Shalat rawatib adalah shalat sunnah yang dikerjakan sebelum dan sesudah shalat
fardhu. Shalat rawatib adalah shalat sunnah dua rakaat atau empat rakaat, tetapi
pelaksanaannya tetap dua rakaat satu salam, yang dilaksanaakan sebelum atau sesudah shalat
wajib lima waktu, dilaksanakan secara munfarid (sendiri-sendiri) tidak berjamaah dan cara
pelaksanaannya seperti melaksanakan shalat biasa yang dua rakaat.1
Shalat sunnah yang dikerjakan sebelum shalat fardhu disebut sunnah qobliyah,
sedangkan shalat sunnah yang dikerjakan sesudah shalat fardhu disebut sunnah ba’diyah.
Rasulullah SAW. bersabda, “Barang siapa yang shalat dua belas rakaat pada siang dan
malam, akan dibangunkan baginya rumah di surga.” Ummu Habibah berkata: ”Saya tidak
pernah meninggalkan shalat rawatib semenjak mendengar hadits tersebut.” „Anbasah berkata,
”Saya tidak pernah meninggalkannya setelah mendengar hadits tersebut dari Ummu
Habibah.”Amru bin Aus berkata, “Saya tidak pernah meninggalkannya setelah mendengar
hadits tersebut dari „Anbasah.” An-Nu‟am bin Salim berkata, “Saya tidak pernah
meninggalkannya setelah mendengar hadits tersebut dari„Amru bin Aus.” (H.R. Muslim).2
Berdasarkan hadits di atas, dapat disimpulkan bahwa shalat rawatib yaitu shalat
sunnah yang pelaksanaannya mengiringi shalat lima waktu, baik itu shalat sunnah qabliyah
(sebelum shalat wajib) maupun ba‟diyah (sesudah shalat wajib) yang dilakukan secara
munfarid.
1
Muhammad maskub, tuntunan shalat wajin dan sunat ‘ala aswaja; disertai dalil alquran/hadist (kebumen:
mediatera,2016), 466.
2
Ibnu Watiniyah, Tuntunan Lengkap Salat, Doa, dan Zikir (Jakarta: Kaysa Media, 2016), 175.
3
Fahmi Kurniawan, Buku Panduan Praktis Shalat Lengkap: Wajib dan Sunnah Plus Zikir dan Doa- Mudah
Dipahami, Belajar Shalat Fardhu dan Sunnah Jadi Mudah! (tt: Checlist, 2016), 142
2 rakaat qabliyah dhuhur.
Hal ini sebagaimana yang telah diterangkan oleh Rasulullah SAW. di dalam sabdanya:
“Saya menghafalkan 10 rakaat (shalat sunnah) dari Nabi SAW. yaitu dua rakaat qobliyah
(sebelum) dhuhur, dua rakaat ba‟diyah (sesudah) dhuhur, dua rakaat ba‟diyah (setelah)
maghrib di rumahnya, dua rakaat ba‟diyah (setelah) isya‟ di rumahnya, dan dua rakaat
sebelum shalat shubuh.”(H.R. Imam Bukhari dan Muslim).
4
Sayuti, Tuntunan Shalat Rawatib-Dilengkapi Dengan Do‟a-Do‟a Pilihan, Arab-Indonesia (tt: Sangkala, tth), 7
Adab Shalat Rawatib
Adab melaksanakan shalat rawatib adalah sebagai berikut:
a. Shalat rawatib tidak didahului adzan dan iqomah.
d. Bacaan tidak dinyaringkan dan dilakukan setiap dua rakaat satu salam.
e. Nabi Muhammad SAW. sering berpindah tempat dari tempat shalat fardlu sebelum
melakukan shalat rawatib.
Beberapa adab tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa shalat rawatib paling utama itu
adalah dikerjakan di dalam rumah. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Rasulullah SAW.
di dalam sabdanya yang artinya:“Shalatlah kamu di rumahmu, sesungguhnya shalat yang
paling utama adalah shalat seseorang yang dikerjakan di rumahnya kecuali shalat fardlu.”
b. Menambah kebaikan/pahala.
f. Mengandung beberapa hikmah yang tidak terkandung pada ibadah-ibadah yang lain.
Niat melaksanakan sholat rawatib
Niat cukup dalam hati sesuai dengan macam sholat rawatib tersebut, tetapi boleh
diucapkan atau dilafalkan.
Adapun lafal niat sholat sunah rawatib sebagai berikut:
1. Niat sholat sunnah rawatib Qobliyah
َ َصلُّوْ ا َعلَى َم ْن ق
ُال اَل اِلهَ اِاَّل هللا َ :صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ ْم قَا َل َّ ِ هللا عنه اَ َّن النَّبrَع ِن ا ْب ِن ُع َم َررضي
َ ي
)(رواه الطبران.ُصلُّوْ ا َو َرا َء َم ْن قَا َل اَل اِلهَ اِاَّل هللا
َ َو
Artinya:
“Dari Ibnu Umar r.a. bahwa Nabi SAW. Bersabda, “Salatkanlah olehmu orang-orang
yang mengucapkan kalimat Lailaha illallah dan salatlah kamu di belakang orang yang
mengucapkan kalimat Lailaha illallah.” (HR. At Tabrani)
Juga hadis Nabi SAW :
م َكانَ يُْؤ تى باِ ل َّر ُج ِل ْال ُمت ََوفَّىrَّْصلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسل َ ي َّ ِ اَ َّن لنَّب:ب هُ َر ْي َرتَ رضي هللا عنه قَا َل ِ َع َْن ا
َصلَّى َواِاَّل قَا َل لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْين َ ك لِ ِد ْينِ ِه فَضْ الً؟ فَاِ ْن ُحد
َ ِّث اَنَّهُ تَ َر
َ ك َوفَا ًء َ َعلَ ْي ِه ال ِّديْنُ فَيَ ْسا َ ُل هَلْ ت ََر
)م (رواه البخاري ومسلمrْ صا ِحبُ ُك َ صلُّوْ ا َعلَى َ
Artinya :
“Dari Abu Hurairah r.a. katanya, “Bahwa seorang laki-laki yang meninggal dalam
keadaan berhutang dan hal itu disampaikan kepada Nabi SAW. Maka Nabi
menanyakan apakah ia meninggalkan kelebihan harta untuk membayar hutangnya.
Jika dikatakan orang bahwa ia meninggalkan harta untuk membayarnya, maka beliau
akan menyalati jenazah itu. Jika tidak beliau akan memesankan kepada kaum
muslimin, “Salatkanlah teman sejawatmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Jika jenazah itu tidak utuh, misalnya tinggal sebagian anggota tubuhnya saja
yang dapat ditemukan, maka anggota tubuh yang ada itulah yang wajib dimandikan,
dikafani, dan disalatkan. Hal ini pernah dilakukan sahabat Nabi SAW. yang
menyalatkan tangan Abdurrahman yang dijatuhkan sang seekor burung. Mereka
mengenal tangan Abdurrahman dengan melihat cincinnya.
jika jenazah itu berupa bayi yang gugur pada kandungan tetapi tampak tanda-
tanda hidup sebelum gugur, aturan memandikannya sama seperti jenazah biasa. tetapi
Jika tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan hidup, maka tidak perlu disalatkan.
Jadi, yang harus disalatkan adalah jenazah muslim, yaitu manusia yang hidup,
memiliki roh sekalipun masih dalam kandungan.
Adapun jenazah yang bukan muslim tidak boleh disalatkan hanya boleh
dimandikan, dikafani kemudian dikuburkan, sebab Rasulullah SAW. Pernah
menyuruh Ali bin Abi Talib memandikan ayahnya dan mengkafaninya saja tanpa
menyalatkan.
5
Moh. Rifa’i, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, (Cet. II; Semarang: Karya Toha Putra, 2014), h.73.
Ilustrasi Posisi Sholat Jenazah Perempuan
Dengan menjalankan shalat jenazah dengan benar, maka kita akan memiliki
manfaat yang besar. Dengan melaksanakan sholat jenazah serta menjalankannya,
memohon menunaikan hak keluarganya, syafaat dan berdoa untuknya, menghibur
perasaan mereka untuk mendapatkan pahala yang besar.
Tata Cara Sholat Jenazah
1. Niat Sholat Jenazah
Membaca niat diucap cukup dalam hati, namun niat dibedakan menjadi 2
menyesuaikan jenis kelamin. Berikut niat sholat jenazah jenis kelamin pria.
Artinya: “Aku niat shalat atas mayit ini ( mayit laki- laki) empat takbir fardhu
kifayah karena Allah.”
Artinya: “Aku niat shalat atas mayit ini ( mayit perempuan) empat takbir fardhu
kifayah karena Allah.”
4. Mendoakan jenazah
Doa untuk jenazah laki-laki:
Artinya: “Ya Allah, ampunilah dosanya dan rahmatilah dia. Selamatkan dan juga
maafkanlah dia. Berilah kehormatan kepadanya, luaskanlah tempat kuburnya.
Mandikanlah dia dengan air, salju, dan embun. Bersihkanlah dia dari seluruh
kesalahan sebagaimana Engkau membersihkan baju putih dari kotoran. Gantikanlah
untuknya rumah yang lebih baik dari rumahnya, juga istri yang lebih baik dari
istrinya. Dan lindungilah ia dari azab kubur dan neraka.”
Artinya: “Ya Allah, ampunilah dan rahmatilah dia. Selamatkan dan ampunilah dia.
Berilah kehormatan terhadapnya, luaskanlah tempat kuburnya. Mandikanlah dia
(mayit) dengan air, salju, dan embun. Bersihkanlah dia dari segala kesalahan
sebagaimana Engkau membersihkan baju putih dari kotoran. Gantikanlah untuknya
rumah yang lebih baik dari rumahnya, juga istri yang lebih baik dari istrinya. Dan
serta peliharalah dan lindungilah ia dari azab kubur dan neraka.”
5. Bacaan Takbir ke 4
Setelah mendoakan, pada takbir ke 4, terdapat doa yang harus dibacakan. Berikut 2
doa yang berbeda untuk laki-laki dan perempuan:
Untuk pria
Allahumma tahrimna Ajrahu wala taftinna bakdahu waghfir lanaa walahu wali
ikhwaaninal ladziina sabaquuna bil imaani walaa taj’al fii quluubinaa ghillan
lilladziina aamanuu rabbanaa innaka ra’uufur rahiimun
Artinya: “Ya Allah, janganlah jadikan pahalanya tidak sampai kepada kami
(janganlah Engkau sertakan kami akan pahalanya), dan janganlah Engkau memberi
kami fitnah sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia.”
Untuk perempuan:
Artinya: “Ya Allah, janganlah jadikan pahalanya tidak sampai kepada kami
(janganlah Engkau sertakan kami akan pahalanya), dan janganlah Engkau memberi
kami fitnah sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia.”
6. Ucapkan salam
Selesaikan sholat dengan mengucap salam sambil menoleh ke kanan serta ke
kiri. Posisi salam ini memiliki perbedaan dengan sholat fardu lainnya, salam pada
shalat jenazah ini dijalankan dengan posisi berdiri.
DAFTAR PUSTAKA