Anda di halaman 1dari 5

TEKS KHUTBAH-HIJRAH SECARA MAKNAWIYAH

HIJRAH SECARA MAKNAWIYAH


Oleh: Ust. Sonin

ُ‫سالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه‬


َّ ‫ال‬

‫ َونَعُوْ ُذ باهلل‬،ُ‫إِ َّن ْال َح ْم َد هلل نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُره‬
‫ أَ ْشهَ ُد أَ ْن اَل إلهَ إال‬،ُ‫ي لَه‬ َ ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَاَل هَا ِد‬ ِ ‫ َم ْن يَ ْه ِد ِه هللا فَاَل ُم‬،‫ت أَ ْع َمالِنَا‬ ِ ‫ِم ْن ُشرُوْ ِر أَ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن َسيِّئَا‬
ُ‫ َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُه‬،ُ‫ك لَه‬ َ ‫هللا َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي‬
َ‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُموتُ َّن إِالَّ َوأَنتُم ُّم ْسلِ ُمون‬ َّ ‫يَاأَيُّها َ الَّ ِذينَ َءا َمنُوا اتَّقُوا هللا َح‬
‫ث ِم ْنهُ َما ِر َجاالً َكثِيرًا َونِ َسآ ًء َواتَّقُوا‬ َّ َ‫ق ِم ْنهَا َزوْ َجهَا َوب‬ َ َ‫س َوا ِح َد ٍة َو َخل‬ ٍ ‫يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي خَ لَقَ ُكم ِّم ْن نَ ْف‬
‫هللاَ الَّ ِذي تَ َسآ َءلُونَ بِ ِه َو ْاألَرْ َحا َم إِ َّن هللا َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َرقِيبًا‬
ُ‫ يُصْ لِحْ لَ ُك ْم أَ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َو َمن ي ُِط ِع هللاَ َو َرسُولَه‬. ‫يَاأَيُّهَا الَّ ِذينَ َءا َمنُوا اتَّقُوا هللا َوقُولُوا قَوْ الً َس ِديدًا‬
ِ ‫فَقَ ْد فَا َز فَوْ ًزا ع‬
‫َظي ًما‬
،‫ي ُم َح َّم ٍد صلى هللا عليه و سلم َو َش َّر اأْل ُ ُموْ ِر ُمحْ َدثَاتُهَا‬ ُ ‫ي هَ ْد‬ ِ ‫ث ِكتَابُ هللا َوخَ ْي َر ْالهَ ْد‬ ِ ‫ق ْال َح ِد ْي‬ َ ‫ فَإِ َّن أَصْ َد‬:ُ‫أَ َّما بَ ْعد‬
َ ‫ َو َعلَى آلِ ِه َو‬،‫صل َعلَى ُم َحم ٍد‬
‫صحْ بِ ِه َو َسل ْم‬ َ ‫ اللهم‬.‫ار‬ ِ َّ‫ضاَل لَ ٍة فِي الن‬ َ ‫ َو ُك َّل‬،ٌ‫ضاَل لَة‬ َ ‫ َو ُك َّل بِ ْد َع ٍة‬،ٌ‫ َو ُك َّل ُمحْ َدثَ ٍة بِ ْد َعة‬.
Jamaah Jumat Rahimakumullah

Mari kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah Swt, Tuhan sang pencipta Alam
Semesta, Tuhan yang Maha Agung, Maha Arif dan bijak sana yang mengatur segala sesuatu
dan tak pernah Lena, karena hanya dengan berkat dan perkenanNya jualah kita pada hari
ini dapat berkumpul di Masjid ini untuk melaksanakan Rangkaian Shalat Jumat. Karena itu
sudah sepantasnya kita senantiasa memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah Swt.
seraya memohon dan berdoa semoga amalan kita diterima dan mendapatkan berkah dari-
Nya. Selanjutnya Sholawat serta salam kita sanjungkan kepada Nabi Kita Muhammad Saw,
semoga kita senantiasa istiqomah terhadap ajaran-ajaran beliau dan nantinya di yaumul
akhir kita mendapat syafaat dari beliau. Amiin.
Selanjutnya melalui mimbar jumat kali ini kami mengajak kita semua untuk
senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah. Dalam arti kita meyakini dalam
hati sanubari yang dalam untuk melaksanakan perintah Allah Swt dan meninggalkan
semua larangan-Nya
Jamaah Jumat Yang InsyaAllah di Rahmati Allah

Beberapa hari yang lalu, tepat pada tanggal 11 September 2018 atau 1 Muharram
1440 H, kita diingatkan kembali tentang suatu peristiwa Hijrahnya Nabi kita Muhammad
SAW dan para sahabat dari Mekkah ke Madinah, yakni saat itu hijrah untuk meninggalkan
tempat yang tidak kondisuf untuk berdakwah atau mengadakan Syiar Islam. Kemudian
peristiwa hijrah itulah yang dijadikan dasar umat Islam sebagai permulaan tahun Hijriyah.
Penetapan Tahun Hijriyah ditetapkan pertama kali oleh Khalifah Umar bin Khatab
RA, khalifah Umar memilih peristiwa Hijrah sebagai  taqwim Islam, karena Hijrah
Rasulullah Saw dan para sahabat dari Mekkah ke Madinah merupakan peristiwa
paling monumental atau bersejarah dalam perkembangan dakwah Islam, sebagaimana
kalender-kalender yang lain, seperti kalender persia, kalender romawi dan kalender-
kalendar lain yang berasal dari tahun peristiwa-peristiwa besar Jahiliyah.

Jamaah Jumat yang InsyaAllah di Rahmati Allah


Secara maknawiyah, hijrah bisa dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:

a.    Hijrah I’tiqadiyah
Yaitu hijrah keyakinan. Iman bersifat Zid Wayankusu yakni terkadang bertambah atau naik
dan terkadang turun. Jika saat naik menuju puncak keyakinan mu’min sejati, tetapi kadang
pula melemah atau turun mendekati kekufuran, dan saat melemah iman bercampur
dengan keyakinan lain mendekati memusyrikan, dalam konteks psikologi biasa disebut
dengan konversi keyakinan agama. Saat itulah hijrah diwajibkan bagi kita, agar kita tidak
terperosok dalam kenegatifan.

b.    Hijrah Fikriyah
Fikriyah secara bahasa berasal dari kata fiqrun yang artinya pemikiran. Seiring
perkembangan zaman, kemajuan teknologi dan derasnya arus informasi, seolah dunia
tanpa batas. Berbagai informasi dan pemikiran dari belahan bumi bisa secara oline kita
akses.
Pada zaman sekarang ini, sebenarnya telah terjadi perang pemikiran “Ghoswul Fikr”.
Peperangan yang ada tapi tak disadari keberadaannya oleh kebanyakan manusia. Karena
itu kita harus menghijrahkan diri kita dari perbuatan yang tidak di ridhoi Allah Swt menuju
hijrah yang di rodhoi oleh Allah Swt.
Diawali dengan cara mempelajari dan muhasab diri apakah kita sudah kalah dan
tertangkap oleh musuh atau belum, jika sudah maka segera melepaskan diri dari jeratan
musuh dengan cara kembali kepada jalan Allah Swt, jika kekuatan kita masih lemah maka
perkuat diri dengan ilmu dan amal yang di ridhoi oleh Allah Swt, sehingga kita siap untuk
bertahan jika datang penyerangan melalui “Ghoswul Fikr”.  

c.     Hijrah Syu’uriyyah
Syu’uriyah atau cita rasa, kesenangan, kesukaan dan sejenisnya, semau yang ada pada diri
kita seiring terpengaruhi oleh nilai-nilai yang kurang Islami banyak hal seperti hiburan,
musik, bacaan, gambar/hiasan, pakaian, rumah, idola semua hal yang jauh dari nilai-nilai
Islami. Hiburan, kesenangan, hobby dan sejenisnya memang sesuatu yang indah, namun
perlu dipertimbangkan dari segi nilai dan kebermanfaatannya. Jangan hanya dengan alasan
gaul, memperbanyak teman, silaturrahmi dan ungkapan-ungkapan sejenisnya yang jauh
dari nilai-nilai Islam yang murni, yang pada akhirnya meniadakan ajaran-ajaran yang di
contohkan oleh Rasulullah Saw.

d.    Hijrah Sulukiyyah  

Suluk berarti kepribadian atau kebiasaan atau prilaku yang juga disebut akhlaq. Dalam
perjalanannya ahklaq dan kepribadian manusia tidak terlepas dari degradasi dan
pergeseran nilai. Pergeseran kepribadian dari akhlaqul karimah menuju kepribadian
tercela (Akhlaqul Majmumah). Karena itu jangan heran dan aneh jika di masyarakat
bermuculan berbagai tindakan yang tidak bermoral. Pemerkosaan, pencabulan,
perampokan, penodongan, pencurian, pembunuhan, pelecehan, penghinaan, penganiyaanm
pergaulan bebas dan sebagainya seakan-akan sudah menjadi tradisi di masyarakat.
Korupsi, prostitusi dan manipulasi hampir bisa ditemui di berbagai kota dan daerah.
            Karena itu, mari kita lihat diri kita masing-masing dan memperbaiki diri agar
mendapatkan ganjaran dari Allah Swt sesuai dengan yang kita harapkan.
Sebagaimana Hadits Rasul yang berbunyi:
‫ب نَ ْف َسهُ فِي ال ُّد ْنيَا‬ ُّ ‫إِنَّ َما يَ ِخ‬
َ ‫ف ال ِح َسابُ يَ ْو َم القِيَا َم ِة َعلَى َم ْن َحا َس‬
“Sesungguhnya hisab pada hari kiamat akan menjadi ringan hanya bagi orang yang selalu
menghisab dirinya saat hidup di dunia”(HR. Tirmidzi).

Jamaah Jumat yang InsyaAllah di Rahmati Allah

Dari ke empat makna di atas maka dapat kita tarik suatu cara untuk menghijrahkan diri
dari perbuatan-perbuatan yang tidak di ridhoi oleh Allah Swt di antaranya adalah:

1.      Senantiasa meningkatkan keimanan kepada Allah Swt, dan memurnikan Aqidah.

‫ َوالَ تَ ُم ْوتُ َّن إِالَّ َوأَ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم ْو َن‬،‫ق تُقَاتِ ِه‬
َّ ‫أَيُّهَا الَّ ِذي َْن آ َمنُ ْوا اتَّقُ ْوا هللاَ َح‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benar
takwa kepada-Nya dan jangan sampai kamu mati kecuali dalam keadaan muslim (berserah
diri kepada Allah).”(Ali Imron: 102)
Pada ayat lain Allah Swt berfirman.
‫صلِحًا َواَل يُ ْش ِر ْك بِ ِعبَا َد ِة َربِّ ِهۦٓ أَ َح ۢ ًد‬ ۟ ‫فَمن َكانَ يَرْ ج‬
ٰ ‫ُوا لِقَآ َء َربِّ ِهۦ فَ ْليَ ْع َملْ َع َماًل‬ َ
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, maka hendaklah ia mengerjakan
amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada
Rabbnya”
2.      Tanamkan pendidikan nilai-nilai Islam pada diri kita dan berpikir terlebih dahulu sebelum
bertindak.

‫ص بِحُوا َعلَى َم ا‬ ِ ُ‫ق بِنَبَإ ٍ فَتَبَيَّنُوا أَ ْن ت‬


ْ ُ‫صيبُوا قَوْ ًما بِ َجهَالَ ٍة فَت‬ ٌ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آَ َمنُوا إِ ْن َجا َء ُك ْم فَا ِس‬
َ‫فَ َع ْلتُ ْم نَا ِد ِمين‬
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita,
maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu
kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu
itu.” (QS. Al Hujurat: 6).

3.      Hindari hal-hal yang kurang bermanfaat yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam, dan
jangan berlebih-lebihan sebab sesuatu yang berlebih-lebihan walaupun awalnya halal bisa
juga mengantarkan kepada yang haram (atau tidak diridhoi) oleh Allah Swt.

َ‫) َوالَّ ِذين‬٤( َ‫اعلُون‬


ِ َ‫) َوالَّ ِذينَ هُ ْم لِل َّز َكا ِة ف‬٣( َ‫ْرضُون‬ َ ‫) الَّ ِذينَ هُ ْم فِي‬١( َ‫قَ ْد أَ ْفلَ َح ْال ُم ْؤ ِمنُون‬
ِ ‫) َوالَّ ِذينَ هُ ْم َع ِن اللَّ ْغ ِو ُمع‬٢( َ‫صالتِ ِه ْم خَا ِشعُون‬
)٥( َ‫هُ ْم لِفُرُو ِج ِه ْم َحافِظُون‬
Allah berfirman, yang artinya, "Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
(yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya, dan orang-orang yang
menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang
menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,". (Qs. Al-Mukminun : 1-5) 

۟ ‫ُوا َواَل تُس‬


۟ ‫وا َوٱ ْش َرب‬
۟ ُ‫ْج ٍد َو ُكل‬ ۟ ‫ٰيَبَنِ ٓى َءا َدم ُخ ُذ‬
ِ ‫ْرفُ ٓوا ۚ إِنَّ ۥهُ اَل ي ُِحبُّ ْٱل ُمس‬
َ‫ْرفِين‬ ِ ِ ‫وا ِزينَتَ ُك ْم ِعن َد ُكلِّ َمس‬ َ
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan
minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berlebih-lebihan.

4.      Hiduplah menjadi manusia pembelajar dan Senantiasa hidup secara Islami, yakni sesuai
dengan nilai-nilai Islam sehingga membentuk kepribadian kita, yakni
akhlakul karimah baik secara vartika maupun secara horizontal.

Allah Swt Berfirman:

ِ‫آم نُ وا إِ َذ ا قِ ي َل لَ ُك ْم تَ فَ َّس ُح وا فِ ي ْال َم َج الِ س‬ َ ‫ين‬ َ ‫يَ ا أَ يُّ هَ ا الَّ ِذ‬


ُ ‫يل ْان ُش ُز وا فَ ْان ُش ُز وا يَ رْ فَ ِع هَّللا‬ َ ِ‫ َو إِ َذ ا ق‬  ۖ   ‫ح هَّللا ُ لَ ُك ْم‬
ِ ‫اف َس ُح وا يَ ْف َس‬ْ َ‫ف‬
‫ َو هَّللا ُ بِ َم ا‬  ۚ   ٍ‫ين أُ وتُ وا ْال ِع ْل َم َد َر َج ات‬ َ ‫آم نُ وا ِم ْن ُك ْم َو الَّ ِذ‬ َ ‫ين‬ َ ‫الَّ ِذ‬
ٌ ِ‫ون َخ ب‬
‫ير‬ َ ُ‫تَ ْع َم ل‬
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam
majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-
orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Mujadalah ayat 11)

Dari ayat di atas mengundang suatu pembelajaran dan peringatan untuk kita senantiasa
beriman kepada Allah, dan senantisa berilmu pengetahuan sebab Allah akan mengangkat
lebih beberapa derajat bagi orang-orang yang berilmu pengetahuan, dan dalam proses
pencarian tersebut hendanya menggunakan metode yang baik, yakni metode bil hikmah
sebab Allah akan membalas sesuai dengan upaya dan usaha kita, dan Allah Swt
mengingatkan kita bahwa usaha dan upaya tersebut tidak akan sia-sia dan tidak ada yang
terlewat dari balasan Allah Swt.
Maka dengan semakin banyak ilmu pengetahuan maka semakin baik prilakunya, ibarat
pohon padi semakin berisi maka semakin merunduk. Pembelajaran Akhlakul Karimah ini
merupakan misi Profetik Nabi Muhammad Saw, sebagaimana terdapat dalam hadits Qudsi

ُ ُ ‫إِنَّ َما ب ُِع ْث‬


ِ ‫ار َم األَ ْخ‬
‫الق‬ ِ ‫ت ألتَ ِّم َم َم َك‬
“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.” (HR. Al-
Bayhaqi dalam al-Sunan al-Kubrâ’ (no. 20782), al-Bazzar dalam Musnad-nya (no. 8949)
Imam Bukhari dalam Al Adaab Al Mufraad hal 42, Ahmad 2/381, Al Hakim 2/613, Ibnu
Saad dalam Thabaqaatul Kubra (1/192), Al Qudhaa’iy dalam Musnad Asysyihaab No.1165)

Menurut para ulama Bahasa yang dimaksud dengan akhlak di atas adalah Ad-dien,
tabiat dan adab. dengan demikian makna dari hadits tersebut berarti: Sesungguhnya aku
(Muhammad S.A.W) diutus untuk menyempurnakan dien (Islam), tabiat dan adab yang
mulia, menyempurnakan dien, tabiat dan adab yang telah diturunkan kepada nabi dan
rasul sebelumnya yang merupakan rahmat bagi seluruh alam.
Sedangkan dalam pandangan para ulama Tarbiyah/ pendidikan maka Akhlak di atas
adalah kepribadian yang bersumber nilai-nilai dari Al Qur’an dan Al Hadits, yakni Akhlak
secara vartikal (hubungan dengan Allah Swt) dan Akhlak secara Horizontal (hubungan
dengan sesama makhluk baik manusia ataupun makhluk selain manusia).

Demikian khutbah ini kami sampaikan semoga kita tetap senantiasa memperbaiki Akhlak
kita, dan mentaati perintah-perintah yang di Ridhoi oleh Allah Swt. Amin............

‫ َوتَقَب َِّل هللا ِمنِّي َو ِم ْن ُك ْم تِال َوتَهُ اِنَّهُ ه َُواال َّس ِم ْي ُع‬.‫ت َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬
ِ ‫ َونَفَ َعنِي َواِيِّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ اآليَا‬.‫بَا َركَ هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي ْالقُرْ آ ِن ْال َع ِظي ِْم‬
ِ ‫ أقُوْ ُل قَوْ لِي هَذا َوأ ْستَ ْغفِرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم لِ ْي َولَ ُك ْم َولِ َسائِ ِر ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َوال ُم ْسلِ َما‬.‫ْال َعلِ ْي ُم‬
‫ت‬ ْ

Anda mungkin juga menyukai