Anda di halaman 1dari 15

ADMINISTRASI KEUANGAN DALAM PENDIDIKAN

MAKALAH

Mata Kuliah Administrasi dan Manajemen Pendidikan

Dosen Pengampu:

Dr. Addin Arsyanda, M.Pd.I

Disusun oleh:

Fina Nurul Aini 21207008

Nisfy Rufidah 21207013

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INDONESIA

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI 2022

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. .Latar Belakang
Dana, pelaporan, pemeriksaan dan pertanggung jawaban di dalam
manajemen keuangan sekolah terdapat rangkaian. Setiap kegiatan perlu
diatur keuangannya agar kegiatan berjalan tertib, lancar, efektif dan efisien.
Kegiatan di sekolah yang sangat kompleks termasuk kegiatan keuangan juga
membutuhkan pengaturan yang baik. Keuangan di sekolah merupakan
bagian yang amat penting karena setiap kegiatan butuh uang. Keuangan juga
perlu diatur sebaik-baiknya, sehingga disekolah perlumanajemen keuangan
yang baik.
Sebagaimana yang terjadi di substansi manajemen pendidikan pada
umumnya,kegiatan manajemen keuangan dilakukan melalui proses
perencanaan,pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan
atau pengendalia. Beberapa kegiatan manajemen keuangan yaitu
memperoleh dan menetapkan sumber-sumber pendanaan, pemanfaatan
aktivitas terdiri dari perencanaan program sekolah, perkiraan anggaran, dan
pendapatan yang diperlukandalam pelaksanaan program, pengesahan dan
penggunaan anggaran sekolah. Sebagai suatu lembaga pendidikan perlu
ditingkatkan dan disesuaikan denagan kebutuhan danperkembangan
pembangunan disegala bidang baik segi sarana dan prasarana pendidikan,
fasilitas kerja maupun kesejahtraan yang layak bagi seluruh tenaga pendidik
untuk memenuhi sasaran tersebut sangat diperlukan biaya yang cukup dan
administrasi yang tertib.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan administrasi keuangan pendidikan?
2. Apa saja yang menjadi tujuan administrasi keuangan pendidikan ?
3. Bagaimana prinsip dalam administrasi keuangan pendidikan?
4. Apa saja sumber dan manfaat keuangan sekolah?
5. Apa saja komponen administrasi keuangan?

2
C. Tujuan
1. Mengetahui tentang administrasi keuangan
2. Mengetahui tujuan administrasi keuangan dalam pendidikan
3. Mengetahui prinsip administrasi keuangan
4. Mengetahuiperan sumber dan manfaat administrasi keuangan sekolah
5. Mengetahui komponen administrasi keuangan

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. .Definisi Administrasi Keuangan dalam Pendidikan


Manajemen keuangan merupakan salah satu substansi manajamen
sekolah yang akan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di
sekolah. Sebagaimana yang terjadi di substansi manajemen pendidikan pada
umumnya, kegiatan manajemen keuangan dilakukan melalui proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan
atau pengendalian.
Beberapa kegiatan manajemen keuangan yaitu memperoleh dan
menetapkan sumber-sumber pendanaan, pemanfaatan dana, pelaporan,
pemeriksaan dan pertanggungjawaban (Lipham, 1985; Keith, 1991).
Menurut Depdiknas (2000) bahwa manajemen keuangan merupakan
tindakan pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan,
perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan Dengan
demikian, manajemen keuangan sekolah dapat diartikan sebagai rangkaian
aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan,
pembelanjaan, pengawasan dan pertanggung-jawaban keuangan sekolah.1
Pembiayaan pendidikan hendaknya dilakukan secara efisien. Makin efisien
suatu sistem pendidikan, semakin kecil dana yang diperlukan untuk
pencapaian tujuan-tujuan pendidikan. Untuk itu, bila sistem keuangan
sekolah dikelola secara baik akan meningkatkan efisiensi penyelenggaraan
pendidikan. Artinya, dengan anggaran yang tersedia, dapat mencapai tujuan-
tujuan pendidikan secara produktif, efektif, efisien, dan relevan antara
kebutuhan di bidang pendidikan dengan pembangunan masyarakat. Untuk
mencapai hal-hal seperti di atas maka diperlukan adanya proses
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan,

1
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Manajemen Keuangan. Materi Pelatihan Terpadu untuk Kepala Sekolah. Jakarta

4
mengawasi, dan melaporkan kegiatan bidang keuangan agar tujuan sekolah
dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Melalui kegiatan manajemen keuangan maka kebutuhan pendanaan
kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan
secara transparan, dan digunakan untuk membiayai pelaksanaan program
sekolah secara efektif dan efisien. Untuk itu tujuan manajemen keuangan
adalah:
1) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah
2) Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah.
3) Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.
4) Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan kreativitas kepala
sekolah dalam menggali sumber-sumber dana, menempatkan
bendaharawan yang menguasai dalam pembukuan dan pertanggung-
jawaban keuangan serta memanfaatkannya secara benar sesuai
peraturan perundangan yang berlaku.
B. Tujuan Administrasi Keuangan
Dengan kegiatan manajemen keuangan dan pembiayaan, kebutuhan
pendanaan, pembiayaan kegiatan dan anggaran lembaga pendidikan dapat
direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan secara transparan, yang
dapat digunakan untuk membiayai pelaksanaan program lembaga pendidikan
secara efektif dan efisien, sekaligus dipertanggung jawabkan untuk
memberikan rasa puas pada pihak-pihak yang mendonasikan uang untuk
kegiatan lembaga pendidikan. Untuk itu tujuan manajemen keuangan dan
pembiayaan lembaga pendidikan adalah:
1) Meningkatkan penggalian sumber biaya lembaga pendidikan
2) Menciptakan pengendalian yang tepat sumber keuangan organisasi
pendidikan
3) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan
lembaga pendidikan
4) Meningkatkanakuntabilitasdantransparansikeuanganlembagapendidik
an
5) Meminimalkan penyalahgunaan anggaran lembaga pendidikan

5
6) Mengatur dana-dana yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal
untuk menunjang tercapainya tujuan lembaga pendidikan dan tujuan
pembelajaran.
7) Membangun sistem pengelolaan keuangan yang sehat, mudah diakses
dan memiliki sistem pengamanan yang terjamin dari tindakan-
tindakan yang tidak terpuji.
8) Meningkatkan partisipasi stakeholders pendidikan dalam pembiayaan
pendidikan (Tjandra, W.R., 2006).2

Lebih lanjut, Suad Husnan (1992;4) menjelaskan tujuan manajemen


keuangan dan pembiayaan lembaga pendidikan agar para manajer
pendidikan dapat menggunakan dan menggali sumber-sumber pendanaan
secara memadai dari berbagai pihak untuk dipergunakan dan
dipertanggungjawabkan.
Dalam pelaksanaan manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan
itu, juga ada beberapa tahapan penting yang perlu dilaksanakan, di antaranya
tahap perencanaan keuangan (financial plan),
penganggaran(budgeting),pelaksanaan pembukuan (accounting) dan tahap
penilaian atau auditing, (Thomas. H. Jones,1985;22).3
Di samping itu, Nawawi (1989,68) menjelaskan manajemen keuangan
dan pembiayaan pendidikan bertujuan untuk mengelola keuangan lembaga
pendidikan dengan membuat berbagai kebijaksanaan dalam pengadaan,
penggunaan keuangan guna mewujudkan kegiatan organisasi lembaga
pendidikan berupa kegiatan perencanaan, pengaturan, pertanggungjawaban
dan pengawasan keuangan lembaga pendidikan itu sendiri.

C. Prinsip Administrasi Keuangan Pendidikan


2
Tjandra, W. R. 2006. Hukum keuangan negara. Grasindo.
3
Thomas, Jones H. 1985. Introduction to school finance: Technique and social policy

6
Kegiatan manajemen keuangan dan pembiayaan lembaga pendidikan
perlu memerhatikan sejumlah prinsip, antara lain,
1) Hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai dengan kebutuhan teknis
yang diisyaratkan dalam regulasi dan kebijakan yang berlaku,
2) Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program atau kegiatan
lembaga pendidikan,
3) Keharusan penggunaan kemampuan atau hasil produksi dalam negeri
sejauh hal ini memungkinkan,
4) Transparansi sebagai implikasi dari keterbukaan informasi publik,
5) Penguatan partisipasi publik atau masyarakat.

beberapa prinsip penting dijelaskan oleh (Tangkudung, A. R. T.2014)


antara lain :
1) Transparansi
2) Akuntabilitas
3) Efektivitas,
4) Efisiensi sesuai dengan kebutuhan yang diisyaratkan
5) Peningkatan partisipasi stakeholder pendidikan,
6) Hemat, tidak mewah,
7) Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program/kegiatan,
8) Keharusan penggunaan produksi dalam negeri

D. Sumber Keuangan Sekolah


Seperti yang terdapat pada Pasal 46 UU No.20 tahun 2003, tentang
sistem pendidikan nasional menyatakan: pendanaan pendidikan menjadi
tanggungjawab bersama antarta pemerintah, pemerintah daerah dan
masyarakat.
Berbagai sumber pendapatan keuangan sekolah antarai lain yaitu:
1. Dana dari Pemerintah
Dana yang berasal dari pemerintah ini sudah disediakan oleh
pemerintah melalui jalur anggaran rutin yang ada pada Daftar Isian
Kegiatan (DIK) yang telah dialokasikan kepada seluruh sekolah pada

7
setiap tahun ajaran. Jadi pada setiap tahun ajaran sudah disediakan
dana untuk masing-masing sekolah yang diberikan oleh pemeritah
yang ruti setiap tahunnya. Jumlah dana yng dialoksikan didalam DIK
biasanya ditentukan sesuai dengan jumlah siswa yang ada pada
masing-masing sekolah. Semua anggaran dan besarnya jumlah dana
yang diberikan untuk setiap jenis pengeluaran telah ditentukan
pemerintah pada DIK tersebut. Pengeluaran dan pertanggungjawaban
dalam pemanfaatan dana rutin DIK harus sesuai dengan mata anggaran
tersebut.
Selain DIK, pada saat ini juga terdapat dana Bantuan Operasional
sekolah (BOS). Dana BOS merupakan program yang diusung Pemerintah
untuk membantu sekolah di Indonesia agar dapat memberikan pembelajaran
dengan lebih optimal. Bantuan yang diberikan melalui dana BOS yakni
berbentuk dana. Dana tersebut dapat dipergunakan untuk keperluan sekolah,
seperti pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah hingga membeli alat
multimedia untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. nilai satuan biaya
BOS bervariasi sesuai karakteristik masing-masing daerah.
Pokok kebijakan penyaluran dana BOS yaitu:
1) Penggunaan dana BOS tetap bisa fleksibel
2) Dana BOS dapat digunakan untuk keperluan persiapan Pembelajaran
Tatap Muka (PTM)
3) Pelaporan penggunaan Dana BOS dilakukan secara daring
4) Pelaporan penggunaan BOS secara online di laman kemdikbud.go.id
5) Pelaporan menjadi syarat penyaluran dana BOS tahap .
Besarnya dana yang diberikan dihitung berdasarkan jumlah peserta didik
yang tercatat di Dapodik yang dikalikan dengan satuan biaya per masing-
masing tingkat pendidikan. Akan tetapi, nilai satuan BOS tiap sekolah akan
berbeda tergantung dari daerah yang dihitung berdasarkan dua metode, yaitu:
1) Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) dari Badan Pusat Statistik
2) Indeks Besaran Peserta Didik (IPD) yaitu berdasarkan jumlah peserta
didik per sekolah yang terdaftar di Data Pokok Pendidikan
(Dapodik).

8
Dana yang sudah dicairkan dapat langsung dipergunakan oleh sekolah
untuk membeli seluruh kebutuhan pembelajaran, seperti membangun
sekolah, mengembangkan perpustakaan hingga meningkatkan kesejahteraan
guru honorer. Pemerintah memberikan kewenangan 100 persen kepada pihak
sekolah dalam menggunakan dana BOS, namun harus dipergunakan untuk
keperluan sekolah dan bukan untuk pribadi.
Selain itu, dana BOS yang sudah digunakan juga harus dilaporkan ke
Pemerintah melalui laman bos.kemdikbud.go.id. Apabila pihak sekolah tidak
mengirimkan laporan, dana BOS untuk tahap selanjutnya tidak akan
disalurkan.(Karyatun, 2016)
2. Dana dari Orangtua Siswa
Dana yang diberikan oleh orangtua siswa ini dikenal dengan istilah
iuran komite. Jumlah yang diberikan harus dibayar sesuai dengan
ketentuan dan ketetapan yang telah ditentukan oleh komite, dimana
jumlah iuran ini telah ditentukan melalui rapat komite sekolah. Seperti
pada umumnya dana komite terdiri dari:
a. Dana tetap bulan sebagai uang kontribusi yang harus dibayar
oleh orang tua setiap bulan selama anaknya menjadi siswa di
sekolah
b. Dana insidental yang dibebankan kepada siswa baru yang
biasanya hanya satu kali selama tiga tahun menjadi siswa
(pembayarannya dapat diangsur).
c. Dana sukarela yang biasanya ditawarkan kepada orang tua
siswa tertentu yang dermawan dan bersedia memberikan
sumbangannya secara sukarela tanpa suatu ikatan apapun.
d. Sumbangan dana dari orang tua siswa berasal dari Sumbangan
Pembinaan Pendidikan (SPP) yang selanjutnya menjadi Dana
Pembinaan Pendidikan (DPP) dan dari Sumbangan Organisasi
Persatuan orang tua murid dan guru (POMG). Untuk sekolah
negeri sumber dari orang tua siswa sudah banyak yang tidak

9
digunakan lagi karena ada kebijakan sekolah gratis di tingkat
pemerintah pusat dan daerah.4
3. Dana dari Masyarakat
Dan yang didapat dari masyarakat merupakan dana sumbangan
sukarela yang tidak terikat dari anggota-anggota masyaraka sekolah
yang menaruh perhatian atas kegiatan pendidikan pada suatu sekolah.
Menurut UU nomor 20 tahun 2003 Pasal 9 menyebutkan bahwa
Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam
penyelenggaraan pendidikan. Sumbangan sukarela yang diberikan
tersebut merupakan wujud dari kepeduliannya karena merasa
terpanggil untuk turut membantu kemajuan pendidikan.Dana ini ada
yang diterima dari perorangan, dari suatu organisasi, dari yayasan
ataupun dari badan usaha baik milik pemerintah maupun milik swasta.
Salah satu bentuk sumbangan dari masyarakat seperti; wakaf, hibah,
corporate social responsibility (CSR) bentuk pertanggu7ngjawaban
perusahaan terhadap lingkungan sekitar.
4. Dana dari Alumni Bantuan
Dana bantuan dari para Alumni digunakan untuk membantu
peningkatan mutu sekolah. Dana ini tidak selalu dalam bentuk uang,
bisa berupa buku-buku, alat dan perlengkapan belajar. Akan tetapi,
dana yang dihimpun oleh sekolah dari para alumni merupakan
sumbangan sukarela yang tidak mengikat dari mereka yang merasa
terpanggil untuk turut mendukung kelancaran kegiatankegiatan demi
kemajuan dan pengembangan sekolah. Dana ini ada yang diterima
langsung dari alumni, tetapi ada juga yang dihimpun melalui acara
reuni atau lustrum sekolah. Biasanya para alumni mengeluarkan dana
sukarela yang kemudian di waqafkan untuk sekolahnya. Hal ini juga
dapat membantu meningkatkan sarana prasarana sekolah.
5. Dana dari Peserta
Dana ini dipungut dari siswa sendiri atau anggota masyarakat
yang menikmati pelayanan kegiatan pendidikan tambahan atau

4
Subur Karyatun Dosen Fakultas Ekonomi dan Akparnas Universitas Nasional: artikel Mengelola Keuang Sekolah

10
ekstrakurikuler, seperti pelatihan komputer, kursus bahasa Inggris atau
keterampilan lainnya. Sumber pembiayaan pendidikan yang berasal
dari peserta didik yang dimaksud di sini adalah berupa seluruh kegiatan
peserta didik yang dapat menghasilkan dana dan dapat di gunakan
dalam pembiayaan mereka di sekolah.
Kegiatan siswa yang dapat diadalkan yaitu kegiatan siswa-siswi
kejuruan, dari kejuruan lebih banyak mengahasilkan produk, dari jasa
hingga produk barang dan peralatan. Misalnya SMK dibidang IT dan
otomotif minimal mereka dapat menghasilkan jasa service kendaraan
dan elektronik yang dapat menambah sumber dana sekolah. Di
samping itu tata boga, busana juga berperan handil. Untuk siswa yang
diluar kejuruan juga dapat berpartisipasi dengan mengadakan
kewirausahaan dalam kendali bisang studi kerajinan tangan dan seni
budaya yang di sampaikan pada event bazar sekolah dan produk
sekolah. Dari kegiatan kejuruan, bazar, turnamen hingga produk jasa
yang dihasilkan akan bermuara kepada kegiatan siswa yang kreatif dan
terukur, sehingga menjadi daya tarik dan menjadi sumber biaya
tambahan bagi sekolah atau pribadi siswa itu sendiri.
Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu komponen
pendidikan yang secara langsung menunjang efektivitas dan efisiensi
pengelolaan pendidikan. Hal tersebut menuntut kemampuan sekolah
untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi serta
mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada
masyarakat dan pemerintah.
Kehidupan masyarakat dewasa ini ditandai dengan perkembangan
kemajuan sains dan teknologi, termasuk ilmu-ilmu soaial kemanusiaan
sangat pesat memberi pengaruh terhadap kesadaran manusia dalam
pemahaman keagamaan, sehingga teologi harus bersaing dengan ilmu-
ilmu lain dalam pengkajian,33 untuk dapat digunakan dalam
meningkatkan produktiitas kehiduapan yang dibutuhkan umat Islam

11
dewasa ini yang jauh ketinggalan dibandingkan dengan Barat dalam
berbagai aspek.5
Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa manfaat dari keuangan sekolah
adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan agar dapat berjalan sesuai
dengan apa yang diinginkan atau sesuai dengan visi/misi setiap
sekolah(Fatonah, 2021)
E. Komponen Administrasi Keuangan
Keuangan dan pembiayaan dalam penyelenggaraan pendidikan sangat
menentukan dan termasuk dari bagian yang tidak bisa di pisahkan dalam
administrasi dan manajemen pendidikan. Komponen keuangan dan
pembiayaan ini perlu dikelola sebaik-baiknya agar dana yang ada dapat
dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang tercapainya tujuan
pendidikan. Hal ini penting, terutama dalam rangka implementasi
Manajemen Berbasis Sekolah, yang memberikan kewenangan sekolah untuk
mencari dan memanfaatkan berbagai sumber dana sesuai dengan keperluan
sekolah. Hal tersebut karena pada umumnya dunia pendidikan selalu
dihadapkan pada masalah keterbatasan dana. Apalagi dalam berbagai kondisi
perekonomian dunia yang sedang dilanda krisis.
Komponen keuangan sekolah merupakan komponen yang
menentukan terlaksananya kegiatan belajar mengajar bersama komponen-
komponen lain. Dalam pengelolaan Vincen P Costa (2000 : 175)
memperlihatkan cara mengatur lalu lintas uang yang diterima dan
dibelanjakan mulai dari kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasan sampai dengan penyampaian umpan balik.
Perencanaan menentukan untuk apa, dimana, kapan dan beberapa lama akan
dilaksanakan, dan bagaimana cara melaksanakannya. Pengorganisasian
menentukan bagaimana aturan dan tata kerjanya. Pelaksanaan menentukan
siapa yang terlibat, apa yang dikerjakan, dan masing-masing bertanggung
jawab dalam hal apa. Pengawasan dan pemeriksaan mengatur kriterianya,
bagaimana cara melakukannya, dan akan dilakukan oleh siapa. Umpan balik

5
Nurul Fatonah. Manfaat Dana Bantuan Operasional Sekolah (Bos) Terhadap Mutu Proses Pembelajaran : Jurnal Pendidikan Universitas Garut

12
merumuskan kesimpulan dan saran-saran untuk kesinambungan
terselenggaranya Manajemen Operasional Sekolah. Menurut Muchdarsyah
Sinungan menekankan pada penyusunan rencana (planning) di dalam setiap
penggunaan anggaran.

Proses pengelolaan keuangan di sekolah meliputi:


1) Perencanaan anggaran
2) Strategi mencari sumber dana sekolah
3) Penggunaan keuangan sekolah
4) Pengawasan dan evaluasi anggaran
5) Pertanggungjawaban
Pemasukan dan pengeluaran keuangan lembaga pendidikan/sekolah diatur
dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS), hal
yang ada hubungannya dengan RAPBS adalah sebagai berikut:
1) Penerimaan (pemasukan/penerimaan)
2) Pengunaan (pembelanjaan)
3) Pertanggungjawaban (pelaporan)
Dengan adanya penerimaan keuangan dari orang tua peserta didik dan
masyarakat maka dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun
1989, juga UUSPN No. 20 tahun 2003 bahwa karena keterbatasan
kemampuan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan dana pendidikan,
maka tanggung jawab atas pembiayaan pendidikan menjadi tanggung jawab
bersama antara pemerintah, masyarakat dan orang tua.
Dimensi pengeluaran meliputi biaya rutin dan biaya pengembangan. Biaya
rutin adalah biaya yang dikeluarkan rutin setiap bulannya dari tahun ke
tahun, seperti gaji tenaga kependidikan baik guru maupun non guru, biaya
operasional.(Andiawati, 2017)
biaya pemeliharaan baik gedung maupun sarana prasarana kegiatan
pembelajaran. Biaya pengembangan, seperti biaya pembangunan, perawatan
dan perbaikan gedung, penambahan gedung, penambahan bangku, almari
dan pengeluaran lain yang bersifat tetap. Dalam manajemen keuangan ada
beberapa komponen yang terdiri dari:

13
1) Prosedur anggaran
2) Prosedur akuntansi keuangan
3) Pembelajaran, pergudangan, dan prosedur pendistribusian
4) Prosedur investasiProsedur pemeriksaan.
Dalam pelaporan dan pertanggung jawaban Kepala Sekolah wajib
menyampaikan laporan di bidang keuangan terutama mengenai pengeluaran
keuangan sekolah. Pengevaluasi dilakukan setiap triwulan atau per semester.
Pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan lembaga pendidikan/sekolah
harus dilaporkan secara rutin sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Pelaporan dan pertanggungjawaban anggaran yang berasal dari orang tua
peserta didik dan masyarakat dilakukan secara rinci dan transparan sesuai
dengan sumber dananya. Pelaporan dan pertanggungjawaban anggaran yang
berasal dari sekolah swasta dilakukan secara rinci dan transparan kepada
dewan guru dan staf sekolah.6

6
Etty Andiawati. Pengelolaan Keuangan Lembaga Pendidikan/Sekolah: artikel Mahasiswa Pasca Sarjana Program Studi Pendidikan Ekonomi UNS Surakarta

14
Daftar Pustaka

Andiawati, E. (2017). Pengelolaan Keuangan Lembaga Pendidikan / Sekolah. Prosiding


Seminar Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis, 1–6. Retrieved from

Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Manajemen Keuangan. Materi Pelatihan


Terpadu untuk Kepala Sekolah. Jakarta: Dirjen Dikdasmen, Direktorat Pendidikan
Lanjutan Tingkat Pertama.

Fatonah, N. (2021). Manfaat Dana Bantuan Operasional Sekolah (Bos) Terhadap Mutu
Proses Pembelajaran. Jurnal Pendidikan UNIGA, 15(2), 474.
https://doi.org/10.52434/jp.v15i2.1382

Kadarman, A.M. dan Udaya, Jusuf. 1992. Pengantar Ilmu Manajemen: Buku Panduan
Mahasiswa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Karyatun, S. (2016). Mengelola Keuangan Sekolah. Jurnal Ilmu Dan Budaya, 40(54),
6257–6276.

Thomas, Jones H. 1985. Introduction to school finance: Technique and social policy.
New York: MacMillan Publishing Company

Tjandra, W. R. 2006. Hukum keuangan negara. Grasindo.

15

Anda mungkin juga menyukai