Anda di halaman 1dari 5

Khutbah I

‫ِإ ّن ْال َح ْم َد هَّلِل ِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ َونَع ُْو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشر ُْو ِر َأ ْنفُ ِسنَا‬
ُ‫ي لَه‬ َ ‫ض ّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَالَ هَا ِد‬ ِ ‫ت َأ ْع َمالِنَا َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَالَ ُم‬ ِ ‫َو َسيَّئا‬
‫ص ّل‬ َ ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ ّن ُم َح ّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُهُ اَللهُ ّم‬, ُ‫َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلهَ ِإالّ هللا‬
‫ان ِإلَى يَ ْو ِم‬ٍ ‫َو َسلّ ْم َعلى ُم َح ّم ٍد َو َعلى آلِ ِه ِوَأصْ َحابِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َس‬
ِ ‫فَيَا ِعبَا َد هَّللا ِ ُأ‬, ‫ال ّديْن‬
‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِس ْي ِبتَ ْق َو هَّللا ِ لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُم ْو َن‬
Hadirin jama’ah jumat rohimakumulloh,
Hari ini kita bangsa Indonesia memperingati hari Guru Nasional. Kalau kita kaji
lebih dalam, memperingati hari Guru berarti sesungguhnya kita diingatkan kepada satu hal
yang amat penting dalam pembangunan bangsa. Pendidikan menjadi bagian utama dalam
menentukan masa depan bangsa. Melalui Pendidikan terbentuklah masyarakat yang
berpengetahuan, cerdas, mampu berpikir, dan akhirnya bisa berbuat yang terbaik untuk
dirinya dan masyarakatnya. Dari hasil Pendidikan itu pulalah akan lahir kebudayaan yang
maju, yakni kebudayaan yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.
Untuk itulah mari kita peringati hari guru nasional ini dengan penuh syukur dan
tidak lupa merefleksikannya dengan bertanya pada diri kita masing-masing, apakah kita
sudah belajar dengan baik, sudahkah kita mensyukuri waktu yang diberi Allah dengan
baik dan tepat untuk terus belajar dan menjadi orang yang terdidik?
Jamaah Jum’ah Rahimakumullah,
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita waktu yang penuh dengan
keberkahan, keselamatan, kebahagiaan, keamanan, dan kesehatan yang paripurna untuk
terus belajar. Bahwa pada dasaarnya setiap orang telah diberikan modal berupa waktu
yang sama oleh Allah, yakni sehari selama 24 jam. Rasulullah pernah menyampaikan
bahwa ada dua nikmat yang sering diabaikan oleh manusia, yakni pertama ialah nikmat
waktu luang, dan kedua yaitu nikmat sehat.
 
ُ ‫ص َّحةُ َو ْالفَ َرا‬
‫غ‬ ِّ ‫اس ال‬ ٌ ‫ان َم ْغب‬
ِ َّ‫ُون فِي ِه َما َكثِي ٌر ِم ْن الن‬ ِ َ‫نِ ْع َمت‬
 
“Dua nikmat, kebanyakan manusia tertipu dengan keduanya, yaitu (nikmat)
kesehatan dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhari)
 

Bagi mereka yang mau mensyukuri nikmat waktu, sudah barang tentu modal waktu
yang Allah berikan akan dimanfaatkan dan diisi dengan padat, dengan hal-hal yang
bermanfaat. Sebaliknya bagi yang kufur dengan nikmat waktu, boleh jadi modalnya itu
terbuang sia-sia, banyak kegiatan yang tidak menghasilkan manfaat di dalamnya. Namun
justru na’udzubillah menjerumuskan diri pada kemaksiatan dan kebatilan. Sebagaimana
kata bijak yang mengatakan bahwa, jika dirimu tidak disibukkan dengan hal-hal yang baik,
pasti akan disibukkan dengan hal-hal yang batil.
 
Jamaah Jum’ah Rahimakumullah,
Dalam Alquran terdapat pesan yang sangat penting untuk menggugah dan
mengingatkan diri akan anugerah yang Allah berikan berupa waktu itu. Dalam pandangan
seorang muslim, waktu dikenal dengan empat istilah.
 
Pertama ialah ad-Dahr, sebagaimana dalam QS. Al-Insan ayat pertama,
 
‫ين ِّم َن ٱل َّد ْه ِر لَ ْم يَ ُكن َش ْيـًٔا َّم ْذ ُكورًا‬
ٌ ‫هَلْ َأتَ ٰى َعلَى ٱِإْل ن ٰ َس ِن ِح‬
 
“Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu
belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?”. Ad-Dahr adalah waktu sebelum
keberadaan seseorang. Maka terhadap ad-Dahr, seorang tidak mempunyai konsekuensi.
Seorang tidak akan diminta pertanggung jawaban sebelum ia ada atau lahir di alam dunia.
 
Kedua ialah ‘Ajal, sebagaimana dalam QS. Al-A’raf: 34,
 

َ ‫َولِ ُكلِّ ُأ َّم ٍة َأ َج ٌل ۖ فَِإ َذا َجآ َء َأ َجلُهُ ْم اَل يَ ْستَْأ ِخر‬
‫ُون َسا َعةً ۖ َواَل‬
َ ‫يَ ْستَ ْق ِد ُم‬
‫ون‬
 
“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya
mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula)
memajukannya.”. ‘Ajal artinya batas keberadaan sesuatu. Itu mengapa orang yang
meninggal sering disebut telah sampai pada ‘ajalnya, yakni telah sampai pada batas
hidupnya di dunia.
 

Ketiga ialahal-Waqt, sebagaimana potongan ayat dalam QS. An-Nisa: 103,


 
‫ين ِك ٰتَبًا َّم ْوقُوتًا‬
‫ت َعلَى ْٱل ُمْؤ ِمنِ َـ‬
ْ َ‫صلَ ٰوةَ َكان‬
َّ ‫…ِإ َّن ٱل‬
 
“…Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-
orang yang beriman”. Al-Waqt adalah batas dari berakhirnya suatu pekerjaan, seperti
adanya batas-batas waktu dalam shalat. Istilah ini yang kemudian diadopsi oleh bahasa
Indonesia, al-waqt menjadi waktu.
 

Keempat ialah al-‘Ashr, sebagaimana dalam QS. Al-‘Ashr: 1-3,


 

َ ‫) ِإاَّل الَّ ِذ‬2( ‫ْر‬


‫ين آ َمنُوا‬ ٍ ‫ان لَفِي ُخس‬ َ ‫) ِإ َّن اِإْل ْن َس‬1( ‫َو ْال َعصْ ِر‬
)3( ‫ْر‬
ِ ‫صب‬ َ ‫ق َوتَ َوا‬
َّ ‫ص ْوا بِال‬ ِّ ‫ص ْوا بِ ْال َح‬
َ ‫ت َوتَ َوا‬ ِ ‫َو َع ِملُوا الصَّالِ َحا‬
 
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya
mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”. Allah
peringatkan hambanya dengan al-‘Ashr.
 
Jamaah Jum’ah Rahimakumullah,
Harta yang hilang bisa dicari lagi. Namun waktu yang hilang tidak pernah bisa akan
kembali lagi. Manusia yang berada dalam kerugian sebagaimana dalam QS. Al-‘Ashr, para
ulama memilki beberapa penafsiran. Ada yang mengatakan bahwa manusia di sini ialah
semua orang. Ulama lainnya berpendapat bahwa manusia di sini bermakna mereka yang
sudah baligh. Sebab, sebelum akil baligh semua amalan yang ia lakukan belum dihisab
atau belum mukallaf.
 
Kata ٍ ‫– ُخس‬
‫ْر‬ khusrin’- dalam kaidah bahasa Arab disebut dengan kata benda
yang memiliki makna keanekaragaman. Sehingga maknanya menjadi manusia itu akan
berada dalam keanekaragaman kerugian, kecuali mereka yang beriman. Iman merupakan
keyakinan penuh dalam hati, ikrar dengan lisan, dan pengamalan dalam amal perbuatan.
Beriman kepada Allah, para Malaikat-Nya, para Nabi dan Rasul-Nya, kitab-kitab suci-
Nya, hari Akhir, dan Qadha-Qadhar-Nya.
 
Iman akan tumbuh subur dengan ilmu. Sehingga apabila kita ingin agar memiliki
keimanan yang kuat, maka carilah ilmu sebanyak-banyaknya untuk menyuburkan iman
tersebut. Teruslah belajar, tanpa terbatasi oleh waktu, tempat, dan keadaan.
 
Namun hanya mengandalkan iman saja, orang masih merugi. Sehingga ayatnya
dilanjutkan dengan wa ‘amilū aș-șālihāt. Amal itu adalah apa yang dihasilkan oleh pikiran,
hati dan perbuatan. Bukan hanya perbuatan saja, bahkan pikiran, gagasan kita juga
tergolong amal, serta gerakan hati pun termasuk amal. ‘Amilū aș-șālihāt maknanya bukan
sembarang amal, akan tetapi amal yang shalih, amal yang membawa pada kebaikan baik
untuk diri maupun makhluk Allah yang lain.
 
Kerugian seolah tidak berhenti, hingga menyempurnakannya dengan watawā śaubil
haq- watawā śaubi al-șabr. Saling nasehat menasehati dalam soal yang haq. Haq itu makna
asalnya yang kokoh, adapun yang kokoh itu ialah nilai-nilai agama. Di mana nilai-nilai
agama ini akan selalu tegak dan kokoh kapan dan di manapun. Kemudian menjadikan
paripurna sampai saling bernasihat untuk senantiasa berlaku sabar. Wallahu'alam. (/oh)

Semoga saja kita dan generasi muda kita bisa senantiasa memanfaatkan waktu
dengan baik untuk terus belajar meneladani para guru-guru kita, sehingga bermanfaat
untuk diri kita pribadi dan kepada sekitar kita.  

‫آن ْال َع ِظي ِْم َو َن َف َع ِني َوِإيَّا ُك ْم ِب َما ِف ْي ِه ِمنْ آ َي ِة‬


ِ ْ‫ك هللا لِيْ َو َل ُك ْم ِفي ْالقُ ر‬ َ ‫ار‬
َ ‫َب‬
‫ان‬ َ ‫ ِإنَّ اِإْل ْن َس‬.‫ص ِر‬ ْ ‫ َو ْال َع‬.‫ان ال رَّ ِجي ِْم‬ ِ ‫الش ْي َط‬ َّ ‫ َأع ُْو ُذ ِباهّلل ِ ِم َن‬.‫َو ِذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬
‫ص ْوا ِب ْال َح ِّق‬ َ ‫ت َو َت َوا‬ َّ ‫ ِإاَّل الّ ِذي َْن آ َم ُن ْوا َو َع ِملُ ْوا‬.‫َل ِفي ُخ ْس ٍر‬
ِ ‫الص الِ َحا‬
ْ ‫ َف‬،‫هللا لِيْ َو َل ُك ْم‬
،ُ‫اس َت ْغ ِفر ُْوه‬ َ ‫ َأقُ ْو ُل َق ْولِيْ ٰه َذا َوَأسْ َت ْغ ِف ُر‬،‫صبْر‬ َّ ‫اص ْوا ِبال‬ َ ‫َو َت َو‬
‫ِإ َّن ُه ه َُو ْال َغفُ ْو ُر الرَّ ِح ْي ُم‬.
Khutbah II

‫ين‬ِ ‫ين ْال َح ِّق لِي ُْظ ِه َرهُ َع َلى ال ِّد‬ ِ ‫ْال َح ْم ُد هّلِل ِ الَّ ِذيْ َأرْ َس َل َرسُو َل ُه ِب ْال ُه َدى َو ِد‬
‫يك َل ُه‬ َ ‫ون َأ ْش َه ُد َأنْ اَل ِإ َل َه ِإاَّل هَّللا ُ َوحْ دَ هُ اَل َش ِر‬ َ ‫ُكلِّ ِه َو َل ْو َك ِر َه ْالم ُْش ِر ُك‬
َ ‫َوَأ ْش َه ُد َأنَّ م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َر ُس ولُ ُه اَللَّ ُه َّم‬
‫ص ِّل َو َس لِّ ْم َع َلى َن ِب ِّي َن ا م َُح َّم ٍد‬
‫صحْ ِب ِه َأجْ َم ِعي َْن َأمَّا َبعْ د‬ َ ‫َو َع َلى آلِ ِه َو‬
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah; Jamaah Sholat Jumat yang Berbahagia Pada
khutbah yang kedua ini marilah kita memanjatkan doa kepada Allah agar kita istikamah
untuk berlari menuju taubat dan mendapatkan kemudahan dalam mengarungi kehidupan
dunia sebagai tempat menyiapkan bekala akhirat.
‫من الرَّ ِح ِيم ْٱل َح ْم ُد هَّلِل ِ َربِّ‬ ‫هللا الرَّ حْ ِ‬ ‫ان الرَّ ِجي ِْم‪ِ ,‬بسْ ِم ِ‬ ‫ْط ِ‬ ‫هلل ِم َن ال َّشي َ‬ ‫َأع ُْو ُذ ِبا ِ‬
‫ْت َع َلى‬ ‫ص لَّي َ‬ ‫آل م َُح َّم ٍد َك َم ا َ‬ ‫ص ِّل َع َلى م َُح َّم ٍد َو َع َلى ِ‬ ‫ين اَللَّ ُه َّم َ‬ ‫ْٱل ٰ َع َل ِم َ‬
‫آل م َُح َّم ٍد َك َم ا‬ ‫اركْ َع َلى م َُح َّم ٍد َو َع َلى ِ‬ ‫آل ِإ ْب َرا ِه ْي َم‪َ .ٌ ،‬و َب ِ‬‫ِإب َْرا ِه ْي َم َو َع َلى ِ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ‫آل ِإب َْرا ِه ْي َم‪ِ ،‬إ َّن َ‬‫ت َع َلى ِإب َْرا ِه ْي َم َو َع َلى ِ‬ ‫ار ْك َ‬ ‫‪َ .‬ب َ‬
‫ت ْاَألحْ َي ا ِء ِم ْن ُه ْم‬ ‫ت‪َ ،‬و ْالمُْؤ ِم ِني َْن َو ْالمُْؤ ِم َنا ِ‬ ‫اغ ِفرْ لِ ْلمُسْ لِ ِمي َْن َو ْالمُسْ لِ َما ِ‬
‫اَللَّ ُه َّم ْ‬
‫اغ ِفرْ َل َنا َوِإِل ْخ َوا ِن َنا‬ ‫ت‪َ ,‬ر َّب َنا ْ‬ ‫ْب ُم ِجيْبُ ال ّد َع َوا ِ‬ ‫ك َس ِم ْي ٌع َق ِري ٌ‬ ‫ت‪ِ ،‬إ َّن َ‬‫َو ْاَألمْ َوا ِ‬
‫ك‬ ‫ين آ َم ُن وا َر َّب َن ا ِإ َّن َ‬ ‫وب َن ا ِغاّل ً لِّلَّ ِذ َ‬ ‫ان َواَل َتجْ َع ْل ِفي قُلُ ِ‬ ‫الَّ ِذي َن َس َبقُو َنا ِباِإْلي َم ِ‬
‫وف رَّ ِحي ٌم َر َّب َنا َظ َلمْ َنا َأنفُ َس َنا َوِإن لَّ ْم َت ْغ ِفرْ َل َنا َو َترْ َحمْ َن ا َل َن ُك و َننَّ ِم َن‬ ‫َرُؤ ٌ‬
‫ت ال َّت َّوابُ ال رَّ ِح ْي ُم َر َب َن ا‬ ‫ك َأ ْن َ‬ ‫اغ ِف رْ َل َن ا َو ُتبْ َع َل ْي َن ا‪ِ ،‬إ َّن َ‬ ‫ين َر َّب َن ا ْ‬ ‫ْال َخ ِ‬
‫اس ِر َ‬
‫النّار‪َ .‬و ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ‬
‫ِ‬ ‫اب‬‫َءا ِت َنا ِفي ال ّد ْن َيا َح َس َن ًة َو ِفي ْاَأل ِخ َر ِة َح َس َن ًة َو ِق َنا َع َذ َ‬
‫ين‬ ‫َربِّ ْال َعا َل ِم َ‬

Anda mungkin juga menyukai