KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dengan rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan
dengan ridlo-Nya pula penulis dapat menyelesaikan makalah ini,
dengan harapan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca, selain itu penulisan makalah ini dimaksudkan untuk
memenuhi tuntutan kebutuhan melengkapi bahan-bahan studi
ilmiah filsafat ilmu: topik-topik epitemologi tentang jenis-jenis
penalaran di dunia islam: bayani, irfani, burhani.
Penulis menyadari bahwa materi yang disampaikan
dalam makalah ini masih belum sempurna dan mempunyai
banyak kekurangan. Tak ada yang sempurna di dunia ini dan
kesempurnaan hanyalah milik Allah, begitu juga dengan
kekurangan yang ada dalam makalah ini,makalah ini belum bisa
sempurna tanpa adanya kritik dari para pembaca dan saran yang
membangun serta bisa membantu untuk menyempurnakanya.
Tak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada pihakpihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini baik
berupa moril maupun materil, diantaranya:
1.
Terima kasih kepada dosen mata kuliah filsafat ilmu: topiktopik epitemologi yang telah membimbing kami sehingga
2.
3.
secara
motivasinya
Terima
kasih
meminjamkan
tidak
langsung
kepada
buku
untuk
menyelesaikan makalah
melalui
teman-teman
dijadikan
doa
dan
yang
telah
referensi
dalam
Yogyakarta, 25 oktober
2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR..................................................... i
DAFTAR ISI............................................................... ii
BAB I, PENDAHULUAN
1.1...........................................................................................Lata
r Belakang ......................................................................... 1
1.2...........................................................................................Rum
usan Masalah..................................................................... 1
1.3...........................................................................................Tuju
an ...................................................................................... 2
BAB II, PEMBAHASAN
2.1 Epistemologi Bayani ......................................................... 3
2.1.1 Perkembangan Epistemologi Bayani ............................. 3
2.1.2 Sumber Pengetahuan Epistemologi Bayani ................... 6
2.1.3 Objek Kajian Epistemologi Bayani (Lafadz Makna & Ushul
Furu)....................................................................................... 7
2.1.4 Cara Mendapatkan Pengetahuan Epistemologi Bayani .. 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
1 Mohammad Muslih, Filsafat Ilmu Kajian Atas Asumsi Dasar, Paradigma dan
Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan, (Yogyakarta: Belukar, 2004), hlm. 164
2 Mohammad Abid al-Jabiri, Bunyah al-Aql al-Arabi. (Beirut: al-Markaz alTsaqafi al- Arabi, 1993), hlm. 20
Wai) atau dengan kata lain dari budaya yang bersifat awam
menuju budaya ilmiah (akademis).
Proses peletakan aturan-aturan penafsiran wacana dalam
bentuknya yang baku dan tidak dalam aspek linguistiknya
saja, dilakukan untuk pertama kalinya oleh al-Syafii (204 H)
yang kemudian dianggap sebagai peletak dasar aturan-aturan
penafsiran wacana bayani.
Dari al-Syfii kemudian kita mengenal hirarki bayan,
khususnya berkaitan dengan bayan terhadap al-quran ada
lima tingkatan:
1. Bayan yang tidak memerlukan penjelasan
2. Bayan yang beberapa bagianya membutuhkan
penjelasan al-sunnah
3. Bayan yang keseluruhanya
bersifat
umum
dan
al
sunnah,
yang
dari
sini
kemudian
syara
telah
nadzhariyah/teoritis
penelitian
dan
mengandung
(berbasis
penalaran.
pada
dan
dua
premis,
indera,
rasio,
naqliyah/transmisif
diambil
tema
pokoknya,
tidak
diturunkanya
berbeda
syariah
ini
6 Abdul Wahab Khalaf, Ilmu Ushul Fiqh,(Bandung: Gema Risalah Press, 1996),
hlm. 22
sebagai
sumber
pengetahuan
yang
cara
pembentukan
2.2
Epistimologi Irfani
Etika
Irfan
Filsafat
Praktis
Teoritis
Membutuhkan
Membutuhkan
Berdasarkan
Berpijak pada
hubungan
hubungan
postulat-
antara
antara
kemudian
postulat
manusia saja
manusia dan
dikemukakan
hubungan
teori secara
manusia
logis
dengan Tuhan
Tidak ada
Ada tahapan-
Eksistensi
Eksistensi non-
tahapan
tahapan yang
Tuhan meliputi
Tuhan sama
tertentu
harus dilalui
semuanya dan
realnya
memilih mana
untuk menuju
adalah
eksistensi
yang harus
tujuan akhir
manifestasi
Tuhan sendiri
dilakukan
Unsur spiritual
sifat-Nya
Unsur spiritual - Capaian
sangat
yang sangat
tertinggi
tertinggi
terbatas
luas
manusia
manusia
adalah
adalah
kembali pada
memahami
- Capaian
asal-usulnya
(Tuhan).
- Sarana
yang
semesta
- Sarana
yang
dipakai
dipakai
adalah
adalah kalbu
dan intelek
(hati)
akal
dan
kesucian jiwa
Pengetahuan irfan tidak didasarkan atas teks seperti bayani,
juga tidak atas rasio seperti burhani, tetapi pada kasyf
(tersingkapnya rahasia-rahasia realitas oleh Tuhan), sehingga
pengetahuan irfani diperoleh berdasarkan olah ruhani. Secara
metodologis, pengetahuan ruhani diperoleh melalui tiga tahapan:
-
Taubat
Wara
Faqir
Sabar
Tawakkal
Tahap kedua, penerimaan
dalam
dua
Isu sentral irfan adalah zahir dan batin, bukan sebagai konsep
yang berlawanan tetapi sebagai pasangan. Teks keagamaan
quran dan hadist tidak hanya mengandung apa yang tersurat
tapi juga yang tersirat.
Menurut Jabiri, makna batin ini pertama diungkapkan dengan
cara itibar atau qiyas irfani. Yaitu analogi makna batin yang
ditangkap dalam kasyf kepada makna zahir yang ada dalam teks.
Qiyas irfani ini tidak sama dengan qiyas bayani atau
silogisme. Qiyas irfani berusaha menyesuaikan konsep yang
telah ada atau pengetahuan yang diperoleh lewat kasyf dengan
teks
Makna atau dimensi batin yang diperoleh dari kasyf bisa
diungkapkan dengan beberapa cara:
1) Diungkapkan dengan itibar atau qiyas irfani, yaitu analogi
makna batin yang ditangkap dalam kasyf kepada makna
zahir yang ada dalam teks.
Contoh: qiyas yang dilakukan kaum Syiah yang meyakini
keunggulan keluarga Ali, berdasarka QS. Al-Rahman 19-22
Dia membiarkan dua lautan mengalir dan bertemu,
diantara keduanya ada batas yang tidak terlampaui dan
dari keduanya keluar mutiara dan marjan, dalam hal ini Ali
dan Fatimah dinisbatkan pada dua lautan, Nabi Muhammad
sebagai batas, sedangkan Hasan dan Husain sebagai
mutiara dan marjan.
2) Pengetahuan kasyf diungkapkan lewat apa yang disebut
dengan syathahat (ungkapan lisan tentang perasaan yang
dibarengi dengan pengakuan). Namun berbeda dengan
qiyas irfani yang dijelaskan secara sadar dan dikaitkan
ungkapan
seperti
itu
keluar
saat
seseorang
membatasi
diri
dimana
syathahat
tidak
boleh
Epistemologi Burhani
2.3.1 Perkembangan Epistemologi Burhani
Al Burhani secara sederhana diartikan sebagai suatu
aktifitas berfikir untuk menetapkan kebenaran proposisi
(qadliyah) melalui pendekatan deduktif (al istintaj) dengan
mengaitkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lain yang
telah terbukti kebenaranya (badhihi).11
Prinsip-prinsip Burhani pertama kali dibangun oleh
Aristoteles (384-322 SM) yang dikenal dengan istilah metode
analitik (tahlili) yaitu suatu cara berfikir yang didasarkan atas
proposisi tertentu dengan mengambil 10 kategori sebagai objek
kajianya: kuantitas, kualitas, tempat, waktu, dan seterusnya.
2.3.2 Objek Kajian Epistemologi Burhani (Bahasa dan
Logika)
Persoalah bahasa dan logika muncul ketika terjadi
perdebatan tentang kata dan makna antara Abu Said al Syirafi
dengan Abu Bisr Matta. Menuruf Syirafi yang ahli bahasa, kata
muncul lebih dahulu daripada makna, dan setiap bahasa lebih
merupakan cerminan dari budaya masyarakat masing-masing.
Sebaliknya menurut Abu Bisr Matta, makna lebih dahulu
dibanding kata, begitu pula logika muncul lebih dahulu daripada
bahasa. Makna dan logika inilah yang menentukan kata dan
bahasa .
11 Al Jabiri., Op. Cit. Hlm.383
proses
pengambilan
Pengetahuan primer
Pengetahuan indera (mahsusat)
Opini-opini yang umum diterima (masyurat)
Opini-opini yan diterima (maqbulat).
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Pustaka Hidayah)
Anwar, Rosihon, dll. Pengantar Studi Islam. 2009.(Bandung:
CV.Pustaka Setia)
Jabiri. Bunyah al-Aql al-Arabi. 1991. (Beirut: al-Markaz al-
Tsaqafi al-Arabi)
Muslih, Mohammad. Filsafat Ilmu (kajian Atas Asumsi Dasar,
Paradigma dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan). 2004.
(yogyakarta: Belukar)
Nami, Ngainum. Pengantar Studi Islam. 2009. (Yogyakarta:
Sukses Offset)
Soleh, Khudori.
Wacana
Baru
Filsafat
Islam.
2004.