Anda di halaman 1dari 15

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Administrasi dan Supervisi Pendidikan Noviarni, S.Pd. I, M.Pd.

ADMINISTRASI KEUANGAN SEKOLAH DAN


TATA LAKSANA

Oleh Kelompok 7 :

1. Nadya Ulhasna 12110524023


2. Refniza Fidalia 12110523503

PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN

KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2022
I. ADMINISTRASI KEUANGAN SEKOLAH
A. Pengertian Administrasi Keuangan

Administrasi keuangan sekolah merupakan langkah pengolahan keuangan


sekolah mulai dari penerimaan sampai dengan bagaimana mempertanggung- jawabkan
keuangan yang digunakan secara obyektif dan sistematis. Langkah tersebut sangat
penting sekali diperhatikan, karena masalah pembiayaan adalah menjadi sarana vital
bagi mati hidupnya suatu organisasi sekolah.
Mulyono, berpendapat bahwa administrasi keuangan sekolah adalah seluruh
proses kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan atau diusahakan secara sengaja
dan sungguh-sungguh, serta pembinaan secara kontinu terhadap biaya operasional
sekolah sehingga kegiatan pendidikan lebih efektif dan efisien serta membantu
pencapaian tujuan pendidikan.
Dengan demikian, administrasi keuangan sekolah adalah sebuah analisis
terhadap sumber-sumber pendapatan (revenue) dan penggunaan biaya (expenditure)
yang diperuntukkan sebagai pengelolaan pendidikan secara efektif dan efisien dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.

B. Prinsip-Prinsip Administrasi Keuangan

Pengelolaan keuangan sekolah harus memperhatikan prinsip-prinsip


sebagaimana tertuang dalam Undang-undang No 20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakan
bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi,
transparansi, dan akuntabilitas publik. Di samping itu prinsip efektivitas juga perlu
mendapat penekanan. Berikut ini dibahas masing-masing prinsip tersebut, yaitu
transparansi, akuntabilitas, efektivitas, dan efisiensi.
a. Transparansi
Transparan berarti adanya keterbukaan. Transparan di bidang manajemen
berarti adanya keterbukaan dalam mengelola suatu kegiatan. Di lembaga pendidikan,
bidang manajemen keuangan yang transparan berarti adanya keterbukaan dalam
manajemen keuangan lembaga pendidikan, yaitu keterbukaan sumber keuangan dan
jumlahnya, rincian penggunaan, dan pertanggungjawabannya harus jelas sehingga bisa
memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya.
Transparansi keuangan sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan
dukungan orang tua, masyarakat dan pemerintah dalam penyelenggaraan seluruh
program pendidikan di sekolah. Di samping itu transparansi dapat menciptakan
kepercayaan timbal balik antara pemerintah, masyarakat, orang tua siswa dan warga
sekolah melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh
informasi yang akurat dan memadai.
b. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena
kualitas performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang
menjadi tanggung jawabnya. Akuntabilitas di dalam manajemen keuangan berarti
penggunaan uang sekolah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan
yang telah ditetapkan. Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan dan peraturan
yang berlaku maka pihak sekolah membelanjakan uang secara bertanggung jawab.
Pertanggungjawaban dapat dilakukan kepada orang tua, masyarakat dan pemerintah.
Ada tiga pilar utama yang menjadi prasyarat terbangunnya akuntabilitas, yaitu:
1) Adanya transparansi para penyelenggara sekolah dengan menerima masukan
dan mengikutsertakan berbagai komponen dalam mengelola sekolah.
2) Adanya standar kinerja di setiap institusi yang dapat diukur dalam
melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya.
3) Adanya partisipasi untuk saling menciptakan suasana kondusif dalam
menciptakan pelayanan masyarakat dengan prosedur yang mudah, biaya yang
murah dan pelayanan yang cepat.

c. Efektivitas
Efektif seringkali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Garner (2004) mendefinisikan efektivitas lebih dalam lagi, karena sebenarnya
efektivitas tidak berhenti sampai tujuan tercapai tetapi sampai pada kualitatif hasil
yang dikaitkan dengan pencapaian visi lembaga. Effectiveness ”characterized by
qualitative outcomes”. Efektivitas lebih menekankan pada kualitatif outcomes.
Manajemen keuangan dikatakan memenuhi prinsip efektivitas kalau kegiatan yang
dilakukan dapat mengatur keuangan untuk membiayai aktivitas dalam rangka
mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan dan kualitatif outcomes-nya sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.
d. Efisiensi
Efisiensi berkaitan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan. Efficiency
”characterized by quantitative outputs” (Garner,2004). Efisiensi adalah perbandingan
yang terbaik antara masukan (input) dan keluaran (out put) atau antara daya dan hasil.
Daya yang dimaksud meliputi tenaga, pikiran, waktu, biaya. Perbandingan tersebut
dapat dilihat dari dua hal:
1) Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga dan biaya: Kegiatan dapat
dikatakan efisien kalau penggunaan waktu, tenaga dan biaya yang sekecil-
kecilnya dapat mencapai hasil yang ditetapkan.
2) Dilihat dari segi hasil Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau dengan
penggunaan waktu, tenaga dan biaya tertentu memberikan hasil sebanyak-
banyaknya baik kuantitas maupun kualitasnya.

C. Sumber Hukum Pendanaan Pendidikan


1) Pembiayaan pendidikan telah diatur dalam Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia 1945 (Amandemen IV) pasal menyatakan bahwa setiap
warga negara berhak mendapat pendidikan; setiap warga negara wajib mengikuti
pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya; pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang- undang; negara
memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan pendidikan nasional; pemerintah memajukan ilmu pengetahuan
dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa
untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
2) Pendanaan pendidikan ini telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 48 Administrasi dan Supervisi Pendidikan 101 Tahun 2008
tentang pendanaan pendidikan yaitu pasal 2 ayat 1 bahwa “Pendanaan
pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, pemerintah
daerah, dan masyarakat”
3) Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional lebih
lanjut telah mengatur beberapa pasal yang menjelaskan pendanaan pendidikan
yaitu pada Pasal 11 Ayat 2 Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menjamin
tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara
yang berusia tujuh sampai lima belas tahun.
4) Pada Bab VIII Wajib Belajar Pasal 34 menyatakan bahwa setiap warga negara
yang berusia 6 (enam) tahun dapat mengikuti program wajib belajar; Pemerintah
dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada
jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya, wajib belajar merupakan
tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan
Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat. Ketentuan mengenai wajib
belajar sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1), Ayat (2) dan Ayat (3) diatur
lebih lanjut dengan PP. Pendanaan Pendidikan menjadi tanggung jawab bersama
antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat. Sumber pendanaan
pendidikan ditentukan berdasarkan prinsip keadilan, kecukupan, dan
keberlanjutan. Pengelolaan dana pendidikan dilakukan berdasarkan pada prinsip
keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik.

D. Tujuan Administrasi Keuangan


Menurut Kadarman, A.M. dan Udaya, Jusuf. :
1) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah
2) Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah/madrasah.
3) Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.

E. Orang-orang Yang Mengelola Dana Sekolah


Kepala sekolah dituntut untuk dapat mengorganisasikan dengan menetapkan orang-
orang yang akan melaksanakan tugas pekerjaan, membagi tugas, dan menetapkan
kedudukan, serta hubungan kerja satu dengan lainnya agar tidak terjadi benturan
dan kesimpangsiuran satu dengan lainnya. Orangorang yang diperlukan untuk
mengelola kegiatan dana di sekolah antara lain:
a. Bendahara
b. Pemegang buku kas umum
c. Pemegang Buku Pembantu Mata Anggaran, Buku Bank, Buku Pajak Regristasi
SPM, dan lain-lain.
d. Pembuat Laporan dan Pembuat Arsip Pertanggungjawaban Keuangan.
Staf yang dipilih untuk membantu pengelolaan keuangan sekolah dituntut untuk
memahami tugasnya sebagai berikut:
1) Paham pembukuan;
2) Memahami peraturan yang berlaku dalam penyelenggaraan administrasi
keuangan;
3) Layak dan mempunyai dedikasi tinggi terhadap pimpinan dan tugas;
4) Memahami bahwa bekerja di bidang keuangan adalah pelayanan;
5) Kurang tanggapnya bagian keuangan akan dapat mempengaruhi kelancaran
pencapaian tujuan.
F. Sumber Pendanaan Pendidikan
Sumber dana untuk penyelenggaraan kegiatan pendidikan di sekolah, yaitu:
1) Dari pemerintah berupa:
a) Anggaran Rutin (DIK)
b) Anggaran Operasional, pembangunan dan perawatan (OPF)
c) Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
d) Dana Penunjang Pendidikan (DPP)
2) Dari orang tua siswa, adalah dana yang dikumpulkan melalui komite sekolah dari
orang tua siswa.
3) Dari masyarakat, misalnya: sumbangan perusahaan industri,lembaga sosial donatur,
tokoh masyarakat, alumni, dsb.
G. Jenis-jenis Biaya
Dalam perencanaan pembiayaan, terlebih dahulu harus memahami jenis-jenis
biaya dalam istilah pembiayaan. Jenis-jenis biaya tersebut yaitu:
1) Biaya langsung (direct cost)
Merupakan biaya pendidikan yang diperoleh dan dibelanjakan oleh sekolah
sebagai suatu lembaga meliputi biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan proses
belajar mengajar, sarana belajar, biaya transportasi, gaji guru, baik yang
dikeluarkan oleh pemerintah, orang tua, maupun siswa sendiri.
2) Biaya tidak langsung (indirect cost)
Biaya tidak langsung merupakan keuntungan yang hilang (earning forgone)
dalam bentuk biaya kesempatan yang hilang yang dikorbankan oleh siswa selama
belajar.
Istilah lain yang berkenaan dengan dua sisi anggaran yakni penerimaan dan
pengeluaran. Anggaran penerimaan merupakan pendapatan yang diperoleh rutin
setiap tahun oleh sekolah dari berbagai sumber resmi. Anggaran dasar pengeluaran
Merupakan jumlah uang yang dibelanjakan setiap akhir tahun untuk kepentingan
pelaksanaan pendidikan di sekolah. Berdasarkan sifatnya, pengeluaran
dikelompokkan menjadi dua, antara lain :
1. Pengeluaran yang bersifat rutin Pengeluaran rutin di sekolah
Misalnya pengeluaran pelaksanaan pelajaran, pengeluaran tata usaha sekolah,
pemeliharaan sarana/prasarana sekolah, kesejahteraan pegawai, administrasi,
pembinaan teknis edukatif, pendataan.
2. Pengeluaran yang bersifat tidak rutin/pembangunan
Contoh pengeluaran tidak rutin : pembangunan gedung, pengadaan kendaraan
dinas, dan lain sebagainya.

3) Biaya investasi
Biaya investasi adalah biaya penyelenggaraan pendidikan yang sifatnya lebih
permanen dan dapat dimanfaatkan jangka waktu relatif lama, lebih dari satu tahun.
Biaya investasi terdiri dari biaya investasi lahan dan biaya investasi selain lahan.
Biaya investasi menghasilkan aset dalam bentuk fisik dan non fisik, berupa
kapasitas atau kompetensi sumber daya manusia. Dengan demikian, kegiatan
pengembangan profesi guru termasuk ke dalam investasi yang perlu mendapat
dukungan dana yang memadai.
4) Biaya operasi
Biaya operasi adalah biaya yang diperlukan sekolah untuk menunjang proses
pendidikan. Biaya operasi terdiri dari biaya personalia dan biaya nonpersonalia.
Biaya personalia mencakup gaji dan tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan
struktural, tunjangan fungsional, tunjangan profesi, dan tunjangan-tunjangan lain
yang melekat dalam jabatannya. Biaya non personalia, antara lain biaya untuk Alat
Tulis Sekolah (ATS), Bahan dan Alat Habis Pakai (yang habis dipakai dalam waktu
satu tahun atau kurang), pemeliharaan dan perbaikan ringan, daya dan jasa
transportasi atau perjalanan dinas, konsumsi, asuransi, pembinaan siswa/ekstra
kurikuler.
H. Pengertian Rencana Anggaran Pendapatan Sekolah (RAPBS)
RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah) adalah anggaran
terpadu antara penerimaan dan penggunaan dana serta pengelolaannya dalam
memenuhi seluruh kebutuhan sekolah selama satu tahun pelajaran berjalan. Dimana
sumber dananya berasal dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat, dan
orangtua/wali peserta didik. Sumber dana perolehan dan pemakaian dana dipadukan
dengan kondisi objektif kepentingan sekolah dan penyandang dana.
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) harus
berdasarkan pada rencana pengembangan sekolah dan merupakan bagian dari rencana
operasional tahunan. RAPBS setidaknya meliputi penganggaran untuk kegiatan
pengajaran, materi kelas, pengembangan profesi guru, renovasi bangunan sekolah,
pemeliharaan, buku, meja dan kursi. Penyusunan RAPBS tersebut harus melibatkan
kepala sekolah, guru, komite sekolah, staf TU dan komunitas sekolah. RAPBS perlu
disusun pada setiap tahun ajaran sekolah dengan memastikan bahwa alokasi anggaran
bisa memenuhi kebutuhan sekolah secara optimal. Secara garis besar, kegiatan RAPBS
dilakukan agar rencana penerimaan dan pengeluaran dana sekolah/madrasah dapat
dikontrol dengan baik.

I. Fungsi RAPBS
Adapun secara rinci, RAPBS berfungsi untuk:
a. Pedoman pengumpulan dana dan pengeluarannya
b. Menggali dana secara kreatif dan maksimal
c. Menggunakan dana secara jujur dan terbuka
d. Mengembangkan dana secara produktif
e. Mempertanggung-jawabkan dana secara objektif.

J. Proses Pengembangan RAPBS


Proses pengembangan RAPBS/M pada umumnya menempuh langkah-langkah
pendekatan dengan prosedur sebagai berikut:
a. Pada tingkat kelompok kerja
Kelompok kerja yang dibentuk sekolah, yang terdiri dari para pembantu
kepala sekolah sekolah memiliki tugas antara lain melakukan identifikasi kebutuhan-
kebutuhan biaya yang harus dikeluarkan, selanjutnya diklasifikasikan, dan dilakukan
perhitungan sesuai dengan kebutuhan.
Dari hasil analisi kebutuhan biaya yang dilakukan oleh kelompok kerja
selanjutnya seleksi alokasi yang diperkirakan sangat mendesak dan tidak bisa
dikurangi, sedangkan yang dipandang tidak mengganggu kelancaran kegiatan
pendidikan, khususnya proses belajar-mengajar maka dapat dilakukan pengurangan
biaya sesuai dengan dana yang tersedia.
b. Pada tingkat kerjasama dan komite sekolah
Kerjasama antara komite sekolah dengan kelompok kerja yang telah terbentuk
diatas, dilakukan untuk melakukan rapat pengurus dan rapat anggota dalam rangka
mengembangkan kegiatan yang harus dilakukan sehubungan dengan pengembangan
RAPBS/M.
c. Sosialisasi dan Legalitas
Setelah RAPBS/M dibicarakan dengan komite sekolah selanjutnya
disosialisasikan kepada berbagai pihak. Pada tahap sosialisasi dan legalitas ini
kelompok kerja melakukan konsultasi dan laporan pada pihak pengawas, serta
mengajukan usulan kepada pihak RAPBS/M kepada Kantor Inspeksi Pendidikan
untuk mendapat pertimbangan dan pengesahan.

K. Kegiatan Mengelola Dana Pendidikan


1) Perencanaan (Budgeting)
Menurut Nanang Fattah (2000:47), penganggaran merupakan kegiatan atau
proses penyusunan anggaran (budget). Sementara itu anggaran atau budget adalah
merupakan rencana operasional yang dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk
satuan uang yng digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatan lembaga dalam kurun waktu tertentu. Sementara itu menurut Djamaluddin
(1977:11), anggaran adalah sejenis rencana yang menggambarkan rangkaian
tindakan atau kegiatan dalam bentuk angka-angka dari segi uang untuk suatu
jangka tertentu.
Dengan demikian, penganggaran dan anggaran tidak semata-mata berkaitan
dengan uang, namun juga memberi gambaran tentang program kegiatan yang akan
dilaksanakan disertai dengan besaran dana/biaya yang dialokasikannya, sehingga
terdapat dua hal yang perlu mendapat perhatian, yaitu besaran dana untuk
membiayai kegiatan serta kegiatannya sendiri.
Dalam setiap anggaran tergambar dua sisi penting yaitu sisi penerimaan dan
atau rencana penerimaan dan sisi pengeluaran. Sisi penerimaan menunjukkan
sumber-sumber dari mana dana itu diperoleh apakah dari pemerintah, baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, dari orang tua, dari masyarakat, atau
dari sumber lain yang dibenarkan, sedangkan sisi pengeluaran menggambarkan
alokasi besarnya biaya pendidikan untuk setiap komponen yang harus dibiayai
(Nanang Fattah, 2000:48). Dengan demikian, anggaran suatu lembaga dapat
menggambarkan kegiatan/program yang akan atau sudah dilaksanakan serta
besaran biaya yang dikeluarkan sehingga dapat diketahui efektifitas dan efisiensi
pelaksanaan program yang tercantum dalam anggaran.
Beberapa hal lain yang perlu mendapat perhatian dalam menyusun rencana
keuangan sekolah sebagai berikut.
1. Perencanaan harus realistis Perencanaan harus mampu menilai bahwa
alternatif yang dipilih sesuai dengan kemampuan sarana/fasilitas, daya/
tenaga, dana, maupu waktu.
2. Perlunya koordinasi dalam perencanaan Perencanaan harus mampu
memperhatikan cakupan dan sarana/volume kegiatan sekolah yang
kompleks.
3. Perencanaan harus berdasarkan pengalaman, pengetahuan, dan intuisi.
Pengalaman, pengetahuan, dan intuisi, mampu menganalisa berbagai
kemungkinan yang terbaik dalam menyususn perencanaan.
4. Perencanaan harus fleksible (luwes) Perencanaan mampu menyesuaikan
dengan segala kemungkinan yang tidak diperhatikan sebelumnya tanpa
harus membuat revisi.
5. Perencanaan yang didasrkan penelitian Perencanaan yang berkualitas perlu
didukung suatu data yang lengkap dan akurat melalui suatu penelitian.
Dalam penyusunan perencanaan keuangan pendidikan harus
diperhatikan menurut Morphet (1983), antara lain:
1. Anggaran belanja pendidikan harus dapat mengganti beberapa peraturan
dan prosedur yang tidak efektif sesuai dengan peraturan dan prosedur yang
tidak efektif sesuai dengan kebutuhan pendidikan saat ini.
2. Merevisi peraturan dan input lainnya yang relevan, dengan merancang
pengembangan sistem secara efektif,
3. Memonitor rencana dan menilai keluaran pendidikan secara terus
meneruskan dan berkesinambungan sebagai bahan perencanaan tahap
berikutnya. (Mulyasa, 2007;200). Contoh penyusunan rencana anggaran
adalah sekolah menyiapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan
BelanjaSekolah(RAPBS).
2) Pelaksanaan (Akunting)
Arens dan Loebbecke, menjelaskan bahwa akuntansi merupakan proses
pencatatan, pengelompokkan dan pengikhtisaran kejadian-kejadian ekonomi dalam
bentuk yang teratur dan logis dengan tujuan menyajikan informsi keuangan yang
dibutuhkan untuk pengambilan keputusan. Agar penyajian informasi tepat, maka
seorang akuntan harus memiliki pengetahuan yang baik mengenai prinsip-prinsip
dan aturan-aturan dalam penyusunan informasi akntansi. Di samping itu, seorang
akuntan harus mengembangkan sistem yang dapat menjamin bahwa semua
peristiwa ekonomi yang terjadi dalam organisasi dapat tercatat dengan mencukupi
pada saat yang tepat dengn biaya yang pantas.
Tujuan dari sistem akuntansi ini adalah untuk memastikan bahwa data
keuangan dan transaksi ekonomi diinputkan secara tepat kedalam catatan akuntansi,
serta laporan-laporan yang perlu disajikan secara akurat dan tepat waktu.
Komponen-komponen sistem akuntansi, secara tradisional sistem akuntansi
terdiri dari komponen-komponen berikut:
a) Bagan Perkiraan/akun
Bagan perkiraan adalah daftar masing-masing item, di mana
pencatatannya dibagi dalam lima katagori. Aktiva, Utang, Aktiva
bersih, Pendapatan, Belanja. Masing-masing pencatatan ditetukan
dengan mengidentifikasikan angka yang diinput ke sistem akuntansi.
b) Buku Besar
Buku besar mengklasifikasikan informasi pencatatan, dimana bagan
perkiraan atau akun bertindak sebagai daftar isi buku besar. Dalam
sistem manual, ringkasan total dari seluruh jurnal dimasukkan ke dalam
buku besar setiap bulannya dimana hal inilikakukan selama satu tahun
dan dilaporkan pada tanggal neraca. Dalam sistem komputerisasi, data
secara khusus dimasukkan ke sistem sekali saja. Saat entri data telah
disetujui oleh pemakai, perangkat lunak memasukkan informasi itu ke
seluruh laporan, dimana angka yang dicatat akan muncul.
c) Jurnal
Jurnal digunakan untuk mencatat semua transaksi akuntansi sebelum
diklasifikasikan ke buku besar. Jurnal mengatur informasi secara
kronologis dan sesuai dengan jenis transakasi. Contoh: a) Jurnal untuk
mencatat transaksi pengeluaran kas adalah pencatatan secara kronologis
atas cek yang ditulis, yang dikategorikan menurut bagan
perkiraan/akun. b) Jurnal untuk mencatat transakasi penerimaan kas
adalah pencatatan secara kronologis atas seluruh setoran yang dibuat,
yang dikatagorikan menurut bagan perkiraan/akun. c) Jurnal untuk
mencatat transaksi gaji, yaitu jurnal yang mencatat seluruh transakasi
yang berkaitan dengan penggajian. d) Jurnal untuk mencatat transaksi
pengeluaran kas dan piutang merupakan bagian akun pertambahan
biaya dan pendapatan. Juranal ini bermanfaat untuk mengelompokkan
transaksi pertambahan biaya dan/atau pendapatan yang terlalu banyak
melalui jurnal.
d) Buku Cek
Buku cek menyajikan kombinasi jurnal dan buku besar. Sebagian besar
transaksi keuangan akan dicatat melalui buku cek, dimana tanda
penerimaan yang disetor ke dan dari saldo pembayaran akan buat.
3) Penilaian (Auditing)
Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevalusian bahan bukti tentang
informasi yang dapat diukur mengenai entinitas ekonomi yang dilakukan seseorang
yang kompeten dan independen untuk menentukan dan melaporkan kesesuaian
informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. auditing
seharusnya dilakukan oleh seorang yang independen dan kompeten.
Untuk melaksanakan audit diperlukan informasi yang dapat diverifikasi dan
sejumlah standar atau kriteria yang dapat digunakan sebagai pegangan
pengevalusian informasi tersebut. Agar dapat diverifikasi, informasi harus dapat
diukur.
Dalam auditing data akuntansi yang menjadi pokok adalah menentukan
apakah informasi yang tercatat telah tercermin dengan benar kejadian ekonomi
pada periode akuntansi. Oleh karena itu kriterianya adalan aturan-aturan akuntansi,
maka seorang auditor harus memahami aturan-aturan dimaksud dengan baiak.
Dalam audit laporan keuangan, aturan-aturan dimaksud adalah prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Dalam sistem akuntansi Indonesia, maka standara
akauntansi keuangan ditetapkan oleh IAI (Ikatan Akuntan Indonesia).

II. ADMINISTRASI TATA LAKSANA


A. Pengertian Administrasi Tata Laksana
Tata laksana pendidikan sering disebut dengan istilah administrasi tata usaha,
yaitu segenap proses kegiatan pengelolaan surat-menyurat yang dimulai dari
menghimpun (menerima), mencatat, mengelola, menggandakan, mengirim dan
menyimpan semua bahan keterangan yang di perlukan oleh organisasi. Dengan
pengertian ini maka tata laksana atau tata usaha bukan hanya meliputi surat-surat saja
tetapi semua bahan keterangan atau informasi yang berwujud warkat. Warkat ini adalah
catatan tertulis atau bergambar mengenai sesuatu hal untuk keperluan pengingatan agar
apabila sewaktu-waktu diperlukan dapat disiapkan.
Menurut Wililiam Leffingwe dan Edwin Robinson yang telah di terjemahkan
oleh The Liang Gie (2000: 60 ) pekerjaan kantor atau tata laksana ini pekerjaannya
menyangkut segala usaha perbuatan menyangkut warkat, pemakaian warkat-warkat dan
pemeliharaannya guna dipakai untuk mencari keterangan dikemudian hari.
B. Serangkaian Kegiatan Administrasi Tata Laksana
(Menurut The Liang Gie: 2000:50).
1. Menghimpun yaitu kegiatan mencari dan mengusahakan tersedianya segala
keterangan yang tadinya belum ada atau berserakan dimana-mana sehingga siap
dipergunakan bila mana diperlukan.
2. Mencatat yaitu meliputi kegiatan yang membutuhkan dengan berbagai alat tulis-
menulis mengenai keterangan-keterangan yang diperlukan sehingga terwujudnya
tulisan-tulisan yang dapat dibaca, dikirim atau disimpan.
3. Mengolah yaitu bermacam-macam kegiatan mengerjakan keterangan-keterangan
dengan maksud menyajikan dalam bentuk yang lebih berguna atau lebih jelas untuk
dipakai.
4. Menggandakan yaitu kegiatan memperbanyak dengan berbagai cara dan alat
sebanyak jumlah yang diperlukan.
5. Mengirim yaitu kegiatan menyampaikan dengan berbagai cara dan alat dari pihak
pertama ke pihak yang lain.
6. Menyimpan yaitu kegiatan menaruh dengan berbagai cara dan alat ditempat tertentu
yang aman.
DAFTAR PUSTAKA

Arwildayanto. (2017). Manajemen Keuangan Dan Pembiyaan Pendidikan. Bandung: Widya


PADJAJARAN

H. Amka. (2021). Manajemen Dan Administrasi Sekolah. Sidoarjo: Nizamia Learning Center

H. A. Rusdiana. (2013). Manajemen Keuangan Sekolah. Bandung: ARSAD PRESS

Risnawati. (2014). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Yogyakarta : Aswaja Pressindo.


Sohiron. (2015). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Pekanbaru : Publishing and

Consulting Company.

Anda mungkin juga menyukai