Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Materi PAI Tingkat Menengah (SMA)
Dosen Pengampu: Dra.Hj. Noor Alwiyah, M. Pd.
Disusun Oleh:
Kelompok 7
2020
TUGAS KELOMPOK 7
MATERI : FIQIH
KELAS : XI
KOMPETENSI DASAR : 3.9 Memahami pelaksanaan tata cara
penyelenggaraan jenazah.
4.9 Memperagakan tata cara penyelenggaraan
jenazah.
INDIKATOR : 3.9.1 Siswa dapat menjelaskan kewajiban umat
Islam terhadap orang yang meninggal.
3.9.2 Siswa dapat menjelaskan tata cara
memandikan jenazah.
3.9.3 Siswa dapat mendeskripsikan tata cara
mengkafani jenazah.
3.9.4 Siswa dapat menjelaskan tata cara
menshalatkan jenazah.
3.9.5 Siswa dapat menjelaskan tata cara
menguburkan jenazah.
4.9.1 Siswa dapat memperagakan tata cara
memandikan jenazah.
4.9.2 Siswa dapat memperagakan tata cara
mengkafani jenazah.
4.9.3 Siswa dapat mempraktikkan tata cara
menshalatkan jenazah.
4.9.4 Siswa dapat mempraktikkan tata cara
menguburkan jenazah.
1
Rumusan Materi:
A. Kewajiban Umat Islam terhadap Orang Meninggal
1. Sakaratul Maut
َ ُم ا ك
نت َ ِ ح ۖ ِّق ذَٰل
َ ك َ ت ب ِ ۡٱل َ س ۡك َرةُ ۡٱل
ِ م ۡو َ جٓا َء ۡت
َ َو
١٩ ُ حيد ُ م ۡن
ِ َه ت ِ
”Dan datanglah sakaratul maut yang sebenar-benarnya. Itulah yang kamu
selalu lari dari padanya.” (QS. Qāf [50]: 19)
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan ketika menjumpai orang yang
baru saja meninggal dunia di antaranya:
a. Apabila mata masih terbuka, pejamkan matanya dengan mengurut
pelupuk mata pelan-pelan.
b. Apabila mulut masih terbuka, katupkan dengan ditali (selendang) agar
tidak kembali terbuka.
c. Tutuplah seluruh tubuh jenazah dengan kain sebagai penghormatan.
2. Proses Pengurusan Jenazah
1
Istilah jenazah berasal dari bahasa Arab, yang berarti mayat dan dapat pula
berarti usungan beserta mayatnya. Seorang muslim yang telah meninggal dunia
harus segera diurus, tidak boleh ditunda-tunda kecuali terdapat hal-hal yang
memaksa, seperti menunggu visum dokter, menunggu keluarga dekatnya dan
lain sebagainya.
Mengurus jenazah hukumnya farḍu kifāyah, artinya jika dalam suatu
daerah terdapat orang yang meninggal dunia, maka orang Islam di daerah
tersebut wajib mengurus jenazahnya. Namun jika tidak seorangpun di daerah
tersebut melaksanakannya, semua orang Islam di daerah tersebut berdosa.
Dasar hukum yang menjelaskan pentingnya merawat jenazah sebagaimana
hadits Nabi berikut, yang artinya:
ِ َ َالل عِلََِيْه و سلَّم ق
ِْ َأِْسعُ ْوا باِلَْنَ َاز ِة ف ََِِّّّّ ِِض الِ ّٰل َع ْنهُ َع ِن الن ُِ َِ عن
إن ََْ :ال َ َ َ ِْ َ ّٰ ص َّل َ ِِب ََِ أِب ُِهَر َْير َة َر
َ َْ
تضعُ ْونُهََُ َع ْن رِقََِاب ُك ْم
َ شٌَّ َلك ف
َ ِسوى َذ
َ يكَُ صاحلَةً فَ َخ ٌْي ُت َق ّد ُم ْو َن َها إِلَ ْه َو إ ْن
َ تُك
ََُ
1
b. Tubuh / anggota badan masih ada
1
k. Jika keluar najis dari jenazah itu setelah dimandikan dari badannya,
wajib dibuang dan dimandikan kembali. Jika keluar najis setelah di
atas kafan, tidak perlu untuk diulang mandinya, tetapi cukup untuk
membuang najisnya saja.
l. Keringkan tubuh jenazah setelah dimandikan dengan kain atau
handuk sehingga tidak membasahi kafannya.
m. Selesai mandi, sebelum dikafani berilah wangi-wangian yang tidak
mengandung alkohol. Pemberian wewangian untuk jenazah
sebaiknya menggunakan kapur barus.
1
b. Angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan letakkan
di atas kain kafan memanjang lalu ditaburi dengan wangi-wangian.
Kain kafan perempuan terdiri atas lima lembar kain kafan putih, yaitu:
a. Lembar pertama yang paling bawah untuk menutupi seluruh
badannya yang lebih lebar.
b. Lembar kedua untuk kerudung kepala.
c. Lembar ketiga untuk baju kurung.
d. Lembar keempat untuk menutup pinggang hingga kaki.
e. Lembar kelima untuk pinggul dan pahanya.
1
a. Susunlah kain kafan yang sudah dipotong-potong untuk masing-
masing bagian dengan tertib. Kemudian angkatlah jenazah dalam
keadaan tertutup dengan kain dan letakkan diatas kain kafan sejajar,
serta taburi dengan wangi-wangian atau dengan kapur barus.
b. Tutup lubang-lubang yang mungkin masih mengeluarkan kotoran
dengan kapas.
c. Tutupkan kain pembungkus pada kedua pahanya.
d. Pakaikan sarung (cukup disobek saja, tidak dijahit)
e. Pakaikan baju kurungnya (cukup disobek saja, tidak dijahit)
f. Dandanilah rambutnya tiga dandanan, lalu julurkan kebelakang.
g. Pakaikan penutup kepalanya (kerudung)
h. Membungkusnya dengan lembar kain terakhir dengan cara
menemukan kedua ujung kain kiri dan kanan lalu digulung ke dalam.
Setelah itu, ikat dengan sobekan pinggir kain kafan yang setelahnya
telah disiapkan di bagian bawah kain kafan, tiga atau lima ikatan,
dan dilepaskan ikatannya setelah diletakkan di dalam liang lahat.
Setelah itu, siap untuk dishalatkan.
1
Semua syarat wajib dan syarat sahnya shalat fardlu menjadi syarat dalam
shalat jenazah, kecuali waktu shalat. Setelah berdiri kemudian mulai shalat
dengan urutan: takbiratul ihram dan niat, membaca surat al-Fatihah, takbir
kedua membaca shalawat atas Nabi, takbir ketiga membaca doa untuk si
mayat, takbir keempat membaca doa kemudian mengucap salam.
Adapun tata cara pelaksanaanya adalah:
1. Membaca niat
Jenazah laki-laki:
ِ ات َفرض الْ ِك َفاي ِة مأْموما
ٍ ِ
ِهلل َت َعاىَل ً ُْ َ َ َ ْ َ صلِّى َعلَى َه َذاالْ َميِّت اَْربَ َع تَ ْكرِب
َ ُا
“Saya niat shalat atas mayit laki-laki ini empat takbir fardhu kifayah
karena Allah Ta'ala.”
Jenazah Perempuan:
ِ ات َفرض الْ ِك َفاي ِة مأْموما
ٍ ِ ِِ
ِهلل َت َعاىَل ً ُْ َ َ َ ْ َ صلِّى َعلَى َهذه الْ َميِّتَة اَْربَ َع تَ ْكرِب
َ ُا
“Saya niat shalat atas mayit perempuan ini empat takbir fardhu kifayah
karena Allah Ta'ala.”
Jenazah Ghaib:
1
ِِ ِ
ُ اللَّ ُه َّم ا ْغف ْر لَهَ َو ْارمَح ْهَ َو َعافه َو ْاع
َف َعْنه
“Ya Allah ampunilah dia, sayangilah dia, selamatkanlah dia, dan
maafkanlah dia."
5. Membaca doa setelah takbir ke-4.
Jenazah Laki-laki:
ِ ِ
ْ اَللَّ ُه َّم الَ حَتْ ِر ْمنَا أ
َُجَرهُ َوالَ َت ْفتنَّا َب ْع َدهُ َو ا ْغف ْر لَنَا َولَه
"Ya Allah, janganlah engkau haramkan kami dari pahalanya, dan
janganlah engkau beri fitnah kepada kami setelah kematiannya, dan
ampunilah kami dan juga dia".
Jenazah Perempuan:
ِ ِ
ْ اَللَّ ُه َّم الَ حَتْ ِر ْمنَا أ
ََجَر َه َوالَ َت ْفتنَّا َب ْع َد َه َو ا ْغف ْر لَنَا َولَه
"Ya Allah, janganlah engkau haramkan kami dari pahalanya, dan
janganlah engkau beri fitnah kepada kami setelah kematiannya, dan
ampunilah kami dan juga dia".
E. Tata Cara Menguburkan Jenazah.
Setelah dishalatkan, jenazah segera dikuburkan. Jenazah sebaiknya
dipikul oleh empat orang jamaah. Ibnu Mas’ud berkata:
1
tali pengikat jenazah bagian kepala dan kaki dibuka agar menyentuh tanah
langsung.
1
hewan, saat pasukan berperang, ketika kebakaran, dikatakan juga ketika
menurunkan mayit ke kubur, diumpamakan seperti saat pertama datang
ke dunia."
8. Tutuplah liang lahat dengan papan kayu atau yang lain. Hal itu
dimaksudkan agar apabila ditimbun, badan jenazah tidak terhimpit
dengan timbunan.
9. Timbunlah pelan-pelan liang lahat sampai selesai. Maksudnya, agar
penutup liang lahat tidak patah. Timbunan ditinggikan dari tanah
sekitarnya agar tidak tergenang air apabila hujan.
َْ ت ِع
ند ِ ّال للِ ْمي ِ انصف الناَّس ع ْنه َكنوا ِِ ّع املي ا ََِِذا َس َوي
َ َ يْستَحُّب ْو َن ا ََْْن يُ َق
ََْ ُ ُ َ ُ َ َْ ت َقْبُهُ َو َْ
َ
ب ٍ ث مَّر
ِّ ات ياَفُاَل ُن قُ ْل َر ُّٰ َّ الل أ ْش َه ُد ا ََْْن اَلِ الِ ٰهَ إاِل
َ َ َ الل ثاَل
ِ اِل ِ
ّٰ َّ َقْبه ياَفُاَل ُن قُ ْل اَل ال ٰه ا
ِ ُّٰ
ُُِ نص
ِف (رواه سعيد بن َْ َوسلَّ َم مُثَّ ي ُّٰ ص َّل
َ الل َعلَ ْيه َ الل َودي ِْن اإْل ْسالَ ُم َونيَبِِّ مَُمَّ ٌد
)منصور ف سننه
"Apabila telah diratakan atas mayit akan kuburnya dan telah berpaling
manusia dari paanya adalah mereka para sahabat mengistihbabkan
(menyunatkan) bahwa dikatakan bagi mayit pada kuburnya: Ya fulan:
katakanlah La Ilaha Illallah, Asyhadu alla Ilaha Illallah, tiga kali. Hai
Fulan katakanlah: Tuhanku Allah, Agamaku Islam dan Nabiku
Muhammad saw, kemudian berpalinglah ia. Diriwayatkan oleh Sa’id bin
Manshur dalam sunannya."
Referensi:
1
Rasjid, Sulaiman. 2018. Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
S. Andi dan Ulfah Hayati M. 2014. Fikih- Ushul Fikih. Jakarta: Kementerian
Agama.
Samsuri, M. 2003. Penuntun Shalat Lengkap. Surabaya: Apollo.