Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan penting saat ini. Biaya
pendidikan merupakan komponen yang sangat penting dalam penyelenggaraan
pendidikan. Dapat dikatakan bahwa proses pendidikan tidak dapat berjalan tanpa
dukungan biaya. Salah satu unsur yang penting dimiliki oleh suatu sekolah agar
sekolah dapat berjalan dengan baik adalah dari segi keuangan adalah pengelolaan
keuangan.

Sebagai penunjang kegiatan manajemen, sekolah memerlukan uang untuk


melaksanakan rencana sekolah yang telah ditetapkan dalam periode tertentu. Uang
yang beredar dalam sekolah sudah sepatutnya dikelola dengan baik berdasarkan
peraturan yang berlaku. Hal ini ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah bahwa
pengelolaan uang adalah pengelolaan kas dan surat berharga termasuk menanggulangi
kekurangan kas dan memanfaatkan kelebihan kas secara optimal. Peraturan
Pemerintah tersebut juga menjelaskan bahwa sekolah sebagai institusi pemerintah
diawasi oleh kepala sekolah dalam pengendalian internal dan pengawas fungsional
daerah serta Badan Pemeriksa Keuangan dalam pengendalian fungsional. Sekolah
memiliki tugas untuk mengelola keuangan berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan
keuangan sehingga uang yang beredar dapat dimanfaatkan secara optimal.
Pengelolaan keuangan sekolah yang optimal memaksa sekolah melakukan proses
manajemen keuangan sekolah dengan sebaik mungkin.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Manajemen Keuangan ?
2. Bagaimana mengelola Manajemen Keuangan Sekolah ?
3. Bagaimana Penyusunan dan Pengembangan RAPBS ?
4. Bagaimana Pelaksanaan Keuangan Sekolah ?
5. Seperti apa Evaluasi Keuangan Sekolah ?

C. Tujuan

1
1. Untuk mengetahui Pengertian Manajemen Keuangan
2. Untuk mengetahui cara mengelola Manajemen Keuangan Sekolah
3. Untuk mengetahui cara Penyusunan dan Pengembangan RAPBS
4. Untuk mengetahui Pelaksanaan Keuangan Sekolah
5. Untuk mengetahui bentuk Evaluasi Keuangan Sekolah

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Pembiayaan


Manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran,
pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang
dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan. Dalam implementasinya di sekolah,
manajemen keuangan merupakan salah satu substansi manajemen sekolah yang akan
turut menentukan berjalannya kegiatan Pendidikan di sekolah.
1. Prinsip pengelolaan keuangan sekolah
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan
dana Pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi dan
akuntabilitas public.”1
a. Keadilan
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang
system Pendidikan Nasional pasal 5 ayat 1 mengamanatkan bahwa setiap
warga negara memiliki hak yang sama untuk mendapatkan Pendidikan yang
bermutu. Prinsip keadilan dalam pengelolaan keuangan sekolah dilakukan
dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada calon dan atau
peserta didik dalam mendapatkan pelayanan Pendidikan di sekolah.
Dalam rangka pemerataan Pendidikan yang berprinsip keadilan,
sekolah juga diharuskan mengelola keuangan yang bersumber dari dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Bantuan Operasional Sekolah adalah
program pemerintah untuk mendukung pelaksanaan program pendidikan yang
terjangkau dan bermutu. Beberapa tujuan diselenggaranya BOS adalah untuk
mewujudkan keberpihakan pemerintah bagi siswa dan memberikan
kesempatan yang setara bagi siswa miskin untuk mendapatkan layanan
pendidikan yang terjangkau dan bermutu.
Selain dana BOS, sekolah juga diamanatkan mengelola dana Bantuan
Siswa Miskin. Bantuan Siswa Miskin merupakan amanat konstitusi yang
diimplementasikan melalui kebijakan menyubsidi biaya pendidikan bagi siswa

1
Mohammad Mustari, Manajemen Pendidikan(Jakarta: PT Raja Grafindo, 2014), hlm. 163-165.

3
miskin. Berdasarkan teori tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa prinsip
keadilan dalam pengelolaan keuangan sekolah merupakan landasan
pengelolaan keuangan sekolah dalam merencanakan pendapatan, alokasi
keuangan dan pemberian pelayanan yang optimal kepada siswa, guru,
karyawan sebagai bentuk pemerataan pendidikan. 2

b. Efisiensi
Efisiensi dalam pengelolaan dana pendidikan dilakukan dengan
mengoptimalkan akses, mutu, relevansi, dan daya saing pelayanan pendidikan
(Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008). Efisiensi
ini bertujuan untuk menentukan kebijakan dalam pengalokasian biaya
pendidikan, juga pengakuan sosial terhadap lulusan atau hasil pendidikan.
Berdasarkan teori tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa prinsip efisiensi
dalam pengelolaan keuangan sekolah merupakan pemberdayaan sumber daya
uang sekolah dalam mencapai optimalisasi akses, mutu, relevansi, dan daya
saing pelayanan pendidikan. 3
Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara masukan(input) dan
keluaran (output) atau antara daya dan hasil. Perbandingan tersebut dapat
dilihat dalam dua hal :
1. Dilihat dari penggunaan waktu, tenaga dan biaya. Kegiatan dapat
dikatakan efisien kalau penggunaan waktu, tenaga dan biaya yang sekecil-
kecilnya dapat mencapai hasil yang di tetapkan.
2. Dilihat dari segi hasil. Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau dengan
penggunaan waktu, tenaga dan biaya tertentu memberikan hasil sebanyak-
banyaknya baik kuantitas maupun kualitas. 4
c. Efektif
Efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan
tugas dengan sasaran yang dituju dan bagaimana suatu organisasi berhasil
menempatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan
tujuan operasional. Dari pengertian di atas dapat dikemukakan bahwa

2
Risa Alkurnia dan Aulia Anggraini. 2017. “PENGELOLAAN MANAJEMEN KEUANGAN PADA LEMBAGA
PENDIDIKAN”. Jurnal Pendidikan Ekonomi. Hlm.4.
3
Ibid. hlm. 3-4
4
Mohammad Mustari.Op.cit.hlm.167

4
efektivitas berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya
tujuan, ketepatan waktu dan adanya partisipasi aktif dari anggota. Manajemen
keuangan dikatakan memenuhi prinsip efektivitas kalau kegiatan yang
dilakukan dapat mengatur keuangan untuk membiayai aktivitas dalam rangka
mencapai tujuan Lembaga yang bersangkutan.
d. Transparansi
Transparan di bidang manajemen berarti adanya keterbukaan dalam
mengelola suatu kegiatan. Di lembaga pendidikan, bidang manajemen
keuangan yang transparan berarti adanya keterbukaan dalam manajemen
keuangan lembaga pendidikan, yaitu keterbukaan sumber keuangan dan
jumlahnya, rincian penggunaan, dan pertanggungjawabannya harus jelas
sehingga bisa memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk
mengetahuinya. Transparansi keuangan sangat diperlukan dalam rangka
meningkatkan dukungan orangtua, masyarakat dan pemerintah dalam
penyelenggaraan seluruh program pendidikan di sekolah. Disamping itu
transparansi dapat menciptakan kepercayaan timbal balik antara pemerintah,
masyarakat, orang tua siswa dan warga sekolah melalui penyediaan informasi
dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat dan
memadai.
e. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain
karena kualitas performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai
tujuan yang menjadi tanggung jawabnya. Akuntabilitas di dalam manajemen
keuangan berarti penggunaan uang sekolah dapat dipertanggungjawabkan
sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Berdasarkan perencanaan
yang telah ditetapkan dan peraturan yang berlaku maka pihak sekolah
membelanjakan uang secara bertanggung jawab. Pertanggungjawaban dapat
dilakukan kepada orang tua, masyarakat dan pemerintah. Ada tiga pilar utama
yang menjadi prasyarat terbangunnya akuntabilitas, yaitu :
(1) adanya transparansi para penyelenggara sekolah dengan menerima
masukan dan mengikutsertakan berbagai komponen dalam mengelola sekolah
(2) adanya standar kinerja di setiap institusi yang dapat diukur dalam
melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya,

5
(3) adanya partisipasi untuk saling menciptakan suasana kondusif dalam
menciptakan pelayanan masyarakat dengan prosedur yang mudah, biaya yang
murah dan pelayanan yang cepat.5

2. Tujuan dan Fungsi Manajemen Keuangan


Melalui kegiatan manajemen keuangan maka kebutuhan pendanaan kegiatan
sekolah dapat direncanakan secara transparan dan membiayai pelaksanaan sekolah
secara efektif dan efesien.
Tujuan :
a. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah
b. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah
c. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.

Berdasarkan tujuan tersebut, terdapat fungsi-fungsi dari manajemen keuangan


yang perlu dijalankan. Fungsi-fungsi tersebut adalah :

a. Perencanaan keuangan : membuat rencana pemasukan dan pengeluaran serta


kegiatan-kegiatan lain.
b. Penganggaran keuangan : tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan
membuat detail pengeluaran dan pemasukan.
c. Pengelolaan keuangan : menggunakan dana sekolah untuk memaksimalkan
dana yang ada dengan berbagai cara.

d. Pencarian Keuangan : mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada


untuk operasional kegiatan sekolah.
e. Penyimpanan Keuangan : mengumpulkan dana sekolah serta menyimpan dan
mengamankan dana tersebut.
f. Pengendalian Keuangan : melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan
dan sistem keuangan pada sekolah.
g. Pemeriksaan Keuangan : melakukan audit internal atas keuangan sekolahyang
ada agar tidak terjadi penyimpangan.
h. Pelaporan keuangan : penyediaan informasi tentang kondisi keuangan sekolah
sekaligus sebagai bahan evaluasi.6

5
R Sabrina Amaliawati. 2017. “PENGELOLAAN MANAJEMEN KEUANGAN PADA INSTITUSI PENDIDIKAN: STUDI
KASUS PADA SMP PRAWIRA MARTA KARTSURA”. Jurnal Pendidikan ekonomi. Hlm.3.
6
Mohammad Mustari.Op.cit.hlm.167-168

6
B. Manajemen Keuangan Sekolah
1. Pola Umum Keuangan Sekolah

Setiap unit kerja selalu berhubungan dengan masalah keuangan, demikian pula
sekolah. Persoalan yang menyangkut keuangan sekolah pada garis besarnya berkisar
pada: Dana masyarakat atau dana pribadi yaitu uang sumbangan pembinaan
pendidikan (SPP), uang kesejahteraan personel dan gaji serta keuangan yang
berhubungan langsung dengan penyelenggaraan sekolah seperti perbaikan sarana dan
sebagainya.

a. Manajemen pembayaran SPP


SPP merupakan dana yang bersumber dari masyarakat atau dana pribadi. Dana
masyarakat adalah dana yang dikeluarkan masyarakat untuk kepentingan pendidikan,
baik yang dikeluarkan secara langsung maupun tidak langsung, berupa uang sekolah,
uang buku, dan dana lainnya. Dana tidak langsung seperti pajak dan restribusi,
didalam dana masyarakat termasuk dana pribadi, yaitu dana yang berasal dari rumah
tangga termasuk kesempatan yang hilang. Dana pribadi ialah dana yang langsung
dikeluarkan dalam bentuk uang sekolah, uang kuliah, pembelian buku, dan dana hidup
setiap siswa.7
SPP dimaksudkan untuk membantu pembinaan pendidikan seperti yang
ditunjukkan pada pasal 12 keputusan tersebut yakni membantu penyelenggaraan
sekolah, kesejahteraan personel, perbaikan sarana dan kegiatan supervisi.
Yang dimaksud penyelenggaraan sekolah ialah:
1. Pengadaan alat atau bahan manajemen
2. Pengadaan alat atau bahan pelajaran
3. Penyelenggaraan ulangan, evaluasi belajar, kartu pribadi, rapor, dan STTB.
4. Pengadaan perpustakaan sekolah
5. Prakarya dan pelajaran praktik

b. Manajemen Keuangan yang Berasal dari Negara (Pemerintah)


Yang dimaksud dengan keuangan dari negara ialah meliputi pembayaran gaji
pegawai atau guru dan belanja barang. Keuangan negara termasuk dana langsung

7
Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), hlm 170-171.

7
yaitu berupa dana rutin. Dana rutin adalah dana yang digunakan untuk membiayai
kegiatan operasional pendidikan selama satu tahun anggaran. Dana rutin
digunakan untuk menunjang pelaksanaan program belajar mengajar, pembayaran
gaji guru dan personil sekolah, administrasi kantor, pemeliharaan serta perawatan
sarana dan prasarana. Untuk menghitung dana rutin dibutuhkan seorang siswa
pertahun di sekolah digunakan analisis unit cost .8Untuk
mempertanggungjawabkan uang atau dana tersebut diperlukan format sebagai
berikut:
1. Lager Gaji (Daftar permintaan gaji).
2. Buku catatan SPMU (Surat Perintah Mengambil Uang).
c. Lain-lain
Sudah menjadi hal yang umum bahwa guru atau karyawan sering mempunyai
sangkut paut tersendiri dalam hal keuangan terutama gaji. Dalam hubungan ini
misalnya kegiatan arisan di sekolah, koperasi antar guru dan lain-lain.
Oleh karenanya kepada sekolah sebagai pemimpin lembaga wajib mengetahui
dengan jelas berapa gaji bersih yang diterima oleh anak buahnya, usaha pembinaan
kesejahteraan pegawai kiranya perlu diperhatikan data tersebut.
Maka penyusunannya hendaknya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Manginventarisasi rencana yang akan dilaksanakan.
2. Menyusun rencana berdasarkan skala prioritas pelaksananya.
3. Menentukan program kerja dan rincian program.
4. Menetapkan kebutuhan untuk pelaksanaan rincian program.
5. Menghitung dana yang dibutuhkan.
6. Menentukan sumber dana untuk membiayai rencana.

2. Kepala Sekolah Sebagai Manajer


Seorang manajer keuangan dalam suatu sekolah harus memahami dan
mengetahui bagaimana mengelola segala unsur dan gaji keuangan. Hal ini wajib
dilakukan karena keuangan merupakan salah satu fungsi penting dalam mencapai
tujuan sekolah.
Unsur manajemen keuangan harus diketahui oleh seorang manajer. Misalkan
saja seorang manajer keuangan tidak mengetahui apa-apa saja yang menjadi unsur

8
Ibid.hlm 169

8
manajemen keuangan, maka akan muncul kesulitan dalam menjalankan kegiatan
dalam sekolah tersebut.
Sebab itu, seorang manajer keuangan harus mampu mengetahui segala
kativitas manjemen keuangan, khususnya penganalisisan sumberdaya dan
penggunaannya untuk merealisasikan keuntungan maksimum bagi sekolah
tersebut. Seorang manajer keuangan harus memahami arus peredarn uang baik
eksternal maupun internal.

Tugas-tugas manajer keuangan antara lain:

a. Manajemen untuk perencanaan perkiraan.


b. Manajemen memusatkan perhatian pada keputusan investasi dan pembiayaan.
c. Manajemen kerja sama dengan pihak lain.
d. Penggunaan keuangan dan menjadi sumber dananya.
Seorang manajer keuangan harus mempunyai pikiran yang kreatif dan
dinamis. Hal ini penting karena pengelolaan yang dilakukan oleh seorang manajer
keuangan yang sangat penting dalam penyelenggaraan kegiatan sekolah. Adapun yang
harus dimiliki oleh seorang manajer keuangan yaitu setrategi keuangan. Setrategi
tersebut antara lain:
a. Strategic palnning: Berpedoman ketertarikan antara tekad internal dan kebutuhan
eksternal yang datang dari luar. Terkandung unsur analisis kebutuhan, proyek,
peramalan, ekonomis, dan finansial.
b. Strategic Management: Upaya mengelola proses perubahan, seperti: perencanaan,
setrategis, struktur organisasi, kontrol, setrategis, dan kebutuhan primer.
c. Strategic Thinking: Sebagai kerangka dasar untuk merumuskan tujuan dan hasil
secara berkesinambungan..
Tugas pokok manajemen keuangan antara lain meliputi keputusan tentang
investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian deviden suatu sekolah. Dengan
demikian, tugas manajer keuangan adalah merencanakan untuk memaksimumkan
nilai sekolah.

3. Sumber Dan Pengeluaran Uang Sekolah


Adapun sumber keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah secara garis
besar adalah sebagai berikut:

9
a. Dana dari pemerintah. Dana dari pemerintah disediakan melalui jalur Anggaran
Rutin dalam daftra isian kegiatan (DIK) yang dialokasikan kepada semua sekolah
untuk setiap tahun ajaran.
b. Dana dari orang tua siswa. Pendanaan dari masyarakat ini dikenal dengan istilah
iuran komite. Besarnya sumbangan dana yang harus dibayar oleh orang tua siswa
ditentukan oleh rapat komite sekolah. Pada umumnya dana komite terdiri atas:
1. Dana tetap bulan.
2. Dana insidental.
3. Dana sukarela.
c. Dana dari masyarakat. Dana ini biasanya merupakan sumbangan sukarela yang
tidak mengikat dari anggota-anggota masyarakat sekolah yang menaruh perhatian
terhadap kegiatan pendidikan disuatu sekolah.
d. Dana dari alumni. Bantuan dari para alumni untuk membantu peningkatan mutu
sekolah tidak selalu dalam bentuk uang (misalnya buku-buku, alat dan
perlengkapan belajar).
e. Dana dari peserta kegiatan. Dana ini dipungut dari siswa sendiri atau anggota
masyarakat yang menikmati pelayanan kegiatan pendidikan tambahan seperti
ekstrakulikuler, kursus bahasa inggris, dan lain-lain.
f. Dana dari kegiatan wirausaha sekolah. Ada beberapa sekolah yang mengadakan
kegiatan usaha untuk mendapatkan dana.
Berkaitan dengan penerimaan keuangan dari orang tua dan masyarakat
ditegaskan dalam undang-undang sistem pendidikan nasional (UUSPN) 1989 bahwa
karena keterbatasan kemampuan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan dan
pendidikan, tanggung jawab atas pemenuhan dan pendidikan merupakan tnggung
jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan orang tua. Adapun dimensi
pengeluaran meliputi:
1. Biaya rutin, yaitu biaya yang harus dikeluarkan dari tahun ketahun, seperti gaji
pegawai (guru dan non guru), serta biaya operasional, biaya pemeliharaan gedung,
fasilitas dan alat-alat pengajaran.
2. Biaya pembangunan. Misalnya adalah biaya pembelian atau pengembangan tanah,
pembangunan gedung, perbaikan atau rehab gedung, penambahan furnitur, dan
lain-lain.

10
C. PENYUSUNAN DAN PENGEMBANGAN RAPBS
1. Penyusunan RAPBS

Proses perencanaan anggaran di sekolah, sangat sangat sederhana dan kepala


sekolah dapat melaporkan secara sederhana pula. Format yang digunakan untuk
menyusun rencaana anggaran pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS) meliputi (1)
sumber pendapatan antara lain DPD, OPF DAN BP3; (2) pengeluaran untuk kegiatan
belajar mengajar, pengadaan dan pemeliharaan sarana prasarana, pengembangan
sumber belajar dan alat belajar, serta honorarium dan kesejahteraan.

Dalam kaitannya dengan proses penyusunan anggaran ini, Liphan (1985)


mengungkapkan empat fase kegiatan pokok sebagai berikut.

a. Merencanakan anggaran, yaitu kegiatan mengidentifikasi tujuan, menentukan


prioritas, menjabarkan tujuan ke dalam penampilan operasional yang dapat diukur,
menganalisis alternatif pencapaian tujuan dengan analisis cont-efectiveness dan
membuat rekomendasi alternatif pendekatan untuk mencapai sasaran.
b. Mempersiapkan anggaran, yaitu menyesuaikan kegiatan dengan mekanisme
anggaran yang berlaku, bentuknya, distribusi dan sasaran program pengajaran perlu
dirumuskan dengan jelas. Melakukan iventarisasi kelengkapan peralatan dan
bahan-bahan yang telah tersedia.
c. Mengelola pelaksanaan anggaran, yaitu mempersiapkan pembukaan, melakukan
pembelanjaan dan membuat transaksi, membuat perhitungan, mengawasi
pelaksanaan sesuai dengan prosedur kerja yang berlaku, serta membuat laporan dan
pertanggung jawaban keuangan.
d. Menilai pelaksanaan anggaran, yaitu menilai pelaksanaan proses belajar mengajar,
menilai bagaimana pencapaian sasaran program, serta membuat rekomendasi untuk
perbaikan anggaran yang akan datang.9

Anggaran adalah rencana yang diformulasikan dalam bentuk rupiah dalam


jangka waktu atau periode tertentu, serta alokasi sumber-sumber kepada setiap bagian
kegiatan. Aggaran memiliki peran penting didalam perencanaan, pengendalian dan
evaluasi kegiatan yang dilakukan sekolah. Maka seorang penanggung jawab program
kegiatan di sekolah harus mencatat anggaran serta melaporkan realisasinya sehingga

9
Mulyasa dan Dedi Junaidi. Manajemen Berbasis Sekolah. (Bandungg: PT Remaja Rosdakarya, 2002), 174-175.

11
dapat dibandingkan selisih antara anggaran dengan pelaksanaan serta melakukan tindak
lanjut untuk perbaikan. Ada dua bagian pokok anggaran yang harus diperhatikan dalam
penyusunan RAPBS, yaitu:

a. Rencana sumber atau target penerimaan/pendapatan dalam satu tahun yang


bersangkutan, termasuk di dalamnya keuangan bersumber dari:
1) Kontribusi orangtua siswa;
2) Sumbangan dari individu atau organisasi;
3) Sumbangan dari pemerintah;
4) Dari hasil usaha.
b. Rencana penggunaan keuangan dalam satu tahun yang bersangkutan, semua
penggunaan keuangan sekolah dalam satu tahun anggaran perlu direncanakan
dengan baik agar kehidupan sekolah dapat berjalan dengan baik. Penggunaan
uaang sekolah tersebut menyangkut seluruh pengeluaran yang berkaitan
dengan kebutuhan kengelolaan sekolah, termasuk untuk dana operasional
harian, pengembangan sarana-prasarana sekolah, untuk honorarium semua
petugas atau pelaksana di sekolah, termasuk untuk para pengelola, sampai
dengan pembantu sekolah, untuk pengembangan profesionalitas pendidik,
untuk dana kerja sama, pengapdian masyarakat dan bahkan dana taktis dan
lain-lain semuanya perlu direncanakan dengan baik.

Penggunaan anggaran dan keuangan, dari sumber manapun, ataupun dari


masyarakat perlu didasarkan pada prinsip-prinsip umum pengelolaan keuangan sebagai
berikut;

1) Hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang
disyaratkan.
2) Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program/kegiatan.
3) Terbukadan transparan, dalam pengertian dari dan untuk apa keuangan
lembaga tersebut perlu dicatat dan dipertanggungjawabkan serta disertai bukti
penggunaannya.
4) Sedapat mungkin menggunakan kemampuan/hasil produksi dalam negri sejauh
hal ini dimungkinkan.10

10
A.L.Hartani. Manajemen Pendidikan. (Yogyakarta: LaksBang Pressindo, 2011), 159.

12
2. Langkah-langkah Penyusunan RAPBS

Suatu hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RAPBS adalah harus
menerapkan prinsip anggaran berimbang, artinya rencana pendapatan dan
pengeluaran harus berimbang diupayakan tidak terjadi anggaran pendapatan minus.
Dengan anggara berimbang tersebut maka kehidupan sekolah akan menjadi solid
dan benar-benar kokoh dalam hal keuangan, maka sentralisasi pengelolaan
keuangan perlu difokuskan pada bendaharawan sekolah, dalam rangka untuk
mempermudah pertanggung jawaban keuangan. Setiap penggunaan keuangan perlu
dilakukan melalui pengajuan keuangan secara tertulis, dan sedapat mungkin hanya
program-program yang termasuk dalam perencanaan keuangan saja yang didanai,
agar mudah pengawasan.

a. Membentuk Tim Penyusun RAPBS

Dalam penyusunan RAPBS, kepala sekolah pertama kali membentuk Tim


Penyusun RAPBS dengan personel yang kompeten dan dipandang menguasai
permasalahan. Tim Penyusun RAPBS ini juga merupakan tim yang akan menyusun
RKAS untuk jangka waktu satu tahun. Langkah-langkah penyusunan Tim
Penyusun RAPBS yaitu:

1) Kepala sekolah menyosialisasikan rencana Penyusun RAPBS,


2) Menyusun tim melalui rapat yang dihadiri oleh kepala sekolah, semua wakasek,
semua guru, semua tenaga kependidikan, dan komite sekolah.
3) Kepala sekolah menerbitkan surat keputusan Tim Penyusun RAPBS dan
melaporkan ke dinas pendidikan kabupaten/kota.
4) Tim Penyusun RAPBSKS melakukan koordinasi, konsolidasi dan musyawarah
penyusunan rincian tugas masing-masing bagian.11
b. Melakukan Analisis Strategis Sekolah

Dalam analisis lingkungan strategis sekolah, pihak sekolah melakukan


kanjian tentang faktor-faktor eksternal sekolah yang perlu diperhatikan dalam
penyelenggaraan pendidikan. Berbagai faktor tersebut antara lain mencakup
kondisi social, ekonomi masyarakat, geografis lingkungan sekolah, demografis
masyarakat sekitar, kondisi perpolitikan , kondisi keamanan lingkungan,

11
Mohammad Mustari.Op.cit.hlm.175-176.

13
perkembangan globalisasi, perkembangan IPTEK, tuntutan masyarakat dan bangsa
dan regulasi/kebijakan pemerintah pusat dan daerah. Hasil kajian ini dapat
digunakan menentukan visi, misi dan tujuan serta program-program pengembangan
sekolah.

c. Menetapkan Visi, Misi dan Tujuan


1) Merumuskan Visi Sekolah

Visi adalah gambaran ideal untuk masa depan yang diinginkan oleh
sekolah. Visi ini memberikan wawasan yang menjadi sumber arahan bagi
sekolah dan digunakan untuk memandu perumusan misi sekolah.

2) Merumuskan Misi Sekolah

Misi adalah tindakan atau upaya untuk mewujudkan visi. Jadi misi
merupakan penjabaran visi dalam bentuk rumusan tugas, kewajiban, dan
rancangan tindakan yang dijadikan arahan untuk mewujudkan visi. Dengan kata
lain, misi adalah bentuk layanan untuk memenuhi tuntutan sekolah dengan
berbagai indikatornya.

3) Merumuskan Tujuan Sekolah Untuk Empat Tahun ke Depan

Jika visi dan misi terkait dengan jangka waktu yang panjang, maka
tujuan di rumuskan untuk jangka waktu menengah. Dengan demikian, tujuan
pada dasarnya merupakan tahapan atau langkah untuk mewujugkan visi sekolah
yang telah direncanakan. Tujuan mengarahkan perumusan sasaran,
kebijaksanaan, program dalam rangka merealisasikan misi. Pencapaian tujuan
dapat dijadikan indikator untuk menilai kinerja sebuah organisasi..

Agar RAPBS dapat berfungsi secara baik dan tidak menimbulkan permasalahan
di kemudian hari, maka Penyusunan hendaknya mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut:

1) Menginventarisasi rencana yang akan dilaksanakan


2) Menyusun rencana berdasarkan skala prioritas pelaksanaannya
3) Menentukan program kerja dan rincian program
4) Menetapkan kebutuhan untuk pelaksanaan rincian program
5) Menghitung dana yang dibutuhkan

14
6) Menentukan sumber dana untuk membiayai rencana

Setelah semua langkah tersebut dilakukan secara lengkap, maka selanjutnya


RAPBS disusun secara lengkap. Rencana tersebut setelah dibahas secara matang
dengan pengurus tim komite sekolah, maka selanjutnya ditetapkan sebagai anggaran
pendapatan dan belanja sekolah (APBS). APBS tersebut selanjutnya dijadikan sebagai
acuan dalam pelaksanaan program-program kegiatan sekolah secara keseluruhan.
berbagai rencana yang telah ditetapkan ke dalam rencana dan program tahunan di
lingkungan sekolah pada dasarnya adalah merupakan program sekolah, oleh karena itu
semua anggaran yang diperlukan untuk pelaksanaan program tersebut juga harus
tercakup dalam APBS. Pada setiap anggaran yang disusun perlu dijelaskan, apakah
sencana anggaran yang akan dilaksanakan merupakan hal yang baru atau merupakan
kelanjutan atas kegiatan yang telah dilaksanakan dalam periode sebelumnya dengan
menyebutkan sumber dana sebelumnya.

Dalam pelaksanaan kegiatan, jumlah yang didirealisasikan bisa terjadi tidak


sama dengan rencana anggarannya, bisa kurang atau lebih dari jumlah yang telah
dianggarkan. Realisasi keuangan yang tidak sama dengan anggaran, terutama dalam
jumlah yang cukup besar perbedaannya, harus dianalisis faktor penyebabnya, dan
apabila diperlukan dapat dilakukan revisi terhada APBS agar fungsi anggaran dapat
tetap berjalan. Perbedaan antara realisasi pengeluaran dengan anggarannya dapat terjadi
karena beberapasebab berikut;

1) Adanya efisiensi atau defisiensi pengeluaran;


2) Terjadinya penghematan atau pemborosan;
3) Pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan yang telah diprogramkan;
4) Adanya perubahan harga yang tidak terantisipasi
5) Penyusunan anggaran yang kurang tepat.

Hal yang perlu di perhatikan dalam penyusunan anggaran adalah, bahwa


anggaran bersifat luwes, artinya apabila dalam perjalanan pelaksanaan kegiatan ternyata
harus di lakukan penyesuaian kegiatan, maka anggaran dapat direvisi atau ditinjau ulang
dengan menemuh prosedur tertenu. Adapun perubahan-perubahan APBS yang mungkin
terjadi adalah berkaitan dengan:

15
1) Adanya suatu kegiatan program yang sebelumnya tidak dicantumkan di dalam
proposal, sehingga di lain pihak terdapat rencana kegiatan yang telah di
cantumkan dalam proposal namun tidak jadi atau tidak dapat di laksanakan
karena suatu sebab. Apabila terjadi perubahan yang demikian, sekolah perlu
melaporkan secara tertulis kepada komite sekolah untuk mendapatkan
persetujuan.
2) Perubahan yanng tidak berkaitan dengan rencana kegiatan, hanya dalam
komponen program atau aktivitas. Apabila terjadi perubahan komponen
program atau aktivitas dan menyebabkan alokasi biaya diatas 10 % dari total
anggaran program yang bersangkutan, maka perubahan tersebut harus segera di
laporkan secara tertulis kepada komite sekolah.
3) Perubahan berkaitan dengan perubahan komponen program atau aktivitas,
namun pergeseran dana yang terjadi secara komulatif masih di bawah 10 % dari
total anggaran kegiatan. Perubahan yang demikian itu tidak perlu di laaporkan
segera, akan tetapi cukup diberi penjelasan dalam laporan perlaksanaan
kegiatan dan keuangan sekolah.12
D. PELAKSANAAN KEUANGAN SEKOLAH
1. Asas umum pelaksanaan
Dalam pelaksanaan kegiatan jumlah yang di realisasikan bisa terjadi tidak
sama dengan anggarannya, bisa kurang atau lebih dari jumlah yang telah di gunakan,
ini dapat terjadi karena beberapa sebab :
a) Adanya efesiensi atau inefisiensi pengeluaran
b) Terjadinya penghematan atau pemborosan
c) Pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan yang telah di
programkan
d) Adanya perubahan harga yang tidak terantisipasi
e) Penyusunan anggaran yang kurang tepat

Kegiatan kedua administrasi pembiayaan adalah pembukuan atau pengurusan


keuangan, yang meliputi dua hal :

a) Kepengurusan yang menyangkut keuangan menentukan kebijakan


menerima atau mengeluarkan uang (pengurusan ketata uasahaan).

12
A.L.Hartani. Manajemen Pendidikan. (Yogyakarta: LaksBang Pressindo, 2011), 162-165.

16
b) Urusan tindak lanjut, urusan pertama yaitu menerima, menyimpan,
dan mengeluarkan uang (pengurusan bendahara).

Pada peraktiknya kepala sekolah atau bendahara sekolah yang menerima atau
menguasai uang/ barang/ kekayaan sekolah wajib menyelenggarakan ketatausahaan
sesuai dengan peraturan dan perundang undangan yang berlaku. Kepala sekolah
secara berkala wajib melakukan pemeriksaan terhadap penata keuangan sekolah
minmal tiga bulan sekali.

Penata usahaan sesuai buku dan petunjuk BOS 2009 menggunakan :

a) RKAS (rencana kegiatan dan anggaran sekolah)


b) Buku kas umum, buku yang digunakan untuk mencatan semua
penerimaan dan pengeluaran sekolah.
c) Buku pembantu kas tunai
d) Buku pembantu bank
e) Buku pembantu pajak
f) Bukti penerimaan
g) Bukti pengeluaran
h) Bukti penyetoran
2. Penatausahaan penerimaan
a) Bendahara sekolah wajib menyelenggarakan penata usahaan terhadap
seluruh penerimaan dan penyetoran atas penerimaan yang menjadi
tangung jawabnya.
b) Bendahara sekolah wajib menutup buku kas umum setiap akhir bukan
dan diketahui oleh kepala sekolah.
c) Semua penerimaan harus dicatat dalam buku kas umum
d) Selain di catat dalam buku kas umum, semua penerimaan di catat
dalam buku bantu penerimaan sesuai dengan jenis sumber danayna
e) Penyetoran di catat dalam buku bantu bank
f) Bendahara sekolah wajib mempertanggung jawabkan atas pengelolaan
uang dengan menyampaikan laporan penanggung jawaban kpada
kepala sekolah
3. Penatausahaan pengeluaran

17
Dalam pelaksanaan pengeluaran keuangan sekolah terdapat hal hal berikut
yang harus di perbuat :
a) Bendahara sekolah wajib menyelenggarakan penata usahaan terhadap
seluruh pengeluaran atau penggunaan dana yang menjadi tanggung
jawabnya
b) Semua pengeluaran harus tercatat dalam buku kas umum
c) Selain di catat pada buku kas umum, semua pengeluaran di catat dalam
buku bantu pengeluaran sesuai dengan jenis kegiatan
d) Bendahara sekolah wajib memper tanggung jawabkan atas penerimaan
dan pengeluaran dana kepada kepala sekolah paling lambat tanggal 10
bulan berikutnya
e) Dalam mempertanggung jawabkan penerimaan dan pengeluaran dana,
bendahara sekolah menggunakan buku kas umum dan laporan realisasi
penggunaan dana
4. Akutansi keuangan dana BOS
a) Sasaran program dan besar bantuan
Sasaran program BOS adalah semua sekolah SD dan SMP termasuk
sekolah menengah terbuka dan tempat kegiatan belajar mandiri yang
diselenggarakan oleh masyarakat, baik negri maupun swasta diseluruh
indonesia. Program kejar paket A dan paket B tidak termasuk sasaran dari
program BOS ini.
Tata cara penggunaan dan pertanggung jwaban dana BOS akan di
uraikan untuk setiap komponen yang di perbolehkan didanai oleh Bos, yaitu :
1) Pembiyaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru :
a. Digunakan untuk biaya pendaftaran, penggandaan formulir,
administrasi pendaftaran dan pendaftaran ulang, termasuk di
dalamnya pengeluaran untuk alat tulis, foto copy, honor (uang
lembur) dan konsumsi panitia penerimaan siswa baru dan
pendaftaran ulang siswa lama.
2) Pembelian buku referensi untuk di koleksi di perpustakaan
a. Dalam penggandaan buk buku referensi untuk di koleksi di
perpustakaan yang harus di perhatikan adalah kualitas buku yang
baik dengan harga yang layak dan sistem pembayaran yang dapat
di pertanggung jawabkan
18
3) Pembelian buku teks pelajaran untuk dikoleksi di perpustakaan.
a. Dalam penggandaan buku teks pelajaran untuk di koleksi di
pepustakaan harus memperhatikan BSE
b. Penggandaan buku tersebut tidak dikenakan PPN, tetapi dikenakan
PPH pasal 22
4) Membiayain kegiatan pembelajaran remidial, pembelajaran engayaan,
olahraga, kesenian,karya iliyah remaja, pramuka, dan sejenisnya
a. Dapat digunakan untuk membiayai kegiatan tersebut sepeti
pengeluaran alat tulis bahan dan penggandaan materi termasuk
honor jam pengajar tambahan diluar jam belajar, biaya transportasi,
akomodasi siswa atau guru dalam mengikuti lomba.
5) Membiayai ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah dan laporan
hasil belajar siswa
6) Bila terdapat jaringan telepon dan listrik di sekitar sekolah dan sekolah
belum berlangganan daya dan jasa tersebut diperkenakan memasang
jaringan kesekolah. Tidak di perkenakan untuk pembeliyan hanphone
dan membayar pulsa hendphone
7) Jika ada jaringan listrik dan dirasakan perlu untuk kegiatan belajar
mengajar maka diperkenakan unuk membeli jenset
8) Membayar biaya perawatan sekolah
a. Digunakan untk keperluan biaya keperawatan seperti pengecatan,
perbaikan atap bocor dan fasilitas sekolah lainnya
b. Perawatan ringan dilakukan dengan swakelola
c. Pembayaran honor pekerja berdasarkan upah hariyan sesuai
kehadiran dibuktikan dengan daftar hadir (absensi) Membayar
hononarium bulanan guru dan tenaga kependidikan
9) Pengembangan profesi guru
a. Dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pelatihan, KKG/
MGMP dan KKKS/MKKS. Pengeluaran untuk kegiatan tersebut
seperi hononarium narasumber penulisan naskah materi paparan,
honor peserta, penggandaan alat tulis, penggandaan materi,
transport, dan konsumsi dapat di pergunakan dari dana BOS
10) Memberi bantuan biaya trsanportasi bagi orang miskin yang
menghadapi masalah transport dari rumah kesekolah dipergunakan
19
utuk meringankan biaya transpor tersebut bantuan biaya transport tidak
dikenakan pajak bantuan diberikan hanya kepada siswa yang karena
biaya transport sehingga terncam tidak masuk sekolah komonen ini
juga dapat berbentuk alat transportasi bagi siswa yang tidak mahal
mialnya sepeda, perahu penyebrangan dan lain lain. Alat ini menjadi
infertaris sekolah
11) Pembelian personal komputer untuk kegiatan belajar siswa maksimal
satu set untuk SD dan dua set untuk SMP pembeliyan PC dikenakan
PPN dan PPH pasal 22
12) Jumlah seluruh komponen 1 sampai dengan 13 diatas telah dipenuhi
pendanaannya dari BOS dan masih terdapat sisa dana maka sisanya
tersebut dapat digunakan untuk membeli alat peraga, media
pembelajaranm, mesin ketik, dan mebeler sekolah.

E. EVALUASI KEUANGAN SEKOLAH


1. Pola Evaluasi

Evaluasi kinerja adalah suatu metode dan proses penilaian dan pelaksanaan tugas
seseorang atau sekelompok orang atau unit-unit kerja dalam satu perusahaan atau
organisasi sesuai dengan standar kinerja atau tujuan yang ditetapkan lebih dahulu.
Kinerja keuangan perusahaan berkaitan erat dengan pengukuran dan penilaian
kinerja.

 Bagi badan pemerintah dan orang-orang yang bergerak di bidang hukum


1. Memberikan tambahan kepastian yang independen tentang
kecermatan dan keandalan laporan keuangan.
2. Memberikan dasar yang independen kepada mereka yang
bergerak di bidang hukum untuk mengurus harta warisan dan
harta titipan, menyelesaikan masalah dalam kebangkrutan.
2. Pola Umum Pengawasan
Fungsi Pengawasan :
1. Menjaga agar pelaksanaan tugas lembaga peradilan sesuai dengan rencana dan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

20
2. Mengendalikan agar administrasi peradilan dikelola secara tertib sebagaimana
mestinya, dan aparat peradilan melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya.
3. Menjamin terwujudnya pelayanan publik yang baik bagi para pencari keadilan
yang meliputi: kualitas putusan, waktu penyelesaian perkara yang cepat, dan
biaya berperkara yang murah.

3. Pola pengawasan Keuangan Sekolah


Beberapa ahli pembiayaan pendidikan, menekankan bahwa ketersediaan dana
merupakan salah satu syarat untuk dapat dilaksanakan berbagai kegiatan pendidikan.
Bersama-sama dengan unsur-unsur administrasi pendidikan yang lainnya seperti
manusia/personil, fasilitas, teknologi pendidikan, dan berfungsi untuk kemudian
menghasilkan output.
Karena keterbatasan kemampuan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan
dana pendidikan, maka tanggung jawab atas pembiayaan pendidikan menjadi tanggung
jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan orang tua (UUSPN No. 20 tahun
2003).
Keberhasilan pengelolaan atas dana pendidikan itu akan menimbulkan berbagai
manfaat, diantaranya :
a) Memungkinkan penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara efektif dan efisien.
b) Memungkinkan tercapainya kelangsungan hidup lembaga pendidikan, sebagai salah
satu tujuan didirikannya lembaga tersebut (terutama bagi lembaga pendidikan swasta).
c)Dapat mencegah adanya kekeliruan kebocoran ataupun penyimpangan-
penyimpangan dana dari rencana semula.
d)Penyimpangan akan dapat dikendalikan apabila pengelolaan berjalan baik sesuai
yang diharapkan.

21
22
BAB III
PENUTUP

 KESIMPULAN
Manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan,
penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan
penyimpanan dana yang dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan.
Manajemen keuangan ini diperlukan dalam memanaj suatu sekolah dalam
masalah keuangan dan diperlukan RAPBS untuk mengatur anggaran yang
dibutuhkan setiap sekolah.
Di dalam pelaksanaan keuangan sekolah akan muncul jumlah yang
direalisasikan tidak sama dengan rencana anggaran. Evaluasi keuangan
sekolah menjadi hal wajib dilakukan untuk mengetahui laporan mengenai
penerimaan dan pengeluaran keuangan sekolah.

23
DAFTAR PUSTAKA

Mohammad Mustari. 2015. Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Risa Alkurnia dan Aulia Anggraini. 2017. “PENGELOLAAN MANAJEMEN KEUANGAN


PADA LEMBAGA PENDIDIKAN”. Jurnal Pendidikan Ekonomi.

R Sabrina Amaliawati. 2017. “PENGELOLAAN MANAJEMEN KEUANGAN PADA


INSTITUSI

PENDIDIKAN: STUDI KASUS PADA SMP PRAWIRA MARTA KARTSURA”. Jurnal


Pendidikan Ekonomi.

Syaiful Sagala. 2002. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa dan Dedi Junaidi.2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandungg: PT Remaja Rosdakarya.

A.L.Hartani. Manajemen Pendidikan.2011. Yogyakarta: LaksBang Pressindo.

24

Anda mungkin juga menyukai