Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENGERTIAN AKAL DAN WAHYU DALAM


ISLAM
HIDAYAH ALLAH KEPADA MAKHLUK (MENURUT
MUHAMMAD ABDUH DAN AL-MARAGHI)
1. HIDAYAH
WIJDAN

5. MA’UNAH
2. KHAWAS
DAN TAUFIK

4.
AGAMA/WAHY 3. AKAL
U
Wijdan atau Naluri
• Hidayah al-wijdan, yang disebutnya dengan hidayah al-ilham
sesungguhnya merupakan potensi awal ciptaan Allah. Kepada
manusia hidayah ini diberikan semenjak lahir, seperti perasaan lapar,
ingin makan yang diungkapkan dengan suara tangis, dan sebagainya.
Al-hawas atau indera
• Hidayah al-hawas atau indera, berupa penglihatan pende­ngaran,
kepekaan kulit akan rasa panas dingin, kepekaan lidah akan rasa
manis, pahit, asam dan sebagainya, kepekaan akan bau-bauan lewat
alat penciuman dan sebagainya adalah merupakan potensi yang
melengkapi dan menyempurnakan dari apa yang dapat dicapai oleh
instink. Kedua hidayah tersebut diberikan Allah kepada seluruh
makhluk-Nya tanpa terkecuali.
Akal
• Hidayah al-`aql, sebagai hidayah Allah yang ketiga, berupa akal rasio,
adalah merupakan hidayah yang lebih tinggi daripada kedua hidayah
terdahulu. Hidayah ini hanya diberikan khusus untuk manusia, karena
manusia diciptakan sebagai makhluk sosial dan mengemban tugas
sebagai khalifah di muka bumi ini. Instink dan inderanya tidaklah
mencukupi untuk menjalani kehidupannya. Akal dibutuhkan untuk
meluruskan kesalahan yang dicapai oleh indera, seperti batang yang
lurus yang ketika dimasukkan dalam air terlihat oleh mata seperti
bengkok atau patah, maka akal segera meluruskan pendapat mata
tersebut
Hidayah Wahyu
• Agama berfungsi untuk menundukkan jiwa manusia agar mampu
mengendalikan hawa nafsunya, dan dapat memilah serta memilih
mana yang haq dan mana yang batil, mana yang baik dan mana yang
jahat. Akal rasio sering kali tidak bisa mengendalikan hawa nafsu
tersebut, sehingga sering pula mengalami kesalahan dan kelemahan,
maka agamalah yang akan menundukkan dan meluruskannya.
Hidayah Taufik
• Hidayah al-taufiq atau al-ma`unah, yakni pertolongan spontan dari
Allah dan sesuainya rencana baik manusia dengan ketentuan Allah,
hanya diberikan kepada orang-orang yang telah benar-benar
menjalankan petunjuk agamanya secara baik dan benar. Hidayah ini
merupakan akibat logis dari hidayah al-adyan.
Berasal dari bahasa Arab
‘aqala-ya’qilu’

Memiliki banyak arti


Akal (lafazh musytarak)

Fahima (memahami)
Adraka (mencapai, menge­tahui)
Tadabbara (Merenung)
al-`aqlu sebagai Tafakkara (berfikir).
mashdar (akar kata)
Akal berarti cahaya ruhani yang dengannya seseorang
dapat mencapai, mengetahui sesuatu yang tidak dapat
dicapai oleh indera

Al-`aql juga diartikan


dengan al-qalb, hati nurani atau hati sanubari
Kata akal dalam al-Quran menunjukkan beberapa makna sebagai
berikut:

• Kata akal diartikan dengan memahami, mengerti, berfikir, memi­kirkan dan


merenungkan.
• Dorongan dan bahkan keharusan manusia untuk menggunakan akal, pikiran,
pemahaman, perenungan dalam menghadapi dan memecahkan berbagai
persoalan.
• Martabat manusia ditentukan oleh penggunaan akal pikirannya dalam
menghadapi sesuatu. Mereka yang tidak menggunakan akal dan hati
nuraninya yang fitri tidak ubahnya seperti hewan saja, bahkan lebih sesat lagi.
• Akal merupakan kunci untuk mendapatkan pengetahuan, baik pengetahuan
yang bersumber dari fenomena penciptaan (al-ayat al-kauniyah) maupun
yang bersumber dari fenomena wahyu (al-ayat al- qawliyah).
Istilah wahyu dalam Al-QUran
• Kata wahyu dan tashrif (penisbahan)-nya, baik dalam bentuk fi’il
madhi (awha, awhaina, awhaitu, fi'il mudhari` (yuhi, nuhi, uhi, yuha,
uhiya), maupun da­lam bbentuk mashdar-nya (wahyun, wahyan)
dalam al-­Qur'an muncul sebanyak 78 kali, yang masing-masing
memiliki makna dan pengertian yang beragam. Tujuh puluh delapan
(78) kali kata wahyu dan tashrif-nya itu ada dalam al-Qur'an
Berasal dari bahasa Arab al-wahyu, merupakan kata asli
Arab, bukan kata pinjaman dari bahasa asing (mu `ar­rab).
Kata itu memiliki arti suara, api, bisikan, dan kecepatan

WAHYU • al-wahyu lebih dimaknai sebagai pemberitaan, risalah dan


ajaran Allah yang diberikan kepada para Nabi dan Rasul-
Nya.

Al-Wahyu juga sering diartikan dengan bisikan,


isyarat, tulisan dan kitab. Oleh karenanya, wahyu
dipahami sebagai pemberitahuan secara
tersembunyi dan cepat
• Wahyu terkandung arti penyampaian sabda atau firman Allah
kepada orang-orang yang menjadi pilihan-Nya (Nabi dan Rasul)
untuk dite­ruskan kepada umat manusia sebagai pegangan dan
panduan hidup­nya.
1. Wahyu dalam arti firman Allah yang disampaikan
kepada Nabi
َ ‫ۦن ِم ۢنبَ ْع ِد ِهۦ ۚ َوأَ ْو َح ْينَٓا إِلَ ٰ ٓى إِ ْب ٰ َر ِهي َم َوإِ ْس ٰ َم ِعي َل َوإِ ْس ٰ َح‬
‫ق‬ ٍ ُ‫ك َك َمٓا أَ ْو َح ْينَٓا إِلَ ٰى ن‬
َ ‫وح َوٱلنَّبِ ِّي‬ َ ‫• إِنَّٓا أَ ْو َح ْينَٓا إِلَ ْي‬
‫ُون َو ُسلَ ْي ٰ َم َن ۚ َو َءاتَ ْينَا َدا ُوۥ َد َزبُو ًرا‬ َ ‫س َو ٰهَر‬ َ ُ‫ُّوب َويُون‬َ ‫اط َو ِعي َس ٰى َوأَي‬ ِ َ‫وب َوٱأْل َ ْسب‬ َ ُ‫َويَ ْعق‬

Referensi: https://tafsirweb.com/1695-quran-surat-an-nisa-ayat-
163.html"Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu
sebagai­mana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-
nabi yang kemudiannya, dan kami telah memberikan wahyu (pula)
kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya `qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub,
Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Dawud"
.(Q.S. al- Nisa'/4: 163)
2. Wahyu dalam arti firman (pemberitahuan) Allah kepada Nabi dan
Rasul-Nya untuk mengantisipasi kondisi

َ ‫ف َما يَأْفِ ُك‬


‫ون‬ ُ َ‫ك ۖ فَإِ َذا ِه َى تَ ْلق‬
َ ‫صا‬ ِ ‫• َوأَ ْو َح ْينَٓا إِلَ ٰى ُمو َس ٰ ٓى أَ ْن أَ ْل‬
َ ‫ق َع‬

Dan Kami wahyukan (perintahkan) kepada Musa: "Lemparkanlah "


tongkatmu!" Maka sekonyong-konyong tongkat itu menelan apa
yang mereka sulapkan" (QS. al-A'raf/7:117)
3. Wahyu Dalam Arti Instink

ِ َ‫ك إِلَى ٱلنَّحْ ِل أَ ِن ٱتَّ ِخ ِذى ِم َن ْٱل ِجب‬


‫ال بُيُوتًا َو ِم َن ٱل َّش َج ِر َو ِم َّما‬ َ ُّ‫• َوأَ ْو َح ٰى َرب‬
َ ‫ْر ُش‬
‫ون‬ ِ ‫يَع‬

• "Dan Tuhanku mewahyukan kepada lebah: "Buatlah


sarang­-sarang di bukit-bukit, di pohon pohon kayu,
dan di tempat yang dibuat manusia”
4. Wahyu dalam arti pemberian ilmu dan
hikmah, misalnya firman Allah:
‫ك ِم َن ْال ِح ْك َم ِة ۗ َواَل تَجْ َعلْ َم َع هَّللا ِ إِ ٰلَهًا آ َخ َر فَتُ ْلقَ ٰىفِي َجهَنَّ َم َملُو ًما َم ْدحُو ًرا‬ َ ِ‫• ٰ َذل‬
َ ‫ك ِم َّما أَ ْو َح ٰى إِلَ ْي‬
َ ُّ‫ك َرب‬
• "ltulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhan kepadamu. Dan
janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain di samping Allah, yang
menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan
tercela lagi dijauhkan (dari rahmat Allah) (Q.S. al­-lsra’/ 17:39).
5. Wahyu dalam arti ilham
‫ت َعلَ ْي ِه فَأ َ ْل ِقي ِه فِى ْٱليَ ِّم َواَل‬
ِ ‫ض ِعي ِه ۖ فَإِ َذا ِخ ْف‬ِ ْ‫• َوأَ ْو َح ْينَٓا إِلَ ٰ ٓى أُ ِّم ُمو َس ٰ ٓى أَ ْن أَر‬
َ ‫ْك َو َجا ِعلُوهُ ِم َن ْٱل ُمرْ َس ِل‬
‫ين‬ ِ ‫تَ َخافِى َواَل تَحْ َزنِ ٓى ۖ إِنَّا َرٓا ُّدوهُ إِلَي‬

Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa, "Susuilah dia, dan apabila kamu"
khawatir terhadapnya, maka hanyutkanlah ia ke sungai (Nil). Dan janganlah
kamu khawatir dan bersedih hati, karena sesungguh­nya Kami akan
mengembalikannya kepadamu dan menjadikannya (salah seorang) dari para
rasul" (Q.S. al-Qashash/28:7)
Kesimpulan
• Mungkin masih dapat dikemukahan lagi beberapa makna kata wahyu
dalam al-Qur'an. Namun, lima kelompok makna tersebut dipandang
cukup mewakili. Adapun yang dimaksud dengan wahyu dalam
pembahasan ini adalah firman Allah Swt., yang dititahkan kepada para
nabi-Nya sebagai risalah bagi kehidupan manusia sesuai dengan
kehendak Allah Swt, seperti Suhuf Ibrahim, Suhuf Musa, Taurat,
Zabur, Injil dan al-Qur'an sebagai wahyu Allah yang terakhir dan
sempuma. Kata al-wahyu isim mashdar yang dimaknai sama dengan
isim maf'ul yaitu al-nuha (yang diwahyukan).
PERCIK

• Anakku, jika kau tidak sanggup menahan


lelahnya belajar, bersiaplah hidup
menderita akibat kebodohan

• TERIMA KASIH – SELAMAT


BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai