dari orang tua siswa, maka dana
tersebut akan dipertanggung jawabkan oleh kepala sekolah kepada orang tua siswa.
Begitu pula jika dana tersebut bersumber dari pemerintah maka akan dipertanggung
jawabkan kepada pemerintah.
Secara khusus, pengendalian anggaran terdiri dari serangkaian kegiatan
pemeriksaan dan persetujuan untuk memastikan bahwa:

1. Dana dibelanjakan sesuai rencana,


2. Ada kelonggaran dalam penganggaran untuk pembayaran pajak,
3. Pembelanjaan dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia
4. Dana tidak dihabiskan untuk kegiatan-kegiatan yang tidak disetujui atau diberikan
kepada pihak penerima tanpa persetujuan

4.Peran Kepala Sekolah dalam manajemen Keuangan sekolah


Peran kepala sekolah menurut Mulyasa adalah:
a. Kepala sekolah sebagai educator, kepala sekolah berperan dalam
pembentukan karakter yang didasar nilai-nilai pendidik. Kemampuan
mengajar/membimbing siswa, Kemampuan membimbing guru, Kemampuan
mengembangkan guru, dan Kemampuan mengikuti perkembangan di bidang
pendidikan
b. Perang sebagai manager,kepala sekolah berperan dalam mengelola sumber
daya untuk mencapai tujuan institusi secara efektif dan efisien. Kemampuan
menyusun program, Kemampuan menyusun organisasi sekolah, Kemampuan
menggerakkanguru, Kemampuan mengoptimalkan sarana pendidikan
c. Perang sebagai administrator, kepala sekolah berperan dalam mengatur tata
laksana sistem administrasi di sekolah sehingga efektif dan efisien
Kemampuan mengelola administrasi PBM/BK, Kemampuan mengelola
administrasi kesiswaan, Kemampuan mengelola administrasi
ketenagaanKemampuan mengelola administrasi keuangan, Kemampuan
mengelola administrasi sarana prasarana, dan kemampuan mengelola
administrasi persuratan.
d. Peran sebagai supervisor, kepala sekolah berperan dalam upaya membantu
mengembangkan profesionalitas guru dan tenaga kependidikan lainnya.
Kemampuan menyusun program supervisi pendidikan, Kemampuan
melaksanakan program supervisi, dan Kemampuan memanfaatkan hasil
supervisi.
e. Peran sebagai leader, kepala sekolah berperan dalam mempengaruhi orang-
orang untuk bekerja sama dalam mencapai visi dan tujuan bersama.
Memiliki kepribadian yang kuat, Kemampuan memberikan layanan bersih,
transparan, dan profesiona, dan Memahami kondisi warga sekolah.
f. Peran sebagai innovator, kepala sekolah adalah pribadi yang dinamis dan
kreatif yang tidak terjebak dalam rutinitas. Kemampuan melaksanakan
reformasi (perubahan untuk lebih baik), dan Kemampuan melaksanakan
kebijakan terkini di bidang pendidikan.
g. Peran sebagai motivator, kepala sekolah harus mampu memberi dorongan
sehingga seluruh komponen pendidikan dapat berkembang secara
profesional. Kemampuan mengatur lingkungan kerja (fisik), Kemampuan
mengatur suasana kerja/belajar, dan Kemampuan memberi keputusan kepada
warga sekolah
h. Peran sebagai entrepreneur, kepala sekolah berperan untuk melihat adanya
peluang dan memanfaatkan peluang untuk kepentingan sekolah.
Kemampuan menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah,
Kemampuan bekerja keras untuk mencapai hasil yang efektif, dan
kemampuan memotivasi yang kuat untuk mencapai sukses dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi.

5. Pengertian Pembiayaan pendidikan


Biaya pendidikan menurut Prof. Dr. Dedi Supriadi (2010:3) merupakan salah satu
komponen instrumental (instrumental input) yang sangat penting dalam penyelenggaraan
pendidikan (di sekolah). Biaya dalam pengertian ini memiliki cakupan yang luas, yakni
semua jenis pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan, baik
dalam bentuk uang maupun barang dan tenaga (yang dapat dihargakan uang)
Nanang Fattah (2002:23) menambahkan biaya dalam pendidikan meliputi biaya
langsung (direct cost)dan biaya tidak langsung (indirect cost). Biaya langsung terdiri dari
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan pengajaran dan kegiatan
belajar siswa seperti pembelian alat-alat pembelajaran, penyediaan sarana pembelajaran,
biaya transportasi, gaji guru, baik yang dikeluarkan pemerintah, orang tua maupun siswa
sendiri. Sedangkan biaya tidak langsung berupa keuntungan yang hilang (earning
forgone)dalam bentuk biaya kesempatan yang hilang (opportunity cost) yang
dikorbankan oleh siswa selama belajar, contohnya, uang jajan siswa, pembelian peralatan
sekolah (pulpen, tas, buku tulis,dll).
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 48 Tahun 2008 tentang pendanaan pendidikan
mengklasifikasikan biaya pendidikan menjadi tiga kelompok yaitu biaya
penyelenggaraan dan/ atau pengelolaan pendidikan, biaya pribadi peserta didik, dan
biaya satuan pendidikan. Biaya satuan pendidikan sediri meliputi: 1) biaya investasi; 2)
biaya operasional; 3) bantuan pendidikan; dan 4) beasiswa.
Dalam konsep pembiayaan pendidikan dasar ada dua hal penting yang perlu
dikaji atau dianalisis, yaitu biaya pendidikan secara keseluruhan (total cost) dan biaya
satuan per siswa (unit cost). Biaya satuan ditingkat sekolah merupakan agregate biaya
pendidikan tingkat sekolah, baik yang bersumber dari pemerintah, orang tua, dan
masyarakat yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan pendidikan dalam satu tahun
pelajaran. Biaya satuan permurid merupakan ukuran yang menggambarkan seberapa
besar uang yang dialokasikan ke sekolah sekolah secara efektif untuk kepentingan murid
dalam menempuh pedidikan.
Konsep biaya pendidikan sifatnya lebih kompleks dari keuntungan, karena
komponen biaya terdiri dari lembaga jenis dan sifatnya. Biaya pendidikan bukan hanya
berbentuk uang dan rupiah, tetapi juga dalam bentuk biaya kesempatan (opportunity
cost).

5.Konsep Pembiayaan Pendidikan


Konsep Biaya Pendidikan Menurut Fattah biaya dalam pendidikan meliputi biaya
langsung (direct costi) dan biaya tidak langsung (indirect cost). Biaya langsung terdiri
dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan pengajaran dan kegiatan
belajar siswa berupa pembelian alat-alat pelajaran, sarana belajar, biaya transfortasi, gaji
guru, baik yang dikeluarkan oleh pemerintah, orang tua, maupun siswa sendiri.
Sedangkan biaya tidak langsung berupa keuntungan yang hilang (earning forgone) dalam
bentuk biaya kesempatan yang hilang (opportunity cost) yang dikorbankan siswa selama
belajar (2006 :23).
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2007 pasal 62 disebutkan bahwa:
a. Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi dan biaya
personal.
b. Biaya investasi satuan pendidikan meliputi biaya penyediaan sarana dan
prasarana, pengembangan sumber daya manusia, dan modal kerja tetap.
c. Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta
didik untuk bias mengukuti proses pembelajaran secara teratur dan
berkelanjutan.
d. Biaya operasional satuan pendidikan meliputi: gaji pendidik dan tenaga
kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji; bahan atau
peralatan habis pakai; dan biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya,
air, jasa telekomunikasi, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi,
dan lain sebagainya
e. Biaya Rutin dan Biaya Modal
Secara umum, pembiayaan pendidikan dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu:biaya rutin dan biaya modal. Biaya rutin adalah biaya yang harus
dikeluarkan dari tahun ke tahun, seperti gaji pegawai (guru dan non guru),
serta biaya operasional, biaya pemeliharaan gedung, fasilitas dan alat-alat
pengajaran (barang-barang habis pakai). Sementara biaya pembangunan,
misalnya, biaya pembelian atau pengembangan tanah, pembangunan gedung,
perbaikan atau rehab gedung, penambahan furnitur, serta biaya atau
pengeluaran lain unutk barang-barang yang tidak habis pakai.

Setiap kebijakan pembiayaan pendidikan mempengaruhi sumber danayang diperoleh


dan sumber dana yang dialokasikan. Sumber dana yang diperoleh berkenaan dengan
pendapatan, sedangkan sumber dana yang dialokasikan berkenaan dengan belanja. Dengan
menerapkan kebijakan yang berbeda-beda membawa akibat terhadap keputusan yang
berdampak pada pembiayaan pendidikan yaitu:
a. siapa yang akan dididik dan seberapa banyak jasa pendidikan dapat disediakan
b. Bagaimana mereka akan dididik.
c. Siapa yang akan membayar biaya pendidikan
d. Sistem pemerintahan seperti apa yang paling sesuai untuk mendukung pembiayaan
sekolah? Pembiayaan sekolah harus mengacu pada peraturan perundangan-undangan
yang berlaku agar pengelola pembiayaan pendidikan tidak terkena sanksi hukum.

6.Model-model Pembiayaan pendidikan di Indonesi.


Berikut ini ada beberapa model pembiayaan pendidikan seta kelebihan dan
kekurangannya :
1. Model Dana Bantuan Murni (Flat Grant Model)
Merupakan uang bantuan negara yang dibagikan pada sekolah di daerah tanpa
memperhitungkan pertimbangan kemampuan pembayaran pajak daerah setempat,
yang didasarkan pada jumlah siswa yang harus dididik.
Kelebihan model Dana Bantuan Murni (Flat Grant Model) adalah :
a. Sekolah dapat mengalokasikan dana untuk kegiatan pembelajaran siswa
b. Sekolah dapat memfasilitasi kegiatan pembelajaran siswa
Kekurangan Model Dana Bantuan Murni (Flat Grant Model) adalah :
a. Pemerintah tidak mendapat pajak sebagai sumber devisa negara
b. Dapat meningkatkan penyimpangan dana pendidikan
c. Adanya tingkat kesenjangan antara sekolah di tiap daerah
2. Model Landasan Perencanaan (Foundation Plan Model)
Negara tanpa mempertimbangkan kekayaan & pajak daerah memberikan dana kepada
daerah yang miskin lebih banyak untuk setiap siswanya dibandingkan dengan daerah
yang makmur. Tujuannya adalah untuk menjaga sekolah dari kehancuran lebih parah
(pada daerah yang miskin).
Kelebihan Model Landasan Perencanaan (Foundation Plan Model) adalah :
a. Pengeluaran anggaran pendidikan efektif, efisien dan akuntabilitas
b. Pemerintah mendapat pajak sebagai sumber devisa Negara
Kekurangan Model Landasan Perencanaan (Foundation Plan Model) adalah :
a. Sekolah dapat membatasi program kegiatan yang mendukung peningkatan mutu
pendidikan
b. Adanya penyimpangan anggaran tahunan pendidikan
3. Model Perencanaan Pokok Jaminan Pajak (Guaranted Tax Base Plan)
Model ini dibatasi dengan menentukan penafsiran penilaian per siswa yang menjadi
jaminan negara diperuntukkan bagi wilayah sekolah setempat. Bantuan negara
menjadi berbeda antara apa yang diterima daerah per siswa dengan jaminan negara
per siswa. Pembagian presentasenya sangat tinggi di sekolah distrik yang miskin, dan
rendah di sekolah distrik yang kaya / sejahtera.
Kelebihan Model Perencanaan Pokok Jaminan Pajak (Guaranted Tax Base Plan)
adalah :
a. Jumlah pembiyaan pendidikan akan terperinci
b. Pemerintah mendapat pajak sebagai sumber devisa Negara
Kekurangan Model Perencanaan Pokok Jaminan Pajak (Guaranted Tax Base Plan)
adalah :
a. Hanya akan efektif dan efisien bagi negara distrik
b. Terbatasnya pembiayaan pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan
4. Model Persamaan Persentase (Persentage Equalizing Model)
Model ini dikembangkan tahun 1920-an, lebih banyak memberikan sumbangan yang
dibutuhkan pada tiap murid & guru ke daerah-daerah yang kurang makmur.
Dalam program yang sama, jumlah pembayaran yang disetujui dihitung bagi setiap
siswa, tiap guru, atau bagian lain yang di butuhkan. Jumlah yang diperlukan berubah-
ubah tiap bagian sesuai keperluan.
Kelebihan Persamaan Persentase (Persentage Equalizing Model) adalah :
a. Sekolah di daerah terpencil memperoleh dana pendidikan besar
b. Sekolah di daerah terpencil dapat melengkapi sarana dan prasarana sekolah
c. Adanya persamaan peningkatan mutu pendidikan di tiap daerah
Kekurangan Model Persamaan Persentase (Persentage Equalizing Model) adalah :
a. Akan menimbulkan penyimpangan pembiayaan pendidikan
b. Laporan pertanggung jawaban dana pendidikan tidak akuntabel dan transparan
5. Model Perencanaan Persamaan Kemampuan (Power Equalizing Plan)
Model ini menghendaki distrik yang kaya membayar pajak sekolah yang dikumpulkan
kembali ke negara. Selanjutnya negara menggunakan uang dari sekolah distrik yang
kaya itu untuk meningkatkan bantuan sekolah pada distrik yang lebih miskin.
Kelebihan model Perencanaan Persamaan Kemampuan (Power Equalizing Plan) :
a. Adanya persamaan perencaan kemampuan pembiayaan pendidikan
b. Sekolah dapat meningkatkan mutu pendidikan
Kekurangan Model Perencanaan Persamaan Kemampuan (Power Equalizing Plan) :
a. Pemerintah tidak mendapat pajak sebagai sumber devisa negara
6. Model Pendanaan Negara Sepenuhnya (Full State Funding Model)
Model ini merupakan rencana yang dirancang untuk mengeliminir perbedaan local
dalam hal pembelanjaan dan perpajakan. Pendanaan sekolah akan dikumpulkan
ditingkat negara dan diberikan ke sekolah distrik dengan dasar yang sama. Asas
keadilan tentang perlakuan terhadap siswa dan pembayar pajak, serta pembiayaan
pendidikan berdasarkan tingkat kekayaan yang dimiliki. Untuk menghindari
banyaknya anak pada masyarakat miskin meninggalkan pendidikan sehingga muncul
masalah pengangguran dan kesejahteraan bagi generasi penerusnya.
Kelebihan model Pendanaan Negara Sepenuhnya (Full State Funding Model) adalah :
a. Sekolah dapat mengalokasikan dana untuk kegiatan pembelajaran siswa
b. Sekolah dapat meningkatkan sarana dan prasarana sekolah dalam menunjang
pembelajaran siswa
c. Sekolah dapat memfasilitasi kegiatan pembelajaran siswa
Kekurangan Model Pendanaan Negara Sepenuhnya (Full State Funding Model)
adalah :
a. Anggaran bagi pembiayan pendidikan relatif besar dalam APBN
b. Akan timbulnya penyimpangan pembiayaan pendidikan
7. Model Sumber Pembiayaan (The Resources Cost Model)
Model ini dikembangkan Hambers dan Parrish yang menyediakan suatu proses
penentuan pembiayaan pendidikan yang mencerminkan kebutuhan berbeda dari
kondisi ekonomi di setiap daerah. Model ini menurut Sergivanni tidak bersangkutan
dengan pendapatan pajak maupun kekayaan suatu daerah.
Kelebihan model Sumber Pembiayaan (The Resources Cost Model) adalah :
a. Sumber pembiayaan tiap daerah berbeda-beda
b. Sekolah daerah terpencil dapat meningkatkan mutu pendidikan
c. Sekolah dapat memfasilitasi kegiatan pembelajaran siswa
Kekurangan Model Sumber Pembiayaan (The Resources Cost Model) adalah :
a. Sekolah dapat melakukan pungutan kepada siswa
b. Adanya kesenjangan sosial tiap daerah
8. Model Surat Bukti / Penerimaan (Models of Choice and Voucher Plans)
Model ini memberikan dana untuk pendidikan langsung kepada individu atau institusi
rumah tangga berdasarkan permintaan pendidikan. Mereka diberikan surat bukti
penerimaan dana untuk bersekolah melalui sistem voucher yang mencerminkan
subsidi langsung kepada pihak yang membutuhkan yaitu murid.
Kelebihan :
a. Negara memberikan pilihan bagi sekolah dan orang tua untuk meningkatkan mutu
pendidikan
b. Sekolah swasta mendapatkan bantuan tambahan dana pendidikan
Kekurangan:
a. Adanya kecemburuan sosial diantara sekolah-sekolah negeri
b. Dapat meningkatkan penyimpangan dana pendidikan
9. Model Rencana Bobot Siswa (Weight Student Plan)
Adalah model yang mempertimbangkan siswa-siswa berdasarkan proporsinya.
Contoh siswa yang cacat, siswa program kejuruan atau siswa yang pandai dua bahasa.
10. Model Berdasarkan Pengalaman (Historic Funding)
Model ini sering disebut Incrementalism, dimana biaya yang diterima satu sekolah
mengacu pada penerimaan tahun yang lalu, dengan hanya penyesuaian.
11. Model Berdasarkan Usulan (Bidding Model)
Model ini sekolah mengajukan usulan pada sumber dana dengan berbagai acuan,
kemudian sumber dana meneliti usulan yang masuk, dan menyesuaikan dengan
criteria.
12. Model Berdasarkan Kebijaksanaan (Descretion Model)
Model ini penyandang dana melakukan studi terlebih dahulu untuk mengetahui
komponen-komponen apa yang perlu dibantuberdasarkan prioritas pada suatu tempat
dari hasil eksplorasinya.
Sistem pembiayaan di Indonesia memang agaknya sulit merujuk kepada salah
satu model karena kondisi tiap sekolah berbeda. Di Indonesia masing-masing elemen
seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, orang tua murid, dan masyarakat secara
ideal harus memberi biaya untuk pendidikan. Ada baiknya beberapa model akan dapat
dimodifikasi menjadi sebuah model yang ideal untuk disesuaikan dengan setting area
pendidikan ataupun setting sosial budaya daerah yang cocok untuk indonesia.

Model pembiayaan pendidikan yang terbaik bagi negara Indonesia ( bagi


sekolah ) adalah gabungan dari model Power Equalizing dan model Foundation Plan
karena model Power Equalizing dibebankan kepada distrik-distrik yang sangat kaya
untuk membayarkan sebagian pajak sekolah yang mereka pungut kembali ke kantong
negara bagian. Negara bisa menggunakan uang yang dari distrik-distrik kaya untuk
manambah bantuan bagi distrikdistrik yang miskin. Setiap daerah akan menerima
jumlah dana berbeda tergantung pada kemampuan penghasilan daerah (APBD).
DAFTAR PUSTAKA

Herispon. 2018. Buku Ajar Manajemen keuangan (Financial Management. Sekolah Tinggi
Ilmu ekonomi Riau.
http://mooza-alkaz.blogspot.com/2013/01/makalah-manajemen-keuangan-pendidikan.html.29
Agustus 2019
https://www.joyellytulung.com/files/Materi-Manajemen-Keuangan.pdf.29 agustus 2019
https://www.jurnal.id/id/blog/2018-7-prinsip-manajemen-keuangan-yang-perlu-anda-
ketahui/.29agustus2019
https://kingsunda.com/manajemen-keuangan-secara-
lengkap/#Manajemen_Keuangan_Menurut_Para_Ahli.29agustus2019
http://rudisiswoyo89.blogspot.com/2013/12/konsep-manajemen-keuangan-
pendidikan.html.29agustus2019

Anda mungkin juga menyukai