Anda di halaman 1dari 9

Kemuliaan Bagi Yang Memakmurkan Masjid

Yang dimaksud dengan memakmurkan masjid adalah mereka yang terpaut dengan hatinya
dengan masjid, mereka turut andil membangunnya, mengurusinya dan menghidupkannya dengan
berbagai amal ibadah atau amal shalih yang diridhai oleh Allah SWT.
Al-Quran dan Al-Hadits banyak menjelaskan mengenai keutamaan dan kemuliaan yang
diberikan oleh Allah kepada mereka yang memakmurkan masjid diantaranya :
1. Mengelompokkan sebagai orang mukmin sejati, sebagaimana firman Allah dalam surat AtTaubah ayat 18:


Artinya: Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman
kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan sholat, menunaikan zakat dan tidak
takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan
termasuk golongan orang yang mendapat petunjuk.
Dari pemahaman ayat ini, yang memakmurkan masjid mereka adalah mereka yang:
1. Beriman kepada Allah dan hari akhir,
2. Mereka senantiasa mendirikan shalat secara istiqomah,
3. Mereka menunaikan zakat,
4. Mereka tidak takut kepada siapapun kecuali hanya takut kepada Allah SWT, dan
5. Dikelompokkan orang yang mendapat petunjuk Allah.

Ayat ini diperkuat juga oleh Hadits Rasulullah SAW:





Artinya : Apabila kalian melihat orang yang membiasakan dirinya berada di dalam masjid,
maka persaksikanlah bahwa dia itu beriman, kemudian beliau membacakan Innamaa yamuru
masajidallah. (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim dan Abu Said).

2. Allah akan membangunkan rumah baginya di surga

Telah jelas dan mudah dipahami dalam hadits Rasulullah SAW, bahwa orang yang
memakmurkan masjid dengan membangun dan memelihara pembinaan masjid akan
dibangunkan oleh Allah rumah di surga kelak. Hal ini tersebut sebagaimana yang diriwayatkan
oleh Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi dari Usman bin Affan Radiallahu anhu.

Barang siapa membangun majsid yang diniatkan untuk memperoleh keridhaan Allah, niscaya
Allah membangun baginya rumah di surga. (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi)
Demikian pula sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ahmad dari Ibu Abbas yang hadits tersebut
dinilai marfu menjelaskan hadits Rasulullah SAW :

(
)



Barang siapa membangun masjid karena Allah, meskipun seluas tanah galian burung merpati
(tempat ia menggali tanah untuk bertelur di dalamnya), niscaya Allah akan membangun rumah
baginya di surga (HR, Ahmad)

3. Dimuliakan oleh Rasululah


Disamping rasululah telah menunjukkan akan dibangunkan rumah di surga bagi yang
memakmurkan masjid, Rasulullah sangat memuliakan kepada mereka yang memelihara masjid,
hal ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Ibnu Majah sbb:
:

Ada seorang wanita yang senantiasa menyapu masjid, kemudian mati, Nabi Saw lalu
menanyakan tentang wanita itu, dijawab bahwa dia telah mati. Nabi bersabda, mengapa kalian
tidak memberitahukannya kepadaku, agar aku menshalatkannya? Tunjukan kuburannya
kepadaku, maka beliau mendatangi kuburannya, lalu menshalatkannya. (HR. Bukhari, Muslim,
Abu Daud, dan Ibnu Majah).
Sungguh benar kemuliaannya bagi orang yang terpaut hatinya untuk kecintaan dan keikhlasan
dalam memakmurkan masjid. Oleh karena itu sangat beruntunglah mereka yang memiliki
kepribadian yang sangat mulia ini.
Memakmurkan masjid dapat dilakukan oleh siapapun yang beriman. Bila memiliki kekayaan
materi berarti Allah telah melebihkan keutamaan kepada mereka, karena disamping mereka
hatinya terpaut dengan masjid, ia telah berbuat banyak dengan harga bendanya memprakarsai
berdirinya dan memelihara kebutuhan-kebutuhan masjid untuk melayani umat beribadah kepada
Allah. Demikian pula betapa pun sebagai orang mukmin tidak memiliki kekayaan lebih, tetapi

hatinya terpaut dengan masjid dan berupaya dengan fisik dan pikirannya untuk memakmurkan
masjid Allah dan Rasulnya pun memuliakannya.

4. Pemakmur masjid juga termasuk dalam golongan diantara 7 golongan yang akan mendapatkan
perlindungan Allah pada saat tidak ada perlindungan selain perlindunganNya sebagaimana yang
disebutkan dalam hadits Rasulullah Saw :



:


.

Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat perlindungan Allah pada saat tidak ada
perlindungan selain perlindungan-Nya, yaitu : pemimpin yang adil; pemuda yang selalu
beribadah kepada Allah SWT; seseorang yang selalu terikat hatinya ke masjid, dua orang yang
saling cinta karena Allah, mereka bersatu dan berpisah karena-Nya, seseorang yang apabila
dibujuk (untuk berbuat dosa) oleh wanita cantik dan mempunyai kedudukan, maka orang itu
berkata: saya takut kepada Allah seseorang yang beribadah secara sembunyi-sembunyi dan
seseorang yang mengingat Allah (dzikrillah) di tempat yang sepi sampai ia mencucurkan air
matanya. (HR. Bukhari dan Muslim)
Allah subhaanahu wa taala berfirman





Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah
dan Hari akhir, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada
siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk
golongan orang-orang yang mendapat petunjuk (QS. At Taubah: 18)
Di dalam ayat ini ada penjelasan yang gamblang mengenai hakikat memakmurkan masjid. Ada 2
perkara yang amat mulia yang diperlukan untuk memakmurkan masjid:
1. Memperbaiki akidah
2. Beramal dengan baik
Adapun mengenai memperbaiki akidah, pada firman Allah,


orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari akhir
Maka orang yang memiliki akidah yang rusak, madzhab yang batil, pemikiran yang
menyimpang, sejatinya dia tidaklah memakmurkan masjid walaupun dia hadir dan ikut dalam
shaf-shaf shalat bersama orang-orang. Pondasi yang menjadi dasar memakmurkan masjid yang
sejati adalah akidah dan keimanan yang benar.
orang-orang yang beriman kepada Allah, yaitu beriman bahwa Allah sebagai Rabb, Pencipta,
Pemberi rezeki, Pemberi nikmat dan Pemberi karunia. Dia beriman kepada nama-namaNya yang
baik dan sifat-sifatNya yang mulia, beriman pada kesempurnaanNya, kebesaranNya,
keagunganNya dan ketinggianNya. Dia beriman bahwa Allah lah satu-satunya sesembahan yang
berhak disembah, tak ada sesembahan lain yang berhak disembah selain dia. Dia tunduk dan
bersandar kepadaNya, sujud dan ruku kepadaNya, berdoa hanya kepadaNya, dia meminta
wasilah kepadaNya. Dia pun meminta segala kebutuhan dan keinginan kepadaNya, yakin bahwa
tidak ada jalan keluar kecuali kepadaNya, tidak berdoa kecuali kepadaNya, tidak meminta
kecuali kepadaNya, tidak beristighatsah kecuali kepadaNya, tidak berkurban kecuali untukNya,
tidak meminta pertolongan dan perlindungan kecuali dari Allah.
Maka akidah orang ini tentang Allah adalah akidah yang benar, keimanan orang ini kepadaNya
adalah keimanan yang benar. Maka apabila pondasi dasar ini tidaklah benar, maka amalanamalan di atasnya bisa batal naudzubillah- dan lenyap walaupun banyak. Karena pondasi dasar
untuk memakmurkan masjid adalah akidah dan keimanan kepada Allah yang benar.
Di antara perkara yang sangat disayangkan, bahkan perkara ini adalah dosa besar yang sangat
besar, bahkan dosa besar yang paling besar dan paling berbahaya, yaitu dijumpainya pada
sebagian masjid, orang-orang yang meminta pertolongan dan berdoa pada selain Allah. Bahkan,
sebagian mereka mengeraskan suaranya, seraya berkata dalam sujud (padahal dia sedang berada
di masjid) , Tolong kami wahai Fulan!, naudzubillahi min dzaalik. Kadang juga, dia
mengangkat kedua tangannya, kemudian menyeru Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam atau
menyeru para wali. Maka di mana keimanan yang sejati kepada Allah?! Ke mana akidah yang
benar yang menjadi pondasi dasar agama Allah?! Sungguh Allah azza wa jalla telah berfirman,




Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu.
Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu

termasuk orang-orang yang merugi. Karena itu, maka hendaklah Allah saja kamu sembah dan
hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur (QS. Az Zumar: 65, 66)
Allah juga berfirman


dan sesungguhnya masjid itu hanyalah milik Allah (QS. Al Jin: 18)
Yaitu bahwa masjid yang merupakan tempat ibadah yang paling agung dibangun dengan pondasi
ikhlas karena Allah, tunduk pada keagunganNya dan merendah di hadapan kemuliaanNya.


maka janganlah kalian menyembah siapapun selain Allah di dalamnya (QS. Al Jin: 18)
Maka bagaimana orang yang menyimpang dan tersesat?! Dia pergi menuju rumah Allah
kemudian dia sujud, tapi kemudian dia berdoa pada selain Allah. Dia angkat kedua tangannya
kemudian berdoa beristighatsah kepada selain Allah. Orang yang semisal ini, seandainya mereka
berdiri sholat di masjid, maka hal tersebut tak bermanfaat untuk mereka. Karena mereka sudah
kehilangan pondasi amal dan agama mereka (yaitu tauhid pent). Siapa yang berdoa dan
bersitighatsahpada selain Allah, baik kepada mayit ataupun makhluk gaib, maka dia telah berbuat
kesyirikan walaupun maksudnya adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah dan hanya
meminta syafaat sesembahan tersebut.

Keutamaan Memakmurkan Masjid


Masjid merupakan salah satu sarana pembinaan umat yang mendapat perhatian begitu besar dari
Rasulullah saw. Karena itu, pada saat singgah di Quba dalam perjalanan hijrah ke Madinah,
beliau membangun masjid yang kemudian diberi nama dengan masjid Quba, bahkan ketika
sampai di Madinah, bangunan pertama yang didirikan adalah masjid yang kemudian diberi nama
dengan masjid Nabawi.
Keutamaan Memakmurkan Masjid
Setiap amal yang baik pasti ada nilai keutamaan yang telah ditetapkan oleh Allah swt dan RasulNya. Keutamaan yang sedemikian besar memotivasi kaum muslimin untuk selalu melaksanakan
kebaikan itu, begitu pula bila kita memakmurkan masjid sehingga menjadi penting untuk kita
pahami nilai keutamaannya.
1.

Membuktikan Kebenaran Iman.

Kedatangan seorang muslim ke masjid dalam rangka memakmurkan masjid dengan berbagai
aktivitas yang bermanfaat bagi diri, keluarga dan masyarakatnya membuatnya harus diakui
sebagai orang yang dapat membuktikan keimanan, karenanya kitapun tidak perlu lagi meragukan
keimanan orang yang suka datang ke masjid, Rasulullah saw bersabda:


Apabila kamu sekalian melihat seseorang biasa ke masjid, maka saksikanlah bahwa ia benarbenar beriman (HR. Tirmidzi dari Abu Said Al Khudri).
2.

Mendapatkan Perlindungan Pada Hari Kiamat.

Orang yang sering datang ke masjid dalam rangka memakmurkannya menunjukkan bahwa ia
memiliki ikatan batin dengan masjid. Kecintaan kita kepada masjid memang seharusnya
membuat hati kita terpaut kepadanya sejak kita keluar dari masjid hingga kembali lagi ke masjid.
Manakala seseorang telah memiliki ikatan hati yang begitu kuat dengan masjid, maka dia akan
menjadi salah satu kelompok orang yang kelak akan dinaungi oleh Allah pada hari akhirat,
Rasulullah saw bersabda:


.
..:
Ada tujuh golongan orang yang akan dinaungi Allah yang pada hari itu tidak ada naungan
kecuali dari Allah: seseorang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid ketika ia keluar
hingga kembali kepadanya (HR. Bukhari dan Muslim).
Apabila hati seseorang telah memiliki rasa cinta dan terpaut kepada masjid, tidak hanya
akan membuat ia betah jika berada di dalam masjid, tapi juga pembinaan yang didapat dari
masjid akan memberikan pengaruh yang sangat positif terhadap seluruh aktivitasnya di luar
masjid.
3.

Derajat Yang Tinggi dan Ampunan.

Mencapai derajat yang tinggi dan memperoleh ampunan dari Allah swt merupakan
dambaan setiap muslim, untuk meraihnya bisa dilakukan dengan datang ke masjid dalam rangka
memakmurkannya. Manakala seseorang suka ke masjid, maka langkah-langkah kakinya akan
dinilai sebagai penghapus dosa dan pengangkat derajat, Rasulullah saw bersabda:






Shalat seseorang dengan berjamaah itu melebihi shalatnya di rumah atau di pasar sebanyak dua
puluh lima kali lipat. Sebabnya ialah karena bila ia berwudhu dilakukannya dengan baik lalu
pergi ke masjid sedang kepergiannya itu tiada lain dari hendak shalat semata-mata, maka setiap
langkah yang dilangkahkannya, diangkatlah kedudukannya satu derajat dan dihapuskan dosanya
sebuah. Dan jika ia sedang shalat, maka para malaikat memohonkan untuknya rahmat selama ia
masih berada di tempat shalat itu selagi ia belum berhadats, kata mereka: Ya Allah, berilah
orang ini rahmat, Ya Allah kasihilah dia. Dan orang itu dianggap sedang shalat sejak ia mulai
menantikannya (HR. Bukhari dan Muslim)
Di dalam hadits lain, Rasulullah saw juga bersabda:




Barangsiapa yang bersuci di rumahnya kemudian ia berjalan untuk mendatangi salah satu masjid
diantara masjid-masjid Allah, demi menunaikan suatu kewajiban dari kewajiban-kewajiban yang
ditetapkan Allah, maka salah satu dari setiap langkahnya itu akan menghapuskan dosa serta
langkah yang satunya lagi akan mengangkat derajatnya (HR. Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Hibban,
Tirmidzi dan Hakim).
4. Ketenangan dan Rahmat.

Memakmurkan masjid membuat seorang muslim akan memperoleh ketenangan, rahmat dan
kemampuan melewati jembatan menuju surga, Rasulullah saw bersabda:


.
Masjid itu adalah rumah setiap orang yang bertaqwa, Allah memberi jaminan kepada orang yang
menganggap masjid sebagai rumahnya, bahwa ia akan diberi ketenangan dan rahmat serta
kemampuan untuk melintasi shiratal mustaqim menuju keridhaan Allah, yakni syurga (HR.
Thabrani dan Bazzar dari Abud Darda ra).
5. Menanti Shalat Dianggap Shalat.
Orang yang melaksanakan shalat berjamaah di masjid amat bagus bila menanti beberapa saat
sebelum masuk waktu shalat agar ia tidak termasuk orang yang terlambat. Manakala ia menanti
pelaksanaan shalat berjamaah, maka penantiannya itu termasuk dinilai sebagai waktu yang
digunakan untuk shalat, ini berarti bila shalat hanya berlangsung lima menit dan ia menantikan
pelaksanaan shalat selama lima menit, maka ia seperti melaksanakan shalat selama sepuluh
menit, demikian yang kita pahami dari hadits di atas. Karena itu, menanti shalat berjamaah
memiliki keistimewaan tersendiri bagi kaum muslimin, Rasulullah saw bersabda:




Selalu seseorang teranggap dalam shalat selama tertahan oleh menantikan shalat, tiada yang
menahannya untuk kembali ke rumahnya hanya semata-mata karena menantikan shalat (HR.
Bukhari dan Muslim).
6. Langkah Yang Jauh Menambah Pahala
Keutamaan yang juga amat istimewa bagi orang yang melaksanakan shalat berjamaah adalah ia
akan memperoleh pahala yang lebih besar bila jarak tempuhnya menuju masjid atau mushalla
lebih jauh lagi karena langkah-langkah kakinya akan dihitung dan dicatat, Rasulullah saw
bersabda:



Sesungguhnya orang yang terbesar pahalanya dalam shalat adalah yang paling jauh
perjalanannya (HR. Muslim dari Abu Musa).
Kepastian dicatatnya langkah-langkah menuju masjid membuat sahabat Bani Salamah
tidak jadi pindah ke dekat masjid, apalagi Rasulullah saw menekankan agar sahabat Bani
Salamah tetap tinggal di daerah yang lebih jauh dari masjid, hal ini diceritakan oleh sahabat Jabir
ra:

:

: . :

Di sekitar masjid terdapat tanah-tanah kosong, maka Bani Salamah ingin pindah ke dekat masjid.
Hal itu sampai ke telinga Nabi, maka sabdanya: Kudengar berita bahwa kamu akan pindah ke
dekat masjid, benarkah itu?. Ujar mereka: Benar Ya Rasulullah, kami bermaksud demikian.
Beliaupun bersabda: Wahai Bani Salamah, tetap sajalah di tempatmu masing-masing, langkahlangkahmu pasti dicatat. (HR. Ahmad dan Abu Daud).

Dengan keutamaan yang sedemikian besar dan mulia, seharusnya kita semakin termotivasi untuk
memakmurkan dan memiliki tanggungjawab yang lebih besar.
- See more at: http://ahmadyani.masjid.asia/2013/08/keutamaan-memakmurkanmasjid.html#sthash.gf8jz2Dr.dpuf

Anda mungkin juga menyukai