Anda di halaman 1dari 21

SUJUD SAHWI, SUJUD SYUKUR DAN SUJUD TILAWAH

1. SUJUD SAHWI
Sujud sahwi ialah sujud yang dilakukan karena adanya perbuatan yang
terlupakan dalam shalat, cara mengerjakan sama dengan sujud biasa,
artinya dengan takbir diantara dua sujud dan dikerjakan setelah tasyahud
akhir, sebelum salam.
Adapun sebab-sebab sujud sahwi:
1. Tidak melakukan tasyahud awla
Membaca tasyahud awal adalah sunnat muakad, karena itu apabila
seseorang lupa tidak melakukannya, kemudian ia sadar atas
perbuatannya itu, maka harus melakukan sujud sahwi.
2. Kelebihan rakaat, termasuk rukuk dan sujud
Apabila seseorang menyadari bahwa shalat yang dilakukan itu lebih
atau kurang, maka hendaknya ia melakukan sujud sahwi, jika ia sadar
setelah selesai shalat, maka ia melakukan sujud sahwi setelah salam,
dengan cara yang sama.
3. Ragu dalam bilangan rakaat
Apabila seseorang sedang shalat ragu, maka shalat yang telah
dilakukan itu tiga rakaat atau empat rakaat, maka hendaknya ia
mengambil bilangan yang meyakinkan , yaitu tiga rakaat, kemudian
ia meneruskan menjadi empat rakaat, ditambah dengan sujud sahwi.
4. Kekurangan rakaat karena lupa
Apabila seseorang telah mengucapkan salam, padahal bilangan
rakaatnya belum disempurna, maka hendaknya ia menyempurnakan
bilangan rakaat itu, kemudian setelah salam ia melakukan sujud
sahwi.
2. SUJUD TILAWAH
Sujud Tilawah artinya sujud bacaan. Sujud Tilawah adalah sujud yang
dikerjakan ketika bertemu dengan ayat-ayat sajadah dalam bacaan Al-
Quran. Hukum sujud tilawah adalah sunat.
Cara mengerjakan adalah jika mendengar atau membaca ayat sajdah
dalam shalat, hendaklah sujud sekali, kemudian berdiri kembali
meneruskan bacaan ayat tersebut dan meneruskan shalat.
Bacaan sujud tilawah:
Boleh membaca bacaan yang biasa dibaca saat sujud shalat yaitu (
) Subhana Robbiyal A'la sebanyak 3x.
Dapat juga ditambah dengan bacaan berikut (berdasarkan hadits riwayat
Tirmidzi):

.)( .








Rukun Sujud Tilawah
Rukun sujud tilawah yang dilakukan diluar shalat, yaitu: (1) Niat, (2)
takbiratul ihram, (3) sujud, (4) memberi salam sesudah duduk.
Syarat sujud tilawah
Syarat sujud tilawah sebagaimana syarat salat, seperti suci dari hadas
dan najis, menghadap ke kinlat serta menutup aurat.
Ini pendapat sebagian ulama. Mereka mendasarkan keadaan sujud itu
sebagaimana keadaan dalam salat. Sebagian ulama yang lain
berpendapat tidak disyaratkan suci dari hadas dan tidak pula diharuskan
suci pakaian dan tempat.
Ayat-ayat Sajdah:
Ulama ahli fiqih sepakat bahwa ayat sajadah terdapat dalam 10 ayat
dalam Al-Quran. Berikut ayat-ayat sajadah yang sunnah melakukan sujud
tilawah setelah selesai membaca ayat tersebut.
1. Quran Surat Al-A'raf ayat 206
2. QS Ar-Ra'd ayat 15
3. QS An-Nahl ayat 49
4. QS Al-Isra ayat 107
5. QS Maryam ayat 58
6. QS Al-Haj ayat 18
7. QS An-Naml ayat 25
8. QS As-Sajadah ayat 15
9. QS Al-Furqan ayat 60
10. QS Fussilat ayat 38
11. QS Al-Haj ayat 77
12. QS An-Najm ayat 62
13. QS Al-Insyiqaq ayat 21
14. QS Al-Alaq ayat 19
15. QS Shad ayat 28
WAKTU MAKRUH MELAKUKAN SUJUD TILAWAH
Sujud tilawah makruh dilakukan pada waktu-waktu yang makruh
melakukan shalat sunnah yaitu:
1. Setelah shalat subuh sampai terbit matahari.
2. Saat terbit matahari sampai naik setinggi panah atau sekitar 25 detik.
3. Saat matahari tepat berada di atas yakni sekitar 3 detik.sebelum
masuk waktu dhuhur.
4. Sepertiga jam sebelum terbenam matahari.
5. Ketika terbenam matahari
3. Sujud Syukur
Sujud syukur artinya sujud terima kasih karena mendapat nikmat
(keuntungan)atau karena terhindar dari bahaya kesusahan yang besar.
Syarat-syarat sujud syukur/sujud tilawah:
1. Suci dari segala najis, baik badan, pakaian maupun tempat.
2. Menutup aurat.
3. Menghadap kearah kiblat.
4. Masuk waktu sujud, artinya dikerjakan ketika mendengar atau
menerima nikmat dari Allah.
Perbandingan sujud tilawah dan sujud syukur:
1. Syarat dan rukun keduaya sama, tetapi para ulama berselisih
pendapat dalam hal syarat dan rukun kedua macam sujud itu.
2. Kedua sujud itu hanya dilakukan satu kali.
3. Sujud tilawah disunatkan dalam salat dan diluar salat, sedangkan
sujud syukur hanya disunatkan diluar salat, tidak boleh dilakukan
dalam salat.
Salat Sunah Rawatib ialah salat sunnah yang dikerjakan mengiringi salat
fardu lima waktu. Salat ini dikerjakan sebelum mengerjakan salat fardu atau
sesudahnya.

Hadits Rasulullah saw tentang Salat Sunah Rawatib adalah:

Artinya: Tidak ada salat fardu pun kecuali di antara keduanya ada dua
rakaat (salat sunah). (H.R. Ibnu Hibban).

Salat yang dikerjakan sebelum pelaksanaan salat fardu disebut salat sunah
qabliyah, sedang salat yang dikerjakan sesudah pelaksanaan salat fardu
disebut salat sunah bakdiyah. Hukum melaksanakan salat sunah rawatib ini
dibagi menjadi dua yaitu sunah muakkad dan sunah gairu muakad.

1. Salat Sunah Rawatib Muakkad


Sunah muakkad adalah sunah yang diutamakan atau lebih dipentingkan.
Adapun salat-salat sunah rawatib yang muakkad adalah sebagai berikut.

a. Salat dua rakaat sebelum Subuh (Qabliyah Subuh).

Dari Aisyah, Tidak ada salat sunah yang lebih dipentingkan oleh Nabi saw.
Selain dari dua rakaat subuh (H.R. Bukhari dan Muslim).

b. Salat dua rakaat sebelum Zuhur (Qabliyah Zuhur).


c. Salat dua rakaat sesudah Zuhur (Bakdiyah Zuhur).
d. Salat dua rakaat sesudah Magrib (Bakdiyah Magrib).
e. Salat dua rakaat sesudah Isya (Bakdiyah Isya).
Dari Ibnu Umar, ia berkata, Saya ingat dari Rasulullah saw. Dua rakaat
sebelum Zuhur, dua rakaat sesudah Zuhur, dua rakaat sesudah Magrib, dua
rakaat sesudah Isya, dan dua rakaat sebelum Subuh (H.R. Bukhari dan
Muslim)

2. Salat Sunah Rawatib Gairu Muakkad


Sunah gairu muakkad adalah sunah yang pelaksanaannya tidak ditekankan
oleh Rasulullah saw. Salat sunah rawatib yang termasuk sunah gairu
muakkad adalah sebagai berikut.
a. Salat dua rakaat sebelum Zuhur dan dua rakaat sesudah Zuhur.

Salat sunah rawatib yang dikerjakan sebelum Zuhur maupun sesudahnya


ada empat rakaat. Adapun masing-masing terbagi menjadi dua yaitu dua
rakaat di antaranya adalah sunah muakad, sedang dua rakaat lagi adalah
sunah gairu muakkad.

Rasulullah saw. bersabda:

Dari Ummu Habibah, Nabi saw. Berkata: Barang siapa mengerjakan salat
empat rakaat sebelum Zuhur dan empat rakaat sesudahnya, Allah
mengharamkan api neraka baginya (H.R. Tirmizi).

b. Salat empat rakaat sebelum Asar.

Rasulullah saw bersabda:


Dari Ibnu Umar, Nabi saw berkata Allah memberi rahmat kepada seorang
manusia yang salat empat rakaat sebelum Asar (H.R. Tirmizi).

c. Salat dua rakaat sebelum Magrib


Rasulullah saw. bersabda:

Dari Abdullah bin Mugaffal, Nabi saw. berkata Salatlah kamu sebelum
Magrib, salatlah kamu sebelum Magrib, kemudian beliau berkata pada yang
ketiga kalinya, Bagi orang yang menghendakinya (H.R. Bukhari).

Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban, diriwayatkan yang
artinya: Bahwa Rasulullah saw. salat sebelum Magrib dua rakaat

Macam-macam Puasa Sunah


1. Puasa hari Senin dan Kamis.
Sabda nabi SAW
Adalah nabi SAW selalu berusaha untuk puasa senin dan kamis. (HR.
Tirmizi).[2]
Artinya: Rasullullah pernah ditanya tentang sebab-sebab disyariatkanya
puasa Senin-Kamis.
Rosulullah menjawab dalam hadits yang artinya, Amal-amal kita ditunj
ukan kepada Allah pada setiap hari Senin dan Kamis, oleh karena itu, aku
suka ketika amal-amalku ditunjukan kepada Allah, aku sedang puasa, (HR.
Ahmad)

Dasar Hukum: Diriwayatkan dari Usamah bin Zaid R.a, dia berkata,
Sesungguhnya Rasulullah Saw selalu berpuasa pada hari Senin dan Kamis,
mana kala beliau ditanya tentang hal tersebut, beliau menjawab:






Sesungguhnya amal-amal hamba dihadapkan (kepada Allah) pada hari
Senin dan Kamis."

2. Puasa selama 6 hari pada bulan Syawal


puasa sunnah 6 hari di bulan syawal (puasa syawal) adalah puasa
sunnah yang dianjurkan oleh rasulullah saw, sebagai penyempurna ibadah
puasa ramadan. bila dikerjakan maka nilai pahalanya sama dengan
(berpuasa sepanjang tahun.

Sebagai dasar hukum dari puasa sunnah 6 hari di bulan syawal adalah
berdasarkan hadits Rasulullah Saw, dari Abu Ayyub Ra, bahwa Nabi
Shallallahu Alaihi Wa Sallam Bersabda,









Barangsiapa berpuasa Ramadhan dan meneruskannya dengan puasa
6 hari di bulan Syawal, berarti dia telah berpuasa selama
setahun.(Hr. Muslim)[3]
Rasulullah Saw biasa puasa Syawal 6 hari berturut-turut, tapi sebagian
ulama memperbolehkan tidak harus berturut-turut 6 hari, namun pahalanya
insya allah sama dengan yang berturut-turut.
namun, menurut pendapat beberapa ulama termasuk Syaikh Utsaimin,
mengerjakannya dengan berurutan, itu lebih utama karena menunjukkan
sikap bersegera dalam melaksanakan kebaikan, dan tidak menunda-nunda
amal yang bisa menyebabkan tidak jadi beramal

3. Puasa hari Arafah (9 Zulhijjah atau sebelum Idul Adha)


Puasa Arafah adalah puasa yang jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah. Puasa
Arafah dinamakan demikian karena saat itu jamaah haji sedang wukuf di
terik matahari di padang Arafah. Puasa Arafah ini dianjurkan bagi mereka
yang tidak berhaji. Sedangkan yang berhaji tidak disyariatkan puasa ini.
Mengenai hari Arofah, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,













Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka
adalah hari Arofah. Dia akan mendekati mereka lalu akan menampakkan
keutamaan mereka pada para malaikat. Kemudian Allah berfirman: Apa
yang diinginkan oleh mereka? (HR. Muslim)
Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan, Hari Arofah adalah hari
pembebasan dari api neraka. Pada hari itu, Allah akan membebaskan siapa
saja yang sedang wukuf di Arofah dan penduduk negeri kaum muslimin yang
tidak melaksanakan wukuf. Oleh karena itu, hari setelah hari Arofah yaitu
hari Idul Adha- adalah hari ied bagi kaum muslimin di seluruh dunia. Baik
yang melaksanakan haji dan yang tidak melaksanakannya sama-sama akan
mendapatkan pembebasan dari api neraka dan ampunan pada hari Arofah.
(Lathoif Al Maarif, 482)
Mengenai keutamaan puasa Arafah disebutkan dalam hadits Abu
Qotadah, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,


















Puasa Arofah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun
akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa
setahun yang lalu. (HR. Muslim).
Ini menunjukkan bahwa puasa Arafah adalah di antara jalan untuk
mendapatkan pengampunan di hari Arafah. Hanya sehari puasa, bisa
mendapatkan pengampunan dosa untuk dua tahun. Luar biasa
fadhilahnya ...
Hari Arafah pun merupakan waktu mustajabnya doa s ebagaimana
disebutkan dalam hadits,













Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arofah. Dan sebaik-baik yang
kuucapkan, begitu pula diucapkan oleh para Nabi sebelumku adalah ucapan
Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa
huwa ala kulli sya-in qodiir (Tidak ada sesembahan yang berhak disembah
kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Miliki-Nya segala kerajaan,
segala pujian dan Allah yang menguasai segala sesuatu). (HR. Tirmidzi,
hasan)

Praktik Puasa Arafah


bisa diikuti dengan Puasa Tarwiyah. Jadi pada tanggal 8 Zulhijjah, berpu
asa Tarwiyah disambung dengan puasa Arafah pada tanggal 9 Zulhijjah.
A. Pengertian, Hukum dan Syarat Zakat Fitrah
1. Pengertian Zakat Fitrah
Secara etimologis, zakat berarti bersih, suci, tumbuh, atau subur, dab
fitrah artinya diri, jiwa, suci, atau juga berbuka. Sedangkan menurut
istilah (terminilogis) zakat adalah kadar harta tertentu yang wajib
dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai
dengan ketentuan syariat. Sedangkan zakat fitrah adalah zakat yang
dikeluarkan individu untuk mensucikan diri yang dikeluarkan pada
bulan suci Ramadan untuk diberikan kepada mustahik (yang berhak
menerirnanya) sesuai dengan ketentuan syariat.
Baik dalam Al-Quran, maupun hadis Rasulullah banyak sekali
ditemukan keterangan tentang ketentuan zakat fitrah, di antaranya
dalam surat An-Nisa ayat 77:



Artinya: Dirikanlah salat dan tunaikanlah zakat. (QS. An-Nisa: 77)


Selanjutnya Allah Swt. berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 277:

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman serta mengerjakan


kebajikan, mendirikan salat, dan membayar zakat, mereka akan
memperoleh pahala di sisi Allah. Tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. (QS. AI-Baqarah: 277)

Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang lima pada urutan yang
ketiga. Dalam salah satu hadits, Rasulullah saw bersabda:
:

Artinya: Islam dibangun atas 5 (lima) dasar, yaitu: pengakuan bahwa
tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah,
mendirikan salat, membayar zakat, melaksanakan haji, berpuasa pada
bulan Ramadan. (HR. Bukhari Muslim)

2. Hukum Zakat Fitrah


Zakat fitrah merupakan kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap
orang Islam yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dalam
syariat Islam. Zakat mulai diwajibkan pada tahun kedua Hijriyah.
Adapun dasar hukum zakat fitrah sangat banyak ditemukan dalam Al-
Quran maupun hadis Rasulullah. Beberapa di antaranya telah
dikemukakan di atas. Allah Swt. berfirman dalam surat At-Taubah ayat
103:

Artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu,
kamu membersihkan dan mensucikan mereka . (QS. At-Taubah: 103)
Ayat-ayat yang berkaitan dengan zakat, pada umumnya berbentuk
perintah. Menurut Ilmu Ushul Fiqih, pada prinsipnya setiap perintah
menunjukkan pada kewajiban, sedangkan kewajiban apabila
dilaksanakan akan mendapatkan pahala dan apabila ditinggalkan
(tidak dilaksanakan) akan mendapat siksa. Jadi, zakat merupakan
kewajiban setiap muslim yang harus dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan syariat.
Adapun hukum yang berkaitan dengan waktu pelaksanaan
(mengeluarkan)
zakat fitrah, akan dikemukakan pada pembahasan selanjutnya.

3. Syarat Zakat fitrah


Ada beberapa syarat sehingga seseorang diwajibkan untuk
mengeluarkan zakat fitrah, yaitu sebagai berikut:
a. Islam
Orang yang tidak beragama Islam, maka tidak diwajibkan untuk
mengeluarkan zakat fitrah.
b. Berada sebelum terbenam matahari, han terakhir bulan Ramadhan.
Seseorang yang lahir sesudah terbenam matahari bulan Ramadhan,
maka tidak wajib dikeluarkan zakatnya. Demikian juga seseorang yang
menikahi seorang wanita setelah matahari terbenam. Maka tidak wajib
untuk membayar zakat fitrah isteri yang baru dinikahinya.
c. Mempunyai kelebihan harta
Maksud kelebihan harta adalah harta untuk keperluan makan untuk
dirinya dan orang yang menjadi tanggungannya (dinafkahinya)
termasuk binatang peliharaannya, pada malam hari raya dan siang
harinya. Orang yang tidak mempunyai kelebihan, maka tidak wajib
membayar zakat fitrah.

B. Waktu Membayar Zakat Fltrah


Waktu wajib mengeluarkan zakat fitrah adalah sewaktu terbenam
matahari terakhir bulan Ramadhan. Sekalipun demikian, syariat Islam
memperbolehkan untuk menunaikan zakat sebelumnya, asal masih
dalam bulan suci Ramadan.
Berikut mi akan dikemukakan beberapa waktu dan hukum membayar
zakat fitrah, yaitu:
1. Waktu mubah, atau waktu yang diperbolehkan, yaitu sejak awal
bulan Ramadhan sampai hari terakhir bulan Ramadhan sebelum
terbenam matahari.
2. Waktu wajib, yaitu sejak terbenam matahari pada hari terakhir bulan
Ramadan.
3. Waktu sunah (waktu yang lebih baik), yaitu sesudah salat Subuh
sampai sebelum pergi untuk melaksanakan salat hari raya.
4. Waktu makruh, yaitu membayar zakat fitrah setelah salat hari raya
Idul Fitri sampai sebelum terbenam matahari pada hari raya.
5. Waktu haram, yaitu membayar zakat dalam waktu yang sangat
terlambat, yaitu sesudah terbenam matahari pada hari raya.

Berkenaan dengan waktu dan hukum membayar zakat fitrah ini,


Rasulullah saw bersabda:


Artinya: Rasulullah saw telah mewajibkan zakat fitrah untuk
pembersih (dosa) bagi orang yang berpuasa dan pemberi makan bagi
orang-orang miskin. Barangsiapa yang menunaikannya sebelum salat
hari raya, maka zakat tersebut diterima (sah). Dan barangsiapa yang
metnbayarnya setelah salat (hari raya), maka hal itu hanya merupakan
sedekah dari berbagai jenis sedekah. (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah).
C. Zakat Mal dan Ketentuannya
Zakat mal adalah zakat atas harta kekayaan tertentu yang harus
dikeluarkan zakatnya, jika telah memenuhi ketentuan yang telah
ditetapkan oleh syariat Islam. Setiap muslim yang memiliki harta, jika
sudah sampai pada batas tertentu dikeluarkan zakatnya, maka wajib
atasnya untuk mengeluarkan zakat
Dalam harta yang dianugerahkan oleh Allah kepada orang kaya,
sesungguhnya terdapat hak (bagian) orang-orang miskin. Jika
seseorang (kebetulan) diberi kekayaan oleh Allah Swt, maka hendaklah
untuk tidak melupakan hak-hak orang miskin. Hal ini dapat diwujudkan
dalam bentuk zakat, terutama zakat mal (zakat harta) atau sadaqah,
infak, dan sebagainya. Jika tidak dikeluarkan zakatnya, maka akan
menimbulkan berbagai pengaruh negatif, baik pengaruh terhadap
pribadi pemilik harta, maupun kesenjangan sosial yang akan berakibat
pada kerawanan sosial dalam bentuk kejahatan dan perusakan, serta
cara-cara kejahatan dalam bentuk lahirya.
Dalam surat Al-Baqarah ayat 3, dikemukakan, bahwa orang yang
menafkahkan hartanya merupakan salah satu ciri orang-orang yang
bertakwa kepada Allah Swt. Firman-Nya:

Artinya: (Yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, mendirikan


shalat, dan menafkahkan sebagian harta (rezeki) yang Kami
anugerahkan kepada mereka. (QS. A1-Baqarah: 3)

D. Harta yang Wajib Dizakatkan


Ada beberapa harta yang termasilk kategori harta (mal) yang wajib
dikeluarkan zakatnya, di antaranya:
1. Emas dan Perak
2. Binatang Ternak
3. Harta Perniagaan (Perdagangan)
4. Zakat Tanaman (Pertanian)
5. Barang Tambang (riqah) dan Harta Terpendam (rikaz)

E. Nisab Zakat Mal


Harta yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah jenis harta yang sudah
mencapai nisab. Nisab adalah batas minimal harta yang wajib
dikeluarkan zakatnya sesuai dengan ketentuan syariat Islam.
Ketentuan nisab zakat mal adalah sebagai berikut:
1. Umas dan perak
Harta kekayaan berupa emas dan perak, wajib dikeluarkan zakatnya,
jika telah sampai satu nisab dan sudah genap satu tahun. Jumlah yang
harus dikeluarkan zakatnya adalah 2,5%. Nisab emas adalah 20 dinar
sama dengan 93,6 gram, sedangkan nisab perak adalah 200 dirham
sama dengan 624 grm.
Contoh: Si A mempunyai emas 93,6 gram, dan 1 gram emas misalkan
harganya 75.000, maka zakat yang wajib dikeluarkan adalah 93,6 x
75.000
2,5% = 175.500.
2. Binatang Ternak
Binatang ternak yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah unta,
sapi/kerbau, kambing/domba. Rincian nisab dan zakat ternak adalah:
a. Unta
5 ekor unta zakatnya 1 ekor kambing
10 ekor unta zakatnya 2 ekor kambing
15 ekor unta atau lebih zakatnya 3 ekor kambing
20 ekor unta atau lebib zakatnya 4 ekor kambing
25 ekor unta atau lebih zakatnya 1 ekor unta berumur 1 tahun lebih
36 ekor unta atau lebih zakatnya 1 ekor unta berumur 2 tahun lebih
46 ekor urita atau lebib zakatnya 1 ekor unta berumur 3 tahun lebih
61 ekor unta atau lebih zakatnya 1 ekor unta berumur 4 tahun lebih
76 ekor unta atau lebih zakatnya 2 ekor unta berumur 2 tahun lebih
91 ekor unta atau Iebih zakatnya 2 ekor unta berumur 2 tahun lebih
121 ekor unta atau lebih zakatnya 3 ekor unta
Setiap unta bertambah 40 ekor, zakatnya 1 unta berumur 2 tahun lebih
dan setiap unta bertambah 50 ekor, zakatnya 1 ekor unta berumur 3
tahun lebih.
b. Sapi/kerbau
30 - 39 ekor, zakatnya 1 ekor berumur 1 tahun lebih
40 - 59 ekor, zakatnya 1 ekor berumur 2 tahun lebih
60 - 69 ekor, zakatnya 2 ekor berumut 1 tahun Iebih
70 - 79 ekor, zakatnya 2 ekor berumut 2 tahun Iebih
80 - 89 ekor, zakatnya 3 ekor berumur I tahun lebih
Setiap sapi/kerbau bertambah 30 ekor, zakatnya ditambah 1 ekor.
c. Kambing/domba
40 - 120 ekor, zakatnya 1 ekor berumur 2 tahun
121 - 200 ekor, zakatnya 2 ekor berumur 2 tahun Iebih
201 - 300 ekor, zakatnya 3 ekor berumur 2 tahun lebib
300 - 400 ekor, zakatnya 4 ekor berumur 2 tahun Iebih
Setiap kambing/domba bertambah 100 ekor, zakatnya bertambah 1
ekor. Sedangkan untuk hasil peternakan seperti ayam, itik, dan
sejenisnya, zakatnya adalah hasil dari penjualan. Nisabnya disamakan
dengan zakat perniagaan, yaitu 2,5% dari hasil penjualan.
3. Harta Perdagangan (Perniagaan)
Harta perniagaan atau hasil perdagangan, jika telah sampai satu nisab
dan sudah berjalan satu tahun lamanya dari mulai usaha, serta
nilainya sudah sama dengan nisab emas dan perak, maka wajib
dikeluarkan zakatnya sebanyak 2,5%.
4. Harta Pertanian Tanaman
Harta pertanian yang wajib dizakati adalah tanaman yang
mengenyangkan dan menjadi makanan pokok dan penduduk daerah
tertentu, seperti padi, gandum, jagung, dan sebagainya. Waktu
mengeluarkannya adalah ketika selesai dipanen dan telah sampai
senisab.
Nisabnya adalah 5 wasaq = 750 kg = 930 liter. Zakat yang harus
dikeluarkannya adalah 10% jika diairi dengan air hujan atau tidak
memerlukan biaya pengairan (irigasi). Tetapi jika diairi dengan air yang
menggunakan irigasi dan mengeluarkan biaya, maka zakatnya adalah
5%.
5. Barang Tambang (riqah) Dan Harta Terpendam (ribaz)
Hasil tambang emas atau perak, jika senisab wajib dikeluarkan
zakatnya pada saat itu juga dengan tidak diisyaratkan sampai setahun
dan zakatnya adalah 2,5%. Sedangkan harta terpendam dalam tanah
(rikaz) yang ditanam oleh kaum terdahulu, maka wajib dikeluarkan
zakatnya sebanyak 20% (seperlimanya).

F. Orang yang Berhak Menerima Zakat


Kelompok orang yang berhak untuk menerima zakat disebut
mustahiq. Mustahiq adalah kebalikan dan muzakki, artinya orang
yang berkewajiban untuk mengeluarkan zakat. Kedua kelompok ini
banyak dikemukakan dalam nash, baik dalam Al-Quran maupun dalam
hadis Rasulullah saw.
Mustahiq zakat, dikemukakan dalam Al-Quran surat At-Taubah ayat 60
sebagai berikut:

Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang


fakir, orang-orang miskin, pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk
hatinya untuk jalan Allah, dan orang-orang yang sedang dalam
penjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan oleh Allah. Dan
Allah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. (QS. At-Taubah: 60)

Berdasarkan ayat tersebut di atas, terdapat 8 golongan (asnaf) yang


ditetapkan oleh Allah Swt. berhak untuk menerima zakat atau menjadi
mustahiq, yaitu sebagai berikut:
1. Fakir, yaitu orang yang hidupnya sengsara, tidak mempunyai harta
dan tenaga untuk rnemenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Miskin, yaitu orang yang kehidupannya tidak cukup dan hanya
mampu memenuhi sebagiannya saja serta masih berada dalam
kekurangan.
3. Amilin, yaitu kelompok orang atau badan tertentu yang bertugas
mengumpulkan, menerima titipan, dan membagikan zakat.
4. Muallaf, yaitu orang yang harapannya besar untuk masuk Islam atau
orang yang baru masuk Islam, sedangkan kondisi imannya masih
lemah.
5. Riqab, yaitu orang yang berusaha keras untuk membebaskan budak
atau untuk membebaskan tawanan orang Islam yang disandera oleh
orang-orang kafir.
6. Gharim, yaitu orang yang pailit, bangkrut, dan terbebani hutang
untuk kepentingan yang bukan untuk maksiat, sedangkan ia tidak
sanggup untuk membayarnya.
7. Sabilillah, yaitu orang yang berjuang untuk kepentingan tegaknya
kekuatan Islam dan kaum muslimin. Termasuk di dalamnya adalah
kepentingan sarana kaum muslimin, seperti masjid, sekolah, rumah
sakit, dan sebagainya.
8. Ibnu Sabil, yaitu orang yang sedang dalam perjalanan (musafir) dan
bukan untuk maksiat. Orang tersebut kekurangan dan kehabisan biaya
dalam perjalanannya.

G. Manfaat Zakat dalam Kehidupan


Setiap ajaran Islam yang dijalankan dengan penuh kesungguhan oleh
pemeluknya, akan memberikan pengaruh serta hikmah yang sangat
besar dalam kehidupan. Zakat merupakan salah satu .ajaran agama
Islam yang wajib ditunaikan dan akan memberikan pengaruh terhadap
kehidupan pribadi dan sosial.
Dalam kehidupan pribadi, orang yang berzakat akan merasa tenang
dan nyaman karena sudah menunaikan kewajibannya. Sedangkan
dalam kehidupan sosial, kehidupan menjadi lebih tenteram, karena
hak-hak orang lain sudah ditunaikan. Selain itu, banyak sekali hikmah
lain yang dapat diambil dan ibadah zakat, di antaranya:
1. Membersihkan diri dan harta
Seseorang yang dianugerahi harta yang berkecukupan, bahkan
berkelebihan oleh Allah Swt. belum tentu semua hartanya bersih, halal,
dan terhindar dan syubhat. Mungkin saja dalam hartanya ada barang-
barang haram yang sesungguhnya bukan menjadi miliknya. Hal ini
tentu saja harus dibersihkan, agar harta yang dimiliki betul-betul halal
dan bersih.
Bahkan lebih dari itu, dalam harta seseorang, sesungguhnya ada hak
(bagian) orang lain dalam jumlah tertentu, sesuai dengan syariat
Islam. Maka sudah sewajarnya, hak itu harus diberikan kepada yang
berhak menerimanya. Jika kewajiban tersebut sudah ditunaikan, mak
harta dan diri kita akan terhindar dari dosa berkaitan dengan hak
orang lain. Disinilah letak pentingnya zakat dalam membersihkan diri
dan harta.
Allah Swt. berfirman dalam surat At-Taubah ayat 103:

Artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka. Dengan zakat itu
kamu membersihkan dan menyucikan mereka dan berdoalah untuk
mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman bagi jiwa
mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. At-
Taubah: 103)
2. Membersihkan diri dari sifat tercela
Orang yang mengeluarkan zakat, berarti telah berusaha menjadi
seorang dermawan dan melepaskan diri dari sifat kikir (bakhil) yang
merupakan sifat tercela. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt. dalam
Al-Quran surat Ali Imran ayat 180:

Artinya: Sekali-kali, janganlah orang-orang bakhil dengan harta yang


Allah berikan kepada mereka dan karunia-Nya menyangka bahwa
kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu buruk bagi
mereka. (QS. Ali Imran: 180)
3. Merupakan salah satu wujud rasa syukur
Setiap orang mampu mewujudkan rasa syukur sesuai dengan
kemampuannya. Ada yang mewujudkan dengan lisan, perbuatan, dan
anggota badan. Zakat, infak, dan sadaqah merupakan salah satu
wujud ungkapan rasa syukur kepada Allah Swt. atas anugerah harta
yang diberikan kepada seseorang. Mereka akan memperoleh pahala di
sisi Allah dan tidak akan memperoleh kekhawatiran dan kesedihan.
Allah Swt. berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 277:

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal


saleh, mendirikan salat, dan menunaikan zakat, mereka mendapat
pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. AI-Baqarah: 277)
4. Melatih dan mewujudkan rasa kepedulian sosial
Dalam kehidupan, tidak semua orang diberikan anugerah harta yang
berlebihan oleh Allah Swt. Akan tetapi, ada juga yang hidupnya pas-
pasan bahkan kekurangan. Bagi mereka yang diberikan kelebihan,
hendaklah menganggap dan meyakini bahwa semua berasal dan Allah
Swt. Di samping itu, hendaklah memiliki kepedulian sosial kepada
sesama yang kebetulan kekurangan dalam kehidupannya.

5. Merekatkan hubungan Silaturahmi


Silaturahmi atau hubungan kasih sayang merupakan suatu hal yang
sangat penting dalam ajaran Islam. Hal ini dilakukan dengan berbagai
cara, di antaranya dengan saling memperhatikan di antara sesama,
termasuk antara orang miskin dengan orang kaya. Wujudnya dapat
dilakukan dengan memberikan zakat, infak, dan sadaqah kepada yang
membutuhkan.
Jika hal ini terus menerus dilakukan, maka akibat negatif dan ulah
orang miskin karena cemburu sosial atau kurang senang terhadap
orang kaya akan dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Lebih dan itu,
akan terbina persaudaraan yang erat dengan sesama.
Firman Allah Swt.

Artinya: Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, oleh


karena itu, damaikanlah di antara kedua saudaramu dan bertakwalah
kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat. (QS. Al-Hujurat: 10

Zakat
A. Zakat Fitrah
1. Pengertian zakat fitrah
Adalah zakat yang berupa makanan pokok yang ditunaikan setahun sekali
oleh setiap jiwa. Besarnya zakat 2,5kg/per jiwa, baik laki-laki maupun
perempuan, anak-anak maupun dewasa.

2. Syarat-Syarat zakat fitrah


a.Islam, orang yang tidak beragama Islam tidak wajib berzakat fitrah
b.Orang itu masih hidup pada waktu terbenam matahari
c.Memiliki kelebihan makanan, baik untuk dirinya maupun keluarganya pada
malam idul fitri
d.Zakat fitrah berupa makanan pokok penduduk setempat

3. Rukun zakat fitrah


1.Niat
2.Ada pemberi zakat fitrah (muzaki)
3.Menerima zakat fitrah (mustahik)
4.Ada barang atau makanan pokok yang dizakatkan
5.Waktu pengeluaran zakat sudah sesuai dengan ajaran Islam
6.Beasarnya zakat fitrah yang dikeluarkan sesuai dengan ajaran agama

4. Waktu-Waktu zakat fitrah


a.Waktu yang diperbolehkan, yaitu hari pertama bulan Ramadhan sampai
akhir bulan Ramadhan
b.Waktu wajib, yaitu mulai terbenamnya matahari penghabisan bulan
Ramadhan (malam takbiran)
c.Waktu sunnah, yaitu dibayarkan setelah salat subuh (sebelum berangkat
shalat idul fitri)
d.Waktu makruh, yaitu setelah shalat hari raya dan sebelum terbenamnya
matahari
e.Waktu haram, yaitu dibayar setelah terbenamnya matahari pada hari raya

5. Manfaat zakat fitrah


*Membahagiakan orang yang kurang mampu (mustahik) disaat idul fitri
*Menghilangkan sifat egois, yaitu mementingkan kepentingan diri sendiri
*Sebagai rasa syukur kepada Allah SWT atas karunia dan nikmat yang telah
ditimpahkan
*Menolak musibah
*Mempererat silaturrahmi bagi orang yang mampu dan orang yang tidak
mampu

B. Zakat Mal
1. Pengertian dan Hukum Zakat Mal
Menurut terminologi bahasa (lughat), harta adalah segal sesuatu yang
diinginkan sekali oleh manusia untuk dimiliki, dimanfaatkan dan disimpan.
Pengertian zakat mal secara istilah adalah mengeluarkan sebagian harta
yang dimiliki seseorang karena sudah sampai nisab atau batas
mengeluarkan zakat kepada orang-orang tertentu dengan ketentuan yang
telah ditentukan syara. Tujuan zakat mal adalah untuk membersihkan atau
menyucikan harta. Hukum mengeluarkan zakat mal adalah wajib bagi orang
yang telah memenuhi syarat.

2. Syarat Wajib Zakat Mal


-) Islam
-) Balig (dewasa)
-) Berakal sehat
-) Merdeka
-) Milik sendiri dan berkuasa penuh menggunakannya
-) Sudah mencapai nisab (sesuai dengan harta yang dizakatkan)
-) Telah mencukupi haul (satu tahun)

3. Macam-Macam Harta yang Wajib Dizakati


a.Binatang Ternak (seperti unta, sapi, kerbau, dan kambing)
b.Emas dan Perak
c. Harta perniagaan (seperti alat-alat, pakaian, makanan, perhiasan, dll)
d. Hasil pertanian (seperti biji-bijian, sayur-mayur, tanaman hias, rumput-
rumputan, dan dedaunan)
e.Harta rikaz atau harta temuan
PUASA
Saumu (puasa), menurut bahasa Arab adalah menahan diri dari segala
sesuatu, seperti menahan makan,minum, nafsu, menahan berbicara yang
tidak bermanfaat dan sebagainya.
Menurut istila agama islam yaitu menahan diri dari sesuatu yang
membatalkannya, satu hari lamanya, mulai dari terbit fajar sampai terbenam
matahari dengan niat dan syarat.
Puasa ada empat macam :
1. Puasa wajib, yaitu puasa bulan ramadhan, puasa kafarat, dan puasa
nazar.
2. Puasa sunat
3. Puasa makruh
4. Puasa haram
Syarat sah puasa
1. Islam
2. Mumayiz (dapat membedakan yang baik dengan yang tidak baik)
3. Suci dai darah haid (kotoran) dan nifas (darah sehabis melahirkan).
Orang yang haid atapun nifas itu tidak sah berpuasa, tetapi
keduanyawajib mengqada(membayar) puasa yang tertinggal itu
secukupnya.
4. Dalam waktu yang diperbolehkan puasa padanya. Dilarang puasa pada
hari raya dan hari Tasyriq (tanggal 11-12-13 bulan haji).
Fardu (rukun) Puasa:
1. Niat pada malamnya, yaitu setiap malam selama bulan Ramadan.

.







Barang siapa yang tidak berniat puasa pada malamnya sebelum fajar
terbit, maka tiada puasa baginya. (Riwayat lima orang ahli hadis)
2. Menahan diri dari segala yang membatalkan sejak terbit fajar sampai
terbenam matahari.

Definisi puasa (saum) menurut bahasa adalah menahan atau meninggalkan


diri dari sesuatu. Sedangkan pengertian dari puasa menurut istilah adalah
menahan diri dari kegiatan makan, minum dan juga bersetubuh yang di
mulai dari fajar sampai dengan waktu magrib dengan syarat tertentu karena
mengharap rida Allah SWT dan menyiapkan diri untuk bertakwa kepada-Nya.
Puasa Wajib : Pengertian, Syarat, Rukun dan Macam Puasa Wajib (Materi
Pelajaran Agama Kelas 8)

Syarat Wajib Puasa


Dibawah ini syarat wajib puasa yaitu:
a. Baligh (sudah sampai umur).
b. Berakal (tidak gila atau mabuk).
c. Berada di kampung (tidak bepergian jauh).
d. Sanggup melaksanakan puasa (tidak lemah dan tidak sakit).

Syarat Sah Puasa


Dibawah ini syarat sah puasa yaitu:
a. Beragama islam (tidak murtad).
b. Suci dari haid, nifas, dan wiladah.
c. Tamyiz (bisa membedakan antara yang baik dan buruk).
d. Berpuasa pada waktunya (bukan pada hari-hari yang terlarang untuk
melaksanakan puasa).

Rukun Puasa
Pengertian rukun puasa adalah sesuatu yang wajib (harus) dilakukan pada
saat berpuasa. Rukun berpuasa terdiri atas:
a. Islam
b. Niat.
c. Menahan diri dari makan, minum, bersetubuh, dan hal lain yang
membatalkan puasa ari terbit fajar hingga terbenam matahari.

Hal-hal yang Membatalkan Puasa


a. Makan, minum, dan bersetubuh dengan sengaja pada siang hari.
b. Memasukkan ke dalam perut lewat kerongkongan, walaupun makanan
yang tidak mengenyangkan.
c. Melihat bulan yang menunjukkan tanggal 1 Syawal.
d. Murtad (keluar dari agama Islam). e. Kedatangan haid atau melahirkan.
e. Muntah dengan sengaja.
f. Mengeluarkan mani dengan sengaja (onani).g. Hilang akal (gila atau
pingsan),
Macam-macam Puasa Wajib
a. Puasa
Ramadan
Pengertian Puasa Ramadan adalah puasa yang dilaksanakan pada bulan
Ramadan. Setiap orang islam yang telah memenuhi syarat-syaratnya untuk
puasa apabila menjumpai bulan Ramadan diharuskan untuk berpuasa penuh
selama 1 bulan.
Firman Allah swt.:

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa


sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
(Q.S. Al-Baqarah 183)

b. Puasa Nazar
Pengertian Puasa Nazar adalah puasa yang dilaksanakan karena memiliki
janji kepada Allah swt. Sebagai contoh saya akan berpuasa selama 7 hari
apabila saya menjadi juara 1 di kelas. Jika benar-benar juara 1 kelas maka
wajib melakukan puasa 7 hari tersebut. Maksud janji di sini adalah janji yang
baik yang tidak melanggar syariat agama.

c.Puasa Qada
Pengertian Puasa Qada adalah puasa yang wajib dijalankan karena berbuka
dalam bulan Ramadan karena ada uzur syari, seperti bepergian jauh, sakit,
haid, nifas, atau dengan sebab lain.

d. Puasa Kafarat
Pengertian Puasa Kafarat adalah puasa yang dilaksanakan karena adanya
pelanggaran terhadap sesuatu tatanan syariat. kika dilanggar maka yang
bersangkutan wajib berpuasa selama hari yang telah ditentukan. Contohnya
membunuh dengan tidak sengaja, mengerjakan sesuatu yang diharamkan
dalam haji serta tidak sanggup menyembelih binatang sebagai denda,
merusak sumpah, dan berzihar dengan istri. Maka orang yang melakukan
hal-hal di atas wajib berpuasa. Dengan demikian, puasa kafarat adalah
puasa sebagai pengganti, karena melakukan larangan-larangan tertentu.
Lamanya waktu puasa kafarat adalah dua bulan berturut-turut dan
hukumnya wajib.

Anda mungkin juga menyukai