1. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran, mahasiswa diharapkan mampu:
a. Memahami pendekatan dan ruang lingkup studi Islam
b. Memiliki sikap apresiatif terhadap ilmu-ilmu bantu dalam mengkaji Islam
c. Terampil dalam mengaplikasikan ilmu-ilmu bantu tersebut sebagai
pendekatan dalam studi Islam.
2. Pengertian Studi Islam
Studi berasal dari bahasa Inggris yang berarti belajar/mempelajari,
memahami, menelaah, mengkaji, dan meneliti.
Islam secara bahasa berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata salima atau
aslama. Kedua kata tersebut berarti selamat, damai, dan sejahtera. Islam yang
dimaksud di sini adalah agama/ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad
SAW.
Jadi, Studi Islam dapat diartikan sebagai suatu upaya sadar dan sistematis
untuk mengkaji, menelaah, dan mempelajari Islam, baik dari sisi ajarannya,
sejarahnya maupun pelaksanaanya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Ojek Kajian MSI
Berdasarkan pengertian MSI, maka dapat diketahui bahwa objek kajian MSI
ada tiga, yaitu:
a. Ajaran (doktrin) Islam
b. Sejarah Islam
c. Pelaksanaan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari
2
2. Ajaran non dasar, sering juga disebut ajaran cabang atau furu’iyyah,
mislanya, qunut dalam shalat subuh, mengeraskan bacaan basmalah
ketika membaca surat al-fatihah dalam shalat, memakai sutra dan
emas bagi laki-laki, dal lain-lain. Ajaran non dasar biasanya terjadi
perbedaan pendapat di antara para ulama dan kaum muslimin.
dari Anas bin Malik ra, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,
Al-QUR’AN
Pengertian
Secara bahasa Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata qara’a yang
berarti membaca, kemudian berubah menjadi qira’atan atau qur’anan yang
berarti bacaan atau yang dibaca. Jadi arti Al-Qur’an adalah bacaan sesuatu yang
selalu harus dibaca.
Adapun Al-Qur’an secara Istilah, yaitu firman/wahyu Allah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad Saw. Melalui perantaraan Malaikat Jibril untuk
disampaikan kepada umat manusia.
Pokok-pokok kandungan Al-Qur’an, meliputi:
a) Eksistensi Allah Swt. dan segala yang berkaitan dengan-Nya, seperti
sifat-sifat-Nya, perbuatan-Nya, Arasy, dan lain-lain (untuk
mengetahui lebih dalam tentang hal ini, pelajari kembali mata kuliah
kalam/ilmu tauhid). Dalam QS. Al-A‟raf ayat 54
َِٖٔ ِستَّر ِ أَٗ ٍلَّرام ُس َّرن ا ْست ََْٓ َال َ َْرٛا َّا ِ ِ َّرى َر َّر ُس ُسن ِهّلل ُس ا َّر ِ ٕ َآللَ َ ا َّر َوا َّا
َّا َّر ْو َ َّا ْ َ َو َ َّا ٌُّ ُسْ َم ار َٗ ْ لُس ُسَُس َحثِ٘ثا ًاَ َِا ْ َ ْ ِ ُٗس ْ ِ ٖ ا لَّر ْ٘ َ ا ٌَّر
﴾٥٤﴿ ٘ي َ ِهّلل ُس َر ُّ ا ْ َ ا َ ِو َ َ ْه ُس َ َا َرٛا ِأ َ ْه ِ ٍِ أَ َ ََُس ا ْ َ ْل ُس َّا ُسه َ َّر َ ا ٍل
54. Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan
langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy.
Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat,
dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-
masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan
memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta alam.
b) Aturan pokok tentang ibadat mahdhah atau ibadab langsung
kepada Allah Swt, seperti shalat, puasa, haji, Zakat, doa, zikir dan
lain-lain. Dalam QS. Al Baqarah ayat 43
﴾٤٣﴿ ٘ي ْ ْا ا َّرل َااالَ َّارْ َا
َ ِ ُسْا َه َ ا َّرا ِا ْ ل َالَ َّ ُس ْ َّأَ ِ٘ ُسو
ْا ا َّر
43. Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah
beserta orang-orang yang ruku'
c) Aturan pokok tentang ibadah sosial atau ibadah yang berkaitan
dengan hubungan manusia dengan manusia lain dan hubungan
manusia dengan alam semesta, seperti jual-beli, nikah, pinjam
memijam, bertangga, kehidupan bernegara (politik), larangan
merusak alam, dan lain-lain.
ْ َّا ا ًا ِّيتَ ْ ُس ٌُسْا ِ َ َِْ٘ا َّ َ َ َ َ ٌَْ٘ ُس ن َّره َْ َّر الًا ََّ ِه ْي َٗا ِ َِ أَ ْى َآللَ َ َ ُس ن ِّيه ْي أًَ ُس ِ ُس ْن أ
﴾٢١﴿ ُسّى َ ا ِّي َ ْْ ٍلم َٗتَ َ َّر
َٗا ٍلَٙ َ ِ َّ َرحْ َو ًا ِ َّرى ِٖ َذ
21. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih
5
َّان مُرْ ٰسى َه ۗا قُ ْل ِا َّن َما عِ ْل ُم َها عِ ْن َ َرب ِّْۚيْ َْل ي َُجلِّ ْي َها ل َِو ْق ِت َهآْ ا َِّْل ه َۘ َُو َ ا َع ِن السَّا َع ِة اَي َ َيسْ ـَلُ ْو َن
ا َحفِيٌّ َع ْن َه ۗا قُ ْل ِا َّن َما َ ض َْل َتأْ ِت ْي ُك ْم ا َِّْل َب ْغ َت ًة ۗ َيسْ ـَلُ ْو َن
َ ا َكا َ َّن ۗ ِ ْاْلر َ ْ ت َو ِ ت فِ الس َّٰم ٰو ْ َثقُ َل
ٰ ِ ّ ٰ َ ع ِْل ُم َها ِع ْن
ٔ٨٧ - اس َْل َيعْ َلم ُْو َن ِ ّللا َولكِنَّ اَ ْك َث َر ال َّن
“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?"
Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada
sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu
kedatangannya selain Dia. kiamat itu amat berat (huru haranya bagi
makhluk) yang di langit dan di bumi. kiamat itu tidak akan datang
kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". mereka bertanya kepadamu
seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah:
"Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah,
tetapi kebanyakan manusia tidak Mengetahui".
6
اَ ْو َتقُ ْولُ ْوا َل ْو اَ َّنآْ اُ ْن ِز َل َع َل ْي َنا ا ْلك ِٰتبُ َل ُك َّنآْ اَهْ ٰ ى ِم ْن ُه ْۚ ْم َف َق ْ َج ۤا َء ُك ْم َب ِّي َن ٌة مِّنْ رَّ ِّب ُك ْم َو ُه ً ى
ٰ ِ َّورحْ م ٌة ْۚ َفمنْ اَ ْظ َلم ِممَّنْ َك َّذب ب ٰا ٰي
َْف َع ْن َها ۗ َس َنجْ ِزى الَّ ِذي َْن َيصْ ِ فُ ْو َن َعن َ ص ِّ ت
َ ّللا َو ِ َ ُ َ َ َ
ِ ٰا ٰي ِت َنا س ۤ ُْو َء ا ْل َع َذا
ٔ٥٧ - ب ِب َما َكا ُن ْوا َيصْ ِ فُ ْو َن
“Atau agar kamu (tidak) mengatakan: "Sesungguhnya Jikalau Kitab Ini
diturunkan kepada kami, tentulah kami lebih mendapat petunjuk dari
mereka." Sesungguhnya telah datang kepada kamu keterangan yang
nyata dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat.Maka siapakah yang lebih
zalim daripada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling
daripadanya?kelak kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang
berpaling dari ayat-ayat kami dengan siksa yang buruk, disebabkan
mereka selalu berpaling.”
ّ ٰ ُ َو ُن َن ِّز ُل م َِن ْالقُرْ ٰا ِن َما ه َُو شِ َف ۤا ٌء َّو َرحْ َم ٌة لِّ ْلم ُْؤ ِم ِني ٍۙ َْن َو َْل َيز ْي
٨ٕ - الظلِ ِمي َْن ا َِّْل َخ َسارً ا ِ
“Dan kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah
menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS. Al
Isra‟: 82)
e) Al-Dzikru (peringatan). Artinya, Al-Quran berfungsi sebagai
pemberi peringatan bagi manusia. Dalam QS. Al A‟raf: 2:
ٕ - ا َح َر ٌج ِّم ْن ُه لِ ُت ْنذ َِر ِبهٖ َوذ ِْك ٰرى لِ ْلم ُْؤ ِم ِني َْن َ ك ِٰتبٌ اُ ْن ِز َل ِا َلي
َ ْْا َف ََل َي ُكنْ فِي
َ ص ْ ِر
“Ini adalah sebuah Kitab yang diturunkan kepadamu, Maka janganlah
ada kesempitan di dalam dadamu karenanya, supaya kamu memberi
peringatan dengan Kitab itu (kepada orang kafir), dan menjadi
pelajaran bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al A‟raf: 2)
9
AL-SUNNAH/AL-HADIS
Al- Sunnah/Al-Hadits
Pengertian Al- Sunnah/Al-Hadits
Secara bahasa Sunnah berarti bekas atau jalan yang sudah dilalui. Sedangkan
hadits berarti baru, perkataan atau pembicaraan.
Menurut istilah sunnah atau hadis adalah segala sesuatu yang disandarkan
kepada Nabi Muhammad Saw. baik berupa perkataan, perbuatan, dan taqrirnya
(ketetannya).
Macam-macam Sunnah/Hadits
a. Dilihat dari sisi bentuknya, terbagi tiga, yaitu:
- Sunnah/hadis Qauliyyah, yaitu berupa perkataan atau ucapan
apa Muhammad Saw.. contoh Hadits tentang Doa Nabi Muhammad
SAW kepada Orang yang Mendengar, Menghafal, dan Menyampaikan
Ilmu.
صلَّرٔ َّر ُس َالَ ْ٘ َِ َّ َسلَّر َن َ ِ ُسْو َّرَ او َس ِو ْ ُس َرس َ َ َا ْي َ ْٗ ِ ِْي َا ِ ٍل
ض َ َّر ُس ا ْه َ أًا َس ِو َ ِهٌَّرا َح ِ ٗثًاا َ َح ِظََُس َحتَّرٔ ُٗس َلِّي َ َُس َ ُس َّرَٗ ُسْ ُسو ًَ َّر
حا ِه ِ ِ ْ ٍلَ َ ْ٘ َ ِ َ َِ٘ ٍل َ َحا ِه ِ ِ ْ ٍلَ ِ َٔ َه ْي ُُس َْ أَ ْ ََُس ِه ٌَُْس َّ ُسر َّر
Dari Zaid bin Tsabit ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah saw.
bersabda: “Semoga Allah memperindah orang yang mendengar hadis
dariku lalu menghafal dan menyampaikannya kepada orang lain,
berapa banyak orang menyampaikan ilmu kepada orang yang lebih
berilmu, dan berapa banyak pembawa ilmu yang tidak berilmu.” (HR.
Abu Dawud)
- Sunnah/hadis Fi’liyyaah, yaitu berupa perbuatan atau tingkah
laku Nabi Muhammad Saw. Contohnya hadits Nabi saw untuk
meneladani nabi dalam urusan shalat, Nabi saw bersabda :
ِ ّ َأ َّن ا ْب َن َع َّب ٍاس َأخ َ ََْب ُه َأ َّن خ ِ ََاِل ْب َن امْ َو ِمَ ِد َّ ِاَّلي ً ُ َق ُال َ َُل َس َْ ُف ه
اّلل َأخ َ ََْب ُه َأه َّ ُه َد َخ َل
َاَل ا ْب ِن َع َّب ٍاس ُ َ ِه خَامَ ُت ُه َوخ َ ِ اّلل عَلَ َْ ِه َو َس َّ ََّل عَ ََّل َم ْي ُموه َ َة َو
ُ َّ اّلل َص ََّّل ِ َّ ول ِ َم َع َر ُس
فَ َو َجدَ ِع ْندَ هَا ضَ ًّبا َم ْح ُنو ًذا قَ ْد قَ ِد َم ْت ِب ِه ُأخُْتُ َا ُح َف ْيدَ ُة ِبنْ ُت امْ َح ِار ِث ِم ْن َ َْن ٍد
اّلل عَلَ َْ ِه َو َس َّ ََّل َو ََك َن قَل َّ َما ً ُ َق ِّد ُم ًَدَ ُه ِم َط َعا ٍم َح ََّّت ِ ّ فَ َقدَّ َم ْت امضَّ َّب ِم َر ُس ْو ِل ه
ُ ّ اّلل َص ََّّل ه
اّلل عَلَ َْ ِه َو َس َّ ََّل ًَدَ ُه ا ََل امضَّ ِّب ُ َّ اّلل َص ََّّل ِ ّ ول ه ُ ُُيَدَّ َث ِب ِه َوٌ َُس َّمى َ َُل فَأَه َْوى َر ُس
ِ َ ه ِ َّ ه
اّلل عَلَ َْ ِه َو َس َّ ََّل َما
ُ ّ فَ َقام َ ْت ا ْم َر َأ ٌة ِم ْن ام ِن ّ ْس َو ِة امْ ُحضُ ِور َأخ ِ َْْب َن َر ُسول ّاّلل َصَّل
اّلل عَلَ َْ ِه َو َس َّ ََّل ًَدَ ُه َع ْنُ ّ اّلل َص ََّّل هِ ّ ول ه ُ اّلل فَ َرفَ َع َر ُس ِ ّ ول ه
َ قَدَّ ْم ُ َُّت َ َُل ه َُو امضَّ ُّب ََي َر ُس
اّلل قَ َال ََل َومَ ِك ْن مَ ْم ٍَ ُك ْن ِ َّ ول َ امضَّ ِ ّب فَ َق َال خ ِ َُاِل ْب ُن امْ َو ِمَ ِد َأ َح َرا ٌم امضَّ ُّب ََي َر ُس
اّلل عَلَ َْ ِه
ُ ّ اّلل َص ََّّل ه ِ ّ َاِل فَا ْج َ ََت ْرثُ ُه فَأَ َ َْك ُت ُه َو َر ُس ْو ُل ه ٌ ِ ِبأَ ْر ِض قَ ْو ِم ْي فَأَ ِجدُ ِ ِْن َأعَافُ ُه قَ َال خ
َو َس َّ ََّل
"Sesungguhnya Ibnu Abbas telah mengabarkan kepadanya bahwa
Khalid bin Al Khalid yang juga dijuluki sebagai Saifullah telah
mengabarkan kepadanya; Bahwa ia dan Rasulullah Saw pernah
menemui bibinya yaitu Maimunah yang juga bibi daripada Ibnu
Abbas. kemudian ia mendapati biawak yang telah terpanggang yang
dibawa oleh saudara bibinya yakni, Hudzaifah bintu Al Harits dari
Najed. Maka Maimunah pun menyuguhkan Biawak itu kepada
Rasulullah Saw.Jarang sekali beliau memajukan tangannya untuk
mengambil makanan hingga beliau dipersilahkan bahwa makanan itu
untuk beliau.Saat itu, Rasulullah Saw menggerakkan tangannya ke
arah biawak, lalu seorang wanita yang hadir di situ berkata dan
memberitahukan kepada beliau tentang makanan yang telah
disuguhkan, "Itu adalah Biawak ya Rasulullah?" Maka seketika itu,
Rasulullah Saw segera menarik tangannya kembali dari daging
Biawak sehingga Khalid bin Al Walid pun bertanya, "Apakah daging
Biawak itu haram ya Rasulullah?" beliau menjawab: "Tidak, akan
tetapi daging itu tidak terdapat di negeri kaumku, karena itu aku tidak
memakannya." Khalid berkata, "Lalu aku pun menarik dan
memakannya.Sementara Rasulullah Saw melihat ke arahku" (HR.
Bukhari).
b. Dilihat dai sisi banyaknya perawinya, terbagi dua, yaitu:
1. Sunnah/Hadis Mutawatir, yaitu yang diriwayatkan oleh banyak
orang (sahabat) yang mustahil berbohong tentang sunnah/hadis
11
IJMA”
Pengertian Ijma
Ijma’ adalah kesepakatan para ulama tentang hukum sesuatu yang belum ada
ketetapan hukumnya secara jelas dalm Nash (al-Quran dan sunnah/Hadis),
dengan tetap berdasar pada semangat al-Quran dan sunnah/Hadis.
Kedudukan dan Fungsi Ijma
Kedudukan Ijma adalah sebagai sumber ketiga Hukum dan Ajaran Islam, setelah
al-quran dan sunnah/Hadis
Proseses Lahirnya Ijma adalah para ulama melakukan ijtihad tentang hukum
sesuatu. Kemudian para ulama tersebut sepakat atas hukum sesuatu.
Kata al-Ijtihad berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata jahada, yang berarti
bersungguh-sungguh melakukan sesuatu.
Secara istilah, ijtihad berarti upaya yang sungguh-sungguh dari seorang ulama
(mujtahid) untuk menetapkan hukum sesuatu yang belum ada ketetapan
hukumnya secara jelas dalm Nash (al-Quran dan sunnah/Hadis), dengan tetap
berdasar pada semangat al-Quran dan sunnah/Hadis.
Dasar-dasar penggunaan ijtihad
Dasar al-Quran
Banyak ayat al-Quran yang memerintahkan manusia untuk menggunakan
akal/pikiran (cari ayatnya).
Dasar Sunnah/Hadis
1. Dalam Hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, Nabi bersabda:
“Apabila seorang hakim menetapkan hukum dengan berijtihad,
kemudian dia benar maka ia mendapatkan dua pahala. Tetapi, jika ia
salah, maka ia mendapatkannya satu pahala”.
Hadis yang bersumber dari Mu’az bin Jabal, ketika ia diutus oleh
Rasulullah saw. Ke Yaman sebagai hakim, Nabi bersabda:
“Hai Mu’az dengan apa kamu memutuskan perkara? Mu’az menjawab,
“Dengan dasar al-Quran!”. Nabi bertanya kembali, “jika kamu tidak
mendapatkannya di dalam al-Quran?” Mu’az menjawab, “dengan sunnah
Rasul-Nya (Muhammad saw). Nabi bertanya kembali, jika kamu tidak
mendapatkan di dalam keduanya (al-Quran dan Sunnah Rasul-Nya)?”.
Mu’az menjawab,saya akan berijtihad dengan pikiran saya”. Nabi
kemudian bersabda, “segala puji bagi Allah yang telah member I taufiq
utusan dari Rasulnya (Muhammad saw).
Syarat seseorang (Ulama) Dapat Melakukan Ijtihad
a. Luas Pengetahuannya tentang Bahasa Arab.
b. Memahami al-Quran dan Hadis dengan baik
15