Kelompok 1
Fanny Chanifah (11170163000039)
Jannatun Latifah (11170163000044)
Mumun Munaenah (11170163000065)
Miftahul Huda (11170163000066)
■ Pengertian Ta’rif Akhlak
■ Fungsi dan Tujuan Akhlak
■ Ruang Lingkup Akhlak
■ Persamaan dan Perbedaannya dengan Istilah Lain,
Semisal Etika, Moral, Susila, dan Budi Pekerti
■ Dalil-Dalil Naqli Tentang Akhlak
■ Dalil-Dalil Aqli Tentang Akhlak
■ Makna Penting Ilmu Akhlak
■ Hubungannya Ilmu Akhlak dengan Ilmu-Ilmu Lain Seperti
Taswuf, Tauhid, Syariah Tarbiyah, Dan Filsafat
Apa itu Akhlak ?
Akhlak Secara Bahasa
Pendekatan Etimologis
Pendekatan Terminologis
Pendekatan Epitimologis
Pendekatan
Etimologis
Setiap aktivitas horizontal akan mejadi
pembahasan dalam ilmu akhlak yang
dilakukan secara sadar dan didasari dengan
rasa tanggung jawab yang mendalam. Dan
jika dilakukan secara tidak sadar, maka
bukan termasuk dalam ruang lingkup akhlak
contohnya orang yang mengancam,
menganiaya dan lain sebagainya.
Pendekatan
Terminologis
Dalam pendekatan secara terminologis dapat
tergambar
ruang likup ilmu akhlak, yaitu :
1) Ilmu akhlak hanya membahas kondisi jiwa
seseorang (halu al-nafs).
2) Melahirkan halu al-af’al atau aktivitas horizontal
3) Tanpa adanya sebuah keterpaksaan
4) Tanpa melalui proses pemikian panjang. Artinya
aktivitas horizontal tersebut sudah terbiasa
dilakukan, kontinyu dan istiqamah. Bahkan
pelakuknya merasa gelisah dan bahkan merasa
berdosa bila melakukannya, karena perilaku
akhlaki adalah aktivitas orang yang beriman
Pendekatan
Epistimologis
Ilmu akhlak ini bersifat normatif yang membangun hasil
kajiannya kepada sesuatu yang bersifat dan ilmu akhlak ini
dibangun diatas pondasi wahyu, yaitu Al-Qur’an yang
kesuciannya dipelihara oleh Allah.
ُخلُ ٍق َع ِظ ٍمي
َو ن ََّك لَ َع ٰىَل
"Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yangِإ
agung." (QS. al-Qalam : 4)
Q.S. Al-Qalam ayat 4
■ Dikemukakan oleh Abun Na’iem di dalam kitab ad-Dalail
dan al-Wahidi dengan sanad yang bersumber dari Aisyah,
berkata : Bahwa tiada seorang pun yang mempunyai
akhlak melebihi Rasulullah SAW. dan tiada seorang pun
dari Shahabat dan Keluarga-Nya yang memanggilnya,
kecuali beliau berkata : ”LABBAIKA”. Oleh karenanya,
maka Allah menurunkan ayat” WA INNAKALA’ALAA
KHULUQIN ADHIMIN” sebagai penjelasan tentang keadaan
akhlak Rasulullah SAW. yang sangat mulia tersebut.
لَ َق ْد اَك َن لَمُك ْ يِف َر ُس ِول اهَّلل ِ ُأ ْس َو ٌة َح َسنَ ٌة ِل َم ْن اَك َن يَ ْر ُجو اهَّلل َ َوالْ َي ْو َم اآْل ِخ َر َو َذ َك َر
اهَّلل َ َك ِث ًريا
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
اَّن َأ ْخلَ ْصنَامُه خِب َا ِل َص ٍة ِذ ْك َرى َّادل ِار
■ “Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan ِإ
(menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu
mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat.” (QS.Shaad : 46
ِ ۚ فََأ ِق ْم َوهْج َ َك ِل ِّدل ِين َح ِني ًفا ۚ ِف ْط َر َت اهَّلل ِ الَّيِت فَ َط َر النَّ َاس عَلَهْي َا ۚ اَل تَ ْب ِدي َل ِل َخلْ ِق اهَّلل
َذٰ كِل َ ّ ِادل ُين الْ َقمِّي ُ َولَٰ ِك َّن َأ ْكرَث َ النَّ ِاس اَل ي َ ْعلَ ُمون
■ “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah;
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia
menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah)
agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”
(Q.S Ar-Rum : 30)
فََأ ِق ْم َوهْج َ َك ِل ِّدل ِين َح ِني ًفا ۚ ِف ْط َر َت اهَّلل ِ الَّيِت فَ َط َر النَّ َاس عَلَهْي َا ۚ اَل
ِ ۚ تَ ْب ِدي َل ِل َخلْ ِق اهَّلل
َذٰ كِل َ ّ ِادل ُين الْ َقمِّي ُ َولَٰ ِك َّن َأ ْكرَث َ النَّ ِاس اَل ي َ ْعلَ ُمون
■ “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada
agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah
menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada
peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang
lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui” (Q.S Ar-Rum : 30)
َح َّدثَنَا َأبُو ُك َريْ ٍب َح َّدثَنَا َع ْبدَ ُة ْب ُن ُسلَ ْي َم َان َع ْن ُم َح َّم ِد ْب ِن مَع ْ ٍرو َح َّدثَنَا َأبُو َسلَ َم َة َع ْن
ول اهَّلل ِ َصىَّل اهَّلل ُ عَلَ ْي ِه َو َسمَّل َ َأمْك َ ُل الْ ُم ْؤ ِم ِن َني ميَااًن َأ ْح َسهُن ُ ْم
ُ َأيِب ه َُرْي َر َة قَا َل قَا َل َر ُس
ِإ
ُخلُقًا َو ِخ َي ُارمُك ْ ِخ َي ُارمُك ْ ِل ِن َساهِئ ِ ْم ُخلُقًا قَا َل َويِف الْ َباب َع ْن عَائِ َش َة َوا ْب ِن َع َّب ٍاس قَا َل
يث َح َس ٌن حَص ِ ٌيح ٌ يث َأيِب ه َُرْي َر َة َه َذا َح ِدُ َأبُو ِعيىَس َح ِد
“Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib], telah
menceritakan kepada kami ['Abdah bin Sulaiman] dari
[Muhammad bin 'Amr], telah menceritakan kepada kami
[Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] berkata; Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang mukmin yang
paling sempurna imannya adalah yang paling baik
akhlaknya. Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik
terhadap para istrinya." Abu Isa berkata; "Hadits semakna
diriwayatkan dari Aisyah dan Ibnu Abbas." Dia
menambahkan; "Hadits Abu Hurairah merupakan hadits
" َّن ِللُك ِّ ِد ْي ِن ُخلُقًا َو ُخلُ ُق اإلسال َم الْ َح َيا ُء: -صىل هللا عليه وسمل- هللا
ِ رسول
ُ قال
■ Dari Anas -semoga Allah meridhoinya- dia berkata : Nabi
ِإ
-shalallahu 'alaihi wa sallam- bersabda : "Sesungguhnya
setiap agama memiliki akhlak, dan akhlak Islami adalah
rasa malu." (HR. Ibnu Majah)
Dalil Aqli Tentang Akhlak
TASAWUF FILSAFAT
PENDIDIKA
TAUHID N
HUKUM
■ Hubungan ilmu akhlak dengan ilmu tasawuf