Anda di halaman 1dari 9

HIJRAH DAN RELASI KAUM MUHAJIRIN DAN ANSHAR

ZIORA DIKA FATAMA (18110040)


Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Email: Zioravalle@gmail.com.

Abstrak : Hijrah merupakan salah satu strategi dakwah yang digunakan oleh Rasulullah, yang
mana hijrah dilakukan untuk menjauhkan dari siksaan dan tekanan kaum kafir Quraisy pada
saat itu. Setidak-tidaknya umat muslim pernah melakukan hijrah ke beberapa tempat di
antaranya ke Habasyah dan Madinah untuk mencari perlindungan. Saat Hijrah ke Madinah
terdapat dua kelompok Islam yaitu kaum Muhajirin dan kaum Anshar, kedua kelompok ini
memimiliki perannya masing-masing terhadap pejuangan dakwah Rasulullah. Agar semakin
kuat dan kokohnya persatuan umat muslim, maka Rasulullah berinisiatif mempersatukan
keduanya agar terciptanya rasa persaudaraan di atas dasar keimanan kepada Allah SWT.

Kata Kunci: Hijrah, Habsyah, Yastrib, Kaum Anshar, Kaum Muhajirin

A. PENDAHULUAN
Sejak turunnya perintah mengenai dakwah secara terang-terangan, kaum muslimin
dilanda ujian yang maha dahsyat, yang mana mereka tak henti-hentinya mendapatkan
siksaan dan ancaman dari kaum kafir Quraisy. Pada saat itu banyak kaum muslimin yang
berasal dari kalangan tidak mampu, hal tersebut membuat kaum kafir Quraisy semakin
semena-mena bertindak terhadapkaum muslimin. Melihat hal tersebut, Rasulullah membuat
strategi guna menyelamatkan kaum muslimin dari kekejaman kaum kafir Quraisy, dengan
melakukan hijrah mencari tempat yang aman.
Kaum muslimin pernah melakukan hijrah kebeberpa tempat, dua di antaranya adalah
hijrah ke Habsyah dan Yastrib. Ada beberapa pertimbangan mengapa Rasulullah memilih
Habsyah dan Madinah sebagai tempat perlindungan yang aman. Habsyah pada saat itu
dipimpin dan di kuasai oleh raja yang adil kepada setiap manusia, sedangkan dipilihnya kota
Yastrib karena saat itu masyarakat Yastrib sudah ada yang masuk Islam dan mereka
menjamin keselamatan Nabi dan pengikutnya.
Saat hijrah ke kota Yastrib, Rasulullah membawa umatnya yang dinamakan kaum
Muhajirin, kaum inilah yang setia kepada Rasulullah selama perjuangan dakwah Islam
dengan turut serta hijrah bersama Nabi. selain itu ada juga kaum yang menyambut Nabi di
kota Yastrib yang dinamakan kaum Anshar. Kedua kaum tersebut memiliki latar sosial dan
ekonomi yang berbeda, karena kaum Muahjirin dari Makkah sebagian besar adalah
pedagang, sedangkan kaum Anshar sebagian besar bertani. Melihat perbedaan tersebutlah
Rasulullah menyusun strategi guna mempersaudarakan kedua kaum tersebut.

B. PEMBAHASAN

Hijrah

Pengertian

Habsyah Yastrib

1. Hijrah
Hijrah asal kata dari Haraja Yahruju Hajran yang memiliki makna memutuskan
hubungan.1 Sedangkan lawan kata dari hijrah adalah al wasl yang bermakna menyambung.
Pada kamus yang sama, kata hijrah berarti al-Khuruj Min Ard Ila Ard yang mana memiliki
arti berpindah darisuatu tempat menuju tempat yang lain.2 Ditinjau dari sudut pandang
agama, Ibn Taimiyah, Ibn Hajar, dan Ibn Arabi berpendapat hijrah adalah perpindahan dari
suatu negeri yang dalam situasi darurat atau negeri kafir menuju negeri muslim. Negeri
kafir di sini dimaksudkan pada sebuah negeri yang mana negeri tersebut dalam penguasaan
orang-orang kafir. Adapun negeri muslim berarti negeri tesebut dalam peguasaan orang-
orang muslim meski non muslim masih menjadi mayoritas di negeri tersebut.3 Ibnu Arabi

1
Mahmud Yunus, Kamus Arab – Indonesia, cet 9, (Jakarta : PT. Hidakarya Agung, 1990), hlm.477-478.
2
Muhammad Ibn Mukarram Ibn Manzur, Lisan al-„Arab, juz 9, (Kairo : Daar al- Hadith, 2003),hlm.32.
3
Ahzami Sami‟un Jazuli, Hijrah dalam Pandangan Alquran, terj. Eko Yulianti (Jakarta : Gema Insani Press,
2006),hlm. 17.
memperjelas pengertian hijrah yang mana menurutnya memiliki beberapa jenis pengetian,
di antaranya:
a. Meninggalkan sebuah negeri karena sebagian besar masyarakatnya merupakan
ahli bidah
b. Mengasingkan diri dari sebuah negeri karena banyak yang melalukan hal-hal yang
telah diharamkan Allah
c. Menyelamatkan diri dari kejaran musuh
d. Berpindah dari suatu negeri ke negeri yang aman untuk menyelamatkan diri dari
wabah penyakit
e. Melarikan diri guna mengamankan harta dan beda yang kita miliki4

Dalam sejarah perjuangan Islam, setidaknya sebanyak dua kali kaum muslimin pernah
melakukan hijrah, yaitu ke Habsyah dan ke Madinah. Pada bulan Rajab bertepatan pada
tahun 615M, umat muslim melakukan hijrah pertamanya ke Habsyah. Dalam
perjalanannya, umat muslim di bagi menjadi dua, golongan pertama berangkat dengan
jumlah 14 orang yang mana 4 orang perempuan dan 10 orang laki-laki5 kemudia
Selanjutnya rombongan kedua menyusul dengan jumlah yang lebih besar yaitu 100 orang,
dan dipimpin oleh Ja‟far bin Abi Thalib yang mana merupakan sepupu dari Nabi
Muhammad SAW. Tujuan dari hijrah ini adalah guna mencari kenyamanan dan
ketenangan hidup, karena selama ini kaum muslimin berada dalam tekanan yang sangat
besar oleh kamu kafir Quraisy. Sesampainya di Habsyah, umat muslim mendapatkan
perlakuan yang baik dari raja Habasyah, karena memang terkenal sebagai raja yang
bijaksana, bahkan tidak ragu memperhatikan dan melindungi kaum muslimin. Mendegar
kabar tesebut, kafir Quraisy menjadi berang, mereka sampai mengirim utusan agar
menghasur raja Habsayh untuk bersedia mengusir kaum muslimi, namun raja Habasyah
tidak terpengaruh oleh mereka.6

4
Ibid,hlm.19
5
Muhammad Imron dkk, Pendidikan Agama Islam untuk SD kelas VI. ( Jakarta : Pusat kurikulum dan perbukuan
kementrian pendidikan nasional, 2011). Hal.103
6
Muhammad al – Ghazali, Sejarah perjalanan hidup Muhammad, ( Yogyakarta : Mitra Pustaka, 2006). Hal. 195
Setelah masuknyadua tokoh yang paling disegani dikalangan kafir Quraisy yaitu
Umar bin Khattab dan Hamzah masuk Islam, tekanan terhadap kaum muslimin mulai
berkurang, untuk itu Nabi memerintahkan mereka kembali ke Makkah. setelah kembali ke
Makkah, hal ssamapun kembali dilakukan kafir Quraisy dengan mengancam bahkan
menyiksa umat muslim secara fisik. Melihat kperistiwa terus terjadi, Nabi Muhammad
membuat sebuah keputusan untuk melakukan hijrah bersama kaumnya ke kota Yastrib atau
saat ini dikenal dengan kota Madinah. Strategi yang diambil adalah Nabi Muhammad
menyeru kepada kaumnya agar terlebih dahulu berangkat secara sembunyi-sembunya,
karena kaum Qurasiy yang terus mengahangi umat muslim untuk berhijrah. Abu Salamah
dengan istriya, Utsman, Ummi kulsum, dan Umar merupakan sahabat yang pertamakali
melakukan hijrah ke Yasrib. Tidak sedikit harta yang ditinggalkan demi meperjuangkan
agama Allah SWT.7

Sekitar 150 orang telah berangkat ke Madinah hanya dalam waktu dua bulan.
Mengetahui kaum muslimin telah hijah, kaum Qurasiy hendak membunuh Nabi
Muhammad SAW, namun Nabi beserta sahabatnya Abu Bakar dapat menyelamatkan diri
dengan melakukan perjalanan dengan cara sembunyi-sembunyi.8 Allah berfirman dalam
QS al-Anfal: 30

ْ ‫ّللاََُ َخ ْي ُس‬
ََ‫ََال َوب ِم ِسيي‬ َ ‫ََو‬ َ ‫ُوىَََويَ ْو ُن ُس‬
َ ُ‫ََّللا‬ َ َ ‫َوإِ ْذََيَ ْو َُن ُسََبِلَََالَ ِرييَََ َمفَسُواَلِي ُْثبِتُىكَََأَوََْيَ ْقتُلُىكَََأَوََْي ُْخ ِسجُى‬
‫ََويَ ْو ُنس‬
َ ‫ك‬

Artinya:”Dan ingatlah ketika orang kafir ( Qurays ) memikirkan daya upaya


terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau
mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan
Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.”

7
M.Amir Sholehuddin dkk, Lembar kerja dan Evaluasi Pendidikan Agama Islam “Ta’lim”, ( Mojokerto : CV.
“Mia” Surabaya – Indonesia). Hal.22
8
Ibid, Hal.25
Rasulullah beserta pengikutnya diterima sangat hangat oleh masyarakat Yastrib
dengan penuh kegembiraan, bahkan masyarakat Yastrib `juga berbondong-bondong
menyatakan ke Islamannya. Ada dua faktor yang menyebabkan mengapa masyarakat
Yastrib begitu mudah menerima agama yang di bawa oleh Rasulullah: 9

a. Masyarakat Yastrib sudah memahami agama-agama ketuhanan sebelum


datangnya Islam
b. Masyarakat Yastrib pada saat itu sering terjadi peperangan antara suku,
sehingga mereka membutuhkan seorang pemimpin yang mampu menyatukan
mereka.

2. Relasi Kaum Muhajirin dan Ansar

Relasi Kaum
Muhajirin dan
Ansar

Kaum
Kaum Ansar Persaudaraan
Muhajirin

Kaum Muhajirin adalah orang-orang mukmin yang rela untuk berhijrah bersama
Nabi ke kota Yastrib dan meninggalkan tempat kelahiran mereka. Kaum muhajirin bahkan
juga meninggalkan keluar maupun harta yang mereka miliki. Kaum Muhajirin juga terdiri
dari orang-orang yang sudah dekat dengan Nabi, mereka di antaranya sperti Abu Bakar,
Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thaib dan masih banyak lagi.

Kaum Ansar memiliki arti nama kaum penolong atau umat penolong, karena
merekalah orang-orang yang bersedia dengan baik menerima Nabi dengan pengikutnya
(Muhajirin) dari mulai datang hingga Nabi menetap di kota Yastrib. Bantuan itu berbentuk
moril dan bahkan materil. Mereka dengan senang hati membantu dan menolong saudara-
9
Kementrian Agama Republik Indonesia, “Sejarah Kebudayaan Islam”(Jakarta:Direktorat Jendral Pendidikan
Islam, 2014),hal.43.
saudaranya (kaum muhajirin) yang pada saat itu tidak banyak memiliki harta benda karena
mereka tinggalkan di kota Makkah.10

Sesampainya di kota Makkah Rasulullah kemudian mempersaudarakan kedua kaum


tersebut. kaum Muhajirin diterima sangat baik oleh penduduk Ansar yang mana sebagai
saudara baru mereka. Kaum Ansar juga tidak ragu untuk memberikan tempat tinggal hinga
makan bagi saudaranya tersebut. Menurut Ibnu Qayyim, bahwa Rasulullah telah
mepersaudaran mereka di sebuah rumah yang dimiliki seseorang bernama Anas bin Malik,
jumlah mereka 90 orang, setengah dari kaum Ansar selaku penduduk asli Madinah dan
setengah dari kaum Muhajirin.11 Selanjutnya Rasulullah mempersaudarakan merera
layaknya saudara kandung, agar semakin eratnya hubungan persaudraan mereka, seperti : 12

a. Abu Bakar telah dipersaudarakan dengan sahabat bernama Harits bin Zaid
b. Ali bin Abi Thalib telah dipersaudarakan dengan sahabat bernama Muadz
c. Umar bin Khattab telah dipersaudarakan dengan sahabat bernama Utbah bin
Malik
d. Mus‟ab bin Umair telah dipersaudarakan dengan sahabat bernama Abu Ayyub
al-Anshari
e. Zubair bin Awam telah dipersaudarakan dengan sahabat bernama Salamah bin
Salamah

Selain itu tujuan Rasulullah mempersaudarakan kaum Muhajirin dengan kaum Ansar
agar saling mewarisi harta jikalau ada yang wafat di samping kerabatnya. Al-Bukhari
berkata, “Ketika kaum Muhajirin tiba di Madinah, maka mula-mula yang menjadi ahli
waris orang-orang Anshar adalah orang-orang Muhajirin, sedangkan keluarga orang-orang
Anshar sendiri tidak dijadikan ahli waris. Demikian ini terjadi disebabkan eratnya
persaudaraan di antara yang telah dibuat oleh Rasulullah SAW.” Namun hal ini berlaku
hanya sampai perang Badar.13Allah berfirman dalam QS al-Anfal: 75 :

10
K. Ali, Sejarah Islam (Tarikh Pramodern), (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2003) hlm. 62
11
Shodiq Ramadhan, Persaudaraan Kaum Muslimin di Madinah, https://suaraislam.id/persaudaraan-kaum-
muslimin-di-madinah/ diakses pada 8/10/2020 pukul 22:41 WIB
12
Puji prihwanto, Pendidikan Agama Islam untuk SD/MI kelas VI Semester 2, ( Pasuruan : CV.Gantari ). Hal.27
13
Shodiq Ramadhan, Persaudaraan Kaum Muslimin di Madinah, https://suaraislam.id/persaudaraan-kaum-muslimin-
di-madinah/ diakses pada 8/10/2020 pukul 23:44 WIB
۟ ُ‫َۚوأُ ۟ول‬ َٰٓ َٰ ۟ ‫َو َٰ َجهَ ُد‬ ۟ ‫ىاَ ِه ۢيَبَ ْع ُدَ َوهَب َجس‬ ۟ ُ‫َوٱلَ ِرييَ َ َءاهن‬
ٍ ‫ضهُ ْنَأَوْ لَ َٰىَبِبَع‬
َ‫ْضَفِى‬ ََ ْ‫َٱْلَز‬
ُ ‫ح ِبمَبَ ْع‬ ْ ‫ىا‬ َ َ‫واَ َه َع ُن ْنَفَأ ُ ۟ولَئِلَ َ ِهن ُن ْن‬ َ ‫ُوا‬ َ
َ ‫َٱَّللََِۗإِ َى‬
َۢ ِ‫َٱَّللََبِ ُنلِّ َ َش ْى ٍءَ َعل‬
‫ين‬ َ ‫ب‬ ِ َ‫ِم َٰت‬

Terjemah Arti: “Dan orang-orang yang beriman sesudah itu kemudian berhijrah
serta berjihad bersamamu maka orang-orang itu termasuk golonganmu (juga). Orang-orang
yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya
(daripada yang bukan kerabat) di dalam kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.” (QS. al-Anfal:75)

Muhammad al-Ghzali memaknai persaudaraan antara kaum Anshar dan Muhajirin


sebagai salah satu cara agar menghilangkan rasa fanatisme jahiliyah sehingga
menyadarkan bahwa hanya Islam yang pantas dibela. selain itu juga untuk menghilangkan
rasa perbedaan baik itu warna kulit maupun keturunan sehingga tidak ada yang merasa
kebih unggul kecuali ketakwaan kepada Allah SWT.14

Persaudaraan antara kaum Anshar dan kaum Muhajirin bukan hanya isapan jempol
belaka, mereka benar-benar membuktikan sebuah persaudaraan yang kokoh karena
dibangun atas dasar ke imanan kepada Allah. Mereka saling menyayangi, saling tolong
menolong, hingga saling mendahulukan kepentingan mereka satu sama lain. Sebagaimana
yang telah diriwayatkan oleh Imam Abu Hurairah, bahwasanya saat itu golongan dari
kaum Anshar berkata kepada Rasulullah “Bagilah kebun kurma kami untuk kami dan
saudara-saudara kami.” Kemudian Rasulullah menjawab “tidak perlu”, mereka kembali
berkata “Kalau begitu, cukuplah kami yang menggarapnya dan kami akan membagikan
hasilnya dengan kalian”, selanjutnya kelompok Muhajirin berkata “kami taat dan kami
patuh”. Abdurrahman bin Zaid bin Aslam kemudian menjelaskan kepada kelompok Anshar
“Sesungguhnya saudara-saudara kalian ini telah meninggalkan harta dan anak-anak, lalu
mereka pergi mendatangi kalian”.

Kelompok Anshar kembali berkaa “Kami akan membagi harta kami dengan mereka”,
Rasulullah pun bertanya “Bagaimana jika dengan selain cara itu?” “Cara apakah itu wahai
Rasulullah?”, Tanya mereka. Rasulullah menjawab, “Muhajirin adalah orang-orang yang
tidak mengerti bercocok tanam. Cukuplah kalian yang mengerjakannya, dan kalian bisa

14
Ibid.,
membagi hasilnya.” Kelompok Muhajirin berkata, “Wahai Rasulullah, kami belum pernah
melihat suatu kaum yang lebih baik dan lebih dermawan dari kaum Anshar. Apabila
mereka mempunyai harta, maka mereka memberikannya kepada kami. Mereka mengolah
kebun sendirian dan kami tidak membantunya, tetapi hasilnya kami juga mendapat bagian.
Oleh karena itu, kami khawatir bahwa mereka akan memborong semua pahala.” Nabi
SAW menjawab pertanyaan kelompok Muhajirin, “Mereka tidak akan memborong semua
pahala selama kalian selalu memuji mereka dan berdoa kepada Allah untuk mereka”.15

C. KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dalam penulisan jurnal ini dapat ditarik
beberapa poin kesimpulan sebagai berikut:
1. Hijrah asal kata dari Haraja Yahruju Hajran yang memiliki makna memutuskan
hubungan
2. Ditinjau dari sudut pandang agama hijrah adalah perpindahan dari suatu negeri yang
dalam situasi darurat atau negeri kafir menuju negeri muslim
3. Dalam sejarah perjuangan Islam, setidaknya sebanyak dua kali kaum muslimin pernah
melakukan hijrah, yaitu ke Habsyah dan ke Madinah
4. Perjalanan hijrah ke Habsyah terjadi pada tahun 615 M yang dibagi menjadi dua
kelompok perjalanan
5. Sedangkan saat proses hijrah ke Yastrib, terdapat 150 orang yang berangkat dalam
kurun waktu dua bulan
6. kelompok yang ikut hijrah bersama Nabi ke Yastrib dinamakn kaum Muhajirin
7. kelompok yang menyambut dan menolong Nabi beserta kaum muslimin dinamakn
kaum Anshar atau kaum penolong
8. Salah satu strategi yang diambil oleh Rasululah saat di kota Yastrib adalah
mempersaudarakan kaum Muhajirin dan kaum Anshar, Rasulullah mempersaudarakan
mereka layaknya saudara kandung.
9. Rasulullah sukses mempersaudarakan mereka sehingga terciptanya sikap saling
menyayangi, saling tolong menolong, hingga saling mendahulukan kepentingan
mereka satu sama lain

15
Syaikh Muhammad Yusuf Rah.A., Kisah Teladan Sepanjang Zaman Rasulullah dan para sahabat, (Yogyakarta :
PT. Buku Kita, 2008 ). Hal.522
DAFTAR PUSTAKA

Al-Ghazali, Muhammad. 2006. Sejarah perjalanan hidup Muhammad, ( Yogyakarta : Mitra


Pustaka)

Ali, K. 2003. Sejarah Islam (Tarikh Pramodern), (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada)

A, Syaikh Muhammad Yusuf Rah. 2008. Kisah Teladan Sepanjang Zaman Rasulullah dan para
sahabat, (Yogyakarta : PT. Buku Kita)

Imran, Muhammad dkk. 2011. Pendidikan Agama Islam untuk SD kelas VI. ( Jakarta : Pusat
kurikulum dan perbukuan kementrian pendidikan nasional)

Jazuli, Ahzami Sami‟un. 2006. Hijrah dalam Pandangan Alquran, terj. Eko Yulianti (Jakarta :
Gema Insani Press)

Kementrian Agama Republik Indonesia. 2014. “Sejarah Kebudayaan Islam”(Jakarta:Direktorat


Jendral Pendidikan Islam)

Manzur, Muhammad Ibn Mukarram Ibn. 2003. Lisan al-„Arab, juz 9, (Kairo : Daar al- Hadith)

Prihwanto, Puji. Pendidikan Agama Islam untuk SD/MI kelas VI Semester 2, ( Pasuruan :
CV.Gantari

Ramadhan, Shodiq. Persaudaraan Kaum Muslimin di Madinah,


https://suaraislam.id/persaudaraan-kaum-muslimin-di-madinah/ diakses pada (10
September 2020)

Sholehuddin, Amir dkk. Lembar kerja dan Evaluasi Pendidikan Agama Islam “Ta‟lim”,
(Mojokerto : CV. “Mia” Surabaya – Indonesia)

Yunus, Mamud. 1990. Kamus Arab – Indonesia, cet 9, (Jakarta : PT. Hidakarya Agung

Anda mungkin juga menyukai