Disusun oleh :
Kelas A
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT , karena atas
rahmat dan ridho-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dan menyampaikan pada
waktunya. Penyusunan makalah berjudul “Peradaban Islam Pada Masa Daulah
Amawiyah Di Andalusia/Spanyol” dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam yang
diampu oleh Bapak Muhamad Khoirul Umam, M.S.I. Makalah ini tidak dapat
diselesaikan tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak.
Dalam penyusunan makalah ini kami telah berusaha maksimal, namun kami akui
masih banyak kekurangan karena terbatasnya pengetahuan dan kondisi saat ini yang
masih dilanda pandemi. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
ini dan pembelajaran bagi kami untuk berusaha lebih baik lagi.
penyusun
i
DAFTAR ISI
MAKALAH................................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan.........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
2.1 Proses Masuknya Islam Di Andalusia..........................................................................................3
2.2 Perkembangan Islam di Spanyol..................................................................................................4
2.3 Perkembangan Politik..................................................................................................................7
2.4 Kemajuan Peradaban Islam di Andalusia.....................................................................................8
2.5 Keruntuhan Kekuasaan Islam di Andalusia...............................................................................10
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................12
3.1 Simpulan....................................................................................................................................12
3.2 Saran..........................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Samsul Munir Amir, Sejarah Peradaban Islam , h. 162.
3
gunung yang dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Thariq). Dari situ Thariq dan
pasukannya terus menaklukkan kota-kota penting, seperti Cordova, Granada dan
Toledo (ibu kota kerajaan Gothik saat itu).2
2.1.3 Musa bin Nushair. Beliau merasa perlu melibatkan diri dalam gelanggang
pertempuran dengan maksud membantu perjuangan Thariq. Dan akhirnya beliau
berdua memenangkan daerah Spanyol.
Sejak pertama kali Islam menginjakkan kaki di daerah Spanyol hingga masa
jatuhnya, Islam memiliki peranan yang sangat penting dan besar dalam perkembangan
umat Islam. Islam di Spanyol berjaya dan berkuasa selama tujuh setengah abad dan itu
merupakan waktu yang sangat lama untuk mengembangkan Islam. Menurut Dr. Badri
Yatim, sejarah panjang Islam di Spanyol dapat dibagi dalam beberapa periode.
Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat
oleh Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik negeri
Spanyol belum tercapai sempurna, berbagai gangguan masih terjadi baik yang datang
dari luar maupun dari dalam.
2
Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam (Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra, 2012), h. 122
4
2.2.3 Periode ketiga (912-1013 M)
Pada periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan abdurrahman III yang
bergelar “An-Nasir” sampai munculnya raja-raja kelompok (Muluk al-thawaif). Pada
periode ini spanyol diperintah oleh penguasa dengan khalifah. Pada periode ini umat
Islam di Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejaaan yang menyaingi daulah
Abbasiyah di baghdad. Abdurrahman An-Nashir mendirikan Universitas Cordoba.
Perpustakaannya memiliki ratusan ribu buku. Pada masa ini, masyarakat dapat menikmati
kesejahteraan dan kemakmuran yang tinggi.
Abdurrahman III adalah seorang raja yang teramat sangat lama memerintah 50
tahun lamanya. 50 tahun dia membela kerajaan yang telah didirikan nenek moyangnya.
Masa pemerintahan Abdurrahman III adalah masa yang amat gemilang dalam sejarah
Arab Spanyol. Segala pemberontakan di padamkan, perpecahan disatukan disatukan
kembali, perselisihan di hapuskan. Pada saat pemerintahan Abdurrahman III, islam telah
sanggup mempertahankan kekuasaan arab di Spanyol. Ia juga meninggalkan jejak besar
dalam sejarah tidak saja di semenanjung Iberia tetapi juga seluruh Eropa.
Pada masa ini Spanyol sudah terpecah-pecah menjadi beberapa negara kecil yang
berpusat di kota-kota tertentu. Bahkan pada periode ini Spanyol terpecah menjadi lebih
dari 30 negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-mulukuth Thawaif
yang berpusat di suatu kota seperti sevilla, Cordoba, Taledo dan sebagainya.
Pada periode ini umat islam di Spanyol kembali memasuki pertikaian intern.
Ironisnya jika itu terjadi perang saudara, ada di antara pihak-pihak yang bertikai itu
meminta bantuan kepada raja-raja Kristen. Namun, walau pun demikian, kehidupan
intelektual terus berkembang pada periode ini. Istana-istana mendorong para sarjana dan
sastrawan untuk mendapatkan perlindungan dari istana ke istana yang lain.
5
2.2.5 Periode kelima (1086-1248 M)
Pada periode ini Islam di Spanyol meskipun masih terpecah dalam beberapa
negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan yakni kekuasaan dinasti marurabithun
(1086-1143 M) dan dinasti muwahhidin (1146-1235 M):
a. Dinasti Murabitun
Dinasti murabitun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang kuat dan
besar yang didirikan oleh Yusuf bin Tasyfim di Marocco, Afrika Utara. Pada tahun 1062
M ia berhasil mendirikan kerajaan yang berpusat di marakesy. Dan akhirnya, islam dapat
memasuki Spanyol dan dapat menguasainya. Dalam perkembangannya selanjutnya, pada
dinasti ini dipimpin oleh penguasa-penguasa yang lemah sehingga mengakibatkan
wilayah Saragossa dapat dikuasai oleh kaum Kristen pada tahun 1118 M. Pada tahun
1143 M, kekuasaan dinasti ini digantikan oleh dinasti Muwahhidun.
b. Dinasti Muwahhidun
Dinasti ini berpusat di Afrika Utara yang didirikan oleh Muhammad ibn Tumart.
Pada masa ini telah berdiri dua kerajaan kecil-kecil yang kuat yaitu di Negeri Balansia
(Valencia) dan Marsiah (Marcia). Dinasti ini datang ke Spanyol dibawah pimpinan Abd-
Al-Mun’im. Dinasti ini mengalami banyak kemajuan dimana kota-kota muslim penting
yakni Cordova, Almeria, dan Granada jatuh dibawah kekuasaannya. Akan tetapi dinasti
Muwahhidun mengalami kemunduran dimana pada tahun 1212 M, tentara Kristen
berhasil memperoleh kemenangan di Las Navas de Tolesa. Dalam kondisi demikian umat
muslim tidak mampu bertahan dari serangan-serangan kristen yang besar. Tahun 1238 M
Cordova jatuh ke tangan penguasa Kristen dan Seville jatuh pada tahun 1248 M. Hampir
seluruh wilayah Spanyol islam lepas dari tangan penguasa islam.
Pada peride ini hanya berkuasa di granada di bawah Dinasti Ahmar atau daulat
Nasriyah (1232-1492 M). Dinasti ini yang mendirikan istana Alhambara di kota Granada
tu. Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman Abdurrahman An-Nasir.
Akan tetapi, secara politik dinasti merupakan pertahanan terakhir di Spanyol ini berakhir
6
karena perselisihan orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan. Abbdullah
Muhammad merasa tidak senang kepada ayahnya karena menunjuk anaknya yang lain
sebagai penggantinya menjadi raja. Ia memberontak dan berusaha merampas kekuasaan.
Dalam pemberontakan itu, ayahnya terbunuh dan digantikan oleh muhammad bin sa’ad.
Abu Abdullah kemudian meminta bantuan kepada Ferdinand dan Isabella untuk
menjatuhkannya. Dua penguasa ini Kristen ini dapat mengalahkan penguasa yang sah,
dan Abu Abdullah naik tahta.
7
(Abdurrahman I). Dapat dikatakan bahwa Abdurrahman I merupakan “founding
father”Daulah Umayyah di Andalusia dan sekaligus sebagai peletak dasar kebangkitan
kebudayaan Islam di Andalusia.
8
c. Fiqih
Dalam bidang fiqih, Spanyol islam dikenal sebagai penganut mazhab Maliki.
Yang memperkenalkan mazhab ini di sana adalah Ziyad bin Abdurrahman. Pekembangan
selanjutnya ditentukan oleh Ibnu Yahya yang menjadi qadhi pada masa Hisyam
binAbdurrahman. Ahli-ahli fiqih lainnya di antaranya adalah Abu bakar bin al-Quthiyah,
Munzir bin Sa’id Al-Baluthi, dan ibnu Hazm yang tekenal.
d. Musik dan Kesenian
Dalam bidang musik dan seni suara, Spanyol Islam mencapai kecemerlangan
dengan tokohnya al-Hasan bin Nafi’ yang dijuluki Zaryab. Setiap kali diadakan
pertemuan dan jamuan, Zaryab selalu tampil mempertunjukkan kebolehannya. Ia juga
terkenal sebagai pengubah lagu. Ilmu yang dimilikinya itu diturunkan kepada anak-
anaknya baik pria maupun wanita, dan juga kepada budak-budak, sehingga
kemasyhurannya tersebar luas.
e. Bahasa dan Sastra
Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di
Spanyol. Diantara para ahli yang mahir dalam bahasa Arab, baik keterampilan berbicara
maupun tata bahasa yaitu Ibnu Sayyidih, Ibnu Malik pengarang Alfiyah, Ibnu Huruf,
Ibnu Al-Hajj, Abu Ali al-Isybili, Abu Hasan bin Usfur, dan Abu Hayyan al-Gharnathi.
Seiring dengan kemajuan bahasa, karya-karya sastra banyak bermunculan seperti al-Iqd
al-Farid karya Ibnu Abd Rabbih, al-Dzakirah fi Mahasin ahl al-Jizarah oleh Ibnu
Bassam,serta al-Qalaid buah karya al-Fath bin Khaqan.3
2.4.2 Pembangunan
Aspek-aspek pembangunan fisik yang dapat perhatian umat Islam sangat banyak. Dalam
perdagangan, jalan-jalan dan pasar-pasar dibangun. Dalam bidang pertanian demikian
juga, sistem irigasi baru di perkenalkan kepada masyarakat Spanyol yang tidak mengenal
hal tersebut sebelumnya.4 Namun demikian, pembangunan-pembangunan fisik yang
demikianyang paling menonjol adalah pembanguan gedung-gedung, seperti
pembangunan kota, istana , mesjid, pemukimandan taman-taman. Diantara pembangunan
yang paling megah adalah mesjidCordova, kota Zahra, Ja’fariyah di saragosa, tembok
Toledo, isatan Al-Makmun, mesjid Seville, dan istana Al-Hamra di Granada.
3
Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam, h. 125.
4
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Cet ; 25, Jakarta : Rajawali Pers, 2014), h. 104.
9
1. Cordova adalah ibu kota Spanyol sebelum islam, yang kemudian diambil alih oleh
bani Umayyah. Oleh penguasa muslim, kota ini dibangun dan diperindah.
Jembatan besar dibangun diatas sungai yang mengalir di tengah kota. Taman-
taman dibangun untuk menghiasi ibukota Spanyol. Pohon-pohon dan bunga
diimpor dari timur. Diseputar ibukota berdiri istana-istana yang megah yang
semakin mempercantik pemandangan, setiap istana dan taman di beri nama
tersendiri dan puncaknya terpancang istana Damsik. Di antara kebanggaaan kota
Cordova lainnya adalahmesjid Cordova.
2. Granadaadalah tempat pertahan terakhir umat islam di Spanyol, disana berkumpul
sisa-sisa kekuatan arab dan pemikir islam. Posisi Cordova diambil alih oleh
Granadadi masa-masa akhir kekuasaan islam diSpanyol Arsitektur-arsitekur
dibangunannya terkenal diseluruh Eropa.istana al- Hamra yang indah dan megah
adalah pusat dan ketinggian arsitektur SpanyolIslam. Istana itu dikelilingi taman-
taman yang tidak kalah indahnya. Selain itu, ada juga istana al-Zahra, istana al-
Gazar, menara Girilda, dan lain-lain.
2.5 Keruntuhan Kekuasaan Islam di Andalusia
Dalam masa kekuasaan Islam di Spanyol yang begitu lama tentu memberikan
catatan besar dalam mengembangkan dan memberikan sumbangan yang sangat berharga
bagi peradaban dunia. Namun, sejarah panjang yang telah diukir kaum muslim menuai
kemunduran dan kehancuran. Kemunduran dan kehancuran disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain:
2.5.1 Konflik Islam dengan Kristen
Keadaan ini berawal dari kurang maksimalnya para penguasa muslim di
Andalusia dalam melakukan proses Islamisasi. Hal ini mulai terlihat ketika masa
kekuasaan setelah al-Hakam II yang dinilai tidak secakap dari khalifah
sebelumnya. Bagi para penguasa, dengan ketundukan kerajaan-kerajaan kristen
dibawah kekuasaan kristen hanya dengan membayar upeti saja, sudah cukup puas
bagi mereka. Mereka membiarkan umat Kristen menganut agamanya dan
menjalankan hukum adat dan tradisi kristen, termasuk hirarki tradisional, asal
tidak ada perlawanan senjata.
2.5.2 Tidak Adanya Ideologi Pemersatu
10
Hal ini terjadi hingga abad ke-10 atas perlakuan para penguasa muslim
sebagaimana politik yang dijalankan Bani Umayyah terhadap para mu’allaf yang
berasal dari umat setempat. Mereka diperlakukan tidak sama seperti tempat-
tempat daerah taklukan Islam lainnya. Kenyataan ini ditandai dengan masih
diberlakukannya istilah ibad danmuwalladun, suatu ungkapan yang dinilai
merendahkan.
Akhirnya kelompok-kelompok etnis non-Arab terutama etnis Salvia dan
Barbar, sering menggerogoti dan merusak perdamaian. Hal ini menimbulkan
dampak besar bagi perkembangan sosio-ekonomi di Andalusia. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak ada ieologi pemersatu yang mengikat kebangsaan
mereka. Bahkan banyak diantara mereka yang berusaha menghidupkan kembali
fanatisme kesukuan guna mengalahkan Bani Umayyah.
2.5.3 Kesulitan Ekonomi
Dalam catatan sejarah, pada paruh kedua masa Islam di Andalusia, para
penguasa begitu aktif mengembangkan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam,
sehingga mengabaikan pengembangan perekonomian. Akibatnya timbul kesulitan
ekonomi yang memberatkan dan berpengaruh bagi perkembangan politik dan
militer. Kenyataan ini diperparah lagi dengan datangnya musim paceklik dan
membuat para petani tidak mampu membayar pajak. Selain itu, penggunaan
keuangan negara tidak terkendali oleh para penguasa muslim.
2.5.4 Tidak jelasnya Sistem Peralihan kekuasaan
Kekuasaan merupakan hal yang menjadi perebutan diantara ahli waris.
Karena inilah kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk al-Thawaif muncul.
Maka, Granada yang awalnya menjadi pusat kekuasaan Islam terakhir di Spanyol
akhirnya jatuh ke tangan Ferdinand dan Isabella.
2.5.5 Keterpencilan
Spanyol Islam bagaikan negeri terpencil dari dunia Islam yang lain. Ia
selalu berjuang sendirian, tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara. Oleh
karena itu, tidak ada kekuatan alternatif yang mampu membendung kebangkitan
Kristen disana.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
[1] Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2008.
[2] Amin, Samsul Munir,, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, 2009.
[3] Ismail, Faisal, Paradigma Kebudayaan Islam, Yogyakarta: Titian Ilahi Press,1996.
[4] Mubarok, Jaih, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004.
[5] Lapidus, Ira. M.. Sejarah Sosial Ummat Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,1999.
[6] Hamka, Sejarah Umat Islam, Singapore: Pustaka Nasional PTE LTD, 2005.
[7] Syukur, Fatah. Sejarah Peradaban Islam. Semarang : PT. Pustaka Rizki Utama. 2012.
13