Anda di halaman 1dari 14

SHALAT RAWATIB

Shalat rawatib adalah shalat sunnah yang dikerjakan sebelum dan sesudah shalat
fardhu. Shalat rawatib adalah shalat sunnah dua rakaat atau empat rakaat, tetapi
pelaksanaannya tetap dua rakaat satu salam, yang dilaksanaakan sebelum atau sesudah shalat
wajib lima waktu, dilaksanakan secara munfarid (sendiri-sendiri) tidak berjamaah dan cara
pelaksanaannya seperti melaksanakan shalat biasa yang dua rakaat.1
Shalat sunnah yang dikerjakan sebelum shalat fardhu disebut sunnah qobliyah,
sedangkan shalat sunnah yang dikerjakan sesudah shalat fardhu disebut sunnah ba’diyah.
Rasulullah SAW. bersabda, “Barang siapa yang shalat dua belas rakaat pada siang dan
malam, akan dibangunkan baginya rumah di surga.” Ummu Habibah berkata: ”Saya tidak
pernah meninggalkan shalat rawatib semenjak mendengar hadits tersebut.” „Anbasah berkata,
”Saya tidak pernah meninggalkannya setelah mendengar hadits tersebut dari Ummu
Habibah.”Amru bin Aus berkata, “Saya tidak pernah meninggalkannya setelah mendengar
hadits tersebut dari „Anbasah.” An-Nu‟am bin Salim berkata, “Saya tidak pernah
meninggalkannya setelah mendengar hadits tersebut dari„Amru bin Aus.” (H.R. Muslim).2
Berdasarkan hadits di atas, dapat disimpulkan bahwa shalat rawatib yaitu shalat
sunnah yang pelaksanaannya mengiringi shalat lima waktu, baik itu shalat sunnah qabliyah
(sebelum shalat wajib) maupun ba‟diyah (sesudah shalat wajib) yang dilakukan secara
munfarid.

Waktu Shalat Rawatib


Sesuai dengan namanya, hukum shalat rawatib adalah sunnah. Macam-macam shalat
rawatib ada dua, yaitu sunnah muakkad (sangat dianjurkan untuk dikerjakan) dan ghairu
muakkad (tidak terlalu dianjurkan/ditekankan untuk dikerjakan).3
Sunnah muakkad adalah shalat sunnah yang sering dikerjakan oleh Rasulullah SAW.
dan jarang sekali ditinggalkan oleh beliau. Sunnah ghairu muakkad adalah shalat sunnah
yang jarang dikerjakan oleh Rasulullah SAW. dan sering ditinggalkan oleh beliau.

Bilangan Rakaat Shalat Rawatib


Bilangan Rakaat Shalat Rawatib Muakkad
Shalat rawatib muakkad adalah shalat sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan.
Berikut ini adalah yang termasuk dalam shalat rawatib muakkad:

1
Muhammad maskub, tuntunan shalat wajin dan sunat ‘ala aswaja; disertai dalil alquran/hadist (kebumen:
mediatera,2016), 466.
2
Ibnu Watiniyah, Tuntunan Lengkap Salat, Doa, dan Zikir (Jakarta: Kaysa Media, 2016), 175.
3
Fahmi Kurniawan, Buku Panduan Praktis Shalat Lengkap: Wajib dan Sunnah Plus Zikir dan Doa- Mudah
Dipahami, Belajar Shalat Fardhu dan Sunnah Jadi Mudah! (tt: Checlist, 2016), 142
 2 rakaat qabliyah dhuhur.

 2 rakaat ba‟diyah dhuhur.

 2 rakaat ba‟diyah maghrib.

 2 rakaat ba‟diyah isya‟.

 2 rakaat qabliyah shubuh.4

Hal ini sebagaimana yang telah diterangkan oleh Rasulullah SAW. di dalam sabdanya:
“Saya menghafalkan 10 rakaat (shalat sunnah) dari Nabi SAW. yaitu dua rakaat qobliyah
(sebelum) dhuhur, dua rakaat ba‟diyah (sesudah) dhuhur, dua rakaat ba‟diyah (setelah)
maghrib di rumahnya, dua rakaat ba‟diyah (setelah) isya‟ di rumahnya, dan dua rakaat
sebelum shalat shubuh.”(H.R. Imam Bukhari dan Muslim).

Bilangan Rakaat Shalat Rawatib Ghairu Muakkad


Shalat rawatib ghairu muakkad adalah shalat sunnah yang tidak begitu diutamakan
atau tidak dianjurkan untuk dikerjakan. Shalat rawatib ghairu muakkad mempunyai
keistimewaan dan keutamaan yang besar sebagaimana yang sunnah muakkad, namun tidak
sebesar atau seutama yang sunnah muakkad.
Adapun yang termasuk dalam bagian shalat rawatib ghairu muakkad adalah:
 2 rakaat qabliyah dhuhur.

 2 rakaat ba‟diyah dhuhur.

 4 rakaat qabliyah ashar.

 2 rakaat qabliyah maghrib.

 2 rakaat qabliyah isya‟.

4
Sayuti, Tuntunan Shalat Rawatib-Dilengkapi Dengan Do‟a-Do‟a Pilihan, Arab-Indonesia (tt: Sangkala, tth), 7
Adab Shalat Rawatib
Adab melaksanakan shalat rawatib adalah sebagai berikut:
a. Shalat rawatib tidak didahului adzan dan iqomah.

b. Shalat rawatib dilakukan secara munfarid atau sendiri.

c. Shalat rawatib boleh dikerjakan di rumah, di musholla, atau di masjid.

d. Bacaan tidak dinyaringkan dan dilakukan setiap dua rakaat satu salam.

e. Nabi Muhammad SAW. sering berpindah tempat dari tempat shalat fardlu sebelum
melakukan shalat rawatib.

Beberapa adab tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa shalat rawatib paling utama itu
adalah dikerjakan di dalam rumah. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Rasulullah SAW.
di dalam sabdanya yang artinya:“Shalatlah kamu di rumahmu, sesungguhnya shalat yang
paling utama adalah shalat seseorang yang dikerjakan di rumahnya kecuali shalat fardlu.”

Keutamaan Shalat Rawatib


Ada beberapa keutamaan dalam melakukan shalat rawatib, di antaranya:
a. Menyempurnakan shalat fardlu.

b. Menambah kebaikan/pahala.

c. Dicintai Allah SWT.

d. Doa yang kita panjatkan cepat dikabulkan oleh Allah SWT.

e. Terhindar dari siksa api neraka.

f. Mengandung beberapa hikmah yang tidak terkandung pada ibadah-ibadah yang lain.
Niat melaksanakan sholat rawatib
Niat cukup dalam hati sesuai dengan macam sholat rawatib tersebut, tetapi boleh
diucapkan atau dilafalkan.
Adapun lafal niat sholat sunah rawatib sebagai berikut:
1. Niat sholat sunnah rawatib Qobliyah

 Niat Sholat sunah rawatib qobliyah Subuh (sebelum sholat subuh)


َ ُ‫ا‬
ِ ‫صلِّى ُسنَّةَ الصُّ ب‬
‫ْح َر ْك َعتَي ِْن قَ ْبلِيَّةً هللِ تَ َعالَى‬
artinya: “Saya niat sholat sunah sebelum Subuh dua rakaat karena Allah”
 Niat Sholat sunah rawatib qobliyah Zuhur (sebelum sholat Zuhur)
ُّ َ‫صلِّى ُسنَّة‬
‫الظه ِْر َر ْك َعتَي ِْن قَ ْبلِيَّةً هللِ تَ َعالَى‬ َ ُ‫ا‬
artinya: “Saya niat sholat sunah sebelum zuhur dua rakaat karena Allah”
 Niat Sholat sunah rawatib qobliyah Asar (sebelum sholat Asar)
‫صلِّى ُسنَّةَ ْال َعصْ ِر َر ْك َعتَي ِْن قَ ْبلِيَّةً هللِ تَ َعالَى‬
َ ُ‫ا‬
artinya: “Saya niat sholat sunah sebelum asar dua rakaat karena Allah”
 Niat Sholat rawatib qobliyah Magrib (sebelum sholat Magrib)
ِ ‫صلِّى ُسنَّةَ ْال َم ْغ ِر‬
‫ب َر ْك َعتَي ِْن قَ ْبلِيَّةً هللِ تَ َعالَى‬ َ ُ‫ا‬
artinya: “Saya niat sholat sunah sebelum Magrib dua rakaat karena Allah”
 Niat Sholat rawatib qobliyah Isya’ (sebelum sholat Isya’)
‫صلِّى ُسنَّةَ ْال ِع َشا ِء َر ْك َعتَي ِْن قَ ْبلِيَّةً هللِ تَ َعالَى‬
َ ُ‫ا‬
artinya: “Saya niat sholat sunah sebelum Isya’ dua rakaat karena Allah”
2. Niat sholat sunnah rawatib ba’diyah

 Niat Sholat sunah rawatib ba’diyah Zuhur (sesudah sholat Zuhur)


ُّ َ‫صلِّى ُسنَّة‬
‫الظه ِْر َر ْك َعتَي ِْن بَ ْع ِديَّةً هللِ تَ َعالَى‬ َ ُ‫ا‬
artinya: “Saya niat sholat sunah sesudah Zuhur dua rakaat karena Allah”
 Niat Sholat sunah rawatib ba’diyah Magrib (sesudah sholat Magrib)
ِ ‫صلِّى ُسنَّةَ ْال َم ْغ ِر‬
‫ب َر ْك َعتَي ِْن بَ ْع ِديَّةً هللِ تَ َعالَى‬ َ ُ‫ا‬
artinya: “Saya niat sholat sunah sesudah Magrib dua rakaat karena Allah”
 Niat Sholat rawatib ba’diyah Isya’ (sesudah sholat Isya’)
‫صلِّى ُسنَّةَ ْال ِع َشا ِء َر ْك َعتَي ِْن بَ ْع ِديَّةً هللِ تَ َعالَى‬
َ ُ‫ا‬
artinya: “Saya niat sholat sunah sesudah Isya’ dua rakaat karena Allah”

Tata Cara Shalat Sunnah Rawatib


1. Niat
Mirip seperti pada sholat-sholat lainnya niat sholat rawatib juga dilakukan dalam posisi
berdiri. Niat boleh dibaca lafadz arabnya dengan pembacaan yang jelas dan tegas, namun
yang terpenting adalah niat yang diartikan dan disebut di dalam hati, harus dengan tegas,
jelas, yakin dan pasti. Jika niat yang dibacakan di dalam hati ini masih belum jelas dan yakin
sebaiknya diulangi.
Sesuai dengan penjelasan di awal bahwa shalat rawatib merupakan shalat sunah yang
dilakukan untuk mengiringi Shalat wajib, sehingga sholat rawatib ini dijalankan pada banyak
waktu ataupun shalat wajib maka niatnya pun berbeda-beda,
2. Mengumandangkan Takbir
Takbir merupakan sebuah langkah awal pembuka dari ibadah shalat yang kita semua
jalani, dengan menuturkan kata “Allahu Akbar”.
3. Membaca doa iftitah
Setelah menegakkan niat dan takbir, maka selanjutnya adalah membaca doa iftitah yang
berbunyi:
“Allaahu Akbaru kabira wal hamdu lillahi kathira, wa subhanallahi bukratan wa asila. Innii
wajjahtu wajhiya lillazi fatharas samaawaati wal ardha haniifa muslimaw wa maa anaa minal
mushrikeen. Inna salaati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi Rabbil ‘aalameen. Laa
syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin.”
artinya:
“Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya. Segala puji yang sebanyak-banyaknya bagi
Allah. Maha Suci Allah pada pagi dan petang hari. Aku menghadapkan wajahku kepada
Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan dan kepasrahan
diri, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang menyekutukan-Nya. Sesungguhnya
sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah kepunyaan Allah, Tuhan semesta alam, yang
tiada satu pun sekutu bagi-Nya. Dengan semua itulah aku diperintahkan dan aku adalah
termasuk orang-orang yang berserah diri (muslim).”
4. Membaca Surat Al-Faatihah Dan Membaca Surat Pendek Al-Quran
5. Ruku’, Tuma’ninah Dan Sujud
Jika sudah membaca niat, takbir serta membaca doa iftitah lengkap dengan surat al-
fatihah, maka langkah selanjutnya yaitu sama seperti sholat-sholat lain pada umumnya seperti
dengan pembacaan Surat pendek al-Qur’an, ruku’ dengan tuma’ninah hingga sujud yang
terakhir yang memiliki bacaan yang juga sama, kemudian dilakukan sebanyak dua atau empat
rakaat bergantung pada sholat rawatib apa yang akan kita lakukan.
Tak kalah penting yang perlu dilakukan dalam shalat rawatib adalah memperbanyak
Dzikir serta Doa kepada Allah Subhanahu ta’ala yang dibacakan ketika saat setelah selesai
sholat sunnah rawatib tersebut.
SHALAT JENAZAH
Shalat Jenazah adalah jenis salat yang dilakukan untuk jenazah muslim.
Setiap muslim yang meninggal baik laki-laki maupun perempuan wajib dishalati oleh
muslim yang masih hidup.
Sholat jenazah adalah sholat yang hukumnya adalah fardhu kifayah dan
merupakan sholat yang dilakukan dengan 4 kali takbir. Fardhu kifayah sendiri artinya
wajib dan ditujukan oleh orang banyak namun jika sebagian orang muslim sudah
melakukannya maka kewajiban tersebut telah gugur bagi muslim yang lainnya.
Namun jika seluruh kaum muslimin meninggalkan sholat jenazah maka kaum
muslimin tersebut berdosa.
Menyolatkan jenazah di masjid adalah hal yang diutamakan. Jika jarak masjid
jauh, bisa dilakukan di rumah atau setidaknya mushola terdekat. Barangsiapa yang
tertinggal sholat jenazah, yang paling utama ialah menyolatkannya setelah
dimakamkan. serta barangsiapa yang dikuburkan dan belum sama sekali disholatkan,
maka disholatkan tepat di atas kuburnya. Salat jenazah adalah shalat yang dijalankan
untuk mendo’akan seseorang muslim atau muslimah yang telah meninggalkan dunia
teruntuk laki-laki juga perempuan, orang dewasa juga anak-anak.
Menyaksikan jenazah serta mengikutinya mengandung manfaat yang besar ,
yang terpenting ialah: menunaikan hak jenazah dengan menshalatkannya, memohon
syafaat dan berdoa untuknya, menunaikan hak keluarganya, menghibur perasaan
mereka saat mendapat musibah kematian, memperoleh pahala besar bagi pelayat,
menerima nasehat dan pelajaran dengan menyaksikan jenazah, pemakaman, serta
yang lainnya.
Dasar Hukum Shalat Jenazah
Jenazah seorang muslim  yang sudah dimandikan dan dikafani dengan baik,
maka terus disalatkan. Para Imam ahli fiqih telah sepakat bahwa menyalati jenazah
itu hukumnya fardu kifayah. Kewajiban menyalati jenazah berdasarkan hadis Nabi
SAW :

َ َ‫صلُّوْ ا َعلَى َم ْن ق‬
ُ‫ال اَل اِلهَ اِاَّل هللا‬ َ :‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ ْم قَا َل‬ َّ ِ‫ هللا عنه اَ َّن النَّب‬r‫َع ِن ا ْب ِن ُع َم َررضي‬
َ ‫ي‬
)‫(رواه الطبران‬.ُ‫صلُّوْ ا َو َرا َء َم ْن قَا َل اَل اِلهَ اِاَّل هللا‬
َ ‫َو‬
Artinya:
“Dari Ibnu Umar r.a. bahwa Nabi SAW. Bersabda, “Salatkanlah olehmu orang-orang
yang mengucapkan kalimat Lailaha illallah dan salatlah kamu di belakang orang yang
mengucapkan kalimat Lailaha illallah.” (HR. At Tabrani)
Juga hadis Nabi SAW :

‫م َكانَ يُْؤ تى باِ ل َّر ُج ِل ْال ُمت ََوفَّى‬rَّْ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسل‬ َ ‫ي‬ َّ ِ‫ اَ َّن لنَّب‬:‫ب هُ َر ْي َرتَ رضي هللا عنه قَا َل‬ ِ َ‫ع َْن ا‬
َ‫صلَّى َواِاَّل قَا َل لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْين‬ َ ‫ك لِ ِد ْينِ ِه فَضْ الً؟ فَاِ ْن ُحد‬
َ ‫ِّث اَنَّهُ تَ َر‬
َ ‫ك َوفَا ًء‬ َ ‫َعلَ ْي ِه ال ِّديْنُ فَيَ ْسا َ ُل هَلْ ت ََر‬
)‫م (رواه البخاري ومسلم‬rْ ‫صا ِحبُ ُك‬ َ ‫صلُّوْ ا َعلَى‬ َ
Artinya :
“Dari Abu Hurairah r.a. katanya, “Bahwa seorang laki-laki yang meninggal dalam
keadaan berhutang dan hal itu disampaikan kepada Nabi SAW. Maka Nabi
menanyakan apakah ia meninggalkan kelebihan harta untuk membayar hutangnya.
Jika dikatakan orang bahwa ia meninggalkan harta untuk membayarnya, maka beliau
akan menyalati jenazah itu. Jika tidak beliau akan memesankan kepada kaum
muslimin, “Salatkanlah teman sejawatmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Jika jenazah itu tidak utuh, misalnya tinggal sebagian anggota tubuhnya saja
yang dapat ditemukan, maka anggota tubuh yang ada itulah yang wajib dimandikan,
dikafani, dan disalatkan. Hal ini pernah dilakukan sahabat Nabi SAW. yang
menyalatkan tangan Abdurrahman yang dijatuhkan sang seekor burung. Mereka
mengenal tangan Abdurrahman dengan melihat cincinnya.
jika jenazah itu berupa bayi yang gugur pada kandungan tetapi tampak tanda-
tanda hidup sebelum gugur, aturan memandikannya sama seperti jenazah biasa. tetapi
Jika tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan hidup, maka tidak perlu disalatkan.
Jadi, yang harus disalatkan adalah jenazah muslim, yaitu manusia yang hidup,
memiliki roh sekalipun masih dalam kandungan.
Adapun jenazah yang bukan muslim tidak boleh disalatkan hanya boleh
dimandikan, dikafani kemudian dikuburkan, sebab Rasulullah SAW. Pernah
menyuruh Ali bin Abi Talib memandikan ayahnya dan mengkafaninya saja tanpa
menyalatkan.

Firman Allah SWT. juga menegaskan sebagai berikut :

َ ‫صلِّ َع َل اَ َح ٍد ِم ْن ُح ْم َماتَ اَبَد‬


)84:‫(التوبة‬...‫م َع َل قَب ِْر ِه‬rْ ‫ًاواَل تَ ُك‬ َ ُ‫َواَل ي‬
Artinya :
“Dan janganlah engkau sekali-kali menyalatkan jenazah seseorang diantara mereka
yang mati (dalam keadaan kufur kepada Allah dan Rasul Nya) dan jangan engkau
berdiri dikuburnya...” (QS. At Taubah : 84)
khusus bagi jenazah yang mati syahid karena gugur pada peperangan
melawan orang kafir untuk meninggikan agama Allah SWT. maka beliau tidak
dimandikan dan tidak juga disalatkan, hanyalah dikafani menggunakan pakaiannya
yang berlumuran darahnya, lalu dimakamkan. Imam Syafi’i berkata pada kitabnya al
Um bahwa telah diterima berita seolah-olah ia disaksikan secara mutawatir bahwa
Nabi SAW. tidak menyalatkan korban-korban perang uhud.
Dalam salat jenazah disunatkan membuat 3 shaf yang masing-masing terdiri
dari 2 orang minimal dan dalam shaf lurus. Imam ahmad berkata, “Bila jumlah
pengikutnya sedikit, lebih baik mereka dibagi 3 shaf.“ Selanjutnya dia berkata, “Jika
mereka hanya terdiri dari empat orang, maka dijadikan 2 shaf yang masing-masing
shaf terdiri dari 2 orang, jika dibuat tiga shaf hukumnya makruh, sebab ada shaf yang
hanya terdiri dari satu orang.” Disunatkan juga pada salat jenazah dengan pengikut
yang banyak jumlahnya.
Keutamaan Shalat Jenazah
Imam
Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah dan Khabab , ia berkata bahwasanya Rasull
ah bersabda: 
"Barang siapa menghadiri jenazah sampai jenazah itu disalati, maka baginya satu qira
th. Siapa mengantar jenazah samapai selesai (proses pemakaman), maka baginya dua 
qirath. Yangpaling kecil adalah seperti gunung Uhud atau salah satu dari keduanya ad
alah seperti gunung Uhud.” (HR Abu Hurairah).
Ibnu Umar lalu mengirim Khabab kepada Aisyah untuk menanyakan kebenaran perka
taan Abu Hurairah tersebut. Ketika kembali dari rumah Aisyah, Khabab bercerita bah
wa apa yang dikatakan Abu Hurairah itu benar. Mendengar apa yang dikatakan Khab
ab, Ibnu Umar berkata, sungguh kami telah kehilangan banyak kesempatan untuk me
ndapatkan beberapa qirath.
Syarat- Syarat Shalat Jenazah

Adapun syarat-syarat shalat jenazah adalah sebagai berikut:


1. Shalat jenazah sama halnya dengan shalat yang lain, yaitu harus menutup
aurat, suci dari hadats besar dan kecil, suci badan, pakaian dan tempatnya
serta menghadap kiblat.
2. Shalat jenazah baru dilaksanakan apabila jenazah sudah selesai dimandikan
dan dikafani.
3. Letak mayit sebelah kiblat orang yang menyalatinya, kecuali kalau shalat
dilakukan di atas kubur atau shalat ghaib.5

Rukun Sholat Jenazah


1. Niat
2. Berdiri bagi orang yang sanggup berdiri
3. Terdiri dari empat kali takbir
4. Membaca surah Al-Fatihah
5. Membaca shalawat Nabi Muhammad SAW setelah takbir ke-2
6. Mendoakan jenazah setelah takbir ke-3
7. Salam dengan posisi berdiri.

Posisi Sholat Jenazah Perempuan Dan Laki-Laki


Tata cara sholat jenazah untuk perempuan dan laki-laki memiliki perbedaan.
Perbedaannya berada pada posisi sholat serta juga bacaannya.
Posisi sholat jenazah untuk perempuan
Tata cara sholat untuk jenazah perempuan, posisi seorang imam berada pada
searah tali pusar. Sedangkan untuk makmum berada pada belakang imam sesuai
dengan urutan makmum laki-laki dewasa, selanjutnya perempuan dewasa. Sedangkan
untuk jumlah shaf-nya sebisa mungkin sebanyak angka ganjil.

5
Moh. Rifa’i, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, (Cet. II; Semarang: Karya Toha Putra, 2014), h.73.
Ilustrasi Posisi Sholat Jenazah Perempuan

Posisi Sholat Jenazah Untuk Laki-Laki


Tata cara sholat jenazah untuk laki-laki ini tidak memiliki perbedaan yang
besar dengan tata cara sholat jenazah untuk perempuan. Untuk jenazah laki-laki
posisi imam berada sejajar dengan kepala.

Ilustrasi Posisi Sholat Jenazah laki – Laki

Dengan menjalankan shalat jenazah dengan benar, maka kita akan memiliki
manfaat yang besar. Dengan melaksanakan sholat jenazah serta menjalankannya,
memohon menunaikan hak keluarganya, syafaat dan berdoa untuknya, menghibur
perasaan mereka untuk mendapatkan pahala yang besar.
Tata Cara Sholat Jenazah
1. Niat Sholat Jenazah
Membaca niat diucap cukup dalam hati, namun niat dibedakan menjadi 2
menyesuaikan jenis kelamin. Berikut niat sholat jenazah jenis kelamin pria.

 Untuk mayit laki-laki


 
Ushallii ‘alaa haadzal-mayyiyi arba’a takbiiraatin fardhal-kifaayati ma-
muuman lillaahi ta’aalaa.

Artinya: “Aku niat shalat atas mayit ini  ( mayit laki- laki) empat takbir fardhu
kifayah karena Allah.”

 Untuk mayit perempuan


 
Ushallii ‘alaa haadzihil-maitati arba’a takbiiraatin fardhal-kifaayati
ma’muuman lillaahi ta’aalaa.

Artinya: “Aku niat shalat atas mayit ini  ( mayit perempuan) empat takbir fardhu
kifayah karena Allah.”

2. Takbir dan membaca surat Al-Fatihah


Setelah Takbiratul Ihram, yakni setelah mengucapkan “ Allaahu Akbar” tangan di
letakkan bersedekap kemudian membaca surat Al Fatihah.

3. Takbir ke-2 dan diteruskan dengan membaca shalawat Nabi


Membaca salawat sekurang-kurangnya dengan mengucapkan Allahumma shalli ‘ala
Muhammad itu sudah cukup. Sedangkan yang lebih utama adalah mengikuti apa yang
diajarkan oleh nabi sebagai berikut :

‫ار ْك َعلَى‬rrr َ ‫را ِه ْي َم َو َعلَى اَ ِل اِب‬rrrْ


ِ َ‫را ِه ْي َم َوب‬rrrْ َ ‫لَيْتَ َعلَى اِب‬rrr‫اص‬ َ ‫ ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَ ِل ُم َح َّم ٍد َك َم‬rrr‫ص‬ َ ‫اَللّهُ َّم‬
َّ َّ‫ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَ ِل ُم َح َّم ٍد َك َمابَا َر ْكتَ َعلَى اِب َْرا ِه ْي َم َو َعلَى اَ ِل اِب َْرا ِه ْي َم فِى ْال َعالَ ِم ْينَ اِن‬
ِ ‫ك َح ِم ْي ُد َّم‬
ٌ‫جيْد‬
Artinya :
“Ya Allah limpahkanlah karunia atas Nabi Muhammad serta keluarga Muhammad
sebagaimana telah Engkau limpahkan atas Nabi Ibrahim dan berilah berkah kepada
Muhammad serta keluarga Muhammad sebagaimana telah Engkau berikan kepada
Ibrahim di antara seluruh penduduk alam, sungguh engkau ya Allah Maha terpuji lagi
Maha mulia.”

4. Mendoakan jenazah
 Doa untuk jenazah laki-laki:

Allahummaghfirlahu warhamhu wa ‘afihi wa ‘fu anhu wakrim nuzulahu wa wassi’


madkholahu waghsilhu bil ma’i watsalju wal bardi wa naqqihi minadzunubi
walkhotoyaya kama yunaqqi atssaubulabyadhu binaddanasi wa abdilhu daaron
khoiron min daarihi, wahlan khayrun min ahlihi, wa zaujan khoyron min zaujihi
waqihi fitnatalqobri wa ‘adzabi nnar.

Artinya: “Ya Allah, ampunilah dosanya dan rahmatilah dia. Selamatkan dan juga
maafkanlah dia. Berilah kehormatan kepadanya, luaskanlah tempat kuburnya.
Mandikanlah dia dengan air, salju, dan embun. Bersihkanlah dia dari seluruh
kesalahan sebagaimana Engkau membersihkan baju putih dari kotoran. Gantikanlah
untuknya rumah yang lebih baik dari rumahnya, juga istri yang lebih baik dari
istrinya. Dan lindungilah ia dari azab kubur dan neraka.”

 Doa untuk jenazah perempuan:

Allohummaghfirlahaa warhamhaa wa’afihaa wa’fu ‘anha wa akrim nuzulahu


wawassi’ mudkholahaa waghsilhaa bil maa-i wats tsalji wal barod. Wa naqqihaa
minal khothooyaa kamaa naqqoitats tsaubal abyadho minad danas. Wa abdilhaa
daaron khoiron min daarihaa wa ahlan khoiron min ahlihaa wa zaujan khoiron min
zaujihaa wa adkhilhal jannata wa a’idzhaa min ‘adzabil qobri au min ‘adzaabin
naar.

Artinya: “Ya Allah, ampunilah dan rahmatilah dia. Selamatkan dan ampunilah dia.
Berilah kehormatan terhadapnya, luaskanlah tempat kuburnya. Mandikanlah dia
(mayit) dengan air, salju, dan embun. Bersihkanlah dia dari segala kesalahan
sebagaimana Engkau membersihkan baju putih dari kotoran. Gantikanlah untuknya
rumah yang lebih baik dari rumahnya, juga istri yang lebih baik dari istrinya. Dan
serta peliharalah dan lindungilah ia dari azab kubur dan neraka.”

5. Bacaan Takbir ke 4
Setelah mendoakan, pada takbir ke 4, terdapat doa yang harus dibacakan. Berikut 2
doa yang berbeda untuk laki-laki dan perempuan:

 Untuk pria

Allahumma tahrimna Ajrahu wala taftinna bakdahu waghfir lanaa walahu wali
ikhwaaninal ladziina sabaquuna bil imaani walaa taj’al fii quluubinaa ghillan
lilladziina aamanuu rabbanaa innaka ra’uufur rahiimun

Artinya: “Ya Allah, janganlah jadikan pahalanya tidak sampai kepada kami
(janganlah Engkau sertakan kami akan pahalanya), dan janganlah Engkau memberi
kami fitnah sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia.”

 Untuk perempuan:

Allahumma la tahrimna uhroha waltaftina bakdaha waghfir lanaa walaha wali


ikhwaaninal ladziina sabaquuna bil imaani walaa taj’al fii quluubinaa ghillan
lilladziina aamanuu rabbanaa innaka ra’uufur rahiimu

Artinya: “Ya Allah, janganlah jadikan pahalanya tidak sampai kepada kami
(janganlah Engkau sertakan kami akan pahalanya), dan janganlah Engkau memberi
kami fitnah sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia.”

6. Ucapkan salam
Selesaikan sholat dengan mengucap salam sambil menoleh ke kanan serta ke
kiri. Posisi salam ini memiliki perbedaan dengan sholat fardu lainnya, salam pada
shalat jenazah ini dijalankan dengan posisi berdiri.
DAFTAR PUSTAKA

Sarwat, A., & MA, L. 2018. Fiqih Shalat Jenazah.


Noor, S. M. 2018. Shalat Jenazah di Kuburan.
El-Kaysi, Ahmad Fathoni. 2018. Panduan Praktis Shalat Jenazah & Perawatan
Jenazah.
MediaPressindo.
Nuha, Ashif Ulin. 2018. Peningkatan hasil belajar fiqih materi shalat rawatib melalui
model pembelajaran kooperatif tipe make a match siswa kelas III-B MI
Mazra'atul Ulum 01 Paciran Lamongan. Diss. UIN Sunan Ampel Surabaya.
https://www.gramedia.com/literasi/cara-shalat-jenazah

Anda mungkin juga menyukai