Anda di halaman 1dari 12

PERKEMBANGAN ISLAM DALAM PEMIKIRAN ILMU

KALAM

DOSEN PENGAMPU :

Moch. Taufiq Ridho, M. Ag.

DISUSUN OLEH :

Ruwinda Okta Pratiwi (15513055)

PRODI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA


2017

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik danhidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Ilmu Kalam tentang
Perkembangan Ilmu Kalam dengan tepat waktu dan tanpa halangan apapun.

Dan juga kami berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada Moch. Taufiq Ridho, M. Ag
selaku dosen pengampu mata kuliah PPI. Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada
teman-teman yang telah memberikan kritik dan saran yang sangat bermanfaat.

saya berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan kita tentang Ilmu Kalam.
Semoga atas segala bantuan yang diberikan akan mendapat balasan dari Allah SWT. Saya
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Salatiga, 18 Oktober 2016

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ajaran Islam, yang sumber ajarannya berasal dari Al-quran dan sunnah Nabi, diyakini oleh
umat Islam dapat mengantisipasi segala kemungkinan yang diproduksi oleh perputaran zaman.
Pada dasarnya Islam itu satu, tetapi pada kenyataannya bahwa tampilan Islam itu beragam,
karena lokasi penampilannya mempunyai budaya yang beragam, perubahan jaman telah
membawa budaya dan teknologi yang berbeda-beda. Misalnya, ada komunitas yang senang
menampilkan Islam dengan pemerintahan kerajaan, ada pula yang senang pemerintahan republik.
Bahkan, ada yang ingin kembali ke pemerintah bentuk khilafah Ada yang terikat dengan teks Al-
Quran dan Hadis dalam memahami ajaran Islam. Tidak bisa dihindari lagi, semua merasa
pemikirannyalah yang paling benar antara sesama Muslim yang terjadi dimana-mana dalam
rangka menampilkan Islam. Tampaknya, pemahaman itu utuh, pesan ketuhanan dapat ditangkap,
fanatik buta dapat diredam, sejarah tampilan ajaran Islam dari waktu ke waktu perlu dicermati.

Dengan cara ini proses terselengaranya syariat Islam di masa Nabi dan generasai-generasi
berikutnya dapat dipahami. Alasan kebijakan para tokoh Islam untuk maksud ini pun dapat
dimengerti. Dalam era kontemporer ini kemudian teraktualisasi perdebatan kalam dikalangan
tokoh modernis. Di antara tokoh yang ada di era kontemporer ini adalah Ismail Al-Faruqi
dan Hasan Hanafi. Dalam makalah ini kami akan membahas tentang ilmu kalam masa kini
tentang pemikiran tokoh yang telah disebutkan di atas.
B. Rumusan Masalah

1. apa yang dimaksud dengan pemikiran ilmu kalam kontemporer?

2. siapakah tokoh tokoh pemikiran ilmu kalam kontemporer?

3. Bagaimana sejarah perkembangan ilmu kalam kontemporer?

4. Apa saja pendekatan pemikiran ilmu kalam kontemporer?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pemikiran ilmu kalam kontemporer

2. Mengetahui tokoh tokoh pemikiran ilmu kalam kontemporer

3. Memahami sejarah perkembangan ilmu kalam kontemporer

4. Memahami pendekatan pemikiran ilmu kalam kontemporer

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pemikiran Ilmu Kalam Kontemporer

Pemikiran kalam kontemporer merupakan gabungan dari pemikiran pada masa klasik seperti
pemikiran yang dikemukakan berbagai golongan aliran seperti Khawarij, Jabariyah dan
sebagainya yang masih bisa dipakai sesuai perkembangan zaman yang berlaku dengan pemikiran
pada masa modern seperti pemikiran Syekh Muhammad Abduh, Muhammad Iqbal, dsb.
Gabungan pemikiran ini terlahir pada saat umat Islam dalam masa kemunduran sehingga ketika
pemikiran Syekh Muhammad abduh terpublikasi, banyak orang yang tersadar akan monotonnya
perkembangan pemikiran yang memotivasi dan menimbulkan berbagai perubahan dalam cara
pandang umat islam.

B. TokohTokoh Ulama Modern Pemikiran Ilmu Kalam


1. Pemikiran-pemikiran kalam Muhammad Abduh

a. Kedudukan akal dan fungsi wahyu

ada 2 pendapat persoalan pokok yang menjadi fokus utama pemikiran abduh,yaitu:

1) Membebaskan akal pikiran dari belenggu-belenggu taqlid yang menghambat


perkembangan pengetahuan agama yakni dengan memahami langsung dari sumber
pokoknya,yaitu Al Quran.

2) Memperbaiki gaya bahasa arab,baik yang digunakan dalam percakapan,resmi dikantor-


kantor pemerintah maupun tulisan-tulisan di media masa.

b. Kebebasan manusia dan fatalisme

Bagi Abduh,disamping mempunyai daya pikir,manusia juga mempunyai


kebebasan memilih,yang merupakan sifat dasar alami yang ada dari dasar diri manusia.namun
tidak tidak mempunyai kebebasan Absolut.

c. Sifat-sifat Tuhan

Harun Nasution melihat bahwa Abduh cenderung kepada pendapat bahwa sifat termasuk
esensi Tuhan Walaupun tidak secara tegas mengatakannya.

d. Keadilan Tuhan

sifat ketidak adilan Tuhan tidak dapat diberikan kepada Tuhan karena ketidakadilan tidak
sejalan dengan kesempurnaan alam semesta.

e. Antrofomorfisme

tidak mungkin esensi dan sifat-sifat Tuhan mengambil bentuk tubuh atau ruh makhluk dialam
ini.

f. Melihat Tuhan

kesanggupan melihat Tuhan hanya dianugrahkan kepada orang-orang tertentu di akhirat.

g. Perbuatan Tuhan
wajib bagi Tuhan untuk berbuat yang terbaik bagi manusia.

2. Pemikiran-pemikiran kalam Sayyid Ahmad Khan

Saayyid ahmad khan lahir di Delhi pada tahun 1817.menurut suatu keterangan ,ia berasal dari
keturunan Husein,cucu nabi Muhammad,melalui fatimah dan ali.

Sayyid Ahmad Khan berpendapat bahwa akal bukanlah segalanya dan kekuatan akal pun
terbatas.ia mempunyai faham yang sama dengan faham qodariyah.menurutnya,manusia telah
dianugrahi tuhan berbagai macam daya berpikir berupa akal,dan daya fisik untuk merealisasikan
kehendaknya.

Ia menentang keras faham Taqlid,sebagai konsekuensi dari penolakannya terhadap taqlid,khan


perlu memandang perlu diadakannya ijtihad-ijtihad baru untuk menyesuaikan pelaksanaan
ajaran-ajaran islam dengan situasi dan kondisi masyarakat yang senantiasa mengalami
perubahan.

Dapat disimpulkan pemikiran-pemikiran Sayyid Ahmad Khan,antara lain:

a. kedudukan akal

Akal bukanlah segalanya dan kekuatan akal pun terbatas

b. Kebebasan manusia

Manusia bebas untuk menentukan kehendak dan melakukan perbuatan.

c. Sayyid Ahmad Khan menolak adanya taqlid menolak adanya hukum alam.

3. Muhammad Iqbal

Muhammad iqbal lahir di sialkod pada tahun 1873,ia berasal dari keluarga kasta brahmana
khasmir.ayahnya bernama nur muhammad yang terkenal saleh.pada tahun 1895 ia pergi ke
lahore dikota ini ia bergabung dengan himpunan sastrawan yang sering diundang
musyaraah.sambil melanjutkan pendidikan sarjana nya ia mengajar filsafat di goverment
college.pada tahun 1897 ia memperoleh gelar B.A.kemudian ia mengambil program M.A pada
bidang filsafat.
Berikut karya-karya Muhammad Iqbal:

Asrari khudi(rahasia pribadi,1915), bang-i dara(seruan dari perjalanan,1924),the reconstruction


of religious though in islam1930,payam-i masyriq (pesan dari timur,1923)dan lain-lain.

Islam dalam pandangan iqbal menolak konsep lama yang mengatakan bahwa alam bersifat
statis.islam katanya mempertahankan konsep dinamis yang mengakui adanya gerak perubahan
dalam kehidupan sosial manusia.besarnya penghargaan iqbal terhadap gerak dan perubahan
ini,membawa pemahaman yang dinamis tentang al-quran dan hukum islam. Ijtihad disebut oleh
iqbal sebagai prinsip gerak dalam struktur islam.oleh karena itu,untuk mengembalikan semangat
dinamika islam dan membuang kekakuan serta kejumudan hukum islam.ijtihad harus dialihkan
menjadi ijtihad kolektif.

Pemikiran Muhammad Iqbal

a. hakekat teologi

Secara umum dia melihat teologi sebagai ilmu yang berdimensi keimanan,berdasarkan
pada esensi tauhid.didalamnya terdapat jiwa yang bergerak berupa persamaan kesetiakawanan
dan kebebasmerdekaan.

b. Pembuktian tuhan

Iqbal menolak argumen kosmologis maupun ontologis.ia juga menolak argumen teleologis yang
berusaha membuktikan eksistensi Tuhan yang mengatur ciptaan-Nya dari luar.walaupun
demikian ia menerima ia menerima landasan teleologis yang tetap ada.

c. Jati diri manusia

Manusia hidup untuk mengetahui kepribadiannya serta menguatkan dan mengembangkan bakat-
bakatnya.bukan sebaliknya yakni seperti yang dilakukan oleh para sufi yang menunduhkan jiwa
sehingga fana dengan Allah.

d. Dosa

Al quran menampilkan ajaran tentang kebebasan ego manusia yang bersifat kreatif.Allah telah
menyerahkan tanggung jawab yang penuh resiko ini.menunjukkan kepercayaan-Nya yang begitu
besar kepada manusia.maka kewajiban manusia adalah membenarkan adanya kepercayaan
ini,namun pengakuan terhadap kemandirian itu melibatkan pengakuan terhadap semua ketidak
sempurnaan yang timbul dari keterbatasan kemandirian tersebut.

e. Surga dan neraka

Neraka menurut rumusan Alquran adalah api yang menyala-nyala dan membumbung keatas
hatipernyataan yang menyakitkan mengenai kegagalan manusia.surga adalah kegembiraan
karena mendapatkan kemenangan dalam mengatasi berbagai dorongan yang menuju ke
perpecahan.tidak ada kutukan abadi dalam islam.neraka,menurut al quran bukanlah kawah
tempat penyiksaan abadi yang disediakan Tuhan.surga juga bukan merupakan tempat berlibur,itu
hanya satu dan berkesinambungan.

C. TokohTokoh Pemikiran Ilmu Kalam Masa Kini

1. Ismail Al-Faruqi

a. Riwayat Singkat Isamil Al-faruqi

Ismail Raji Al-Faruqi, lahir pada tanggal 1 januari 1921 di Jaffa Palestina. Pendidikan
dasarnya di mulai di madrasah, lalu pendidikan menengah di College des Freres St. Joseph,
dengan bahasa pengantar Perancis. Pada tahun 1941, Al-Faruqi mengambil kuliah filsafat
di American University, Beirut. Setelah tamat dan meraih gelar Bachelor of Arts. Ia kemudian
bekerja sebagai pegawai negeri sipil pada pemerintahan Inggris yang memegang mandate atas
Palestina ketika saat itu selama empat tahun. Karena kepemimpinannya menonjol, pada usia 24
tahun, ia diangkat menjadi Gubernur Galilea.

Pada tahun 1948, Palestina dijarah Israel dan Faruqi, seperti warga Palestina lainnya,
terusir dari tanah kelahirannya. Ia tercatat sebagai Gubernur Galilea terakhir yang berdarah
Palestina. Setelah setahun menganggur, pada tahun berikutnya, 1949, Faruqi hijrah ke AS untuk
melanjutkan kuliahnya. Ia mendapat gelar Master Filsafat dari Universitas Indiana. Dua tahun
kemudian, gelar master filsafat kembali ia raih dari Universitas Harvard.

Di Harvard inilah pengalaman mengajarinya, yakni belajar tanpa dukungan finansial


itu sulit. Biaya kuliah yang tinggi di AS mengharuskannya untuk bekerja. Dengan uang
US$1.000 (dari American Council of Learned Sociates hasil dari menerjemahkan dua buku
Bahasa Arab) ia memasuki bisnis konstruksi. Dengan menspesialisasikan diri pada bangunan
rumah, kesempatan untuk menjadi kaya semakin terbuka baginya.

Akan tetapi hasrat dan bakat bisnis itu ditepisnya. Faruqi memilih kembali ke Universitas
Indiana pada 1952 ia meraih gelar Ph.D filsafat dengan desertasi berjudul On Justifiying the
God: Metaphysics and Epistemology of Value. Merasa kurang pengetahuannya mengenai Islam
walaupun sudah bergelar doctor Faruqi lalu pergi ke Mesir selama tiga tahun, ia menyelesaikan
pascasarjana di Al-Azhar. Karena kuat dorongan belajarnya itu pulalah, Faruqi memenuhi
undangan Wilfred C.Smith untuk bergabung dengan Institut of Islamic Studies di
Universitas McGill, Canada. Ia disana selama dua tahun, yaitu pada 1959-1961. Selain
mengajar, ia mempelajari etika yahudi dan Kristen.Pada tahun 1964, Faruqi kembali ke AS.
Pertama-tama yang dia kerjakan adalah menjadi guru besar tamu pada Universitas
Chicago dan Associate professor bidang agama pada Universitas Syracuse. Lalu pada tahun
1968 hingga wafatnya ia menjabat guru besar agama pada Universitas Temple. Bersamaan itu
juga ia menjabat sebagai professor studi keislaman pada Central Institute of Islamic Research,
Karachi.

b. Pemikiran Kalam Al-Faruqi

Pemikiran Al-Faruqi tentang kalam dapat ditelusuri melalui karyanya yang


berjudul, Tahwid : Its Implications for Thought and Life (Edisi Indonesianya berjudul Tuahid).
Sesuai dengan judulnya, buku ini mengupas hakikat tauhid secara mendalam. Al-Faruqi
menjelaskan hakikat tauhid sebagai berikut.

1) Tauhid Sebagai Inti Pengalaman Agama

2) Tauhid Sebagai Pandangan Dunia

3) Tauhid merupakan pandangan umum tentang realitas, kebenaran, dunia, ruang, dan waktu,
sejarah manusia, dan takdir.

4) Tauhid Sebagai Intisari Islam

5) Tauhid Sebagai Prinsip Sejarah

6) Tauhid Sebagai Prinsip Pengetahuan


7) Tauhid Sebagai Prinsip Metafisika

8) Tauhid Sebagai Prinsip Etika

9) Tauhid Sebagai Prinsip Ummah

10) Islam Sebagai Prinsip Tata Sosial

11) Tauhid Sebagai Prinsip Keluarga

12) Tauhid Sebagai Prinsip Tata Politik

13) Tauhid Sebagai Prinsip Tata Ekonomi

14) Tauhid sebagai prinsip estetika.

2. Hasan Hanafi

a. Riwayar Singkat Hidup Hasan Hanafi

Hanafi dilahirkan pada tanggal 13 Februari 1935 di Kairo. Ia berasal dari keluarga musisi.
Pendidikannya diawali pada tahun 1948 dengan menamatkan pendidikan tingkat dasar, dan
melanjutkan studinya di Madrasah Tsanawiyah Khalil Agha, kairo yang diselesaikannya selama
empat tahun. Semasa di Tsanawiyah, ia aktif mengikuti dislusi kelompok Ikhwan Al-Muslimin.
Oleh karena itu, sejak kecil ia telah mengetahui pemikiran yang dikembangkan kelompok itu dan
aktivitas sosialnya. Hanafi tertarik juga untuk mempelajari pemikiran Sayyid Qutb tentang
keadilan dalam Islam. Ia berkonsentrasi untuk mendalami pemikiran agama, revolusi, dan
perubahan sosial.Dari sekian banyak tulisan atau karya Hanafi, Kiri Islam (Al-Yasar Al-Islami)
merupakan salah satu puncak sublimasi pemikirannya semenjak revolusi 1952. Kiri Islam,
meskipun baru memuat tema-tema pokok dari proyek besar Hanafi, karya ini telah
memformulasikan satu kecenderungan pemikiran yang ideal tentang bagaimana seharusnya
sumbangan agama bagi kesejahteraan umat manusia.

b. Pemikiran Kalam Hasan Hanafi

1) Kritik Terhadap Teologi Tradisional

2) Rekonstruksi Teologi.

3. H. M Rasyidi
a. Sekilas Tentang H. M Rasyidi

Dalam konteks pertumbuhan kajian akademik Islam di Indonesia, orang akan sulit
mengesampingkan H. M Rasyidi, lembaga lulusan pendidikan Islam di Mesir yang melanjutkan
ke Paris, dan kemudian memperoleh pengalam mengajar di Kanada. Ia adalah orang Indonesia
memperoleh tidak hanya perkenalan, tetapi juga penyerapan ramuan-ramuan intelektual dari
gudang oreantalis. Dialah yang berpengaruh dalam usaha pengiriman para lulusan IAIN atau
sarjana lain ke Montreal sehingga banyak orang yang benar-benar berterima kasih padanya.

b. Pemikiran Kalam H. M Rasyidi

1) Tentang Perbedan Ilmu Kalam dan Teologi

2) Tema-Tema Ilmu Kalam

3) Hakikat Iman.

4. Harun Nasution

a. Riwat Hidup Harun Nasution

Harun Nasution lahir pada hari selasa 23 september 1919 di Sumatera. Ayahnya, Abdul Jabar
Ahmad, adalah seorang ulama yang mengetahui kitab-kitab Jawi. Pendidikan formalnya dimulai
di sekolah HIS. Setelah tujuh tahun di HIS, ia meneruskan ke MIK (modern islamietische
kweekschool) di Bukittinggi pada tahun 1934. Pendidikannya lalu diteruskan di Universitas Al-
Azhar, Mesir. Sambil kuliah di Al-Azhar, ia kuliah pula di Universitas Amerika di Mesir.
Pendidikannya lalu di lanjutkan di Mc. Gill, Kanada, pada tahun 1962.

Harun Nasution adalah figur sentral dalam semacam jaringan intelektual yang terbentuk
dikawasan IAIN Ciputat sejak paruh kedua dasarwasra 70-an. Sentralitas Harun Nasution
didalam jaringan itu tentu saja banyak ditopang oleh kapasitas intelektualnya, dan kemudian oleh
kedudukan formalnya sebagai rektor sekaligus salah seorang pengajar di IAIN. Dalam kapasitas
akhir ini, ia memegang beberapa mata kuliah terutama menyangkut sejarah perkembangan
pemikiran yang terbukti menjadi salah satu sarana awal menuju pembentukan jaringan anatara
Harun Nasution dan mahasiswa-mahasiswanya.

b. Pemikiran Kalam Harun Nasution


1) Peranan Akal

2) Pembaharuan Teologi

3) Hubungan Akal dan Wahyu

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pemikiran kalam kontemporer merupakan gabungan dari pemikiran klasik yang masih relevansi
dan sesuai dengan perkembangan zaman dengan pemikiran modern yang baru dikemukakan oleh
para tokoh-tokoh guna memberikan kontribusi bagi kemajuan umat Islam yang semakin lemah
dan kurang termotivasioleh karena kemunduran yang dialami umat Islam.

B. SARAN

Adapun saran dalam penulisan makalah ini yaitu agar dapat menggunakan makalah ini
sebagaimana mestinya sehingga dapat memberikan manfaat yang diharapkan. Dan para pembaca
dapat mengetehui penjelasan mengenai perkembangan ilmu kalam kontemporer tersebut. Mohon
maaf apabila terdapat kekurangan dan ketidaksempurnaannya makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Nasution Harun. 1986. Teologi Islam. Jakarta:

UI-press

Karman M dan Supoana. 2009.Materi pendidikan agama islam. Bandung:PT Remaja

Rosdakarya

Abduh Muhammad. 1965. Risalah Tauhid. Jakarta:Bulan Bintang

Anda mungkin juga menyukai