Khutbah pertama :
Marilah kita meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita kepada Allah SWT dengan
sebenar-benarnya, Ya’ni menjalankan semua perintah-Nya. dan meninggalkan semua
larangan-Nya. Dengan demikian kita akan menjadi orang yang selamat dari dunia sampai
akhirat, Dan marilah kita bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kenikmatan
kepada kita semua, nikmat Iman nikmat Islam termasuk nikmat kesehatan sehingga kita bisa
melaksanakan kewajiban sebagai seorang hamba yang beriman kepada Allah SWT dengan
harapan kita akan mendapatkan Rhido dan Rahmat-NYA. Amin-amin ya robbal ‘alamin.
Islam adalah agama Allah SWT yang di turunkan kepada manusia melalui rosul-nya
(Nabi Muhamad SAW) untuk kedamaian, kerukunan, keselamatan dan kebahagia’an manusia
dari dunia sampai akhirat. Islam adalah agama yang paling cocok dengan watak kehidupan
manusia karena Islam adalah agama yang paling benar dan sempurna. Satu-satunya agama
yang benar, diridhai dan diterima oleh Allah SWT adalah Islam. Agama-agama selain Islam,
tidak akan diterima oleh Allah SWT. karena agama-agama tersebut telah mengalami
penyimpangan yang fatal dan telah dicampuri oleh tangan-tangan kotor manusia. .
pada hari ini telah aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah aku cukupkan nikmat-ku
bagimu, dan telah aku ridhai islam sebagai agamamu. (q.s al mâidah:ayat 3)
Islam Nusantara dapat diartikan suatu konsep pola pikir dan perilaku keislaman orang
Indonesia sebagai refleksi cara mereka memahami, mengajar, dan melaksanakan ajaran Islam
yang dipadukan dengan budaya lokal khas Nusantara. Islam Nusantara juga berkaitan dengan
metode (manhaj) dan cara (kaifiyah) yang digunakan oleh para ulama' di Nusantara untuk
menyebarkan ajaran Islam.
Selain identitas, Islam Nusantara juga memiliki karakteristik-karakteristik khas yang
membedakan dengan karakteristik-karakteristik Islam di wilayah lainnya, khususnya Islam
Timur Tengah yang memiliki banyak pengaruh di berbagai belahan dunia. Nusantara kita
terdiri dari berbagai suku, ras, dan golongan. Tentunya karakteristik yang dimiliki merupakan
hasil dari akulturasi ajaran Islam dengan tradisi dan budaya lokal yang ada. Budaya yang
dimaksud adalah budaya mengenai ajaran moral dan etika yang telah ada sejak zaman nenek
moyang bangsa Indonesia. Terutama budaya yang sangat melekat pada Islam Nusantara
adalah budaya dari pulau Jawa. Banyak budaya Jawa yang sudah dikenal oleh masyarakat
Indonesia, antara lain: andhap ashor, tepo slira, unggah-ungguh, dan lain sebagainya.
Akulturasi ajaran Islam yang dipadukan dengan budaya lokal Nusantara sebagai
berikut:
Sikap toleransi atau biasa juga disebut saling menghargai, dalam bahasa Jawa dikenal
dengan tepa selira merupakan nilai moral yang telah dimiliki dan diamalkan oleh bangsa
Indonesia sejak dulu. Sikap yag ditunjukkan oleh sikap ini adalah tidak saling menghujat
antar umat beragama dan saling menghargai terhadap perbedaan yang ada. Sehingga nantinya
tercipta hubungan antar umat beragama yang rukun dan harmonis tanpa saling menebar
kebencian dan ketakutan.
فَقُوْ اَل لَهٗ قَوْ اًل لَّيِّنًا لَّ َعلَّهٗ يَتَ َذ َّك ُر اَوْ يَ ْخ ٰشى
Maka berbicaralah kamu berdua (Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS) kepadanya (Fir'aun)
dengan kata-kata yang lemah lembut dan mudah-mudahan ia ingat dan takut. (QS. Thaha:
ayat 44)
Sunguh kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti kebenaran yang nyata
dan telah kami turunkan bersama mereka al-kitab dan neraca (penimbang keadilan) supaya
manusia dapat melaksanakan keadilan. (QS al-Hadid:ayat 25)
Tawassuth merupakan sikap tegas namun tidak kaku, luwes namun tidak lembek.
Sikap yang menunjukkan bahwa Islam Nusantara bukan Islam yang fundamental juga bukan
Islam yang liberal. Akan tetapi, memiliki pemikiran yang moderat dengan misi menjaga
keseimbangan antara dua macam ekstrimitas tersebut. Islam moderat memelihara dan
mengembangkan kedamaian holistik, yakni kedamaian sesama umat Islam maupun umat-
umat lainnya.
Dan demikianlah kami jadikan kamu sekalian (umat Islam) umat pertengahan (adil dan
pilihan) agar kamu menjadi saksi (ukuran penilaian) atas (sikap dan perbuatan) manusia
umumnya dan supaya Allah SWT menjadi saksi (ukuran penilaian) atas (sikap dan
perbuatan) kamu sekalian. (QS al-Baqarah:ayat 143).
Menegakkan keadilan yang dimaksud adalah sikap adil terhadap memutuskan suatu
perkara. Seorang muslim harus memiliki sikap lurus di tengah-tengah kehidupan beragama.
Adanya sikap ini menjadi panutan dalam bersikap dan bertindak lurus, bersifat membangun
serta menghindari segala bentuk pendekatan yang bersifat tatharruf (ekstrem).
Wahai orang-orang yang beriman hendaklah kamu sekalian menjadi orang-orang yang
tegak membela (kebenaran) karena Allah menjadi saksi (pengukur kebenaran) yang adil.
Dan janganlah kebencian kamu pada suatu kaum menjadikan kamu berlaku tidak adil.
Berbuat adillah karena keadilan itu lebih mendekatkan pada taqwa. Dan bertaqwalah
kepada Allah, karena sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS al-
Maidah:ayat 8)
ت َو ِذ ْك ِر َ
الح ِكي ِْم َو تَقَب ََّل هللاُ ِمنِّي َو ِم ْن ُك ْم ك هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي القُرْ أ ِن ال َع ِظي ِْم َونَفَ َعنِي َواِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ االَيَا ِ بَا َر َ
َّجي ِْم ,اِ َّن ْال ُمنَافِقِ ْينَ فِى ال َّدرْ ِ
ك ااْل َ ْسفَ ِل ِمنَ تِاَل َوتَهُ اِنَّهُ هُ َو ْالبَرُّ الرَُّؤ وْ فُ الَّر ِح ْي ُم ,اَ ُعوْ ُذ بِاهللِ ِمنَ ال َّش ْيطَ ِ
ان الر ِ
َصيْراً َوقُلْ َربِّ ا ْغفِرْ َواَ ْنتَ َخ ْيرُالر ِ
َّاح ِم ْينَ . النَّ ِ
ارفَلَ ْن تَ ِج َدلَهُ ن ِ
ك لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َّ َلى ِإحْ َسانِ ِه َوال ُّش ْك ُر لَهُ عَل َى تَوْ فِ ْيقِ ِه َواِ ْمتِنَانِ ِهَ .وَأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ِإ ٰلهَ ِإاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي َ هّٰلِل
أن اَ ْل َح ْم ُد ِ ع َ
ص لِّ َعلَى َس يِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو َعلَى ٰالِ ِه َوَأ ْ ٰ
ص َحابِ ِه َو َس لِّ ْم َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ ال َّدا ِعي إلَى ِرضْ َوانِ ِه .اَللّهُ َّم َ
تَ ْسلِ ْي ًما َكثِ ْيرًا َأ َّما بَ ْع ُد فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُواهللاَ فِ ْي َما َأ َم َر َوا ْنتَهُوْ ا َع َّما نَهَى َوا ْعلَ ُموْ ا َأ َّن هللاَ َأ َم َر ُك ْم بَِأ ْم ٍر بَ َدَأ فِ ْي ِه
صلُّوْ ا َعلَ ْي ِه صلُّوْ نَ َعلَى النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا َ بِنَ ْف ِس ِه َوثَـنَى بِ َمآل ِئ َكتِ ِه بِقُ ْد ِس ِه َوقَا َل تَعاَلَى ِإ َّن هللاَ َو َمآلِئ َكتَهُ يُ َ
ٰ
ك آل َس يِّ ِدنا َ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَ ْنبِيآِئ َ ص لَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َس لِّ ْم َو َعلَى ِ ص ِّل َعلَى َس يِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ َو َس لِّ ُموْ ا ت َْس لِ ْي ًما .اللّهُ َّم َ
َّاش ِد ْينَ َأبِى بَ ْك ٍر َو ُع َم َر َوع ُْث َم انَ َو َعلِ ّي َوع َْن بَقِيَّ ِة ٰ
ض اللّهُ َّم َع ِن ْال ُخلَفَ ا ِء الر ِ ك َو َمآلِئ َك ِة ْال ُمقَ َّربِ ْينَ َوارْ َ َو ُر ُسلِ َ
ض َعنَّا َم َعهُ ْم بِ َرحْ َمتِ كَ يَ ا َأرْ َح َم ان اِلَى يَ وْ ِم ال ِّد ْي ِن َوارْ َ الص َحابَ ِة َوالتَّابِ ِع ْينَ َوتَ ابِ ِعي التَّابِ ِع ْينَ لَهُ ْم بِاِحْ َس ٍ َّ
اللّهُ َّم َأ ِع َّز ال رَّاحم ْينَ اَ ٰللّهُم ا ْغف رْ ل ْلم ْؤ من ْينَ و ْالمْؤ منَ ات و ْالم ْس لم ْينَ و ْالم ْس لمات ااْل َحْ ي آ ُء م ْنهُم و ْاالَم وات ٰ
َ ِ ْ َ ْ َ ِ َّ ِ ِ ُ ِ ِ َ ُ ِ ِ َ ُ ِ ِ َ ُ ِ َ ِ ِ ِ
اخ ُذلْ َم ْن َص َر ال ِّد ْينَ َو ْ ك ْال ُم َو ِّح ِديَّةَ َوا ْنصُرْ َم ْن ن َ ْاِإل ْساَل َم َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َوَأ ِذ َّل ال ِّشرْ كَ َو ْال ُم ْش ِر ِك ْينَ َوا ْنصُرْ ِعبَا َد َ
ٰ
لوبَ ا َء َوال َّزاَل ِز َل َخ َذ َل ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو َد ِّمرْ َأ ْعدَا َء ال ِّدي ِْن َوا ْع ِل َكلِ َماتِ كَ ِإلَى يَ وْ ِم ال ِّدي ِْن .اللّهُ َّم ا ْدفَ ْع َعنَّا ْالبَاَل َء َو ْا َ
َان ْال ُم ْس لِ ِم ْينَ
َآص ةً َو َس اِئ ِر ْالب ُْل د ِ َو ْال ِم َحنَ َوسُوْ َء ْالفِ ْتنَ ِة َو ْال ِم َحنَ َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَنَ ع َْن بَلَ ِدنَا اِ ْندُونِي ِْس يَّا خ َّ
ارَ .ربَّنَا ظَلَ ْمنَا اَ ْنفُ َس نَا َوِإ ْن اب النَّ ِآلخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ عَآ َّمةً يَا َربَّ ْال َعالَ ِم ْينَ َ .ربَّنَا آتِنا َ فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِى ْا ِ
ان َوِإيْت آ ِء ِذي ْالقُ رْ ب َى َاس ِر ْينَ ِ .عبَا َدهللاِ ! ِإ َّن هللاَ يَ ْأ ُم ُر بِاْل َع ْد ِل َو ْاِإل حْ َس ِ لَ ْم تَ ْغفِرْ لَنَ ا َوتَرْ َح ْمنَ ا لَنَ ُك وْ ن ََّن ِمنَ ْالخ ِ
َويَ ْنهَى َع ِن ْالفَحْ شآ ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ َو ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُوْ هُ َعلَى نِ َع ِم ِه
يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ َأ ْكبَر
Al Faqir: Mushofa (Penyuluh Agama Islam Non NIP) KUA Kec.Banjarharjo