Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Jihad, Radikalisme Umat Beragama ,dan Muslim Moderat

Makalah dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah

Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu :

Nikken Ursitha Rosa (180212605518)

Fahmi Alamsyah Syafi’i (180212605502)

Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Sastra Indonesia

Universitas Negeri Malang


2018-2019

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta anugerah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tidak lupa sholawat serta salam kita
curahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat
nanti.

Makalah ini kami susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Pendidikan Agama
Islam” yang dibimbing oleh;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;. Makalah ini membahas tentang “ Sastra Peranakan
China”. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumber referensi atau bacaan bagi
pembaca serta siapapun yang berminat mempelajari tentang materi tersebut.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan kesalahan baik
dari segi materi, bahasa, maupun tata cara penulisan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
saran dan kritik dari pembaca untuk memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Malang, 9 Oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................

1,1 Latar Belakang .....................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................

1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................

2.1 Pengertian Jihad dan Radikalisme Umat Beragama ........................

2.2 Landasan dan Macam-macam Jihad ................................................

2.3 Latar Belakang Radikalisme Umat Beragama ..................................

2.4 Bentuk dan Dampak Radikalisme Umat Beragama .........................

2.5 Upaya Menanggulangi Radikalisme Umat Beragama ......................

2.6 Muslim Moderat ...............................................................................

BAB III PENUTUP ...........................................................................................

3.1 Kesimpulan .......................................................................................

3.2 Saran..................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
BAB I

Pendahuluan

2.1 Latar Belakang

Latar Belakang Tema tentang jihad agaknya selalu tak henti menjadi topic hangat.
Lebih-lebih bila dihungkan dengan interplay antar cara pandang baik di kalangan muslim
sendiri maupun di luar muslim dalam memahami semesta ajarn Islam. Kata jihad seolah
dipahami agker, sarat dengan bentuk-bentuk physical dan tak rentan dari sikap insinuative.
Kata-kata jihad ini pula yang akhir-akhir ini melambungkan nama Islam di pentas mondial,
walau lebih banyak sisi penyoratifnya disbanding positifnya. Lagi-lagi, hal ini dikarenakan
kerancuan tafsir yang dilakukan, misalnya dengan hanya mempersempit makna dari segi
lateral dengan memfokuskan pada balas dendam dan kekerasan. Setiap agama selalu saja
terdapat kelompok fundamentalis, minoritas, militant, ekstrim dan radikal. Menurut
penelitian Karen Amstrong (2001), fundamentalisme tidak hanya terdapat pada agama yang
monoteistik saja. Ada juga fundamentalisme Budha, Hindu dan bahkan Kong Hu Cu yang
sama-sama menolak butir-butir nilai budaya liberal dan saling berperang atas nama agama
serta berusaha membawa hal-hal yang sacral ke dalam urusan politik dan Negara.

Dengan demikian, secara global, fundamentalisme dan radikalisme ini merupakan


masalah masalah dan tantangan bagi semua agama. Pemahaman islam perlu dikembalikan
pada penilaian yang substantive. Paparan dan ulasan mengenai jihad, radikalime umat
beragama dan muslim moderat inilah yang dijelaskan dalam makalah ini. Kami berharap
makalah ini bisa mengungkap pemikiran Islam yang benar mengenai berbagai tema penting
yang tengah mengalami kebuntuan ilmiah, dan kami berusaha menempatkan itu semua sesuai
dengan sumber dasarnya yang paling hakiki yaitu Al-Qur’an Al-Karim.
2.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Jihad dan Radikalisme Umat Beragama ?


2. Apa landasan dan macam-macam Jihad ?
3. Bagaimana Latar Belakang Radikalisme Agama ?
4. Bagaimana bentuk dan dampak radikalisme umat beragama ?
5. Bagaimana upaya menanggulangi Radikalisme Umat Beragama ?
6. Apa muslim moderat itu?

2.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian tentang Jihad dan Radikalisme Umat Beragama.


2. Untuk mengetahui landasan dan macam-macam Jihad.
3. Untuk mengetahui Latar Belakang Radikalisme Agama.
4. Untuk mengetahui bentuk dan dampak Radikalisme Umat Beragama.
5. Untuk mengetahui apa upaya untuk menanggulangi Radikalisme Umat Beragama.
6. Untuk mengetahui Muslim Moderat itu.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Jihad dan Radikalisme Umat Beragama

1.Jihad.

Secara harfiah, kata jihad berasal dari bahasa Arab jahada –yajhadu -juhdan –jihad yang
berarti berjuang, bersungguh-sungguh, memberikan yang terbaik, mengerahkan tenaga untuk
mencapai tujuan.

Secara konstektual, Jihad adalah perjuangan yang dilakukan oleh individu muslim
maupun kelompok islam yang dilakukan oleh individu muslim maupun kelompok islam
dalam menyiarkan agama islam, dan perjuangan lain yang lebih luas, seperti : perjuangan
dibidang pendidikan, kesehatan, moral, ekonomi, sosial budaya, politik, keamanan, hak dan
kewajiban, lapangan pekerjaan dan lainlain.

Seperti yang telah dikemukakan, jihad berbeda dengan Perang. Meski sebagian orang
barat mengidentifikasi jihad sebagai perang (war). Jihad yang diartikan perang menurut Ali
(1996:638), sebenarnya tidak dikenal dalam islam, jihad dalam arti “perang suci” (holywar),
seperti yang dikemukakan oleh klein dalam ali (1996), dipandang sebagai suatu pemaknaan
yang dipengaruhi oleh konsep Kristen ( perang salib ), dimana pandangan tersebut keliru
sekaligus menyesatkan. Selaras dengan hal tersebut, maka berbeda dengan (qital dan harb)
yang bermakna “perang” dalam al-Quran ( Q.S Al-Ankabut : , Q.S Al-hajj :78, Q.S Al-baqarah :
218, Q.S Al-furqon : 52, Q.S At tahrim (66): 9 ),Q.S Al hujurat (49): 15, Q.S Ash shaff (61): 11, Q.S
Al maidah(5) : 54.) pun dikemukakan dalam hati-hati, kalaupun ada itu untuk mempertahankan
diri dari gangguan dan penganiayaan dari luar islam atau musuh-musuh islam, tidak boleh
melampaui batas, untuk menghindari fitnah.

2.Radikalisme.

Kata radikalisme berasal dari kata radical yang berarti “dasar” atau sesuatu yang
fundamental. Menurut istilah, radikalisme berarti pembaruan atau perubahan social dan
politik yang drastis, atau sikap ekstrem dari kelompok tertentu agar terjadi pembaruan atau
perubahan social secara drastic (salim, t.t : 1220)

Dengan demikian radikalisme umat beragama adalah paham yang menginginkan


pembaruan atau perubahan social, dan politik secara drastic dengan menggunakan sikap yang
ekstrem. Radikalisme bukan ciri ajaran islam karena islam dalam menyiarkan agama
menggunakan cara berdebat yang dilandasi saling hormat-menghormati.
2.2 Landasan dan Macam-Macam Jihad.

Landasan jihad dalam islam terdapat dalam kitab suci al-quran, hadist, dan ijtihad.
Dalam al-Quran, landasan-landasan tersebut, antara lain terdapat dalam ayat berikut.
Macam-macam jihad

Jihad ditinjau dari macamnya dapat dipilah menjadi 2, yaitu jihad universal dan jihad
konsektual. Jihad universal didalam Al-Qur’an disebutkan dalam surah sebagai berikut :

· Jihad Universal

(dalam Al-Qur’an disebutkan dalam QS Al-Nahl 110 : “sesungguhnya Tuhanmu adalah


pelindung bagi orang-orang yang berhijrah sesudah menderita cobaan, kemudian mereka
berjihad dan sabar. Sesungguhnya Tuhanmu setelah itu benar-benar Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang” )

· Jihad konsektual

(Menurut Al-Raghib dalam Albanna(2006), ada tiga macam : berjuang melawan musuh yang
kelihatan, bnerjuang melawan setan, dan berjuang melawan hawa nafsu. )

2.3 Latar Belakang Radikalisme Umat Beragama.

Munculnya gerakan keagamaan yang bersifat radikal merupakan fenomena penting


yang turut mewarnai citra islam kontemporer Indonesia. Contoh muculnya gerakan
kelompok laskar jihad ahlussunnah wal jamaah di Yogyakarta yang dengan cepat mampu
mengumpulkan ribuan jemaah untuk siap berperang dalam konflik horizontal bernuansa
agama di ambon. Selain itu, dalam urusan poitik, kelompok islam radikal lain seperti KISDI
juga aktif berdemonstrasi untuk menyuarakan aspirasi-aspirasi mereka terhadap penerapan
syariat islam di Indonesia. Karena itu, tidak dapat dipungkiri bahwa gerakan islam radikal
memiliki tempat tersendiri dalam diskursus kehidupan social politik dan keagamaan
kontemporer yang harus dilihat secara proporsional.

Istilah “islam radikal “, sebagai sebuah kesatuan dari berbagai fenomena sosial dan
keagamaan kelompok-kelompok muslim yang sedemikian kompleks.

Ada beberapa faktor yang berakumulasi atau bertemu satu dan lain yang pada
akhirnya melahirkan radikalisme dan terorisme itu biasa disebut tathorruf ,menjadi
muthothorrifin. Kemudian juga diartikan dengan istilah teror atau menciptakan bencana-
bencana .

Munculnya paham radikalisme dalam agama Islam disebabkan faktor pengertian


seseorang terhadap Islam dan penyalahgunaan Islam untuk perorangan. Pengertian ini
biasanya lahir karena ekslusivisme Islam .Mereka hanya membenarkan kelompoknya
sendiri , tidak bisa memegang teguh pendirian, dan tidak dapat memahami kelompok lain
dalam ber Islam.Sehingga ia merasa mewakili Islam dan Islam adalah dia .Kalau bukan dia
tidak seberapa Islamnya .
Dominasi ini melahirkan berbagai macam fanatisme, mulai yang paling lunak sampai
yang paling berat .Paham yang paling berat adalah HizbulTakfiriyyah, yaitu kelompok yang
selalu mengatakan di luar dirinya adalah kafir . Dominasi Islam ada pada dirinya .Oleh
karenanya jika sudahkafir, maka semuanya menjadi halal ,baik saudaranya , hartanya ,
maupun kehormatannya , maka timbullah suatu langkah-langkah yang disebut dengan terror .
Semua ini, sebenarnya sudah berakar semenjak akhir Khulafaurrasyidin (akhir
darikepemimpinan empat khalifah Islam: Abu Bakar , Umar bin Khattab , Ali bin AbiThalib
dan Usman bin Affan) . Akar Hizbul Takfiriyyah ini mulai muncul sejak pecahnya Islam
menjadi kelompok Syiah ,Khawarij , Mu’tazilah dan sebagainya . Kedua adalah lakum
dinukum waliadin , yang diartikan sebagai pembenaran Islam saja tanpa pengakuan terhadap
eksistensi agama yang lain . Padahal seharusnya adalah kita tidak mengikuti mereka tetapi
kita juga tidak ribut dengan mereka itu .Seterusnya mereka juga tidak boleh mengganggu apa
yang kita punya . Dalam perkembangannya ,waliadin ini yang lebih mendominasi dari pada
lakumdinukum.Inilah yang pada akhirnya juga menjurus kepada radikalisme agama,
sebagaimana juga terjadi pada agama-agama yang lainnya.Namun orang-orang di luar Islam
yang juga sering membawa radikalisme atas agama dengan lihai membungkus diri
sedemikian rupa dengan menggunakan tema-tema yang universal, bukan tema
agama.Sementara kita telanjang ,seperti Amroziyang menggunakan yel-yel Allahu Akbar .

Sementara itu, latar belakang yang bersifat khusus, antar lain:

1. Pengertian seseorang terhadap agama yang tidak tepat, penyalahgunaan agama


untuk kepentingan sektarian, pemahaman agama yang tekstual, rigid (kaku), sempit,
dan penyalahgunaan simbol agama.

2.Agama digunakan sebagai pembenar tanpa mengakui eksistensi agama lain.

3.Adanya penindasan, ketidakadilan, dan marginalisasi sehingga melahirkan gerakan


perlawanan.

4.Adanya tekanan sosial, ekonomi, dan politik. Jika tekanan itu melampaui batas
ambang kesabaran, maka muncul gerakan perlawanan dengan menggunakan segala
cara untuk meraih kemerdekaan.

5.Lingkungan masyarakat yang tidak kondusif terkait dengan kemakmuran,


pemerataan, dan keadilan.

6. Menolak modernitas dan lebih mengukuhkan peran formal agama.

7. Pandangan dunia (world view) dari umat beragama yang berupaya


memperjuangkan keyakinan yang mereka anggap benar dengan sikap-sikap emosional
yang menjurus pada kekerasan.

8.Kurangnya kesadaran bermasyarakat dan berbangsa secara pluralistik sehingga


menyebabkan hilangnya rasa toleran, dan sebaliknya timbul fanatisme atas kebenaran
agamanya sendiri.
2.4 Bentuk dan Dampak Radikalisme Umat Beragama

1. Bentuk-Bentuk Radikalisme Umat Beragama.

Bentuk-bentuk radikalisme umat beragama ada beberapa jenis, yaitu: aksi terror, bom
bunuh diri, saling menyerang, aksi kekerasan, intimindasi, perlawanan terhadap
pemerintahnya, dan lain-lain. Aksi radikalisme umat beragama yang terjadi belum lama ini
diantaranya.

a.Timbulnya aksi kekerasan, seperti tragedi di Black Tuesday World Trade Center
(WTC) pada 11 September 2001 di Amerika Serikat

b.Tragedi bom di Legian Bali dan pengeboman Hotel JW Marriot di Jakarta, yang
mengakibatkan ratusan nyawa melayang sebagai akibat dari aksi teririsme tersebut.

c.Aksi teror di Thailand Selatan, khususya di Provinsi Pattani, Narathiwat, Yalla, dan
Songkla. Teror tersebut secara misterius berkecamuk di daerah tersebut mayoritas
penduduknya Muslim dan Budha. Latar belakang aksi terorisme tersebut di latar
belakangi oleh kesengajaan sosial, ekonomi, politik, pendidikan, dan kebudayaan.

d.Perlawanan yang terjadi di Philipina Selatan. Karena tekana rezim politik yang
berkuasa di Philipina terhadap kelompok minoritas Muslim sehingga mereka tidak
mendapatkan hak kebebasan beragama dan berpendapat. Karenanya, mereka
melakukan perlawanan dengan cara radikal.

2. Dampak Radikalisme Umat Beragama

Dampak Radikalisme Umat Beragama Secara umum, radikalisme umat beragama


mengakibatkan terjadinya teror dan kekerasan bahkan menimbulkan konflik dan peperangan
secara horizontal dan vertikal, apalagi jika terlibat berasal kelompok agama yang berbeda.
Sudah banyak darah yang mengalir akibat aksi radikalisme tersebut, begitu juga korban harta
benda bahkan nyawa. Di samping itu, radikalisme melahirkan beragama penderita dan
nestapa. Tidak sedikit wanita yang kehilangan suami, anak yang kehilangan orang tua, serta
ribuan orang kehilangan tempat tinggal.

Dari sisi psikis, radikalisme agama menimbulkan keresahan dan ketakutan pada
masarakat, dan kurang adanya sikap saling percaya antara rakyat dan penguasa. Secara
internasional, aksi-aksi radikalisme tersebut mengakibatkan turunya citra bangsa, Negara,
bahkan agama yang dipeluk oleh bangsa tersebut. Penyebabnya tidak lain karena banyak
orang yang menyamaratakan antara agama dan praktik-praktik yang dilakukan oleh umat
beragama tersebut.
Radikalisme yang terjadi di Timur Tengah dan Asia Tenggara (Indonesia, Thailand,
Malaysia, Singapura, dan Filipina) mengakibatkan daerah-daerah yang menjadi obyek
pariwisata bagi turis asing maupun domestic (termasuk di dalamnya tempat-tempat bisnis
dan lembaga-lembaga pendidikan) yang mendatangkan devisa bagi Negara, akhirnya
kehilangan pemasukan strategis. Sebab turis mancanegara tidak mau dating ke wilayah-
wilayah yang tidak aman dan nyaman itu. Kondisi ini diperburuk dengan adanya travel
warning dari Negara-negara tertentu agar tidak mendatangi daerah atau Negara yang rawan
dari gangguan teror atau ancaman dari radikalisme.

Menurut Tahir (2004), kini radikalisme, terutama yang bermotifkan agama, menjadi
perhatian kaum agamawan dan pemerhati sosial, ekonomi, politik, hukum, pendidikan,
kebudayaan dan pertahanan, baik di dalam maupun di luar negeri. Dengan merebaknya aksi
kekerasan di luar negeri (tragedy WTC pada 11 September 2001) dan dalam negeri (tragedy
Legian Bali, pengeboman hotel J.W.Mariot lainnya), Indonesia yang mayoritas penduduknya
beragama islam turut merasakan efek buruk itu. Padahal aktor intelektual dibalik teror
tersebut berasal dari luar negeri (bukan umat islam beragama) dan hanya dilakukan oleh
sekelompok kecil dari umat islam di Indonesia.

2.5 Upaya Menanggulangi Radikalisme Umat Beragama.

Upaya-upaya untuk menanggulangi eskalasi radikalisme umat beragama di Indonesia


khususnya, dan negara-negara lainnya pada umumnya, dapat dilakukan dengan mengetahui
secara tepat akar permasalahannya. Selanjutnya, dicari solusinya yang tepat dan bijak dengan
melibatkan pihak-pihak terkait. Khususnya para pelaku radikalisme agama. Diantara upaya-
upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi radikalisme umat beragama adalah :

1. Perubahan sikap dan pandangan dari negara-negara barat terhadap negara-negara


muslim didunia. Sudah saatnya dan sudah semestinya umat islam di dunia tidak diposisikan
sebagai lawan barat paska berakhirnya era perang dingin. Namun sebaliknya, umat islam
didunia harus diperlakukan sebagai sahabat dan partner dalm bidang kehidupan secara
bermartabat dan tidak diskriminatif.

2. Mengurangi dan menghapuskan kesenjangan social, ekonomi, politik, pendidikan, dan


kebudayaan di tingkat nasional, regional, dan internasional.

3. Reorentasi pemahaman agama yang tekstual, rigid, dan sempit menjadi pemahaman
yang konstektual, fleksibel, dan terbuka.

4. Melakukan modenisasi kehidupan umat secara selektif, dengan mengakomodir sisi


positifnya dan mengelimir sisi negatifnya
5. Menanamkan kesadaran” setuju untuk tidak setuju” dalam menyikapi fluralisme social,
budaya, dan agama yang berkembang ditengah-tengah masyarakat dan bangsa. Perlu
disemaikan pula kesadaran umat beragama di era globalisasi ini untuk dapat hidup bersatu di
tengah-tengah masyarakat, bangsa, dan negara meski tidak harus melebur menjadi satu.

2.6 Muslim Moderat

Kata moderat merupakan sikap yang selalu menghindari yang berlebih-lebihan. Moderat
merupakan pandangan atau sikap seseorang yang cenderung kearah pengambilah sikap dengan
menggunakan jalan tengah (salim,2002) . dengan demikian muslim moderat dapat didefinikan
sebagai pandangan seorang muslim atau umat islam terhadap suatu persoalan dengan selalu
menghindarkan praktik-praktik yang radikal dan cenderung menyikapi segala sesuatu dengna
mengambil jalan tengah (moderat)

Kemoderatan islam (moderatisme islam ) merupakan gabungan antara kerohanian dan jasmani,
komninasi wahyu dan akal, kitab yang tertulis dan kitab yang terhampar dialam semesta. karena
itulah, umat islam tak boleh ragu, sebab islam sedari awal memang moderat. Sementara dalam islam
yang moderat itu, kita mensintesakan atau menggabungkan antara akal dengan wahyu. Sebuah
gambaran yang sangat indah seperti digambarkan seorang pemahat, bahwa akal itu seperti
pemandangan mata dan syariat itu seperti cahayanya. Moderatisme mengajarkan kita metodologi
yang tepat dan baik untuk menggabungkan antara wahyu dan rasio manusia.

Islam dengan kemoderatannya berbicara bahwasanya Allah memuliakan semua anak manusia,
tanpa membedakan suku bangsa, bahasa, dan agama. Keutamaan manusia ditentukan oleh
ketakwaannya, bukan realitas sosialnya.

Bagaimana kita bisa menjadikan dan menegakkan keadilan ? kita harus menggabungkan antara
kebenaran dan keadilan. Islam yang moderat menggabungkan antara unsur kebenaran dan keadilan.
Inilah islam moderat yang kita hadapi di era globalisasi ini sebagai entitas pilihan masa depan. Dan
kita akan selalu memegang prinsip ini sepanjang sejarah.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Jihad hari ini tidaklah mengharuskan kita untuk mati di Jalan Allah, akan tetapi
bagaimana supaya kita bisa tetap hidup di Jalan Allah.

2. Radikalisme umat beragama adalah paham yang menginginkan pembaruan atau


perubahan social, dan politik secara drastic dengan menggunakan sikap yang
ekstrem.

3. Muslim Moderat adalah pandangan seorang muslim atau umat islam terhadap
suatu persoalan dengan selalu menghindarkan praktik-praktik yang radikal dan
cenderung menyikapi segala sesuatu dengan mengambil jalan tengah (moderat).

3.2 Saran

Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantu pembaca dalam memaknai arti dan
makna jihad, radikalisme umat beragama dan muslim moderat.

Jangan sampai kita menyalah artikan jihad.

Sebagai generasi penerus bangsa, berjihad kita dijalan yang benar sesuai di zaman kita
dengan pendidikan yaitu dengan menuntut ilmu untuk membangun negara yang lebih baik. Untuk
menjadikan generasi muda islam tidak belajar hal hal yang menyimpang.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Malibari, Zainuddin Abdul Aziz. 1993.Fath al-Mu’in. Surabaya: Nurul Huda.

Al-Banna, Gamal. 2006.Al-jihad . Terj. Jakarta: Tim Mata Air Publishing.

Al-Munawwir, Ahmad Warson. 1984.Kamus Arab-Indonesia. Surabaya: Pustaka


Progresif.

Albaki, Munir. 1973.Al-Mawrid: a Modern English-Arabic Dictionary .


Bairut: Dar al-Islam li al-Malayin.

Ali, Maulana Muhammad. 1996. Din al-Islam. Lahore: Ahmadiyah Building. Azra,
Azyumardi. 2006. Moderate Islam and Democracy in Indonesia.

Bangkok: The Embassy of the Republic of Indonesia.

Bahreisj, Salim. 1997.Riyadh al-Shalihin. Terj. Bandung: PT Ma’arif.

Baqi, Fuad Abdul. Al-Lu’lu’ wa al -Marjan. Bairut: Darul Fikr.

Glasse, Cyril. 1998.The Concise Encyclopedia of Islam. New York: Columbia University.

Gove, Philip Babcock. 1968.Webster zazz’s Third New International Dictionary .

Massachusetts: G&C Merriam Company Springfield.

Kementrian Urusan Agama Islam, Wakaf, Dakwah, dan Irsyad Kerajaan

Saudi Arabia. 1990.Al-Qur’an dan Terjemahannya. Madinah: Majma’ Malik Fahd

li Thiba’ah al-Mushaf al-Syarif.

Sabirin, Rahimi. 2004. Jihad Akbar di Dunia Modern. Jakarta: Teras.

Salim, Peter, et. al. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern

English Press.

Suparno. 2013. Pendidikan Transformatif: Menuju Pengembangan Pribadi Berkarakter .


Malang: Gunung Samudera.

Tahir. 2004. Meredam Gelombang Radikalisme. Jakarta: CMM Press dan Karsa

Rezeki. Umar, Nasaruddin. 2006. Jihad . Jakarta: Mata Air Publishing

Anda mungkin juga menyukai