Anda di halaman 1dari 4

Khutbah I

‫ِإ ّن ْال َح ْم َد هَّلِل ِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ َونَع ُْو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشر ُْو ِر َأ ْنفُ ِسنَا‬
ُ‫ي لَه‬ َ ‫ض ّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَالَ هَا ِد‬ ِ ‫ت َأ ْع َمالِنَا َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَالَ ُم‬ ِ ‫َو َسيَّئا‬
‫ص ّل‬ َ ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ ّن ُم َح ّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُهُ اَللهُ ّم‬, ُ‫َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلهَ ِإالّ هللا‬
‫ان ِإلَى يَ ْو ِم‬ٍ ‫َو َسلّ ْم َعلى ُم َح ّم ٍد َو َعلى آلِ ِه ِوَأصْ َحابِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َس‬
ِ ‫فَيَا ِعبَا َد هَّللا ِ ُأ‬, ‫ال ّديْن‬
‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِس ْي ِبتَ ْق َو هَّللا ِ لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُم ْو َن‬
Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah …
Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada kita semua
terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan
ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan melakukan semua kewajiban dan
meninggalkan seluruh yang diharamkan.
Shalawat dan salam semoga tercurah pada Nabi akhir zaman, suri tauladan kita, Nabi kita
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Pada khutbah Jumat kali ini, pentingnya kiranya kami membahas perkara shalat. Sebagian kita, kadang
memperhatikan ibadah lain, tetapi melupakan shalat lima waktu.
 Di bulan Ramadhan, sebagian kita berpuasa sebulan penuh, tetapi tidak shalat atau shalatnya
bolong-bolong.
 Ketika datang Iduladha, yang malas shalat pun ikut berqurban.
 Yang punya rezeki banyak, rajin sedekah dalam keadaan meremehkan shalat.

Bahkan ada yang menyatakan, “Yang penting saya sudah berbuat baik, sering bantu orang.” Padahal
orang yang menyatakan seperti ini adalah orang yang kurang dalam memperhatikan shalat.
Kita akan lihat bagaimana kedudukan shalat dalam Islam agar kita semakin sadar akan pentingnya shalat
sehingga bisa terus menjaganya.
 
Pertama, shalat adalah tiangnya Islam.
Dalam hadits Mu’adz radhiyallahu ‘anhu disebutkan,
َّ ‫َرْأسُ اَأل ْم ِر اِإل ْسالَ ُم َو َع ُمو ُدهُ ال‬
‫صالَةُ َو ِذرْ َوةُ َسنَا ِم ِه ْال ِجهَا ُد‬
“Pokok perkara adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncak perkaranya adalah jihad.” (HR. At-
Tirmiżī no. 2616, hasan).
Yang namanya tiang suatu bangunan jika ambruk, maka ambruk pula bangunan tersebut. Sama halnya
pula dengan bangunan Islam.
 
Kedua, shalat adalah amalan yang pertama kali akan dihisab.
Amalan seseorang bisa dinilai baik buruknya dinilai dari shalatnya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
” ‫ت فَقَ ْد َأ ْفلَ َح َوَأ ْن َج َح َوِإ ْن‬ْ ‫صلَ َح‬
َ ‫صاَل تُهُ فَِإ ْن‬ َ ‫ِإ َّن َأ َّو َل َما ي َُحا َسبُ بِ ِه ال َع ْب ُد يَ ْو َم القِيَا َم ِة ِم ْن َع َملِ ِه‬
ْ‫ انَظَر ُْوا هَل‬: ‫ك َوتَ َعالَى‬ َ َ‫ضتِ ِه َش ْي ٌء قَا َل الرَّبُّ تَب‬
َ ‫ار‬ َ ‫ص ِم ْن فَ ِر ْي‬ َ َ‫اب َو َخ َس َر فَِإ ِن ا ْنتَق‬ َ ‫ت فَقَ ْد َخ‬ ْ ‫فَ َس َد‬
َ ِ‫ْض ِة ثُ َّم يَ ُك ْو ُن َساِئ ُر َع َملِ ِه َعلَى َذل‬
‫ك‬ َ ‫ص ِم َن الفَ ِري‬ َ َ‫ع ؟ فَيُ ْك َم ُل ِبهَا َما ا ْنتَق‬ ٍ ‫لِ َع ْب ِدي ِم ْن تَطَ ُّو‬
“Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Apabila
shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan
menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari shalat wajibnya, Allah Tabaraka wa Ta’ala mengatakan,
’Lihatlah apakah pada hamba tersebut terdapat amalan shalat sunnah?’ Maka shalat sunnah tersebut akan
menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu.”
Dalam riwayat lain, ”Kemudian zakat akan (diperhitungkan) seperti itu. Kemudian amalan lainnya akan
dihisab seperti itu pula.” (HR. Abu Daud, no. 864; Ahmad, 2:425; Hakim, 1:262; Al-Baihaqi, 2:386.
Al-Hakim mengatakan bahwa sanad hadits ini sahih).
 
Ketiga, shalat adalah bagian dari rukun Islam.
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َّ ‫س َشهَا َد ِة َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هَّللا ُ َوَأ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُولُهُ َوِإقَ ِام ال‬
‫صالَ ِة َوِإيتَا ِء‬ ٍ ‫بُنِ َى اِإل ْسالَ ُم َعلَى َخ ْم‬
‫ان‬
َ ‫ض‬ َ ‫ص ْو ِم َر َم‬ َ ‫ت َو‬ ِ ‫ال َّز َكا ِة َو َحجِّ ْالبَ ْي‬
“Islam dibangun atas lima perkara, yaitu (1) bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar untuk
diibadahi kecuali Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan-Nya, (2) mendirikan shalat, (3)
menunaikan zakat, (4) naik haji ke Baitullah (bagi yang mampu, -pen), (5) berpuasa di bulan
Ramadhan.” (HR. Bukhari, no. 8 dan Muslim, no. 16)
 
Keempat, saking pentingnya shalat, keluarga pun diajak untuk
shalat.
Allah Ta’ala berfirman,
ُ‫ان يَْأ ُم ُر َأ ْهلَه‬
َ ‫) َو َك‬54( ‫ان َر ُسواًل نَبِيًّا‬ َ ‫ق ْال َو ْع ِد َو َك‬
َ ‫صا ِد‬ َ ‫ان‬ َ ‫يل ِإنَّهُ َك‬ ِ ‫َو ْاذ ُكرْ فِي ْال ِكتَا‬
ِ ‫ب ِإ ْس َم‬
َ ‫اع‬
‫ضيًّا‬
ِ ْ‫ان ِع ْن َد َربِّ ِه َمر‬
َ ‫صاَل ِة َوال َّز َكا ِة َو َك‬
َّ ‫بِال‬ 
“Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Qur`an.
Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi. Dan ia
menyuruh keluarganya untuk shalat dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridhai di sisi
Rabbnya. ” (QS. Maryam: 54-55).
Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari bapaknya dari kakeknya radhiyallahu ‘anhu, beliau meriwayatkan bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َ ِ‫ين َواضْ ِربُوهُ ْم َعلَ ْيهَا َوهُ ْم َأ ْبنَا ُء َع ْش ِر ِسن‬
‫ين َوفَ ِّرقُوا‬ َ ِ‫صالَ ِة َوهُ ْم َأ ْبنَا ُء َسب ِْع ِسن‬
َّ ‫ُمرُوا َأ ْوالَ َد ُك ْم بِال‬
َ ‫بَ ْينَهُ ْم فِى ْال َم‬
¦‫ضا ِج ِع‬
“Perintahkan anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berumur tujuh tahun. Pukul
mereka jika tidak mengerjakannya ketika mereka berumur sepuluh tahun. Pisahkanlah tempat-tempat
tidur mereka.” (HR. Abu Daud, no. 495, sahih)

llah Ta’ala berfirman,
َ َ‫) ِإاَّل َم ْن ت‬59( ‫ف يَ ْلقَ ْو َن َغيًّا‬
‫اب‬ ِ ‫صاَل ةَ َواتَّبَعُوا ال َّشهَ َوا‬
َ ‫ت فَ َس ْو‬ َ ‫ف َأ‬
َّ ‫ضا ُعوا ال‬ ٌ ‫ف ِم ْن بَ ْع ِد ِه ْم َخ ْل‬
َ َ‫فَ َخل‬
َ ‫َوَآ َم َن َو َع ِم َل‬
‫صالِحًا‬
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan
memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan, kecuali orang yang
bertaubat, beriman dan beramal saleh.” (QS. Maryam: 59)
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa ‘ghayya’ dalam ayat tersebut adalah sungai di
Jahannam yang makanannya sangat menjijikkan, yang tempatnya sangat dalam.
Dalam hadits, orang yang meninggalkan shalat diancam keras. Buraidah radhiyallahu ‘anhu berkata,
“Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َّ ‫ْال َع ْه ُد الَّ ِذى بَ ْينَنَا َوبَ ْينَهُ ُم ال‬
‫صالَةُ فَ َم ْن تَ َر َكهَا فَقَ ْد َكفَ َر‬
“Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) adalah shalat. Barangsiapa meninggalkannya maka dia
telah kafir.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, sahih).

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah
menceritakan tentang shalat pada suatu hari, di mana beliau bersabda,
‫ظ َعلَ ْيهَا لَ ْم يَ ُك ْن لَهُ نُو ٌر‬ْ ِ‫ت لَهُ نُوراً َوبُرْ هَانا ً َونَ َجاةً يَ ْو َم ْالقِيَا َم ِة َو َم ْن لَ ْم ي َُحاف‬ ْ َ‫َم ْن َحافَظَ َعلَ ْيهَا َكان‬
ٍ َ‫ان َوُأبَ ِّى ب ِْن َخل‬
‫ف‬ َ ‫ُون َوفِرْ َع ْو َن َوهَا َم‬ َ ‫ان يَ ْو َم ْالقِيَا َم ِة َم َع قَار‬ َ ‫ان َوالَ نَ َجاةٌ َو َك‬
ٌ َ‫َوالَ بُرْ ه‬
“Siapa yang menjaga shalat, maka ia akan mendapatkan cahaya, petunjuk, dan keselamatan pada hari
kiamat. Siapa yang tidak menjaganya, maka ia tidak mendapatkan cahaya, petunjuk, dan keselamatan
kelak. Nanti di hari kiamat, ia akan dikumpulkan bersama Qarun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin
Khalaf.” (HR. Ahmad, hasan)
Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan:
 Siapa yang sibuk dengan harta sehingga melalaikan shalatnya, maka ia akan dikumpulkan
bersama Qarun.
 Siapa yang sibuk dengan kerajaannya sehingga melalaikan shalatnya, maka ia akan dikumpulkan
bersama Fir’aun.
 Siapa yang sibuk dengan kekuasaan sehingga melalaikan shalat, maka ia akan dikumpulkan
bersama Haman (menterinya Fir’aun).
 Siapa yang sibuk dengan perdagangan sehingga melalaikan shalat, maka ia akan dikumpulkan
bersama Ubay bin Khalaf.

Semoga Allah memberikan kita taufik agar rutin menjaga shalat lima waktu.

‫آن ْال َع ِظي ِْم َونَفَ َعنِي َوِإيَّا ُك ْم ِب َم¦¦ا فِ ْي ¦ ِه ِم ْن آيَ ¦ ِة‬
ِ ْ‫ك هللا لِ ْي َولَ ُك ْم فِي ْالقُ¦¦ر‬ َ ‫بَ¦¦ا َر‬
‫ان‬ َ ¦‫ ِإ َّن اِإْل ْن َس‬.‫ص¦ ِر‬ْ ‫ َو ْال َع‬.‫َّجي ِْم‬
ِ ‫ان ال¦ر‬ ِ َ‫الش¦ ْيط‬ ْ ¦‫ َأ ُع‬.‫َو ِذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬
َّ ‫¦و ُذ بِاهّلل ِ ِم َن‬
‫ق‬ ْ ِ‫ص¦¦ ْوا ب‬
ِّ ‫¦¦ال َح‬ َ ‫ت َوتَ ¦ َوا‬ ِ ‫الص ¦الِ َحا‬َّ ‫¦¦وا‬ ْ ُ‫ ِإاَّل الّ¦¦ ِذي َْن آ َمن‬.‫لَفِي ُخ ْس¦¦ ٍر‬
ْ ُ‫¦¦وا َو َع ِمل‬
،ُ‫اس¦تَ ْغفِر ُْوه‬ ْ َ‫ ف‬،‫ َأقُ ْو ُل قَ ْولِ ْي ٰه َذا َوَأ ْس¦تَ ْغفِ ُر هللاَ لِ ْي َولَ ُك ْم‬،‫صبْر‬ َّ ‫ص ْوا ِبال‬ َ ‫َوتَ َوا‬
ِ ‫ِإنَّهُ هُ َو ْال َغفُ ْو ُر الر‬.
‫َّح ْي ُم‬
Khutbah II
‫ُظ ِه¦ َرهُ َعلَى ال¦ ِّد ِ‬
‫ين‬ ‫ق لِي ْ‬‫ين ْال َح¦ ِّ‬
‫ْال َح ْم ُد هّلِل ِ الَّ ِذيْ َأرْ َس َل َر ُس¦ولَهُ بِ ْالهُ¦ َدى َو ِد ِ‬
‫ون َأ ْش ¦هَ ُد َأ ْن اَل ِإلَ ¦هَ ِإاَّل هَّللا ُ َوحْ ¦ َدهُ اَل َش ¦ ِري َ‬
‫ك لَ ¦هُ‬ ‫¦رهَ ْال ُم ْش ¦ ِر ُك َ‬‫¦و َك¦ ِ‬‫ُكلِّ ِه َولَ¦ ْ‬
‫صلِّ َو َسلِّ ْم َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬ ‫َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرسُولُهُ اَللَّهُ َّم َ‬
‫صحْ بِ ِه َأجْ َم ِعي َْن َأ َّما بَعْد‬
‫آلِ ِه َو َ‬
‫‪Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah; Jamaah Sholat Jumat yang Berbahagia Pada‬‬
‫‪khutbah yang kedua ini marilah kita memanjatkan doa kepada Allah agar kita istikamah‬‬
‫‪untuk berlari menuju taubat dan mendapatkan kemudahan dalam mengarungi kehidupan‬‬
‫‪dunia sebagai tempat menyiapkan bekala akhirat.‬‬

‫َّح ِيم ْٱل َح ْم¦ ُد هَّلِل ِ َربِّ‬


‫من ال¦ر ِ‬ ‫َّجي ِْم‪ ,‬بِس ِْم هللاِ الرَّحْ ِ‬ ‫ان الر ِ‬ ‫َأ ُع ْو ُذ بِاهللِ ِم َن ال َّش ْيطَ ِ‬
‫ْت َعلَى‬ ‫ص¦¦¦¦لَّي َ‬ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َم¦¦¦¦ا َ‬ ‫ص¦¦¦¦لِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫ين اَللَّهُ َّم َ‬ ‫ْٱل ٰ َعلَ ِم َ‬
‫آل ُم َح َّم ٍد َك َم¦¦ا‬ ‫¦ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫ِإ ْب¦ َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬
‫آل ِإ ْب¦ َرا ِه ْي َم‪َ .ٌ ،‬وبَ¦ ِ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ‫آل ِإ ْب َرا ِه ْي َم‪ِ ،‬إنَّ َ‬
‫ت َعلَى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬ ‫‪.‬بَا َر ْك َ‬
‫ت اَْألحْ يَ¦¦ا ِء ِم ْنهُ ْم‬ ‫ت‪َ ،‬و ْال ُمْؤ ِمنِي َْن َو ْال ُمْؤ ِمنَ¦¦ا ِ‬ ‫اَللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِمي َْن َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫ت‪َ ,‬ربَّنَا ا ْغفِرْ لَنَا َوِإِل ْخ َوانِنَ¦¦ا‬ ‫ك َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِج ْيبُ ال ّد َع َوا ِ‬ ‫ت‪ِ ،‬إنَّ َ‬ ‫َواَْأل ْم َوا ِ‬
‫ك‬‫ين آ َمنُ¦¦وا َربَّنَ¦¦ا ِإنَّ َ‬ ‫¦ان َواَل تَجْ َع¦¦لْ فِي قُلُوبِنَ¦¦ا ِغاّل ً لِّلَّ ِذ َ‬ ‫الَّ ِذي َن َسبَقُونَا بِاِإْل ي َم¦ ِ‬
‫َّحي ٌم َربَّنَا ظَلَ ْمنَا َأنفُ َسنَا َوِإن لَّ ْم تَ ْغفِ¦¦رْ لَنَ¦¦ا َوتَرْ َح ْمنَ¦¦ا لَنَ ُك¦¦ونَ َّن ِم َن‬ ‫وف ر ِ‬ ‫َرُؤ ٌ‬
‫َّح ْي ُم َربَنَ¦¦ا‬ ‫ت التَّ َّوابُ ال¦ر ِ‬ ‫ك َأ ْن َ‬‫ين َربَّنَ¦¦ا ا ْغفِ¦¦رْ لَنَ¦¦ا َوتُبْ َعلَ ْينَ¦¦ا‪ِ ،‬إنَّ َ‬ ‫ْال َخ ِ‬
‫اس¦ ِر َ‬
‫¦ار‪َ .‬و ْال َح ْم¦ ُد هَّلِل ِ‬ ‫اب النّ¦ ِ‬ ‫َءاتِنَا فِي ال ّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي اَْأل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَ¦¦ا َع¦ َذ َ‬
‫ين‬ ‫َربِّ ْال َعالَ ِم َ‬

Anda mungkin juga menyukai