Anda di halaman 1dari 18

1

PENGANTAR STUDI STUDI ISLAM


Oleh: Dr. Ridhwan dan Dr. Muslihin Sultan

1. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran, mahasiswa diharapkan mampu:
a. Memahami pendekatan dan ruang lingkup studi Islam
b. Memiliki sikap apresiatif terhadap ilmu-ilmu bantu dalam mengkaji Islam
c. Terampil dalam mengaplikasikan ilmu-ilmu bantu tersebut sebagai
pendekatan dalam studi Islam.
2. Pengertian Studi Islam
Studi berasal dari bahasa Inggris yang berarti belajar/mempelajari,
memahami, menelaah, mengkaji, dan meneliti.
Islam secara bahasa berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata salima atau
aslama. Kedua kata tersebut berarti selamat, damai, dan sejahtera. Islam yang
dimaksud di sini adalah agama/ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad
SAW.
Jadi, Studi Islam dapat diartikan sebagai suatu upaya sadar dan sistematis
untuk mengkaji, menelaah, dan mempelajari Islam, baik dari sisi ajarannya,
sejarahnya maupun pelaksanaanya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Ojek Kajian MSI
Berdasarkan pengertian MSI, maka dapat diketahui bahwa objek kajian MSI
ada tiga, yaitu:
a. Ajaran (doktrin) Islam
b. Sejarah Islam
c. Pelaksanaan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari
2

KAJIAN TENTANG DOKTRIN/AJARAN ISLAM


A. Ajaran Islam Terbagi dua yaitu Ajaran Dasar dan ajaran Non Dasar
1. Ajaran dasar adalah hal-hal pokok dalam ajaran Islam, mislanya,
keesaan Allah, kewajiban shalat lima waktu, kewajiban puasa di bulan
ramadhan, dll. Ajaran pokok tidak ada perbedaan di dalamnya karena
nash atau dalilnya jelas dalam al-Qur’an dan Hadis.
QS Al-Anbiya ayat 25

ِ ‫ْحٖ ِ َ ْ٘ َِ أًََّرَُس َ ِ َََ ِ َّر أًََا َا ْا ُس ُس‬


٢٥﴿ ‫ّى‬ ِ ‫َّ َها أَرْ َس ْلٌَا ِهي َ ْ ِل َ ِهي َّررسُسْ ٍلو ِ َّر ًُس‬
“Dan kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan kami
wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan aku,
Maka sembahlah olehmu sekalian akan aku".

2. Ajaran non dasar, sering juga disebut ajaran cabang atau furu’iyyah,
mislanya, qunut dalam shalat subuh, mengeraskan bacaan basmalah
ketika membaca surat al-fatihah dalam shalat, memakai sutra dan
emas bagi laki-laki, dal lain-lain. Ajaran non dasar biasanya terjadi
perbedaan pendapat di antara para ulama dan kaum muslimin.
dari Anas bin Malik ra, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,

‫ُس َالَ ْ٘ َِ َّ َسلَّر َن َٗ ٌُْس ُس ِٖ ا ْ َ ْ ِ َحتَّرٔ َا َر َ ا ُّ ًَْ٘ا‬ ٔ‫صلَّر‬


َ ِ ‫م ا َا َو َرسُسْ ُسو‬
Rasulullah shallallaahu „alaihi wa sallam senantiasa melakukan qunut
dalam shalat subuh sampai beliau meninggal dunia.
B. Aspek-Aspek Ajaran Islam
1. Aspek Akidah/Keimanan, yakni ajaran yang berkaitan dengan
keyahinan atau keimanan (Rukun Iman).
QS Al-Baqarah ayat 177
‫ْا ُسّ ُسَُْ ُس ْن ِ َ َ ا ْ َو ْ ِ ِ َّا ْ َو ْ ِ ِ َّ َ ِ َّري ا ْ ِ َّر َه ْي َه َي ِ ِهّلل‬
ِ‫اا‬ ْ ُّ َْ ‫َّر ْ٘ َ ا ْ ِ َّر أَى ُس‬
َٔ ْ ‫ِّي٘ي َّ َٔ ا ْ َوا َو َالَٔ ُسح ِّي َِ َذ ِّٕ ا ْ ُس‬ َ ِ٘ ‫ ِآل َ ِ َّا ْ ِ تَا ِ َّا ٌَّر‬ٚ‫آل ِ َّا ْ َو‬ٙ‫ا‬ ِ ‫َّا َْ٘ ْْ ِم‬
َٔ َّ َ‫ل ال‬ ‫٘ي َّ ِٖ ا ِّي َا ِ َّأَ َا َم ا َّر‬ َ ِ‫٘ي َّا َْي ا َّر ِ٘ ِ َّا َّر آلِل‬ َ ‫َّا َْ٘تَا َهٔ َّا ْ َو َ ا ِا‬
‫٘ي‬
َ ‫ض َّراء َّ ِح‬ ‫ٗي ِٖ ا ْ َأْ َساء ّا َّر‬ َ ِ ِ ‫ّا َّا لَّرا‬ ْ ‫ْى ِ َ ِْ ِ ُِ ْن ِ َذا َااَُ ُس‬َ ‫ا َّرل َااالَ َّا ْ ُسوْ ُس‬
﴾١٧٧﴿ ‫ْى‬ َ ‫ص َ ُسْا َّأُسّ َ ِـ َ ُُس ُسن ا ْ ُسوتَّر ُس‬َ ‫ٗي‬ َ ِ ‫ا ْ َأْ ِ أُسّ َ ِـ َ ا َّر‬
177. Kebijakan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan
barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah
beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-
nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan
orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya,
mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati
janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan,
3

penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar


(imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.
2. Aspek Syari’ah/Hukum/Fikih, yakni ajaran yang berkaitan dengan
Ibadah dan Muamalah.

‫ًَ ُس ِ ُسن ِّيه ْي َآل ْ٘ ٍل َ ِ ُس ٍُّس‬ٛ ‫ْا‬


ْ ‫ْا ا َّرل َااالَ َّ َها ُس َ ِّي ُسه‬ْ ‫ل َالَ َّ ُس‬ ‫ا َّر‬ ْ ‫َّأَ ِ٘ ُسو‬
‫ْا‬
﴾١١٠﴿ ‫ل٘ ٌر‬ ِ َ ‫ْى‬ َ ‫ِ َّرى ِهّلل َ ِ َوا َ ْ َولُس‬ ِ ‫ِاٌ َ ِهّلل‬
Artinya: “Dan Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja
yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada
sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan”

3. Aspek Akhlak, ajaran yang terkait dengan norma-nerma yang mengatur


hubungan manusia dengan manusia dan alam sekitar. QS. Al-Hujurat
ayat 13
‫َٗا أََُِّٗا ا ٌَّرا ُس ًَِّرا آلَ لَ ٌَْا ُسان ِّيهي َذ َا ٍل َّأُسًثَٔ َّ َ َ ْلٌَا ُسا ْن ُس ُسْ ا ًا َّ َ َاآلِ َ ِتَ َ ا َر ُسْا ِ َّرى‬
﴾١٣﴿ ‫أَ ْا َ َه ُس ْن ِاٌ َ َّر ِ أَ ْ َا ُسا ْن ِ َّرى َّر َ َا ِل٘ ٌرن َآل ِ٘ ٌر‬
13. Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa -
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah
orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha Mengenal.
C. Sumber Ajaran Islam
Ada tiga sumber pokok ajaran/hukum Islam, yaitu: Al-Quran, Al-
Sunnah, dan Ijma’.
4

Al-QUR’AN
Pengertian
Secara bahasa Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata qara’a yang
berarti membaca, kemudian berubah menjadi qira’atan atau qur’anan yang
berarti bacaan atau yang dibaca. Jadi arti Al-Qur’an adalah bacaan sesuatu yang
selalu harus dibaca.
Adapun Al-Qur’an secara Istilah, yaitu firman/wahyu Allah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad Saw. Melalui perantaraan Malaikat Jibril untuk
disampaikan kepada umat manusia.
Pokok-pokok kandungan Al-Qur’an, meliputi:
a) Eksistensi Allah Swt. dan segala yang berkaitan dengan-Nya, seperti
sifat-sifat-Nya, perbuatan-Nya, Arasy, dan lain-lain (untuk
mengetahui lebih dalam tentang hal ini, pelajari kembali mata kuliah
kalam/ilmu tauhid). Dalam QS. Al-A‟raf ayat 54
َٔ‫ِٖ ِستَّر ِ أَٗ ٍلَّرام ُس َّرن ا ْست ََْٓ َال‬ َ ْ‫َر‬ٛ‫ا َّا‬ ِ ‫ِ َّرى َر َّر ُس ُسن ِهّلل ُس ا َّر ِ ٕ َآللَ َ ا َّر َوا َّا‬
‫َّا َّر ْو َ َّا ْ َ َو َ َّا ٌُّ ُسْ َم‬ ‫ار َٗ ْ لُس ُسَُس َحثِ٘ثا ًا‬َ َِ‫ا ْ َ ْ ِ ُٗس ْ ِ ٖ ا لَّر ْ٘ َ ا ٌَّر‬
﴾٥٤﴿ ‫٘ي‬ َ ‫ِهّلل ُس َر ُّ ا ْ َ ا َ ِو‬ َ ‫َ ْه ُس َ َا َر‬ٛ‫ا ِأ َ ْه ِ ٍِ أَ َ ََُس ا ْ َ ْل ُس َّا‬ ‫ُسه َ َّر َ ا ٍل‬
54. Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan
langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy.
Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat,
dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-
masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan
memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta alam.
b) Aturan pokok tentang ibadat mahdhah atau ibadab langsung
kepada Allah Swt, seperti shalat, puasa, haji, Zakat, doa, zikir dan
lain-lain. Dalam QS. Al Baqarah ayat 43
﴾٤٣﴿ ‫٘ي‬ ْ ‫ْا ا َّرل َااالَ َّارْ َا‬
َ ِ ‫ُسْا َه َ ا َّرا ِا‬ ْ ‫ل َالَ َّ ُس‬ ْ ‫َّأَ ِ٘ ُسو‬
‫ْا ا َّر‬
43. Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah
beserta orang-orang yang ruku'
c) Aturan pokok tentang ibadah sosial atau ibadah yang berkaitan
dengan hubungan manusia dengan manusia lain dan hubungan
manusia dengan alam semesta, seperti jual-beli, nikah, pinjam
memijam, bertangga, kehidupan bernegara (politik), larangan
merusak alam, dan lain-lain.
‫ْ َّا ا ًا ِّيتَ ْ ُس ٌُسْا ِ َ َِْ٘ا َّ َ َ َ َ ٌَْ٘ ُس ن َّره َْ َّر الًا‬ َ‫َّ ِه ْي َٗا ِ َِ أَ ْى َآللَ َ َ ُس ن ِّيه ْي أًَ ُس ِ ُس ْن أ‬
﴾٢١﴿ ‫ُسّى‬ َ ‫ا ِّي َ ْْ ٍلم َٗتَ َ َّر‬
‫َٗا ٍل‬َٙ َ ِ ‫َّ َرحْ َو ًا ِ َّرى ِٖ َذ‬
21. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih
5

dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat


tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
d) Isyarat-isyarat ilmiah, seperti proses kejadian manusia, proses
penciptaan langit dan bumi, aneka jenis binatang dan tumbuhan,
turunnya hujan dari langit, pergantian siang dan malam, peredaran
benda-benda langit (bulan, matahari, dan bintang-bintang). Dalam
QS. Al Anbiyaa: 30Penciptaan Langit dan Bumi

‫ض َكا َن َتا َر ْت ًقا َف َف َت ْق ٰن ُه َم ۗا َو َج َع ْل َنا م َِن ا ْل َم ۤا ِء ُك َّل‬ َ ْ ‫ت َو‬


َ ْ‫اْلر‬ ِ ‫اَ َو َل ْم َي َر الَّ ِذي َْن َك َفر ُْْٓوا اَنَّ الس َّٰم ٰو‬
ٖٓ - ‫َشيْ ٍء َح ۗي اَ َف ََل ي ُْؤ ِم ُن ْو َن‬
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit
dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami
pisahkan antara keduanya.dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang
hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS. Al Anbiyaa:
30)
e) Kisah-kisah para Nabi dan Rasul dan umat-umat terdahulu, seperti
Nabi Adam as sampai Nabi Muhammad saw, umat Nabi Luth yang
durhaka kepada Allah, bani Israil yang membunuh beberapa Nabi,
Fir’aun yang mengaku tuhan, karun yang kikir, lukmanul Hakim yang
bijaksana, dan lain-lain. Dalam QS. An Nazi‟at: 15-16:

○ ‫ط ًوى‬ ِ َّ ‫ُوس ٰ ○إِ ْذ َنا َا ُ َر ُّب ُه ِب ْال َوا ِ ْال ُم َق‬


ُ ‫س‬ َ ‫َ ْل َ َت‬
ُ ‫اا َح‬
َ ‫ِيي م‬

15. Sudah sampaikah kepadamu (Ya Muhammad) kisah Musa. 16.

Tatkala Tuhannya memanggilnya di lembah Suci ialah lembah Thuwa;


f) Berita tentang hari kiamat dan hari akhirat (padang mahsyar,
timbangan amal baik dan buruk, nikmat syurga dan siksa neraka, dan
lain-lain). Dalam QS. Al A‟raf: 187 tentang Hari Kiamat:

‫َّان مُرْ ٰسى َه ۗا قُ ْل ِا َّن َما عِ ْل ُم َها عِ ْن َ َرب ِّْۚيْ َْل ي َُجلِّ ْي َها ل َِو ْق ِت َهآْ ا َِّْل ه َۘ َُو‬ َ ‫ا َع ِن السَّا َع ِة اَي‬ َ ‫َيسْ ـَلُ ْو َن‬
‫ا َحفِيٌّ َع ْن َه ۗا قُ ْل ِا َّن َما‬ َ ‫ض َْل َتأْ ِت ْي ُك ْم ا َِّْل َب ْغ َت ًة ۗ َيسْ ـَلُ ْو َن‬
َ ‫ا َكا َ َّن‬ ۗ ِ ْ‫اْلر‬ َ ْ ‫ت َو‬ ِ ‫ت فِ الس َّٰم ٰو‬ ْ ‫َثقُ َل‬
ٰ ِ ّ ٰ َ ‫ع ِْل ُم َها ِع ْن‬
ٔ٨٧ - ‫اس َْل َيعْ َلم ُْو َن‬ ِ ‫ّللا َولكِنَّ اَ ْك َث َر ال َّن‬
“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?"
Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada
sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu
kedatangannya selain Dia. kiamat itu amat berat (huru haranya bagi
makhluk) yang di langit dan di bumi. kiamat itu tidak akan datang
kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". mereka bertanya kepadamu
seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah:
"Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah,
tetapi kebanyakan manusia tidak Mengetahui".
6

g) Berita tentang dan makhluk-makhluk ghaib, seperti para


malaikat, jin, dan syaithan. Dalam QS. An Nahl: 49:
ۤ ٰ
ْ ‫ض ِمنْ َۤا َّب ٍة وَّ ا ْل َم ٰل ِى َك ُة َو ُه ْم َْل َيسْ َت ْك ِب‬
- ‫رُو َن‬ َ ْ ِ‫ت َو َما ف‬
ِ ْ‫اْلر‬ ِ ّ ِ ‫َو‬
ِ ‫لِل َيسْ ُج ُ َما فِ الس َّٰم ٰو‬
“Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan
semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para malaikat, sedang
mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri.”
Hal-Hal Penting Diketahui Mengenai Al-Qur’an, seperti:
a) Sejarah Turunya al-Qur’an, meliputi ayat pertama dan terakhir turun,
masa/waktu turunya (kurang lebih 23 tahun), cara turunnya
(berangsur-angsur), tempatnya turunya (Makkah dan Madinah/ayat
Makkiyyah dan Madaniyah), dan lain-lain.
b) Jumlah Juz (30 juz), jumlah surah (114 surat) dan jumlah ayat (6666
ayat).
c) Para penulis wahyu atau sekreatris Nabi (Zaid bin Stabit, Ali bin
Thalib,Thalhah bin ubaidillah, Zubair bin Awwan, dan lain-lain).
d) Sejarah penulisan atau pengkodifikasian al-quran (dilakukan dua kali
yakni pertama, pada masa khifah Abu Bakar atas saran Umar karena
khawatir sebab banyak penghafa al-Quran yang gugur dalam perang,
dibukukan hanya satu buah, dan disimpan di rumah istri Nabi, Hafsah,
dan kedua, dilakukan pada masa khalifah Usman atas pertimbangan
luasnya wilayah Islam dan banyaknya umat Islam yang bukan orang
arab yang membutuhkannya, serta banyaknya atau cara membaca al-
Quran sehingga butuh keseragaman bacaan. Ditulis empat buah
mushhaf dan disebut dengan mushhaf Usmaniy).
e) Pengetahuan tentang sebab-sebab turunya ayat/asbab al-nuzul.
f) Dan lain-lain (untuk mengetahui secara mendalam terkait dengan hal
ini, pelajari kembali ata kuliah Ulumul Quran).
7

Kedudukan dan fungsi Al-Quran


Kedudukan Al-Quran adalah sebagai sumber utama dan pertama ajaran dan
hukum Islam.
Adapun fungsi al-Quran dapat diketahui dari beberapa nama lain dari Al-
Quran itu sendri, yaitu:
a) Al-Huda, (pedoman/petunjuk). Artinya Al-Quran berfungsi sebagai
pedoman atau petunjuk bagi manusia dalam menjalankan
kehidupannya di dunia. Dalam QS. Al Jasiyah: 20;

ِ ‫ص ۤا ِىرُ لِل َّن‬


- ‫اس َو ُه ً ى َّو َرحْ َم ٌة لِّ َق ْو ٍم ي ُّْوقِ ُن ْو َن‬ َ ‫ٰه َذا َب‬
“Al Quran Ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi
kaum yang meyakini.”

b) Al-Furqan, (pembeda/pemisah). Artinya, Al-Quran berfungsi


sebagai pembeda atau pemisah antara baik dan buruk, halal dan
haram, boleh dan tidak boleh, serta jalan benar dan jalan sesat. Dalam
ٰ
ِ ّ ‫خ ْن ِزي ِْر َو َمآْ اُ ِه َّل ل َِغي ِْر‬
ُ‫ّللا ِبهٖ َو ْال ُم ْن َخ ِن َق ُة َو ْال َم ْوقُ ْو َذة‬ ِ ‫ت َع َل ْي ُك ُم ْال َم ْي َت ُة َوال َّ ُم َو َلحْ ُم ْال‬ ْ ‫حُرِّ َم‬
ْ‫ب َواَن‬
ِ ‫ص‬ ُ ‫َو ْال ُم َت َر ِّ َي ُة َوال َّنطِ ي َْح ُة َو َمآْ اَ َك َل ال َّس ُب ُع ا َِّْل َما َذ َّك ْي ُت ۗ ْم َو َما ُذ ِب َح َع َل ال ُّن‬
‫س الَّ ِذي َْن َك َفر ُْوا ِمنْ ِ ْي ِن ُك ْم َف ََل َت ْخ َش ْو ُه ْم‬ َ ‫اْل ْز َْل ۗ ِم ٰذلِ ُك ْم فِسْ ۗ ٌق اَ ْل َي ْو َم َي ِى‬
َ ْ ‫َتسْ َت ْقسِ م ُْوا ِب‬
‫ْت َل ُك ُم ْاْلِسْ ََل َم ِ ْي ًن ۗا‬ ُ ‫ت َع َل ْي ُك ْم ِنعْ َم ِتيْ َو َرضِ ي‬ ُ ْ‫ت َل ُك ْم ِ ْي َن ُك ْم َواَ ْت َمم‬ ُ ‫اخ َش ْو ۗ ِن اَ ْل َي ْو َم اَ ْك َم ْل‬
ْ ‫َو‬
ٰ
ٖ - ‫ح ْي ٌم‬ ِ َّ‫ّللا َغفُ ْو ٌر ر‬َ ّ َّ‫ْل ْث ٍۙ ٍم َفاِن‬
ِ ِّ ‫ف‬ٍ ‫ص ٍة َغي َْر ُم َت َجا ِن‬ َ ‫طرَّ فِيْ َم ْخ َم‬ ُ ْ‫َف َم ِن اض‬
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging
hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang
terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali
yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang
disembelih untuk berhala. dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan
anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan.
pada hari ini orang-orang kafir Telah putus asa untuk (mengalahkan)
agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah
kepada-Ku. pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu,
dan Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai
Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena
kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Maidah: 3)

c) Al-Bayan (penjelas) artinya al-Quran berfungsi untuk menjelaskan


kepada manusia tata cara hidup baik dan benar menurut yang
dikehendaki Allah swt. Dalam QS. Al An‟am: 157:
8

‫اَ ْو َتقُ ْولُ ْوا َل ْو اَ َّنآْ اُ ْن ِز َل َع َل ْي َنا ا ْلك ِٰتبُ َل ُك َّنآْ اَهْ ٰ ى ِم ْن ُه ْۚ ْم َف َق ْ َج ۤا َء ُك ْم َب ِّي َن ٌة مِّنْ رَّ ِّب ُك ْم َو ُه ً ى‬
ٰ ِ ‫َّورحْ م ٌة ْۚ َفمنْ اَ ْظ َلم ِممَّنْ َك َّذب ب ٰا ٰي‬
ْ‫َف َع ْن َها ۗ َس َنجْ ِزى الَّ ِذي َْن َيصْ ِ فُ ْو َن َعن‬ َ ‫ص‬ ِّ ‫ت‬
َ ‫ّللا َو‬ ِ َ ُ َ َ َ
ِ ‫ٰا ٰي ِت َنا س ۤ ُْو َء ا ْل َع َذا‬
ٔ٥٧ - ‫ب ِب َما َكا ُن ْوا َيصْ ِ فُ ْو َن‬
“Atau agar kamu (tidak) mengatakan: "Sesungguhnya Jikalau Kitab Ini
diturunkan kepada kami, tentulah kami lebih mendapat petunjuk dari
mereka." Sesungguhnya telah datang kepada kamu keterangan yang
nyata dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat.Maka siapakah yang lebih
zalim daripada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling
daripadanya?kelak kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang
berpaling dari ayat-ayat kami dengan siksa yang buruk, disebabkan
mereka selalu berpaling.”

d) Al-Syifa, (pengobat). Artinya al-Quran berfungsi sebagai pengobat


atau penawar bagi berbagai penyakit, terutama penyakit bathin atau
hati manusia misalnya, musyrik, dengki, hasad, namimah, tamak,
angkuh, dan lain-lain. Dengan fungsinya sebagai Al-syifa, maka orang
yang selalu membaca dan memahami, serta mengamalkan, akan
mendapatkan ketenangan, kebahagian, dan keberuntungan hidup
didunia maupun di akhirat. Dalam QS. Al Isra‟: 82:

ّ ٰ ُ ‫َو ُن َن ِّز ُل م َِن ْالقُرْ ٰا ِن َما ه َُو شِ َف ۤا ٌء َّو َرحْ َم ٌة لِّ ْلم ُْؤ ِم ِني ٍۙ َْن َو َْل َيز ْي‬
٨ٕ - ‫الظلِ ِمي َْن ا َِّْل َخ َسارً ا‬ ِ
“Dan kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah
menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS. Al
Isra‟: 82)
e) Al-Dzikru (peringatan). Artinya, Al-Quran berfungsi sebagai
pemberi peringatan bagi manusia. Dalam QS. Al A‟raf: 2:

ٕ - ‫ا َح َر ٌج ِّم ْن ُه لِ ُت ْنذ َِر ِبهٖ َوذ ِْك ٰرى لِ ْلم ُْؤ ِم ِني َْن‬ َ ‫ك ِٰتبٌ اُ ْن ِز َل ِا َلي‬
َ ْ‫ْا َف ََل َي ُكنْ فِي‬
َ ‫ص ْ ِر‬
“Ini adalah sebuah Kitab yang diturunkan kepadamu, Maka janganlah
ada kesempitan di dalam dadamu karenanya, supaya kamu memberi
peringatan dengan Kitab itu (kepada orang kafir), dan menjadi
pelajaran bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al A‟raf: 2)
9

AL-SUNNAH/AL-HADIS
Al- Sunnah/Al-Hadits
Pengertian Al- Sunnah/Al-Hadits
Secara bahasa Sunnah berarti bekas atau jalan yang sudah dilalui. Sedangkan
hadits berarti baru, perkataan atau pembicaraan.
Menurut istilah sunnah atau hadis adalah segala sesuatu yang disandarkan
kepada Nabi Muhammad Saw. baik berupa perkataan, perbuatan, dan taqrirnya
(ketetannya).
Macam-macam Sunnah/Hadits
a. Dilihat dari sisi bentuknya, terbagi tiga, yaitu:
- Sunnah/hadis Qauliyyah, yaitu berupa perkataan atau ucapan
apa Muhammad Saw.. contoh Hadits tentang Doa Nabi Muhammad
SAW kepada Orang yang Mendengar, Menghafal, dan Menyampaikan
Ilmu.

‫صلَّرٔ َّر ُس َالَ ْ٘ َِ َّ َسلَّر َن‬ َ ِ ‫ُسْو َّر‬َ ‫او َس ِو ْ ُس َرس‬ َ َ ‫َا ْي َ ْٗ ِ ِْي َا ِ ٍل‬
‫ض َ َّر ُس ا ْه َ أًا َس ِو َ ِهٌَّرا َح ِ ٗثًاا َ َح ِظََُس َحتَّرٔ ُٗس َلِّي َ َُس َ ُس َّر‬‫َٗ ُسْ ُسو ًَ َّر‬
‫حا ِه ِ ِ ْ ٍلَ َ ْ٘ َ ِ َ َِ٘ ٍل‬ َ ‫َحا ِه ِ ِ ْ ٍلَ ِ َٔ َه ْي ُُس َْ أَ ْ ََُس ِه ٌَُْس َّ ُسر َّر‬
Dari Zaid bin Tsabit ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah saw.
bersabda: “Semoga Allah memperindah orang yang mendengar hadis
dariku lalu menghafal dan menyampaikannya kepada orang lain,
berapa banyak orang menyampaikan ilmu kepada orang yang lebih
berilmu, dan berapa banyak pembawa ilmu yang tidak berilmu.” (HR.
Abu Dawud)
- Sunnah/hadis Fi’liyyaah, yaitu berupa perbuatan atau tingkah
laku Nabi Muhammad Saw. Contohnya hadits Nabi saw untuk
meneladani nabi dalam urusan shalat, Nabi saw bersabda :

َ ‫صلُّ ْْا َا َوا َرأَ ْٗتُس ُسو ًِْْ ْٖ اُس‬


‫صلِّي ْٖ (رّاٍ ا ارٓ ّه لن اي ها‬ َ
“Bershalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku bershalat”. (HR.
Al-Bukhary dan Muslim dari Malik ibn Huwairits)
Selain hadits tentang shalat, contoh lainnya adalah hadits tentang haji.
Nabi bersabda :

‫ُسآل ُس ّْا َاٌِّيٖ َهٌَا ِس َ ُس ْن (رّاٍ ه لن اي ا‬


“ambilah dariku cara-cara mengerjakan haji”. (HR. Muslim dari Jabir)
10

- Sunnah/hadis Taqririyyah, yaitu berupa ketetapan Nabi


Muhammad saw. (misalnya, ada sesuatu yang dikerjakan oleh
para sahabat, nabi tahu atau melihat, tapi ia tidak menyuruh dan
tidak juga melarang) Contoh hadits taqririyyah :

ِ ّ ‫َأ َّن ا ْب َن َع َّب ٍاس َأخ َ ََْب ُه َأ َّن خ ِ ََاِل ْب َن امْ َو ِمَ ِد َّ ِاَّلي ً ُ َق ُال َ َُل َس َْ ُف ه‬
‫اّلل َأخ َ ََْب ُه َأه َّ ُه َد َخ َل‬
‫َاَل ا ْب ِن َع َّب ٍاس‬ ُ َ ‫ِه خَامَ ُت ُه َوخ‬ َ ِ ‫اّلل عَلَ َْ ِه َو َس َّ ََّل عَ ََّل َم ْي ُموه َ َة َو‬
ُ َّ ‫اّلل َص ََّّل‬ ِ َّ ‫ول‬ ِ ‫َم َع َر ُس‬
‫فَ َو َجدَ ِع ْندَ هَا ضَ ًّبا َم ْح ُنو ًذا قَ ْد قَ ِد َم ْت ِب ِه ُأخُْتُ َا ُح َف ْيدَ ُة ِبنْ ُت امْ َح ِار ِث ِم ْن َ َْن ٍد‬
‫اّلل عَلَ َْ ِه َو َس َّ ََّل َو ََك َن قَل َّ َما ً ُ َق ِّد ُم ًَدَ ُه ِم َط َعا ٍم َح ََّّت‬ ِ ّ ‫فَ َقدَّ َم ْت امضَّ َّب ِم َر ُس ْو ِل ه‬
ُ ّ ‫اّلل َص ََّّل ه‬
‫اّلل عَلَ َْ ِه َو َس َّ ََّل ًَدَ ُه ا ََل امضَّ ِّب‬ ُ َّ ‫اّلل َص ََّّل‬ ِ ّ ‫ول ه‬ ُ ‫ُُيَدَّ َث ِب ِه َوٌ َُس َّمى َ َُل فَأَه َْوى َر ُس‬
ِ ‫َ ه ِ َّ ه‬
‫اّلل عَلَ َْ ِه َو َس َّ ََّل َما‬
ُ ّ ‫فَ َقام َ ْت ا ْم َر َأ ٌة ِم ْن ام ِن ّ ْس َو ِة امْ ُحضُ ِور َأخ ِ َْْب َن َر ُسول ّاّلل َصَّل‬
‫اّلل عَلَ َْ ِه َو َس َّ ََّل ًَدَ ُه َع ْن‬ُ ّ ‫اّلل َص ََّّل ه‬ِ ّ ‫ول ه‬ ُ ‫اّلل فَ َرفَ َع َر ُس‬ ِ ّ ‫ول ه‬
َ ‫قَدَّ ْم ُ َُّت َ َُل ه َُو امضَّ ُّب ََي َر ُس‬
‫اّلل قَ َال ََل َومَ ِك ْن مَ ْم ٍَ ُك ْن‬ ِ َّ ‫ول‬ َ ‫امضَّ ِ ّب فَ َق َال خ ِ َُاِل ْب ُن امْ َو ِمَ ِد َأ َح َرا ٌم امضَّ ُّب ََي َر ُس‬
‫اّلل عَلَ َْ ِه‬
ُ ّ ‫اّلل َص ََّّل ه‬ ِ ّ ‫َاِل فَا ْج َ ََت ْرثُ ُه فَأَ َ َْك ُت ُه َو َر ُس ْو ُل ه‬ ٌ ِ ‫ِبأَ ْر ِض قَ ْو ِم ْي فَأَ ِجدُ ِ ِْن َأعَافُ ُه قَ َال خ‬
‫َو َس َّ ََّل‬
"Sesungguhnya Ibnu Abbas telah mengabarkan kepadanya bahwa
Khalid bin Al Khalid yang juga dijuluki sebagai Saifullah telah
mengabarkan kepadanya; Bahwa ia dan Rasulullah Saw pernah
menemui bibinya yaitu Maimunah yang juga bibi daripada Ibnu
Abbas. kemudian ia mendapati biawak yang telah terpanggang yang
dibawa oleh saudara bibinya yakni, Hudzaifah bintu Al Harits dari
Najed. Maka Maimunah pun menyuguhkan Biawak itu kepada
Rasulullah Saw.Jarang sekali beliau memajukan tangannya untuk
mengambil makanan hingga beliau dipersilahkan bahwa makanan itu
untuk beliau.Saat itu, Rasulullah Saw menggerakkan tangannya ke
arah biawak, lalu seorang wanita yang hadir di situ berkata dan
memberitahukan kepada beliau tentang makanan yang telah
disuguhkan, "Itu adalah Biawak ya Rasulullah?" Maka seketika itu,
Rasulullah Saw segera menarik tangannya kembali dari daging
Biawak sehingga Khalid bin Al Walid pun bertanya, "Apakah daging
Biawak itu haram ya Rasulullah?" beliau menjawab: "Tidak, akan
tetapi daging itu tidak terdapat di negeri kaumku, karena itu aku tidak
memakannya." Khalid berkata, "Lalu aku pun menarik dan
memakannya.Sementara Rasulullah Saw melihat ke arahku" (HR.
Bukhari).
b. Dilihat dai sisi banyaknya perawinya, terbagi dua, yaitu:
1. Sunnah/Hadis Mutawatir, yaitu yang diriwayatkan oleh banyak
orang (sahabat) yang mustahil berbohong tentang sunnah/hadis
11

itu. Contoh Hadis Mutawatir, Hadits Nabi Shallallahu „Alaihi wa


Sallam:
ْ
ِ ‫َه ْي َا َ َ َالَ َّرٖ ُسهتَ َ ِو ًا ا َ ْلَ٘تَ َ َّرْأ َه ْ َ َ ٍُس ِه ْي ا ٌَّر‬
‫ار‬
“Barangsiapa yang berdusta atas namaku, maka hendaklah dia
mengambil tempat duduknya dari api
neraka.”(SHOHIH.Diriwayatkan oleh Bukhari I/434 no.1229, dan
Muslim I/10 no.3).
Hadits ini diriwayatkan oleh lebih dari 100 Shahabat radhiyallahu
anhu dan memiliki ratusan sanad. Lafazh-lafazhnya hampir sama dan
makna semuanya sama persis.
2.Sunnah/Hadis Ahad, yaitu yang diriwayatkan oleh satu orang
(sahabat) atau lebih, tapi tidak mencapai tingkat mutawatir. hadits
tentang kisah Hiraklius.Hadits ini telah diterima oleh para ulama. Di
dalamnya diceritakan, Hiraklius bertanya kepada Abu Sufyan, yang
ketika itu ia masih musyrik, berkaitan dengan dakwah Rasulullah
Shallallahu „alaihi wa sallam. Diantaranya, Hiraklius bertanya kepada
Abu Sufyan :
‫َ ْ٘ـًاا َّا ْ ُس ُساْا‬ َِ ِ ‫ُس ُسا ْن ُس ْل ُس َٗ ُسْ ُسو ا ْا ُس ُس ّا َّر َ َّحْ َ ٍُس َّ َ ُس ْ ِ ُساْا‬ ‫َها َذا َٗأْ ُسه‬
ِ َ ‫لل‬
‫اا َّا ِّي‬ ِ َ ‫َا ُسا ُسا ْن ََّٗأْ ُسه ُس ًَا ِا َّر‬
َ ْ ‫ل َ ِال َّا َّرل َاا ِال َّا لِّي ْ ِ َّا‬ ‫َها َٗ ُسْ ُسو‬
“Apa yang diperintahkan oleh Muhammad kepada kalian? Aku (Abu
Sufyan) menjawab,”Muhammad mengatakan:„Sembahlah Allah
semata dan janganlah kalian menyekutukanNya dengan sesuatu
apapun, tinggalkanlah apa yang dikatakan (diyakini) oleh bapak-bapak
(nenek moyang) kalian‟. Muhammad (juga) menyuruh kami untuk
shalat, zakat, jujur, menjaga harga diri dan menyambung tali
silaturrahim…””
c. Dilihat dari sisi kualitas sanad/perawinya, terbagi empat, yaitu:
1. Sunnah/Hadis Shahih (sehat), yaitu sunnah/hadis yang (1)
Perawinya, adil dan dhabit, tidak cacat, (2) sanadnya bersambung
kepada Nabi Saw, dan (3) tidak bertentangan dengan al-Quran
dan akal sehat. contoh hadits yang shahih
‫اِل َع ِن ا ْب ِن ِشه ٍَاب َع ْن ُم َح َّم ِد ْب ِن ُج َب ْ ِْي‬ ِ ُ‫َحدَّ ثَنَا َع ْبد‬
ٌ ِ ‫هللا ْب ُن ًُ ْو ُس َف قَ َال َأخ َ ََْبَنَ َم‬
‫م قَ َر َأ ِِف امْ َم ْغ ِر ِب ِِب ُّمط ْو ِر “(رواه‬.‫هللا ص‬ ِ ‫ْب ِن ُم ْط ِع ِم َع ْن َأ ِب َْ ِه قَ َال َ َِس ْع ُت َر ُس ْو َل‬
)‫امبخاري‬
”Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin yusuf ia berkata: telah
mengkhabarkan kepada kami malik dari ibnu syihab dari Muhammad
bin jubair bin math‟ami dari ayahnya ia berkata: aku pernah
mendengar rasulullah saw membaca dalam shalat maghrib surat at-
thur” (HR. Bukhari, Kitab Adzan).
12

2.Sunnah/ hadis Hasan (baik), yaitu sunnah/hadis yang kualitasnya


tidak sampai kepada tingkatan shahih. Contoh hadits hasan:
ًِٖ ْْ َ ْ ‫اى ا‬ِ َ ‫اى ا ضُّ َ ِ ٖ َا ْي أَ ِ ْٖ ِا ْو‬ َ ‫ح َّر ٌََا ُستَ ْ٘ َ ُس َح َّر ٌََا َ ْ َ ُس ُسْي ُسسلَ ْ٘ َو‬
ّ‫ َس ِو ْ ُس أَ ِٖ ِ َحضْ َ ِال ا َ ُس ِّي‬: ‫او‬ َ َ ْٕ ِ َ ْ َٛ‫َا ْي أَ ِٖ َ ْ ِ ِْي أَ ِٖ ُسه ْْ َسٖ ْا‬
‫ا‬ِ ْ‫ ِ َّرى أَ ْ َْا َ ا ْ َ ٌَّر ِ َحْ َ ِظ َ ِو ا ُّ ٘ ُْس‬: ‫ َا َو َرس ُْسْ ُسو ِ ص م‬: ‫َٗ ُس ْْ ُسو‬
“‫ ا ح ٗث‬..…

“Telah menceritakan kepada kamu qutaibah, telah menceritakan


kepada kamu ja‟far bin sulaiman, dari abu imron al-jauni dari abu
bakar bin abi musa al-Asy‟ari ia berkata: aku mendengar ayahku
berkata ketika musuh datang : Rasulullah Saw bersabda :
sesungguhnya pintu-pintu syurga dibawah bayangan pedang…” (HR.
At-Tirmidzi, Bab Abwabu Fadhailil jihadi).

3.Sunnah/Hadis Dhaif (lemah), yaitu sunnah/hadis yang bertolak


belakang dengan hadsi shahih. Contoh hadits dhoif :

ِ ‫َ ْ َ ِم” َا ْي أَ ِٖ َ ِو ْ٘ َو‬ٛ‫َ اأَ ْآل َ َ َُس ا تِّي ْ ِه ْ٘ ِ ْٕ ِه ْي طَ ِ ْٗ ِ “ َح ِ٘ ِْن ا‬


َٖ َ‫ ” َه ْي أ‬: ‫ا ُِس َ ْ٘ ِوٖ َا ْي أَ ِٖ ُُس َ ْٗ َ الَ َا ِي ا ٌَّر ِ ِّيٖ ص م َا َو‬
َٔ‫َحاآلِضا ًا أَ ّْ اِ ْه َ أالًا ِٖ ُس ُس َُِا أَ ّْ َااُُسٌَا َ َ ْ َا َ َ ِ َوا أَ ًْ َل َو َال‬
“ ‫ُسه َح ِّيو ٍل‬
Apa yang diriwayatkan oleh tirmidzi dari jalur hakim al-atsrami “dari
abi tamimah al-Hujaimi dari abi hurairah dari nabi saw ia berkata :
barang siapa yang menggauli wanita haid atau seorang perempuan
pada duburnya atau seperti ini maka sungguh ia telah mengingkari
dari apa yang telah diturunkan kepada nabi Muhammad saw”
4. Sunnah/hadis Maudhu (Palsu), yaitu yang dibuat-buat atau
dikatakan sebagai dari Nabi saw. padahal bukan.
Kedudukan dan fungsi sunnah/Hadis
Kedudukan
Kedudukan Sunnah/Hadis adalah sebagai sumber kedua ajaran dan
hukum Islam.
Fungsi
a. Lilbayan/liltafsir (menjelaskan/menafsirkan), artinya
Sunnah/Hadis berfungsi penjelaskan/penafsirkan ayat-ayat al-Quran
yang belum terlalu jelas pengertiannya.
b. Lilta’qid (penguatkan), artinya Sunnah/Hadis berfungsi
menguatkan ketetapan-ketetapan yang ada dalam Al-Quran.
13

c. Liltafshil (merinci), artinya sunnah/hadis berfungsi merinci ayat-


ayat al-Quran yang masih umum pengertiannya.
d. Liltasyri’ (metapkan hukum syari’at), artinya sunnah/hadis dalam
hal-hal tertentu, menetapkan hokum syari’at yang belum (tidak)
ditetapkan dalam Al-Quran.
14

IJMA”
Pengertian Ijma
Ijma’ adalah kesepakatan para ulama tentang hukum sesuatu yang belum ada
ketetapan hukumnya secara jelas dalm Nash (al-Quran dan sunnah/Hadis),
dengan tetap berdasar pada semangat al-Quran dan sunnah/Hadis.
Kedudukan dan Fungsi Ijma
Kedudukan Ijma adalah sebagai sumber ketiga Hukum dan Ajaran Islam, setelah
al-quran dan sunnah/Hadis
Proseses Lahirnya Ijma adalah para ulama melakukan ijtihad tentang hukum
sesuatu. Kemudian para ulama tersebut sepakat atas hukum sesuatu.
Kata al-Ijtihad berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata jahada, yang berarti
bersungguh-sungguh melakukan sesuatu.
Secara istilah, ijtihad berarti upaya yang sungguh-sungguh dari seorang ulama
(mujtahid) untuk menetapkan hukum sesuatu yang belum ada ketetapan
hukumnya secara jelas dalm Nash (al-Quran dan sunnah/Hadis), dengan tetap
berdasar pada semangat al-Quran dan sunnah/Hadis.
Dasar-dasar penggunaan ijtihad
Dasar al-Quran
Banyak ayat al-Quran yang memerintahkan manusia untuk menggunakan
akal/pikiran (cari ayatnya).
Dasar Sunnah/Hadis
1. Dalam Hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, Nabi bersabda:
“Apabila seorang hakim menetapkan hukum dengan berijtihad,
kemudian dia benar maka ia mendapatkan dua pahala. Tetapi, jika ia
salah, maka ia mendapatkannya satu pahala”.
Hadis yang bersumber dari Mu’az bin Jabal, ketika ia diutus oleh
Rasulullah saw. Ke Yaman sebagai hakim, Nabi bersabda:
“Hai Mu’az dengan apa kamu memutuskan perkara? Mu’az menjawab,
“Dengan dasar al-Quran!”. Nabi bertanya kembali, “jika kamu tidak
mendapatkannya di dalam al-Quran?” Mu’az menjawab, “dengan sunnah
Rasul-Nya (Muhammad saw). Nabi bertanya kembali, jika kamu tidak
mendapatkan di dalam keduanya (al-Quran dan Sunnah Rasul-Nya)?”.
Mu’az menjawab,saya akan berijtihad dengan pikiran saya”. Nabi
kemudian bersabda, “segala puji bagi Allah yang telah member I taufiq
utusan dari Rasulnya (Muhammad saw).
Syarat seseorang (Ulama) Dapat Melakukan Ijtihad
a. Luas Pengetahuannya tentang Bahasa Arab.
b. Memahami al-Quran dan Hadis dengan baik
15

c. Luas pengetahuannya tentang ilmu-ilmu yang bertalian dengan


penetapan hokum islam, seperti ulumul Quran, Ulumul Hadis,
Ushul Fikih, dan Ulumul Tafsir.
d. Luas wawasannya tentang perkembangan ilmu pengetahun
modern dan Teknologi.
e. Memiliki akhlak yang mulia.
Objek Penerapan Ijtihad
a. Sesuatu yang sama sekali tidak dijelaskan oleh al-Quran
Sunnah/Hadis
b. Sesuatu yang samar-samar hukumnya (ditetapkan berdasarkan
dalil-dalil yang Zhanniy (samar-samar) bukan Qathi’y (jelas dan
tegas).
16

KAJIAN TENTANG SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM

Sejarah perkembangan Islam terbagi ke dalam tiga periode, yaitu (1)


periode klasik (650-1250 M), (2) Periode pertengahan (1250-1800 M),
dan (3) Periode Modern (1800-sekarang)
A. Periode Klasik (650-1250 M)
Periode klasik terbagi ke dalam lima fase, yaitu:
1. Fase pembinaan (610 M-650- M) (masa kenabian Muhammad saw
yakni di Makkah dan madinah.
2. Fase pertumbuhan (masa khulafa al-rasyidun, Abu bakar, umar bin
khaththab, usman bin Affan, dan Ali bin Abi Tahlib).
3. Fase Perkembangan (masa pemerintah Bani Umayyah).
4. Fase kejayaan/ keemasan (awal pemerintahan Bani Abbasyiah,
Umayyah II sampai menjelang akhir pemerintahannya).
5. Fase disintegrasi (masa akhir pemerintahan Bani Abbasiyah, 1000-
1250 M).
B. Periode Pertengahan (1250-1800 M)
Periode pertengahan terbagi kedalam dua fase, yaitu:
1. Fase Kemunduran selama 250 tahun (1250-1500). Fase ini diawali
dengan jatuhnya kota Bagdad ke tangan tentara Mongol, Khulagu
khan.
2. Fase tiga kerajaan besar selama 300 tahun (1250-1800 M). ketiga
kerajaan tersebut, adalah (a) kerjaan Usmani di Turki (1290-1929),
(b) Kerajaan Safawi di Persia (1501-1736 M), dan (3) Kerajaan
Mughal di India (1526-1858 M).
C. Periode Modern (1800-sekarang)
Periode modern dalam sejarah Islam sering juga disebut periode atau
masa pembaharuan. Periode ini ditandai dengan munculnya berbagai
tokoh-tokoh pembaharu di beberapa wilayah Islam, mislanya:
1. Mesir
Diawali oleh ekspedisi/penaklukan panglima perang perancis,
Napolion Bonaparte, terhadap mesir, justru membuka
mata/wawasan bangsa Mesir untuk mengadakan pembaharuan di
berbagai bidang, misalnya bidang pendidikan dan pengembangan
ilmu pengetahuan/teknologi, kemiliteran, system Negara (dari
bentuk kerajaan ke Negara kebangsaan), Demokrasi, dan lain-lain.
2. Di Turki
17

Dipicu oleh semakin lemahnya kekuatan Turki melawan Eropa,


maka muncul beberapa gerakan pembaharuan untuk
mengembalikan kekuatan umat Islam.
Diantara gerakan-gerakan tersebut, yaitu Gerakan Usmani Muda
yang dipimpin oleh Ziya pasya dan Namik Kemal, Turki Muda yang
dipimpin oleh Ahmed Reza, Mehmed Murad, dan Sahabuddin.
Diyakini oleh para ahli sejarah dan cendikiawan Islam bahwa atas
pengaruh para tokoh pembaharu di kedua wilayah Islam tersebut,
maka bermunculan pula gerakan-gerakan pembaharuan di
beberapa wilayah Islam lainnya. Seperti di India dan termasuk
Indonesia.
Di Indonesia, muncul tokoh-tokoh pembaharu Islam, di antaranya
KH. Ahmad Dahlan yang mendirikan Muhammadiyah tahun 1921 di
Yogyakarta, dan lain-lain.
18

KAJIAN TENTANG DINAMIKA PELAKSANAAN AJARAN ISLAM

A. Faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya perbedaan dalam


Islam
1. Faktor adanya nas (ayat dan hadis) yang memiliki makna ganda
2. Faktor pergolakan sejarah (munculnya aliran-aliran teologi dalam
Islam)
3. Faktor perbedaan metode pendekatan yang digunakan dalam
memahami nas (ayat atau hadis)
B. Respon Islam terhadap berbagai issu kontemporer
1. Issu Islam dan kesetaraan gender
2. Issu Islam dan lingkungan hidup
3. Issu Islam dan pengentasan kemiskinan
4. Issu Islam dan HAM
5. Issu Islam dan teorisme
6. Dll

Anda mungkin juga menyukai