Anda di halaman 1dari 25

Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd.

Ahad, 06 Maret 2022/ 03 Sya’ban 1443 H


‫‪QS. At-Taubah: 18‬‬
‫َّ َ َ ْ ُ ُ َ ٰ َ ه َ ْ ٰ َ َ ه َ ْ َ ْ ْ ٰ‬
‫اّٰلل واليو ِم اْل ِخ ِر‬
‫ّٰللا من امن ِب ِ‬ ‫ِإنما يعمر مس ِجد ِ‬
‫َ َ َ َ َّ ٰ َ َ ٰ َ َّ ٰ َ َ َ ْ َ ْ َ َّ ه َ َ َ ٰٰٓ‬
‫واقام الصلوة واتى الزكوة ولم يخش ِاْل ّٰللا ۗ فعس ى‬
‫ْ‬ ‫ٰۤ‬
‫ُا ٰولى َك ا ْن َّي ُك ْو ُن ْوا م َن الُ ْْه ََد ْينَ‬
‫َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِٕ‬
Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah
orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari
kemudian, serta (tetap) melaksanakan salat, menunaikan
zakat dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada
Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-
orang yang mendapat petunjuk.

(QS. At-Taubah : 18)


Asbabun Nuzul
Asbabun Nuzul surah At-taubah ayat 17-18 adalah ketika menjadi tawanan
perang Badar, Abbas paman Rasulullah saw. berkata: “sekiranya kamu
termasuk orang-orang yang dahulu memeluk Islam, berhijrah dan berjihad,
maka aku adalah orang yang pertama kali memakmurkan masjidil-Haram,
memberi minum orang-orang yang menjalankan ibadah haji, dan membebaskan
orang-orang dari penderitaan”.
Selain itu, ayat 17-18 juga menandaskan sekaligus menegaskan bahwa kaum
musyrikin yang memakmurkan masjid tidak sama dengan orang-orang
beriman yang berjihad meluhurkan agama Allah. Perbuatan baik yang mereka
lakukan sama sekali tidak ada arti. Sedangkan amal yang dilakukan kaum
muslimin, mendapatkan pahala dari sisi Allah SWT.
(HR. Ibnu Abi Hatim dari Ali bin Abi thalhah dari ibnu Abbas)
Kandungan Ayat
Salah satu golongan orang-orang munafik ialah mereka yang mendirikan
masjid bukan dalam rangka taat kepada Allah, melainkan bertujuan
mengganggu orang-orang Islam dan mendukung orang-orang kafir
dengan cara memperkuat barisan orang-orang munafik dan memecah
belah barisan orang-orang mukmin, serta dalam rangka bersiap-siap dan
menunggu orang-orang yang memerangi Allah dan rasul-Nya sebelum
masjid itu didirikan.
Orang-orang munafik itu benar-benar akan bersumpah di hadapan
kalian, "Sungguh, kami tidak punya maksud lain selain berbuat baik kepada
orang-orang Islam." Namun Allah bersaksi bahwa mereka benar-benar
berdusta dengan pengakuan mereka itu.

(Tafsir Al-Mukhtashar)
Mendidik kita mencintai dan memakmurkan masjid

Mendidik menjadi hamba Allah yang beriman kepada-Nya dan


hari kiamat.

Mengajarkan disiplin waktu dalam salat, zakat, dan ibadah


lainnya.
Memakmuran masjid menjadi hal yang sangat urgen untuk dilakukan,
mengingatkan saat ini jumlah masjid selalu bertambah, namun tidak
diimbangi dengan pengelolaan dan manajemen yang baik dan profesional
sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah sehingga eksistensi
masjid bukan hanya dijadikan sebagai tempat untuk ibadah yang
bernuansa vertikal dan horizontal.
Tahun 1975, di kota Makkah al-Mukarramah diadakan “Muktamar
Risalatul Masjid” se-dunia. Dalam pertemuan tersebut terungkap, bahwa
masjid bisa berperan secara optimal, apabila memiliki ruangan, peralatan,
serta sarana dan prasarana yang memadai. Seiring dengan keputusan
muktamar tersebut, maka dibangunlah masjid-masjid yang megah, mewah,
kokoh, bahkan memiliki nilai arsitektur bergaya Cina, Eropa, dan India.

Namun, seiring dengan bermunculannya masjid-masjid tersebut, fungsi


dan peran masjid yang sebenarnya semakin terkikis serta mengalami
pergusuran dan pergeseran, sehingga masjid laksana bangunan kosong
yang tiada bermakna. Megah masjidnya tapi sepi dari muatan takwa,
mewah masjidnya tapi kosong dari ajaran agama, bahkan besar dan
menjulang tinggi masjidnya tapi hanya ramai dengan orang tua saja.
Oleh karena itu, secara eksplisit, surah At-Taubah ayat 18 di atas
menjelaskan tentang kewajiban muslim untuk memakmurkan masjid Allah.
Dan orang-orang yang memakmurkan masjid Allah adalah mereka yang
beriman kepada Allah, hari akhir, mendirikan salat, serta tidak takut kepada
sesuatu selain Allah. Sedangkan orang kafir (yang ingkar kepada Allah),
orang fasik (yang suka berbuat dosa), dan orang munafik (yang suka
berdusta) tidak mungkin mau memakmurkan masjid Allah.

Hal ini sebagaimana yang dikemukakan dalam Shafawatul Bayan li Ma’ani


al-Qur’an, bahwa tidak ada orang yang mau memakmurkan dan menjaga
masjid, kecuali orang-orang yang membenarkan terhadap ke-Esaan Allah dan
hari akhir. Adapun orang-orang kafir dan musyrik mereka sering merusak
masjid-masjid Allah
Masjid secara etimologi, merupakan ungkapan yang berasal dari bahasa
Arab yang berarti tempat sujud atau tempat menyembah Allah SWT.
Sedangkan secara terminologi masjid mengandung makna sebagai pusat
dari segala kebajikan kepada Allah SWT di dalamnya tedapat dua bentuk:
▪ Kebajikan yang dikemas dalam bentuk ibadah khususnya ibadah
salat fardu, baik secara sendirian maupun berjamaah,
▪ Kebajikan yang dikemas dalam bentuk amaliyah sehari-hari untuk
berkomunikasi dan bersilaturahmi dengan sesama jamaah.
Allah SWT berfirman :
َّ َ َ ُ ْ َ َ َ َّ َ َٰ َ ْ َّ َ َ
ً‫ٱّٰلل َأ َحدا‬
ِ ‫ّٰلل فل تدعوا مع‬ِ ِ ‫وأن ٱلس ِجد‬
Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka
janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping
(menyembah) Allah.
(QS. Al-Jin: 18)
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di, pakar tafsir abad 14 H
dalam kitab 'Tafsir as-Sa’di' menyatakan, memakmurkan masjid
terbagi dua yaitu secara lahir dan batin.
▪ Lahir dimaknai secara fisik seperti bersih dan nyaman,

▪ Batin artinya digunakan untuk dzikrullah dan syi’ar-syi’ar Islam


seperti azan, salat berjamaah, membaca Al-Qur’an, berzikir, dan
kegiatan keagamaan seperti pengajian dan pendalaman agama.
Imam Ali Ash-Shabuni dalam menafsirkan makna frasa imaratul
masajid sebagaimana yang terdapat dalam artian memakmurkan
masjid secara fisik yaitu membangun, memperkokoh dan
memperbaiki bagian-bagian yang rusak.

Dan yang kedua memakmurkan masjid secara non-fisik yaitu usaha


pembinaan umat dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat untuk
jamaah, seperti salat lima waktu dengan berjamaah dan salat sunah
lainnya, kegiatan majelis taklim, peringatan hari besar Islam dan lain-
lainnya.
Nabi saw. bersabda:
َ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ ْ َ ُ ُ ْ َ َ َ َ َ ْ َ َّ
‫اجد ْل تصلح ِلش يء ِمن هذا البو ِل وْل القذ ِر‬ ِ ‫« ِإن ه ِذ ِه الس‬
ْ ُ ْ َ َ َ َ َّ َ َّ َ َ َّ َ ْ َ َ َّ
»‫للا عز وجل والصل ِة و ِقراء ِة القر ِآن‬ ِ ‫ِإنما ِهي ِل ِذك ِر‬
“Sesungguhnya masjid-masjid bukan untuk tempat kencing dan
kotoran tetapi hanya untuk berzikir kepada Allah, salat, dan
membaca al-Qur`an.” (HR. Muslim no. 285)
Memakmurkan masjid menjadi hak kewajiban seluruh umat Islam,
Dalam hadis riwayat Imam Muslim disebutkan:

ُ‫اب للا َو َي ََ َدا َ ُس َونه‬


َ ََ‫اج ََ َم َع َق ْوم في َب ْيت م ْن ُب ُيوت للا َي َْ ُلو َن ك‬
ْ َ
‫وما‬ َ
‫ر‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ُ َ َ َ ْ ُ ُ ْ َّ َ َ ُ َ ْ َّ ُ ُ ْ َ َ َ ُ َ َّ ْ َ َ ْ َ َ َ َّ ْ ُ َ ْ َ
‫بينهم ِإْل نزلت علي ِه ِم الس ِكينة وغ ِشيتهم الرحمة وحفتهم الل ِئكة‬
ُ َ ْ ْ َ ُ ُ ُ َ َََ
“ ‫وذكرهم للا ِفيمن ِعنده‬
Tidaklah berkumpul suatu kaum di salah satu masjid di antara masjid-masjid
Allah, mereka membaca kitabullah serta saling mempelajarinya kecuali akan
turun kepada mereka ketenangan dan rahmat serta diliputi oleh para malaikat.
Allah menyebut-nyebut mereka dihadapan para malaikat (HR. Muslim).
Dalam agama, azan diartikan sebagai “panggilan untuk menunaikan
salat dengan lafal tertentu yang sudah dikenal” (dalam al-Mu`jam al-
Wajîz).

ُ َ ُ َ َ ُ َّ َ َ َ َ َ
ْ‫َما م ْن ثلثة في ق ْرية ْل يؤذن وْل تقام فيهم‬
ُ َ َ
Azan juga dapat menjadi benteng dari setan. Rasulullah saw. bersabda :

ِِ ُ ِ ِ
َ ْ َّ ْ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ َّ ُ َ َّ
‫الصلة ِإْل اسَحوذ علي ِهم الشيطان (رواه أحمد‬
)
Tidak ada dari tiga orang di satu desa yang tidak ada azan dan tidak
ditegakkan pada mereka salat, kecuali setan akan memangsa mereka.
Allah membangunkan istana di surga
Banyak hadis yang menjelaskan tentang keutamaan memakmurkan masjid,
antara lain sabda Rasulullah saw.:
َّ‫َم ْن َب َنى ِلل َم ْسج ًدا َي ْب ََغ ْي به َو ْج َه للا َب َنى للا ُ َل ُه َب ْي ًَا فى ْال َجنة‬
ِ ِ ّ ِ ِِ ِ ِ ِ
)‫(رواه البخاري ومسلم والترمذي عن عثمان بن عفان‬
Barang siapa membangun masjid bagi Allah untuk mengharapkan keridaan-
Nya, niscaya Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah dalam surga.
(HR. Bukhari, Muslim dan at-Tirmizi dari ‘Utsman bin Affan)
Para malaikat dan para pembawa arasy memohonkan ampunan
baginya

َ‫اجا ف ْي َم ْسجد َل ْم َت َزل ا ْلَ َلئ َك ُة َو َح َم َل ُة ْال َع ْرش َي ْس ََ ْغف ُر ْون‬ً ‫َم ْن َأ ْس َر َج س َر‬
Dalam hadis lain:
ِ ِ ِ ِ ِ َِْ ٰ ِ َ
ُ ُ ْ
)‫له ما دام ِفي ذ ِلك الس ِج ِد ضوءه (رواه سالم الرازي عن أنس‬َ ْ َ ْ َ َ َ ُ
Barang siapa menyalakan penerangan lampu dalam masjid, niscaya para
malaikat dan para pembawa arasy senantiasa memohon ampun kepada Allah
agar diampuni dosanya selama lampu itu bercahaya dalam masjid.

(Riwayat Salim ar-Razi dari Anas r.a.)


Mendapat kesaksian bahwa mereka yang memakmurkan masjid
adalah orang-orang yang beriman

ْ
Sabda Rasulullah saw.:
َ ْ ُ َ ْ ُ َ ْ َ َ َ َ ْ ُ َ ْ َ َ ُ َّ ُ ُ ْ َ َ َ
‫اجد فاشْهدوا له ِبا ِإليما ِن (رواه أحمد‬ ِ ‫س‬ ‫ال‬ ‫اد‬َ ‫ع‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ج‬ ‫الر‬ ‫ِإذا رأيَم‬
)‫والترمذي وابن ماجه والحاكم عن أبي سعيد الخدري‬
Apabila kamu melihat seseorang membiasakan diri (beribadah) di masjid, maka
bersaksilah bahwa ia orang yang beriman.
(Riwayat Ahmad, at-Tirmizi, Ibnu Majah dan al-Hakim dari Abi Sa’id al-
Khudri)
Menjadi mujahid di jalan Allah

ُ،‫ َل ْم َي ْأته إ َّْل ل َخ ْير َي ََ َع َّل ُم ُه َأ ْو ُي َع ّل ُمه‬،‫َم ْن َج َاء َم ْسجد ْي َه َذا‬


ِ ِ ِ ِِ ِ ِْ َ
َ‫ َف ُْهو‬،‫ َو َم ْن َج َاء ل َغ ْير َذل َك‬،‫اْل َجاهد في َسبيل َّّٰللا‬ ُ َْ ََُ
‫فْهو ِبمن ِزل ِة‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ َ ِ ِ ُِ
ْ َ َ َ ُ ْ َ ُ َّ َ ْ َ
‫ِبمن ِزل ِة الرج ِل ينظر ِإلى مَ ِاع غي ِر ِه‬
“Barangsiapa datang ke masjidku ini, tidak lain kecuali untuk mempelajari
kebaikan atau mengajarkannya, maka dia bagaikan mujahid di jalan Allah,
sedangkan yang datang untuk selain itu maka bagaikan orang yang cuma
melihat-lihat harta orang lain.” (HR. Ibnu Majah no. 227 dan dishahihkan
al-Albani)
1) Kegiatan pembangunan
2) Kegiatan ibadah
3) Kegiatan keagamaan
4) Kegiatan pendidikan
5) Kegiatan-kegiatan lainnya
1) Membawa keluarga kita ke Masjid

2) Kesungguhan pengurus Masjid

3) Memperbanyak kegiatan Islam

4) Masjid difungsikan sebagai tempat majelis taklim

5) Masjid difungsikan untuk kegiatan TPQ atau madrasah diniyah


ُ ْ َ َ َّ ُ َ َّ ّ ُ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ َ َّ َ
‫ربنا هب لنا ِمن أزو ِاجنا وذ ِري ِاتنا قرة أعين‬
َ َّ ْ
ً‫اج َعلنا ِلل ُمَ ِقين إ َماما‬ َ ْ ْ ‫َو‬
ِ
“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami, pasangan kami dan
keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami
sebagai imam bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Al Furqan ayat
74).
“Majelis Taklim Al-Falaq”
No. Rek. 1900512000 (Kode: 451)

BSI

Anda mungkin juga menyukai