Anda di halaman 1dari 18

PERADABAN ISLAM DI ANDALUSIA (SPANYOL)

MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu :Hj. Lift Anis Ma’shumah M,Ag

DISUSUN OLEH
IGA MAWARNI (1607026007)

RIZQIYATUL QIROMAH (1607026008)

DIFA SABILA KHAERANI (1607026009)

JURUSAN GIZI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
TAHUN 2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat,
Taufiq, serta HidayahNya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam
dengan judul “Sejarah Peradaban Islam di Andalusia (Spanyol)” di Fakultas Psikologi
dan Kesehatan UIN Walisongo Semarang jurusan Gizi.

Terimakasih kami sampaikan kepada Ibu Lift Anis Ma’sumah selaku Dosen mata
kuliah Sejarah Peradaban Islam yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi
lancarnya tugas ini.

Demikianlah makalah ini kami susun, penulis menyadari meskipun penulisan makalah
ini telah kami upayakan semaksimal mungkin tentu masih terdapat kekurangan dan
kekeliruan yang tidak disengaja, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca dan penulis serta memperoleh Ridho Allah SWT. Amin.

Semarang, 27 November 2016

Penulis
Daftar Isi

Kata pengantar………………………………………………………………………….i

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang…………………………………………..…………………ii

B. Rumusan masalah……………………………………………….………....ii

C. Tujuan dan manfaat ……………………………………………………..…ii

D. Daftar isi……………………………………………………………………iii

Bab II Pembahasan

1. Proses Masuknya Islam di Spanyol………………………………..……….1


2. Periode Kekuasaan Islam di Spanyol ……………………………….…….2
3. Kemajuan Peradaban Islam di Spanyol…………………………………….6
4. Penyebab Kemunduran dan Keruntuhan Peradaban Islam di Spanyol……9

Bab III Penutup


1. Kesimpulan…………………………………………………………………...13
Daftar pustaka……………………………………………………………...…….....14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Prestasi sekaligus konstribusi Islam yang paling berharga bagi pencerahan peradaban
masyarakat Eropa. Spanyol, pintu gerbang Eropa yang oleh orang Arab Islam disebut
Andalusia, dikuasai dan menjadi basis kekuasaan Islam di benua itu selama sembilan abad.
Hingga kini, bukti-bukti zaman keemasan Islam tersebut masih dapat disaksikandan menjadi
objek wisata yang menarik para turis dari seluruh dunia.

Spanyol adalah sebuah negara yang pernah ditaklukkan oleh Islam untuk
mengembangkan agama Islam di negeri tersebut. Ketika Islam masuk ke negeri Spanyol,
negeri ini banyak mengalami perkembangan peradaban yang pesat baik dari kebudayaan
maupun pendidikan Islam,Spanyol mengalami perkembangan pesat dalam kebudayaan dan
pendidikan Islam yang dimulai dengan mempelajari ilmu agama dan sastra, kemudian
meningkat dengan mempelajari ilmu-ilmu akal.Karena dalam waktu relatif singkat Cardova
dapat menyaingi Baghdad dalam bidang ilmu pengetahuan dan kesusastraan.Karena itu
kehadiran Islam di Spanyol banyak menarik perhatian para sejarawan.Secara politis, Islam di
Andalusia telah memberi rasa aman bagi kaum yang selama ini menjadi kelompok
terpinggirkan seperti orang Yahudi dan rakyat kebanyakan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Proses Masuknya Peradaban Islam di Spanyol ?


2. Bagaimana Periode Kekuasaan Peradaban Islam di Spanyol ?
3. Bagaimana Kemajuan Peradaban Islam di Spanyol?
4. Apa faktor-faktor Penyebab Kemunduran dan Keruntuhan Peradaban Islam di
Spanyol?

C. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan


keislaman dalam peradaban Andalusia setelah masuknya Islam bagi para pembaca. Dimana
kita bisa cermati perbedaan peradaban antara sebelum masuknya Islam dan sesudah
masuknya Islam di Andalusia. Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk
menjadi bahan penambah informasi tentang peradaban Islam, khususnya peradaban Islam di
Andalusia.
BAB II

PEMBAHASAN

5. Proses Masuknya Islam di Spanyol

Semenanjung Iberia di Eropa, yang meliputi wilayah Spanyol dan wilayah Portugal
sekarang ini, menjorok ke selatan ujungnya hanya dipisahkan oleh sebuah selat sempit
dengan ujung benua Afrika. Bangsa Grit tua menyebut selat sempit itu dengan tiang-tiang
Hercules dan di seberang selat sempit itu terletak di benua Eropa.Selat sempit itu sepanjang
kenyataan memisahkan lautan tengah dengan lautan atlantik.1

       Semenanjung Iberia, sebelum ditaklukkan bangsa Visighots pada tahun 507 M, didiami
oleh bangsa Vandals. Justru wilayah kediaman mereka itu disebut dengan Vandalusia.
Dengan mengubah ejaanya dan cara membunyikannya, bangsa Arab pada masa belakangan
menyebut semenanjung Iberia itu dengan Andalusia.

Spanyol diduduki oleh umat Islam pada zaman khalifah Al-Walid (705-715 M), salah
seorang khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Sebelum penaklukan
Spanyol, umat islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu
provinsi dari dinasti umayyah. Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara itu terjadi di zaman
Khalifah Abdul Malik (685-705 M). Khalifah Abdul Malik mengangkat Hasan bin Nu’man
Al-Ghassani menjadi Gubernur di daerah itu. Pada masa khalifah Al-Walid, Hasan bin
Nu’man sudah digantikan oleh Musa bin Nushair. Di zaman Al-walid itu, Musa bin Nushair
memperluas wilayah kekuasaanya dengan menduduki Aljazair dan Maroko. Selain itu, ia
menyempurnakan penaklukan ke daerah-daerah bekas kekuasaan bangsa Barbar di
pegunungan-pegunungan, sehingga mereka menyatakan setia dan berjanji akan membuat
kekacauan-kekacauan seperti yang pernah mereka lakukan sebelumnya.

Dalam proses penaklukan Spanyol ada 3 pahlawan Islam yang memimpin pasukan
kesana yakni Tharif ibn Malik, Thariq ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair. Namun, yang
sebagai perintis dan penyelidik kedatangan Islam ke Andalusia adalah Tariq ibn Ziyad.Ia
yang telah memimpin pasukan tentera menyeberangi lautan Gibralta (Jabal Thariq) menuju
ke semenanjung Iberia. Musa ibn Nushair pada tahun 711 M, mengirim pasukan Islam

1
Amin, Samsul Munir,, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, 2009.
dibawah pimpinan Thariq bin Ziyad yang hanya berjumlah 7000 orang dan tambahan
pasukan 5000 personel yang memang tak sebanding dengan tentera pasukan Gothik yang
berkekuatan 100.000 lengkap bersenjata. Namun, pada akhirnya, Thariq bin Ziyad mencapai
kemenangan, dengan mengalahkan Raja Foderick di Bakkah dan menaklukan kota-kota
penting seperti Cordova, Granada, Toledo dan hingga akhirnya menguasai seluruh kota
penting di Spanyol.

  Kemenangan-kemenangan Islam terlihat nampak begitu mudah. Tentu hal ini


didorong oleh faktor-faktor baik karena tokoh-tokoh pejuang dan prajurit Islam yang kuat,
kompak dan penuh percaya diri dan juga didorong oleh faktor-faktor yang menguntungkan
Islam yakni kondisi sosial, politik dan ekonomi Spanyol yang buruk pada waktu itu.

6. Periode Kekuasaan Islam di Spanyol

Sejak pertama kali Islam menginjakkan kaki di daerah Spanyol hingga masa jatuhnya,
Islam memiliki peranan yang sangat penting dan besar dalam perkembangan umat
Islam.Islam di Spanyol berjaya dan berkuasa selama tujuh setengah abad dan itu merupakan
waktu yang sangat lama untuk mengembangkan Islam. Menurut Dr. Badri Yatim, sejarah
panjang Islam di Spanyol dapat dibagi dalam beberapa periode:2

a) Periode pertama (711-755M)

Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat
oleh Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik
negeri Spanyol belum  tercapai sempurna, berbagai gangguan masih terjadi baik yang
datang dari luar maupun dari dalam.

 Gangguan yang datang dari dalam yaitu berupa perselisihan diantara elit
penguasa.  Disamping itu, terdapat perbedaan pandangan antar khalifah di Damaskus
dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan. Adapun gangguan yang datang
dari luar yaitu datangnya dari sisa-sisa musuh islam di Spanyol yang tinggal di daerah
pegunungan.

2
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2008, hlm. 98.
b) Periode kedua (755-912 M)

Pada periode ini Spanyol di bawah pemerintahan Abbasiyah di Baghdad.Amir


yang pertama adalah Abdurrahman I yang memasuki Spanyol, tahun 138 H/755 M
dan diberi gelar Abdurrahman Ad-Dakhil.Abdurrahman Ad-Dakhil adalah keturunan
dari bani umayyah yang berhasil lolos dari kejaran Bani Abbasiyah ketika Bani
Abbasiyah berhasil menaklukkan Bani Umayyah di Spanyol.

Pada periode ini, umat Islam mulai memperoleh kemajuan, baik dalam bidang
politik atau pun peradaban.Islam pada saat itu mulai mengalami perkembangan yang
begitu dashyat dan mampu memperluas wilayah kekuasaannya di daerah
Spanyol.Abdurrahman Ad-Dakhil mendirikan mesjid cordova dan sekolah-sekolah di
kota-kota besar di Spanyol.  

c) Periode ketiga (912-1013 M)

Pada periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan abdurrahman III yang
bergelar “An-Nasir” sampai munculnya raja-raja kelompok  (Muluk al-thawaif).
Pada periode ini spanyol diperintah oleh penguasa dengan khalifah. Pada periode ini
umat Islam di Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejaaan yang  menyaingi
daulah Abbasiyah di baghdad. Abdurrahman An-Nashir mendirikan Universitas
Cordoba.Perpustakaannya memiliki ratusan ribu buku.Pada masa ini, masyarakat
dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran yang tinggi.

 Abdurrahman III adalah seorang raja yang teramat sangat lama memerintah 50
tahun lamanya.50 tahun dia membela kerajaan yang telah didirikan nenek
moyangnya.Masa pemerintahan Abdurrahman III adalah masa yang amat gemilang
dalam sejarah Arab Spanyol.Segala pemberontakan di padamkan, perpecahan
disatukan disatukan kembali, perselisihan di hapuskan. Pada saat pemerintahan
Abdurrahman III, islam telah sanggup mempertahankan kekuasaan arab di Spanyol.
Ia juga meninggalkan jejak besar dalam sejarah tidak saja di semenanjung Iberia
tetapi juga seluruh Eropa.

Setelah masa kekhalifahan Abdurrahman III yang dilanjutkan oleh puteranya, Al-
Hakam II (961-976 M) dan putera Al-Hakam II, Hisyam II (976-1009 M). Namun,
ketika Hisyam menduduki kepemimpinan dalam usia 11 tahun merupakan awal dari
kehancuran Bani Umayyah di Spanyol. Hingga pada tahun 1013 M, Spanyol sudah
terpecah menjadi negara-negara kecil yang berpusat di kota-kota tertentu.3

d) Periode keempat (1013-1086 M)

Pada masa ini Spanyol sudah terpecah-pecah menjadi beberapa negara kecil yang
berpusat di kota-kota tertentu. Bahkan pada periode ini Spanyol terpecah menjadi
lebih dari 30 negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-mulukuth
Thawaif  yang berpusat di suatu kota seperti sevilla, Cordoba, Taledo dan sebagainya.

Pada periode ini umat islam di Spanyol kembali memasuki pertikaian intern.
Ironisnya jika itu terjadi perang saudara, ada di antara pihak-pihak yang bertikai itu
meminta bantuan kepada raja-raja Kristen.Namun, walau pun demikian, kehidupan
intelektual terus berkembang pada periode ini. Istana-istana mendorong para sarjana
dan sastrawan untuk mendapatkan perlindungan dari istana ke istana yang lain.

e) Periode kelima (1086-1248 M)

Pada periode ini Islam di Spanyol meskipun masih terpecah dalam beberapa
negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan yakni kekuasaan dinasti
marurabithun (1086-1143 M) dan dinasti muwahhidin (1146-1235 M):

a. Dinasti Murabitun

 Dinasti murabitun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang kuat
dan besar yang didirikan oleh Yusuf bin Tasyfim di Marocco, Afrika Utara.
Pada tahun 1062 M ia berhasil mendirikan kerajaan yang berpusat di
marakesy. Dan akhirnya, islam dapat memasuki Spanyol dan dapat
menguasainya. Dalam  perkembangannya selanjutnya, pada dinasti ini
dipimpin oleh penguasa-penguasa yang lemah sehingga mengakibatkan
wilayah Saragossa dapat dikuasai oleh kaum Kristen pada tahun 1118 M. Pada
tahun 1143 M, kekuasaan dinasti ini digantikan oleh dinasti Muwahhidun.

3
W. Montgomery Watt, Kejayaan Islam: Kajian Krisis dari Tokoh Orientalis, (Yogyakarta: tiara Wacana,
1990), hlm 217-218
b. Dinasti Muwahhidun

Dinasti ini berpusat di Afrika Utara yang didirikan  oleh Muhammad ibn
Tumart. Pada masa ini telah berdiri dua kerajaan kecil-kecil yang kuat yaitu di
Negeri Balansia (Valencia) dan Marsiah (Marcia).Dinasti ini datang ke
Spanyol dibawah pimpinan Abd-Al-Mun’im. Dinasti ini mengalami banyak
kemajuan dimana kota-kota muslim penting yakni Cordova, Almeria, dan
Granada jatuh dibawah kekuasaannya. Akan tetapi dinasti Muwahhidun
mengalami kemunduran dimana pada tahun 1212 M, tentara Kristen berhasil
memperoleh kemenangan di Las Navas de Tolesa. Dalam kondisi demikian
umat muslim tidak mampu bertahan dari serangan-serangan kristen yang
besar.  Tahun 1238 M Cordova jatuh ke tangan penguasa Kristen dan Seville
jatuh pada tahun 1248 M. Hampir seluruh wilayah Spanyol islam lepas dari
tangan penguasa islam.

f) Periode keenam (1248-1492 M)

Pada peride ini hanya berkuasa di granada di bawah Dinasti Ahmar atau daulat
Nasriyah (1232-1492 M). Dinasti ini  yang mendirikan istana Alhambara di kota
Granada tu. Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman Abdurrahman
An-Nasir.Akan tetapi, secara politik dinasti merupakan pertahanan terakhir di
Spanyol ini berakhir karena perselisihan orang-orang istana dalam memperebutkan
kekuasaan. Abbdullah Muhammad merasa tidak senang kepada ayahnya karena
menunjuk anaknya yang lain sebagai penggantinya menjadi raja. Ia memberontak dan
berusaha merampas kekuasaan. Dalam pemberontakan itu, ayahnya terbunuh dan
digantikan oleh muhammad bin sa’ad. Abu Abdullah kemudian meminta bantuan
kepada Ferdinand dan Isabella untuk menjatuhkannya.Dua penguasa ini Kristen ini
dapat mengalahkan penguasa yang sah, dan Abu Abdullah naik tahta.4

            Ferdinand dan Isabella akhirnya mempersatukan dua kerajaan besar Kristen
yaitu negeri Aragon dan Castillia melalui perkawinan.Setelah bersatu, mereka
mempersatukan kekuatan memerangi kerajaan Granada pada tahun 1492 M. Namun,
pada akhirnya mereka menyerang balik terhadap kekuatan Abu Abdullah.Abu
Abdullah tidak kuasa menahan serangan-serangan penguasa Kristen tersebut sehingga
pada akhirnya Abu Abdullah kalah dalam peperangan tersebut.Abu Abdullah
4
Ahmad Syahlabi, Sejarah Kebudayaan Islam, 1, ( Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1983). hlm. 76
akhirnya menyerahkan kekuasaan kepada Ferdinand dan Isabella, sedangkan Abu
Abdullah hijrah ke Afrika Utara.

 Dengan jatuhnya kerajaan Bani Ahmar, berakhirlah kekuasaan Islam di


Spanyol pada tahun 1492 M sampai tinggal sisa-sisanya yang kemudian dipaksa oleh
paus-paus di Roma untuk memeluk agama Nasrani. Maka, ada yang memeluk nasrani
dengan terpaksa, ada yang dibunuh dan ada yang masih tetap memeluk agama nenek
moyangnya dengan diam-diam. Pada tahun 1609 M, boleh dikatakan tidak ada lagi
umat islam di wilayah ini.5 Walau pun islam telah berjaya dan dapat berkuasa di sana
selama hampir tujuh setengah abad lamanya.

3. Kemajuan Peradaban Islam di Spanyol

Dalam kurun waktu tujuh abad Islam berkuasa di Spanyol (Andalusia), umat Islam telah
mengukir masa keemasannya di berbagai bidang. Banyak prestasi yang telah diukurnya,
bahkan pengaruhnya membawa Eropa dan kemudian dunia pada kemajuan yang  lebih
kompleks.

A. Kemajuan Intelektual

Sebagai negara yang subur, Spanyol telah menghasilkan banyak keuntungan secara
ekonomi.Tingkat ekonomi yang tinggi memunculkan banyak pemikir.Banyaknya pemikir
itu mengakibatkankan banyak bidang keilmuan yang menonjol di Spanyol.

1. Bidang Filsafat

Pada masa pemerintahan Muhammad bin Abdurrahman (852-866), mulai


dikembangkan minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan. Namun, usaha ini belum
banyak membuahkan hasil.Kemudian dilanjutkan al-Hakam (961-976 M).6 Al-Hakam
berinisiatif menterjemahkan  karya-karya filsafat dalam jumlah yang besar. Hal itu membuat
Kordoba dengan perpustakaan dan universitas-universitasnya mampu menyaingi Bagdad

5
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, jilid , (Jakarta: UI Press, 1985, cetakan kelima),hlm.
82

6
Mubarok, Jaih, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004.
sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam.Kemajuan ini merupakan
jembatan ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa.
Tokoh pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakar Muhammad ibn
al_Sayig. Ia lebih di kenal dengan nama  Ibnu Bajjah. Ia lahir di Zaragoza dan meninggal di
Fez karena keracunan. Karya besarnya adalah an-Nafs  danRisalahal- Ittisal.
Tokoh kedua adalah Ibnu Tufail.Ia lahir di Wadi Asy, sebuah dusun kecil di sebelah timur
Granada dan wafat pada tahun 1185 M. Abu tufail banyak menulis tentang kedokteran,
astronomi, dan filsafat.  Karya filsafatnya yang sangat terkenal adalah Hayy ibn Yaqzan.
Pada akhir abad ke-12 M, muncul seorang pengikut Aristoteles dalam bidang filsafat, yaitu
Ibnu Rusyd dari Kordoba. Ia lahir di Kordoba pada tahunn 1126 M dan meninggal pada tahun
1198 M. Ibnu Rusyd sangat berhati-hati dalam menafsirkan  karya-karya filsafat Aristoteles. 
Ia berusaha menyerasikan antara filsafat dan agama. Tidaklah mengherankan jika namanya
cemerlang dalam filsafat islam. Karya terbesarnya adalah Tahafut at-tahafut

2. Bidang Sains

Dalam ilmu kedokteran,  kita mengenal nama-nama Wafid al-Lakhmi, Khalaf az-
Zahrawi, dan Zurh. Dikalangan wanita, kita mengenal Umm al- Hasan binti Abi  Ja’far  dan
saudara  perempuan al-Hafiz. Abul Qasim az-Zahrawi, seorang dokter bedah dan menulis
buku at-Tasrif  sebanyak 30 jilid. Ibnu Khatimah, Ahli penyakit malaria. Ammar al-Marsudi
adalah ahli mata.
Dalam ilmu astronomi, ada Abbas Ibnu Farnas yang termasyhur dalam ilmu kimia dan
astronomi.Ia orang pertama yang menemukan kaca dari batu. Selain itu, ada Ibrahim Ibnu
Yahya an-Naqqas, seorang ahli Astronomi.  Ia dapat menentukan waktu terjadi gerhana
matahari dan lama berlangsungnya. Beliau juga berhasil membuat teropong bintang.Ahmad
ibn Kas dari Kordoba adalah seorang yang ahli dalam bidang obat-obatan.
Dalam bidang sejarah dan Geografi, Islam melahirkan banyak ilmuan terkenal. Ibnu
Jubair dari Valencia (1145-1228 M) menulis tentang perlawatan kenegeri-negeri muslim,
seperti Mediterania  dan Sicilia. Ibnu Batutah dari Tangier (1304-1377 M) mencapai Samuda
Pasai dan Cina. Ibnu al-Khatib (1317-1374 M)  menyusun riwayat Granada. Adapun Ibnu
Khaldun dari Tunis adalah perumus filsafat sejarah dalam bukunya Muqaddimah.

3. Bidang Fikih
Dalam bidang fikih, Spanyol terkenal sebagai penganut mazhab Maliki.Mazhab ini
dibawa Ziyad ibn Abd al-Rahman. Selanjutnya, diteruskan Ibnu Yahya yang menjadi qadi’
(hakim) pada massa Hisyam ibn Abd al-Rahman. Ahli-ahli fikih lainnya, antara lain Abu
Bakr ibn al-Qutiyah, Munzir ibn Sa’id al-Baluthi, dan Ibnu Hazm dengan karyanya al-
Muhalla bi al-Asar Fi Syah al-Mujalla bil Ikhtisar dan al-Hikam fil Usul Ahkam. Adapun
Ibnu Rusyd, selain sebagai ahli filsafat, ia pun ahli fikih (hukum Islam) dengan bukunya
Bidayah al-Mujtahid wan Nihayah al-Muqtasid.

4. Bidang Musik dan Kesenian

Dalam bidang musik dan seni suara, Spanyol Islammemiliki tokoh al-Hasan ibn Nafi
yang dijuluki Zaryab.Ia terkenal sebagai penggubah lagu. Ilmunya diwariskan kepada anak-
anaknya, baik laki-laki maupun perempuan.Lebih dari itu, ilmu itu juga diberikan kepada
para budak.7

5. Bidang Bahasa dan Sastra

Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di


Spanyol.Bahkan penduduk asli pun mempergunakannya diatas bahasa mereka sendiri.Dengan
majunya bahasa Arab di Spanyol, banyak karya-karya sastra bermunculan.Misalnya, al-Iqa’
al-Farid karya Ibn Aba Rabbih, az-Zakirah fi Mahasin Ahl al-Jazirah karya Ibnu Bassam,
dan kitab al-Qala’id karya al-Fath ibn Khaqan.

B. Kemajuan pembangunan fisik

Banyak pembangunan fisik yang mendapat perhatian umat Islam.Jalan-jjalan dan pasar-
pasar dibangun sebagai pendukung perdagangan.Sistem irigasi dibangun untuk meningkatkan
pertanian.Disamping pertanian dan perdagangan, banyak indusstri yang berkembang, seperti
tekstil, kayu kulit, logam, dan industri barang-barang tembikar.
Pembangunan fisik yang paling menonjol adalah pembangunan gedung-gedung, seperti
pembangunan kota, istana, mesjid dan taman-taman kota. Di antara bangunan yang megah
adalah Mesjid Kordoba, Kota az-Zahra, Tembok Toledo, Istana al-Ma’mur, Masjid Sevilla,
dan Masjid al-Hambra di Granada.

7
Ahmad Syahlabi, Sejarah Kebudayaan Islam, 1, ( Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1983). Hlm. 88.
4. Penyebab Kemunduran dan Keruntuhan Peradaban Islam di Spanyol

Penguasa muslim yang ada saat itu tidak melakukan islamisasi secara sempurna. Mereka
hanya puas dengan upeti dari kerajaan-kerajaan Kristen taklukannya.Mereka membiarkan
kerajaan-kerajaan itu mempertahankan hukum dan adat istiadat masing-masing. Akibatnya,
kerajaan-kerajaan Kristen makin kuat persatuannya untuk bangkit melawan penguasa
muslim.

Keadaan itu diperparah lagi dengan lemahnya pertahanan dinasti Umayyah.Seluruh


kekuatan ditumpahkan sepenuhnya untuk ilmu pengetahuan dan mengabaikan pembinaan
pertahanan negara.Kelemahan inilah yang dimanfaatkan kaum Kristen di Spanyol.

Setelah ibu kota Andalusia diduduki Barat, buku-buku ilmu pengetahuan dari berbagai
cabang ilmu dirampas. Kemudian, diterjemahkan ke bahasa Latin tanpa menyebutkan
pengarangnya.Bangunan-bangunan monumental dan masjid-masjid diubah menjadi gereja,
sementara kaum muslimin ditangkap dan dibunuh.

Menurut data sejarah, kerajaan-kerajaan kecil yang berkuasa di Spanyol berkisar 20


kerajaan. Diantaranya, Bani Ibad di Sevilla, Bani Hamud di Malaga, Bani Ziry di Granada,
Bani Hud di Zaragoza, dan yang terkenal adalah Bani Zun Nun yang menguasai kota Toledo,
Valencia, serta Mursia. Munculnya kerajaan-kerajaan kecil (Muluk al-Tawa’if) itu memicu
terjadinya disintegrasi.Disebelah utara, Raja Alfonso VI dari Leon menjalin hubungan
dengan Kerajaan Aragon dan Kastilia untuk menyerang Andalusia.Itulah yang akhirnya
membawa Andalusia berangsur-angsur mengalami kemunduran.

a) Konflik Islam dengan Kristen

Keadaan ini berawal dari kurang maksimalnya para penguasa muslim di Andalusia
dalam melakukan proses Islamisasi. Hal ini mulai terlihat ketika masa kekuasaan setelah
al-Hakam II yang dinilai tidak secakap dari khalifah sebelumnya. Bagi para penguasa,
dengan ketundukan kerajaan-kerajaan kristen dibawah kekuasaan kristen hanya dengan
membayar upeti saja, sudah cukup puas bagi mereka. Mereka membiarkan umat Kristen
menganut agamanya dan menjalankan hukum adat dan tradisi kristen, termasuk hirarki
tradisional, asal tidak ada perlawanan senjata.8

8
Hamka, Sejarah Umat Islam, Singapore: Pustaka Nasional PTE LTD, 2005, hlm 246
Namun, kehadiran Arab Islam tetap dianggap sebagai penjajah sehingga malah
memperkuat nasionalisme masyarakat Spanyol Kristen.Hal ini menjadi salah satu
penyebab kehidupan negara Islam di Andalusia tidak pernah berhenti dari pertentangan
antara Islam dan Kristen.Akhirnya pada abad ke-11, umat Islam Andalusia mengalami
kemunduran, sedang umat Kristen memperoleh kemajuan pesat dalam bidang IPTEK
dan strategi perang.

b) Tidak Adanya Ideologi Pemersatu

Hal ini terjadi hingga abad ke-10 atas perlakuan para penguasa muslim sebagaimana
politik yang dijalankan Bani Umayyah terhadap para mu’allaf yang berasal dari umat
setempat. Mereka diperlakukan tidak sama seperti tempat-tempat daerah taklukan Islam
lainnya. Kenyataan ini ditandai dengan masih diberlakukannya istilah ibad dan
muwalladun, suatu ungkapan yang dinilai merendahkan.

Akhirnya kelompok-kelompok etnis non-Arab terutama etnis Salvia dan Barbar,


sering menggerogoti dan merusak perdamaian.Hal ini menimbulkan dampak besar bagi
perkembangan sosio-ekonomi di Andalusia.Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada
ieologi pemersatu yang mengikat kebangsaan mereka.

c) Kesulitan Ekonomi

Dalam catatan sejarah, pada paruh kedua masa Islam di Andalusia, para penguasa
begitu aktif mengembangkan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam, sehingga
mengabaikan pengembangan perekonomian.Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang
memberatkan dan berpengaruh bagi perkembangan politik dan militer.Kenyataan ini
diperparah lagi dengan datangnya musim paceklik dan membuat para petani tidak
mampu membayar pajak. Selain itu, penggunaan keuangan negara tidak terkendali oleh
para penguasa muslim.

d) Tidak jelasnya Sistem Peralihan kekuasaan

Kekuasaan merupakan hal yang menjadi perebutan diantara ahli waris.Karena inilah
kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk al-Thawaif muncul.Maka, Granada yang
awalnya menjadi pusat kekuasaan Islam terakhir di Spanyol akhirnya jatuh ke tangan
Ferdinand dan Isabella.

e) Keterpencilan
Spanyol Islam bagaikan negeri terpencil dari dunia Islam yang lain. Ia selalu
berjuang sendirian, tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara. Oleh karena itu,
tidak ada kekuatan alternatif yang mampu membendung kebangkitan Kristen disana.

Pada penghujung abad ke-15 M, Islam hanya berkuasa di daerah Granada yaitu di
bawah Dinasti Bani Ahmar. Abu Abdullah Muhammad (salah seorang anak raja Bani Ahmar)
merasa tidak senang kepada ayahnya, karena menunjuk anaknya yang lain (Muhammad ibn
Sa’ad) sebagai penggantinya menjadi raja. Dia memberontak pada ayahnya. Dalam
pemberontakan itu Abu Abdullah dibantu oleh Ferdinand dan Isabella. Ayah Abdullah
terbunuh dan Muhammad ibn Sa’ad di-singkirkan. Akhirnya atas bantuan Ferdinand dan
Isabella, Abu Abdullah naik takhta menjadi raja.

Namun seperti yang sudah bisa diperkirakan, Ferdinand dan Isabella tidak puas dengan
hanya menguasai Abu Abdullah, tapi mereka ingin merebut kekuasaan Islam terakhir di
Spanyol tersebut. Akhirnya mereka menyerangnya dan Abu Abdullah kalah. Ia kemudian
menyerahkan kekuasaannya kepada musuh dan selanjutnya ia pindah ke Afrika utara.

Granada jatuh pada tahun 1491, dan kota lain telah lebih dahulu dikuasai oleh kerajaan
Kristen, seperti Cordova jatuh pada tahun 1238, Seville tahun 1248. Dengan jatuhnya kota-
kota penting di Spanyol, maka berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol, hal ini terjadi pada
tahun 1492 M.

Pada tahun 1492 M, umat Islam dihadapkan pada dua pilihan, memeluk agama
Kristen dengan tetap tinggal di Spanyol, atau meninggalkan Spanyol. Pada tahun 1501
diumumkan suatu pernyataan raja yang mengharuskan semua muslimin di Castile dan Leon,
bertobat kembali. Maksudnya agar mereka meninggalkan Islam dan masuk menjadi Kristen
atau meninggalkan wilayah itu. Pengumuman yang sama juga ditujukan kepada Muslimin di
Aragon pada tahun 1526. Sedang pada tahun 1556 Raja Philip II mengumumkan
undangundang yang meminta kepada muslimin yang masih tinggal di Spanyol untuk
membuang seketika itu juga bahasanya (maksudnya bahasa Arab), kepercayaannya
(maksudnya Islam) dan adat istiadat serta cara hidupnya. Akhirnya pada tahun 1609 Raja
Philip III mengeluarkan perintah pengusiran semua Muslimin dari wilayah Spanyol secara
paksa. Setengah juta orang dipaksa naik kapal dan dibawa ke pesisir Afrika utara atau ke
negara-negara Islam yang jauh letaknya.
Dengan demikian sejak tahun 1609, dapat dikatakan bahwa di Spanyol tidak ada lagi
umat Islam.Mereka telah diusir oleh penguasa Kristen, dan umumnya mereka pindah ke
pantai Afrika bagian utara.
BAB III PENUTUP

1. KESIMPULAN

Andalusia, sebuah negeri yang meninggalkan jejak begitu besar di sepanjang sejarah umat
Islam pada awal perkembangan Islam di dunia Eropa.Tentu hal ini menyita banyak perhatian besar
dari berbagai khalayak umat Islam.Dikatakan demikian, karena penguasaan Islam
terhadap semenanjung Iberia lebih khusus Andalusia, telah menunjukkan bahwa Islam telah tersebar
ke negara Eropa.

Mulai dari tahapan awal proses masuknya Islam, dimana wilayah Spanyol diduduki oleh
khalifah-khalifah dalam setiap dinasti-dinasti yang didirikan dalam setiap periodenya. Tentu, hal ini
banyak memiliki peranan yang sangat penting dan besar dalam perkembangan umat Islam. Dimana 
pada akhirnya Islam pernah berjaya di Spanyol dan berkuasa selama tujuh setengah abad. Suatu masa
kekuasaan dalam waktu yang sangat lama untuk mengembangkan Islam.

Namun, di balik usaha keras umat Islam mempertahankan kejayaan pada masa sekian abad
itu, umat Islam menghadapi kesulitan yang amat berat.Dimana pada suatu ketika, umat Islam diterpa
serangan-serangan penguasa Kristen yang sampai-sampai umat Islam tidak kuasa menahan serangan-
serangan penguasa Kristen yang semakin kuat itu.Sehingga pada akhirnya Islam menyerahkan
kekuasaannya dan semenjak itu berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol.

Demikianlah Islam di Andalusia, walaupun pada akhirnya berakhir dengan kekalahan, namun
islam muncul sebagai suatu kekuatan budaya dan sekaligus menghasilkan cabang-cabang kebudayaan
dalam segala ragam dan jenisnya. Banyak sekali kontribusi Islam bagi kebangunan peradaban dan
kebudayaan baru Barat. Sumbangan Islam itu  telah menjadi dasar kemajuan Barat terutama dalam
bidang-bidang politik, ekonomi, sains dan teknologi, astronomi, filsafat, kedokteran, sastra, sejarah
dan hukum.
DAFTAR PUSTAKA

Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2008.

Amin, Samsul Munir,, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, 2009.

W. Montgomery Watt, Kejayaan Islam: kajian Krisis dari Tokoh Orientalis, (Yogyakarta:
tiara Wacana, 1990)

Mubarok, Jaih, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004.

Ahmad Syahlabi, Sejarah Kebudayaan islam, 1, ( Jakarta: Pustaka al-husna, 1983).

Hamka, Sejarah Umat Islam, Singapore: Pustaka Nasional PTE LTD, 2005.

www.harkaman01.wordpress.com/2013/01/08/sejarah-peradaban-islam-di-andalusia diakses
tanggal 9 Oktober 2016

www.muhlis.files.wordpress.com/2007/08/12peradabaan-islam-di-spanyol
diakses tanggal 20 November 2016

Anda mungkin juga menyukai