Disusun Oleh:
PENDIDIKAN BIOLOGI
2021
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohiim…
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah mencurahkan nikmat dan karunianya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Sistem Nilai dan
Moral Islami”.
Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan
Islam tahun pelajaran 2021. Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak dan
tak lupa mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Komala Sari,M.Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari kekurangan dan kekeliruan yang
dalam hal ini semata-mata karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang
penulis miliki. Oleh karena itu, penulis membuka pintu selebar-lebarnya untuk
memberikan kritik maupun saran yang membangun demi kebaikan makalah ini. Atas
perhatianya penulis ucapkan terimakasih.
Penulis,
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hal yang paling mendasar dalam zaman global ini ialah masalah nilai. Nilai, sekarang,
sedang mengglobal. Setiap negara, setiap kelompok, bahkan setiap orang ingin orang lain
di mana saja dan kapan saja menganut nilai yang diyakininya benar. Orang sekuler ingin
nilai-nilai mereka dianut oleh semua orang. Orang beragama ingin nilainya juga dianut
oleh semua orang. Untuk tujuan itu orang mengunakan berbagai macam cara dan alat.
Demikianlah proses globalisasi. Yang dimaksud dengan globalisasi disini adalah
globalisasi nilai-nilai.
Nilai moral sendiri sangat berperan dalam pembentukan kepribadian anak didik.
Apalagi jika nilai moral tersebut mengandung makna islami. Nilai moral yang
mengandung makna islami tersebut akan menumbuhkan kepribadian pada anak didik lebih
tangguh dari pada nilai moral yang non islami. Maka dari itu disini akan di bahas bagaimna
penerapan nilai-nilai moral islam tersebut pada pembentukan karakter dan kepribadian
anak didik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari nilai moral islami?
2. Bagaimana ciri-ciri nilai moral islami yang membedakan dengan nilai moral non
islami?
BAB II
PEMBAHASAN
Moral conduct yaitu tindakan moral. Bidang ini melahirkan disiplin khusus yaitu
etika.
Esthetic Expression, expresi keindahan yang melahirkan estetika.
Socio political life, kehidupan sosial politik. Bidang ini melahirkan bidang ilmu
filsafat sosio-politik.
Ajaran Moral adalah ajaran, wejangan, khotbah, peraturan tulisan ataupun lisan
tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar ia bisa menjadi manusia yang
baik. Sumber langsung ajaran moral adalah berbagai orang dalam kedudukan yang
berwenang seperti orang tua ,guru, para pemuka agama dan masyarakat.Sistem nilai dan
moral adalah suatu keseluruhan tatanan yang terdiri daridua atau lebih komponen yang satu
sama lain saling berpengaruh atau bekerja dalam satu kesatuan atau keterpaduan yang
bulat, yang berorientasi kepada nilai dan moralitas islam. Jadi di sini tekanannya pada
action system.
Sistem nilai atau sistem moral yang dijadikan kerangka acuaan yang menjadi rujukan
cara berperilaku lahiriah dan rohaniah manusia muslim ialah nilai dan moralitas yang
diajarkan oleh agama islam sebagai wahyu Allah, yang diturunkan kepada utusan-Nya
yaitu Muhammad SAW.
Nilai dan moralitas islami adalah bersifat menyeluruh, bulat dan terpadu tidak
terpecah-pecah menjadi bagian-bagian yang satu sama lain berdiri sendiri.Suatu kebulatan
nilai dan moralitas itu mengandung aspek normative (kaidah, pedoman) dan operatif
menjadi landasan amal perbuatan.
B. Ciri-ciri nilai moral islami
Oleh karena pendidikan islam bertujuan pokok pada pembinnan akhlak mulia, maka
sistem nilai moral islami yang akan ditumbuh kembangkan dalam proses kependidikan
adalah norma yang berorientasi pada nilai-nilai islami.System nilai moral islami itu
menurut Sayyid Abul A’la Al-Maududi, adalah memiliki ciri-ciri yang sempurna dari pada
nilai moral non islam. Ciri-ciri tersebut adalah:
Keridhoan Allah merupakan tujuan setiap muslim. Dan keridhoan Allah ini menjadi
sumber standar moral yang tinggi dan menjadi jalan bagi evolusi moral
kemanusiaan.
Semua lingkup kehidupan manusia senantiasa ditegakkan diatas moral islami
sehingga moralitas islami berkuasa penuh atas semua urusan kehidupan
manusia,sedang hawa nafsu dan perasaan picik tidak diberi kesempatan menguasai
kehidupan manusia.
Islam menuntut manusia agar melaksanakan sistem kehidupan yang didasarkan atas
norma-norma kebajikan dan jauh dari kejahataan.
Sistem nilai dan moral adalah suatu keseluruhan tatanan yang berdiri dari dua atau
lebih komponen yang satu dengan lainnya saling mempengaruhi, atau bekerja dalam sutu
kesatuan, atau keterpaduan yang bulat, yang berorientasi kepada nilai dan moralitas Islami.
Sistem nilai atau sistem moral yang dijadikan kerangka acuan yang menjadi rujukan
cara berperilaku lahiriah dan rohaniah manusia Muslim ialah nilai dan moralitas yang
diajarkan oleh al-Qur‟an dan al-Sunnah. Nilai dan moralitas Islami bersifat bulat dan
terpadu, dan tidak terpecah-pecah menjadi bagian-bagian yang satu dengan lainnya berdiri
sendiri. Suatu kebulatan nilai dan moralitas itu mengandung aspek normative dan aspek
operatif.
Nilai-nilai dalam perspektif Islam mengandung dua kategori arti dilihat dari segi
normatif, yaitu baik dan buruk, benar dan salah, hak dan batil, diridhai dan dimurkai oleh
Allah SWT. Kemudian bila dilihat dari segi operatif, nilai tersebut mengandung lima
pengertian kategori yaitu : wajib atau fardhu, sunat atau mustahab, mubah atau jaiz,
makruh, dan haram.
Abdul Majid menjelaskan bahwa dalam Islam ada dua dimensi nilai, yakni nilai-nilai
Ilahiyah dan nilai-nilai insaniyah. Bagi umat Islam berdasarkan tematema al-Qur‟an
sendiri penanaman nilai-nilai Ilahiyah sebagai dimensi pertama hidup ini dimulai dengan
pelaksanaan kewajiban-kewajiban formal agama berupa ibadah-ibadah. Dan pelaksanaan
itu harus disertai dengan penghayatan yang sedalam-dalamnya akan makna-makna ibadah
tersebut, sehingga ibadah-ibadah itu tidak dikerjakan semata-mata ritual formal belaka,
melainkan dengan keinsafan mendalam akan fungsi edukatifnya. Penanaman nilai-nilai
Ilahiyah itu dapat dikembangkan dengan menghayati keagungan dan kebesaran Tuhan
lewat perhatian kepada alam semesta serta segala isinya, dan kepada lingkungan sekitar.
Nilai-nilai yang terdapat dalam sistem nilai Islami meliputi hal-hal seperti berikut :
Moral Islami bersumber dari watak thabiî manusia yang senafas dengan nilai Islam,
yaitu dorongan batin yang menuntut pembebasan jiwa dari beban batin karena perbuatan
dosa dan tindakan keji yang bertentangan dengan perintah Ilahi. Atas dorongan batin inilah
manusia dengan fitrahnya merasa wajib untuk berbuat kebajikan, baik untuk dirinya sendiri
maupun untuk sesamanya.
Itulah sebabnya jiwa manusia secara natural mampu melaksanakan nilainilai wahyu
(al-Qur’an) yang bersifat mutlak (absolut), karena Allah SWT. menciptakannya dengan
memberi kelengkapan psikologis berupa potensi dan desposisi untuk mengembangkan
nilai-nilai Islami tersebut dalam tingkah laku hidup individual dan sosialnya.
Mengingat kualitas nilai Islami yang absolut itu maka manusia tidak dapat
mengubahnya secara bebas yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi perkembangan
kebudayaan masyarakat. Bahkan tidak boleh digunakan untuk mengesahkan selera nafsu
negatif manusia dalam segala bentuk kreasinya.
Fungsi nilai yang absolut itu adalah menuntun dan mengarahkan nilai-nilai kultural
yang kualitasnya bersifat relativitas, yaitu nilai yang bergantung pada situasi dan kondisi
perkembangan kebudayaan manusia. Namun, nilai absolut itu juga memiliki kelenturan
normatif terhadap kebudayaan dalam batas-batas konfigurasi (kerangka) tertentu, tanpa
meninggalkan prinsip fundamentalnya.
DAFTAR PUSTAKA
Said Agil Husin al-Munawwar, Aktualisasi Nilai-Nilai Qur‟ani Dalam Sistem Pendidikan
Islam, Jakarta, Ciputat Press, 2005, hlm.3
Abdul Majid & Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, Bandung, Rosda
Karya, 2012, hlm. 92
H.M. Arifin, Fisafat Pendidikan Islam, Jakarta ; Bumi Aksara, cet. Ke- 5, 2010, hlm. 127-
128.