Manusia merupakan salah satu makhluk ciptaan Allah SWt yang memiliki
peranan penting dalam kehidupan di muka bumi. Manusia juga dipandang
sebagai makhluk yang paling tinggi derajatnya dibandingkan makhluk Allah
SWT bahkan Allah menyuruh para malaikat untuk bersujud kepada Adam
Alaihi salam. Masyarakat barat memiliki pandangan bahwa manusia adalah
makhluk yang memiliki jiwa dan raga serta dibekali dengan akal dan pikiran
Asal Kejadian Manusia
• norma agama
• norma susila
• norma kesopanan
• norma kebiasan
• norma hukum,
Pembentukan Moral Melalui Pendidikan Agama
Konsep :
Sistem HAM Islam mengandung prinsip-prinsip dasar
tentangh persamaan, kebebasan dan penghormatan
terhadap sesama manusia
Pandangan HAM dalam islam
- dalam sistem politik Islam, dikenak adanya institusi kekhalifahan. Institusi ini
terbentuk pasca Rasulullah wafat. Khalifah diartikan sebagai pengganti Nabi.
2. Sistem Ekonomi
- ada dua bidang yang menjadi lndasan sistem ekonomi sebagai salah
satu pilar pembentukan kebudayaan islam, yaitu pertanian dan
perdagangan.
- dalam bidang pertanian, masyarakat Arab pra Islam telah mengenal
alat pertanian semimodern seperti alat bajak, cangkul, garu dan tongkat
kayu untuk menanam.
- Dalam bidang perdagangan, juga telah mencapai kemajuan pesat yang
ditandai dengan dijadikannya Mekah sebagai pusat perdagangan
internasional.
3. Sistem Kemasyarakatan
- masyarakat Islam merupakan masyarakat yang rabbani, insani, akhlaqi.
Dan masyarakat yang seimbang (tawazun). Masyarakat dituntut untuk
mendirikan masyarakat seperti ini sehingga dapat memperkuat agama,
membentuk kepribadian, dan bisa hidup dibawah naungan-Nya.
4. Ilmu Pengetahuan
- sejak kedatangannya, islam selalu mengadakan penelitian dan
eksplorasi terhadap sesuatu yang belum pernah diketahui sebelumnya.
Dasi segi pendidikan, ilmu pengetauan termasuk science, kemajuan
peradaban, dan kultur pada islam, tetapi mengukur dengan gemilang
dalam kemajuan peradaban dunia.
C. Sejarah Perkembangan Kebudayaan Islam
1. Kebudayaan Saba’
- salah satu pengaruh kebudayaan Saba’ yang dapat ditelusuri alam
kebudayaan Arab pra-Islam adalah sebuah tulisan Abrahah tahun
532-543 tentang hancurnya bendungan ma’rib di Saba’ dimulai
dengan kata – kata “dengan kekuatan, kemukiaan, dan kasih sayang
Yang Maha Pemurah (Rahman) dan Penyelamat serta Roh Kudus”
2. Kebudayaan Abissinia
- Orang Abissinia membentuk suatu bagian penting dalam aktivitas
perdagangan internasional yang ketika itu dionopoli oleh orang-
orang Saba-Himyar, khususya dalam komoditas rempah-rempah
yang jakur utamanya melintas Hijaz.
3. Kebuayaan Persia
- budaya ini mulai memasuki Arab pada abad menjelang
kemunculan agama Islam. Persia yang menganut agama Zoroaster
bersaing dengan Abissinia untuk memperoleh supremasi di Yaman
4. Kebudayaan Gassan
D. Karakteristik Kebudayaan Islam
1. Kesatuan
- Jika unsur peradaban tidaka bersatu, berjalin, dan selaras
satu dengan lainnya, unsur-unsur itu tidak membentuk
peradaban, tetapi himpunan campur aduk.
2. Rasionalisme
- rasionalisme terdiri atas 3 aturan atau hukum, yaitu ; (a)
menolak semua yang berkaitan dengan realitas, (b)
menafikan hal-hal yang sangat bertentangan, dan (c) terbuka
terhadap bukti baru dan/atau berlawanan.
3. Toleransi
- sebagai prinsip metodologis dalam intisari peradapan Islam,
toleransi adalah keyakinan bahwa Tuhan tidak membiarkan
umat-Nya tanpa mengutus rasul dari mereka sendiri.
Toleransi adalah keyakinan bahwa keanekaragaman agama
terhadi karena sejarah dengan semua faktir yang
mempengaruhinya, kondisi ruang dan waktunya yang
berbeda, prasangka, keinginan, dan kepentingannya.
A. KONSEPSI DAN URGENSI
1. Budaya Akademik
Budaya akademik (Academic culture), Budaya Akademik
dapat dipahami sebagai suatu totalitas dari kehidupan
dan kegiatan akademik yang dihayati, dimaknai dan
diamalkan oleh warga masyarakat akademik, di lembaga
pendidikan tinggi dan lembaga penelitian.
Budaya akademik sebenarnya adalah budaya universal.
Artinya, dimiliki oleh setiap orang yang melibatkan
dirinya dalam aktivitas akademik. Membanggun budaya
akademik bukan perkara yang mudah. Diperlukan upaya
sosialisasi terhadap kegiatan akademik, sehingga terjadi
kebiasaan di kalangan akademisi untuk melakukan
norma-norma kegiatan akademik tersebut.
“Ciri-Ciri Perkembangan Budaya
Akademik”
(1) penghargaan terhadap pendapat orang lain secara
obyektif;
(2) pemikiran rasional dan kritis-analitis dengan
tanggungjawab moral;
(3) kebiasaan membaca;
(4) penambahan ilmu dan wawasan;
(5) kebiasaan meneliti dan mengabdi kepada masyarakat;
(6) penulisan artikel, makalah, buku;
(7) diskusi ilmiah;
(8) proses belajar-mengajar, dan
(9) manajemen perguruan tinggi yang baik
2. Etos Kerja
Etos berasal dari bahasa Yunani (etos) yang memberEtos
berasal dari bahasa Yunani (etos) yang memberikan arti
sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas
sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi
juga oleh kelompok bahkan masyarakat .
Secara terminologis kata etos, yang mengalami perubahan
makna yang meluas. Digunakan dalam tiga pengertian yang
berbeda yaitu:
1. suatu aturan umum atau cara hidup
2. suatu tatanan aturan perilaku.
3. Penyelidikan tentang jalan hidup dan seperangkat
aturan tingkah laku .
Akhlak menurut para Tokoh
• Akhlak atau etos dalam terminologi Prof. Dr. Ahmad Amin
adalah membiasakan kehendak. Kesimpulannya, etos
adalah sikap yang tetap dan mendasar yang melahirkan
perbuatan-perbuatan dengan mudah dalam pola hubungan
antara manusia dengan dirinya dan diluar dirinya .
• Dari keterangan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa
kata etos berarti watak atau karakter seorang individu atau
kelompok manusia yang berupa kehendak atau kemauan
yang disertai dengan semangat yang tinggi guna
mewujudkan sesuatu keinginan atau cita-cita.
• Menurut K.H. Toto Tasmara etos kerja adalah totalitas
kepribadian dirinya serta caranya mengekspresikan,
memandang, meyakini dan memberikan makna ada
sesuatu, yang mendorong dirinya untuk bertindak dan
meraih amal yang optimal (high Performance) .
Tujuan Etos Kerja
• Secara umum, etos kerja berfungsi sebagai
alat penggerak tetap perbuatan dan kegiatan
individu. Menurut A. Tabrani Rusyan, fungsi
etos kerja adalah:
1. Pendorang timbulnya perbuatan
2. Penggairah dalam aktivitas.
3. Penggerak, seperti mesin bagi mobil
besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat
lambatnya suatu perbuatan .
Untuk mencapai kebahagiaan di akhirat, manusia harus mempunyai bekal di dunia
dan di manapun manusia menginginkan kebahagiaan. Manusia berbeda-beda dalam
mengukur kebahagiaan, ada yang mengukur banyaknya harta, kedudukan, jabatan,
wanita, pengetahuan dan lain-lain. Yang kenyataannya keadaan-keadaan lahiriah
tersebut tidak pernah memuaskan jiwa manusia, bahkan justru dapat
menyengsarakannya. Jadi dianjurkan di dunia tapi tidak melupakan kehidupan
akhirat.
ْ ِ سا َْد ِفي ْاَل َ ْر
ض َ ََّْل تَب ْْغِ ْالف َْ َّللاُ ِإ َلي
َْ ْك َو َ ِْ َ ن َك َما أ
َّْ َْسن ْْ ك ِمنَْ الد ْنَْيا َوأ َ ِْ ِس
َْ َصي َب
ِ سن َْ َّار ْاْل ِخ َرْة َ َو
َْ َّل ت َ ْن َْ َّللاُ الد
َّْ اكَْ َ َوا ْبت َ ْغِ ِفي َما َءات
ََّْل يُ ِِبْ ْال ُم ْف ِسدِين
َْ َّللا
ََّْ ن َّْ ِإ.
Artinya:
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Q.S. Al-
Qashash: 77)
Pandangan islam mengenai etos kerja
• Pandangan Islam mengenai etos kerja, di mulai dari usaha mengangkap
sedalam-dalamnya sabda nabi yang mengatakan bahwa niali setiap bentuk
kerja itu tergantung pada niat-niat yang dipunyai pelakunya, jika tujuannya
tinggi (mencari keridhaan Allah) maka ia pun akan mendapatkan nilai kerja
yang tinggi, dan jika tujuannya rendah (seperti misalnya hanya bertujuan
memperoleh simpati sesama manusia belaka) maka setingkat pula nilai
kerjanya . Beberapa Surat Yang Mengarah dalam Etos Kerja dalam Islam di
antaranya :
َ سنَةٌ ِل َم ْن َك
ان ٌ
َ َ َ َّللاِ أ
ح ة و س
ْ ُ سو ِل هُ ان لَ ُك ْم ِفي َر
َ لَقَ ْد َك
َ يرا روذَ َك َر ه
ً َّللاَ َك ِث َ خ
ِ ْ
اْل م ْ
َ َّللاَ َو
و
ْ َ يال يَ ْر ُجو ه
Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah
itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
dan dia banyak menyebut Allah.
2. Fungsi Tugas Pendidikan islam
a. Pendidikan islam sebagai pengembangan potensi.
b. Pendidikan islam sebagai pewarisan budaya.
c. Pendidikan islam mendewasakan interaksi.
َ ض َح ََل ًًل
ط ِيبًا َو ًَل ِ اس ُكلُوا ِم هما فِي ْال َ ْر ُ يَا أَيُّ َها النه
َ ان ۚ ِإنههُ لَ ُك ْم
ٌ عد ٌُّو ُم ِب
ين ِ طَ ش ْي
ت ال ه ُ تَت ه ِبعُوا ُخ
ِ ط َوا
Artinya : Hai sekalian manusia, makanlah yang halal
lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah
kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena
sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagimu.
Anjuran Islam untuk bersih juga menunjukkan obsesi Islam untuk
mewujudkan kesehatan masyarakat, sebab kebersihan pangkal kesehatan,
dan kebersihan di pandang sebagai bagian dari iman. Itu sebabnya ajaran
Islam sangat melarang pola hidup yang mengabaikan kebersihan, seperti
buang kotoran dan sampah sembarangan, membuang sampah dan limbah
di sungai atau sumur yang airnya tidak mengalir dan sejenisnya, dan Islam
sangat menekankan Kesucian atau Al-thaharah, yaitu kebersihan atau
kesucian lahir dan batin. Dengan hidup bersih, maka kesehatan akan
semakin terjaga, sebab selain bersumber dari perut sendiri, penyakit
sering kali berasal dari lingkungan yang kotor. Islam dan seluruh
ajarannya, memberikan sebuah pandangan yang tegas mengenai
kesehatan. Kesehatan bukan hanya sebuah anjuran tetapi juga merupakan
juga kewajiban. Semua ibadah-ibadah dalam Islam mengandung ajaran
tentang pentingnya menjaga kesehatan. Karena penelitian terbaru
mengungkapkan bahwa sebuah kondisi akan dikatakan sehat bila
lingkungan di sekitarnya bersih. Oleh karena itu, Nabi mengatakan
“kebersihan sebagian dari pada iman”
Tujuan dan unsur kesehatan
• Tujuan Islam mengajarkan hidup yang bersih dan sehat adalah
menciptakan individu dan masyarakat yang sehat jasmani, rohani dan
sosial sehingga umat manusia mampu menjadi umat yang pilihan.
• Dalam Islam dikatakan sehat apabila memenuhi tiga unsur , yaitu
kesehatan jasmani, kesehatan rohani dan kesehatan sosial.
1. Kesehatan jasmani, merupakan bentuk dari keseimbangan manusia
dengan alam. Kesehatan rohani di mana ada keseimbangan dan
hubungan yang baik secara spiritual antara khalik atau pencipta yang di
wujudkan dari aktivitas makhluk dalam memenuhi semua perintah sang
khalik. keinginan manusia yang tidak terbatas kadang membuat manusia
menjadi rakus. Makan berlebih, pola hidup yang tidak baik,
penggundulan hutan untuk bahan bangunan, eksploitasi laut yang tidak
bertanggung jawab, semuanya itu akan membuat keseimbangan alam
terganggu. Di sadari maupun tidak, manusia merupakan bagian dari
alam. . Nabi pernah bersabda “sesungguhnya badanmu mempunyai hak
atas dirimu”.
2. kesehatan rohani
َّللاِ ۗ أ َ ًَل ِب ِذ ْك ِر ه
َِّللا ْ َ ين آ َمنُوا َوت
ط َم ِئ ُّن قُلُوبُ ُه ْم ِب ِذ ْك ِر ه َ اله ِذ
وب ْ َت
ُ ُط َمئِ ُّن ْالقُل
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi
tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingat Allah lah hati menjadi tentram. (Q.S. Al-Ra’d: 28)
3. kesehatan sosial
Hidup bermasyarakat dalam arti yang seluas-luasnya adalah salah satu
naluri manusia. Menurut Aristoteles menyebutkan manusia adalah Zone
Polition, yaitu manusia yang selalu membutuhkan kehadiran orang lain.
Oleh karena itulah dalam Islam di kenal istilah Ukhuwah (persaudaraan)
yang akan mendatangkan muamalah (saling menguntungkan), hal ini
memungkinkan rasa persaudaraan lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan Q.S.
Al – Hujurat ayat 13 yang menyatakan : “hai manusia , sesungguhnya
Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara
kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu.
Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal. (Q.S. Al-
Hujarat: 13)
Apabila ketiga unsur ini terpenuhi maka akan tercipta sebuah keadaan baik
fisik, mental, maupun spiritual yang produktif dan sempurna untuk
menjalankan aktivitas kemakhlukan.
Hubungan antara makhluk dengan Tuhannya akan berjalan baik bila sang
makhluk menaati apa yang di perintahkan Allah, ciri-ciri jiwa yang sehat yang
dalam Al-Qur’an di sebut Qalbun Salim, seperti hati yang selalu bertobat (at-
taqwa), hati yang selalu menjaga dari hal-hal keduniaan (al-zuhd), hati yang
selalu ada manfaatnya (al-shumi), hati yang selalu butuh pertolongan Allah .
BAB 14
KONSEP ILMU
PENGETAHUAN, TEKNOLOGI
DAN SENI DALAM ISLAM
Definisi Ipteks
Pengetahuan dan ilmu pengetahuan
- Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui
tangkapan pancaindera, intuisi, firasat atau yang lainnya.
- Ilmu pengetahuan (sains) adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasi,
disistemisasi, diorganisasi, dan diinterpretasi sehingga menghasilkan
pengatahuan yang obyektif, general, dan verivikatif. Atau sains adalah
pengetahuan yang rasional, empiris, obyektif, terukur, verivikatif, serta
komunal/general.
Teknologi adalah metode ilimiah untuk mencapai tujuan praktis.
Keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yangg diperlukan
bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia yang bernilai keindahan.
Ipteks Dalam Pandangan Islam
Ilmu dalam Islam diartikan sebagai:Segala pengetahuan yang bersifat dapat
menjelaskan/memberi kejelasan terhadap segala sesuatu yang dihadapi
atau dibutuhkan oleh manusia baik dalam kapasitasnya sebagai hamba
ataupun khalifah Allah.
Sumber ilmu dalam pandangan Islam adalah berasal dari wahyu, pemikiran
(akal), serta pengalaman manusia.
Ilmu yang berasal dari wahyu bersifat perennial/ abadi, mutlak, dan
berfungsi sebagai pedoman hidup manusia.
Sedangkan ilmu yang berasal dari akal ataupun pengalaman manusia itu
bersifat aquired/ perolehan, relatif, dan berfungsi sebagai sarana dalam
kehidupan manusia.
Dalam pandangan Islam, Ipteks itu bersifat terikat nilai (tidak bebas nilai),
yaitu harus disesuaikan dengan nilai-nilai ajaran islam
Ipteks merupakan hasil olah pikir dan rasa manusia, karenanya harus
dikembangkan sesuai dengan perkembangan akal budi manusia.
Pengembangan ipteks merupakan bagian dari pelaksanaan kewajiban
manusia sebagai makhluk Allah yang berakal
Ipteks merupakan pedoman dan sarana bagi manusia dalam melaksanakan
tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah, agar kualitas ibadah dan
kesejahteraannya meningkat
Islam sangat mendorong pengembangan ipteks, terbukti dengan banyaknya
ayat Al-Qur’an atau Hadits Nabi yang memerintahkan untuk memperhatikan
penciptaan atau keberadaan alam semesta, bahkan ayat yang pertama
adalah perintah untuk membaca (dalam arti luas) bukan perintah tentang
ibadah ritual tertentu.
Integrasi Iman, Ilmu, dan Amal
Makna integrasi iman, ilmu, dan amal
Dalam pandangan Islam antara iman (taqwa) di satu sisi, dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni di sisi lain, haruslah terjadi hubungan yang
harmonis dan tidak boleh dipisah-pisahkan. Sistem yang terintegrasi inilah
yang dinamakan dengan Dinul Islam karena berarti telah memuat aqidah,
syari’ah, dan akhlaq.
Aktivitas manusia tidak akan bernilai sebagai amal shalih kalau tidak
dibangun di atas iman dan ilmu yang benar.
Pencarian dan pengembangan ipteks yang lepas dari keimanan dan
ketaqwaan tidak akan bernilai ibadah, serta tidak akan menghasilkan
kemaslahatan bagi umat manusia dan lingkungannya, bahkan bisa menjadi
malapetaka.
Keutamaan Orang-orang Yang Berilmu
Orang yang berilmu itu sangat dimuliakan Allah, karena itu umat Islam diwajibkan
menuntut ilmu sepanjang hayatnya. (Al-Hadits)
Orang yang beriman dan berilmu dijamin oleh Allah akan ditinggikan derajatnya,
bahkan tidurnya orang yang berilmu itu lebih utama daripada ibadahnya orang bodoh.
(QS.58:11)
Di antara yang lebih berhak untuk dijadikan sebagai pemimpin adalah mereka yang
lebih tinggi ilmunya (Q.S. 2:247)
Orang yang berilmu merupakan salah satu pilar dalam tegaknya kehidupan dunia (Al-
Hadits)
Orang yang paling takut kepada Allah adalah orang yang berilmu (Q.S. 35:28)
Manusia diangkat sebagai khalifah Allah adalah karena ilmunya (Q.S. 2:30-32)
Ibadah yang diterima Allah adalah yang dilakukan atas dasar iman dan ilmu yang
benar (Al-Hadits)
Sejarah menunjukkan bahwa bahwa bangsa yang memimpin peradaban adalah yang
lebih unggul dalam penguasaan dan penerapan iptek.
Tanggung Jawab Ilmuwan Terhadap Lingkungan
Ilmuwan dianggap memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam
pemanfaatan dan pelestarian lingkungan dibanding orang-orang awam
Ilmuwan harus mendorong pengembangan ipteks ke arah
kemashlahatan ummat, dan mencegah terjadinya kerusakan yang sia-
sia, karena kerusakan alam dan lingkungan itu lebih banyak disebabkan
oleh ulah manusia.
Ilmuwan harus selalu menyadari bahwa dirinya adalah hamba dan
khalifah Allah yang akan dimintai pertanggungjawaban atas keilmuannya.
َْ ْونْ لَ ْهُ ْال ُم ْل ُك
علَ ْينَا ُ تْ َم ِل ًكا قَالُوا أَنَّى يَ ُك َ طالُو
َ ث لَ ُك ْْمَْ ََّللاَ قَ ْْد بَع
َّْ ن َّْ ل لَ ُه ْْم نَبِي ُه ْْم ِإ َْ ََقَا
ُعلَ ْي ُْك ْْم َوزَ ا َدْه
َ ُطفَاْه َ ص
ْ َّللاَ ا
َّْ ن َّْ ل ِإ ِْ سعَ ْةً ِمنَْ ْْال َما
َْ ل قَا َ ت َْ ْك ِم ْن ْهُ َولَ ْْم يُؤ ِْ ن أ َ َِقْ ِب ْال ُم ْل ُْ َِْ َون
)٢٤٧( يم
ْ ع ِل
َ َّْللاُ َوا ِسع ْْ َّللاُْ يُؤْ تِي ُم ْل َك ْهُ َْم
َّْ ن يَشَا ُْء َو َّ ط ْةً فِي ْال ِع ْل ِْم َو ْال ِج ْس ِْم َو
َ بَ ْس