Anda di halaman 1dari 3

1.

Pengertian Tradisi dan Budaya

a.      Tradisi

         Tradisi (Bahasa Latin: tradition, “diteruskan”) atau kebiasaan, dalam pengertian yang
paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari
kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasannya dari suatu Negara, kebudayaan, waktu, atau
agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi adanya informasi yang diteruskan dari
generasi ke generasi baik tertulis maupun (sering kali) lisan, karena tanpa adanya ini, suatu
tradisi dapat punah.

Tradisi yang dimaksud tingkah laku (behavior), kebiasaan, dan aturan-aturan tidak
tertulis yang dipegang teguh oleh para kiai NU, naik dalam kehidupam berorganisasi maupun
bermasyarakat sebagai sebagai konsekuensi dari ajaran Islam yang dipelajari dan diajarkannya.
Dalam konteks ini, tradisi, meminjam beberapa variabel yang digunakan sebagai kompleksitas
ide, gagasan, nilai-nilai, moral dan peraturan wujud ideal dari kebudayaan yang sifatnya abstrak
yang lokasinnya terletak dalam alam pikiran manusia warga masyarakat.

b.      Budaya

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi kegenerasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur
yang rumit, sistem agama, dan politik adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan
karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri
manusia sehingga cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seorang
berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.

2. Cara Menyikapi Tradisi dan Budaya

Adanya syariat tidak berupaya menghapuskan tradisi/adat –istiadat, Islam menyaringi


tradisi tersebut agar setiap nilai-nilai yang dianut dan diaktualisasikan oleh masyarakat setempat
tidak bertolakbelakang dengan Syariat. Sebab tradisi yang dilakukan oleh setiap suku bangsa
yang nota bene beragama Islam tidak boleh menyelisihi syariat. Karena kedudukan akal tidak
akan pernah lebih utama dibandingkan wahyu Allah Ta’ala. Inilah pemahaman yang esensi lagi
krusial yang harus dimiliki oleh setiap Muslim. Keyakinan Islam sebagai agama universal dan
mengatur segala sendi-sendi kehidupan bukan hanya pada hubungan transendental antara hamba
dan Pencipta tetapi juga aspek hidup lainnya seperti ekonomi, sosial, budaya, politik dan lain
sebagainya. Kadangkala pemahaman parsial inilah yang masih diyakini oleh ummat Islam. Oleh
karena itu, sikap syariat Islam terhadap adat-istiadat senantiasa mendahulukan dalil-dalil dalam
Al-Qur’an dan Hadist dibanding adat atau tradisi. 
3. Contoh Tradisi dan Budaya NU

Berikut ini Tradisi yang ada di Indonesia:

a.       Tahlilan

b.      Membaca Istighfar

c.       Berzanzi, Diba’an, Burdahan dan manaqiban

d.      Suwuk atau Mantra

e.       Tawassul

f.       Tabarruk,

g.      Membaca shalawat

h.      Membaca ayat ahir al-Baqarah

i.        Mencium Tangan Orang Shalih

j.        Dzikir berjama’ah

k.      Membaca surat al-Ikhlas itu setara dengan membaca sepertiga al-Qur’an.

l.        Membaca tasbih dan tahmid

m.    Peringatan Maulid Nabi

n.      Istighasat dan Mujahadah

o.      Mengeraskan suara ketika berdzikir

p.      Ziarah kubur,

q.      Dan lain-lain.

Berikut ini Budaya yang ada di Indonesia

a.       Budaya melumuri bayi dengan minyak Za’faran saat aqiqah pada hari ketujuh dan
mencukur rambut bayi

b.      Mengadakan Haflah (resepsi) pernikahan, memainkan musik, dan menghias pengantin

c.       Penyerahan Pengantin, baik pria atau wanita, dengan nasehat-nasehat yang baik
d.      Melamar wanita untuk dinikahi

e.       Menyerahkan mahar nikah

f.       Puasa Asyura penghitungan kalender Masehi, dan lain-lain.

4. Pendapat dan solusi anda terhadap tradisi NU yang ditentang keras oleh pihak di luar NU

Jika budaya itu sesuai dengan ajaran agama Islam, maka langsung diterima, namun jika budaya
itu tidak sesuai dengan ajaran islam, maka tidak langsung ditolak, namun disaring dulu, dimana
yang tidak sesuai, kemudian dimurnikan dahulu agar sesuai dengan ajaran Agama Islam, baru
diterapkan di masyarakat

Anda mungkin juga menyukai