PENDAHULUAN z
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Berikut adalah riwayat hidup ringkas mengenai tokoh yang disebut sebagai
Hujjatul Islam :
Nama asli beliau sejak kecil adalah Muhammad bin Muhammad bin
Muhammad bin Ahmad.1 Namun mengenai penyebutan al-Ghozali di dapat
melalui dua kemungkinan :
1 Lihat di Zainal Abidin, Riwayat Hidup Imam Al-Gazali, Bulan Bintang, Jakarta, 1975, hlm. 27.
Imam Ghazali lahir pada tahun 450 H/ 1058 M (Tidak diketahui secara
pasti Bulan dan Tanggalnya). Lahir di daeran kampung Gazalah, Kabupaten
Thus, Provinsi Khurasan, wilayah persi (iran saat ini), kedua orang tuanya
miskin dan melarat. Ayahnya sebagai tukang tenun tidaklah dapat menutupi
kebutuhan hidupnya sekeluarga. Akan tetapi ayahnya merupakan seorang
pecinta ilmu yang bercita-cita tingggi. Do’anya selalu dipanjatkan agar Tuhan
menganugerai Putera-putera yang alim dan berpengetahuan luas serta
mempunya banyak ilmu.
Ayah imam Ghozali merasa sangat gembira ketika mendapatkan dua orang
puteranya yang kemudian memenuhi harapannya yang besar itu, dialah Abu
hamid atau Ghozali sebagai putera pertama dan Abul futuh atau Ahmad.
Sepeninggal ayah Imam Al Ghozali, kasih sayang ibunya lah yang selalu
menjadi pendorong bagi keduanya untuk belajar terus. Kemudian ketika
sahabat ayahnya telah kehabisan tenaga untuk melanjutkan pelajaran kedua
anak itu, maka pada suatu hari dia berkata kepada anak-anak yatim itu :
“segala harta warisan ayahmu sudah habis untuk belanja kamu belajar,
sedangkan saya sendiri hidup miskin melarat, tidak mampu mebantu dan
memperbaiki keadaanmu. Maka tidak ada jalan lain bagimu kecuali masuk
“asrama” (dengan ongkos percuma) sehingga kamu dapat melanjutkan
pelajaran ilmu fiqhi”
Pada tahun 475 H., dalam usianya mencapai 25 tahun Al ghozali mulai
menjadi Dosen di bawah pimpinan imamul haromain. Dosen di Universitas
Nizamiyah telah mengangkat namanya begitu tinggi , terlebih setelah
dipercayai oleh Gurunya untuk menggantikan kedudukannya, baik sebagai
Maha guru maupun sebagai Presiden Universitas. Namun pada tahun 479 H
Gurunya meninggal dunia.
Tidak hanya sampai disitu melejitnya Al-Ghozali, Mufti dan Guru Besar
Negara di Mu’askar . Nizamul Mulk begitu tertarik kepadanya. Maka
diundangnya Imam Al-Ghozali supaya pindah di Mu’askar. Dia diminta selalu
menjadi Guru besar yang memberikan pengajian tetap sekali dua minggu di
hadapan para pembesar dan para ahli disamping kedudukannya sebagai
penasehat Agung dari perdana Menteri. Kedudukannya semakin penting
dikalangan rasmi, dibuktikan oleh besar pengaruhnya di dalam politik
pemerintahan yang dijalankan oleh Perdana Menteri Nizamul Mulk. 5
e. Hidup Bertualang
Fase ini merupakan fase baru bagi Al Ghozali. Fase ini berjalan selama 10
tahun lamanya, dimana dikenal oleh sarjana-sarjana barat sebagai fase ragu-
ragu di dalam segala soal. Hal ini disebabkan oleh kegoncangan batinnya yang
sangat hebat menghadapi peristiwa yang berturut-turut terjadi. Al ghozali
jatuh sakit selama 6 bulan, mulai dari bulan rajab 488 H. Kemudian Al ghozali
terpaksa meninggalkan ibu kota baghdad untuk ber kholwat dengan hati yang
murung dan kesal. Segala kewajiban yang telah di amanatkannya kepada
pemerintah tidak dapat dilaksanakan.
1. Masjid Damaskus
Pada tahun 490 H/ 1098 M al ghozali menuju palestina, Tanah air Nabi-
nabi sejak mulai Nabi Ibrohim sampai Nabi Isa. Dia berharap agar terbebas
dari penyakit “bimbang” yang sangat menyerangnya. Dia berdo’a supaya
diberikan petunjuk sebagaimana yang sudah di anugerahkanNya kepada
para Nabi di Zaman dahulu.8
3. Mesir
B. Karya-karya Al-Ghazali
1. Bidang Filsafat
2. Bidang Agama
4. Bidang kenegaraan
a. Mustazh hiri.
c. Al-Wajiz fi al-Furu’
1. Metafisika
2. Iradat Tuhan
Iradat tuhan adalah mutlak, bebas dari ikatan waktu dan ruang, tetapi dunia
yang diciptakan itu seperti yang dapat ditangkap dan dikesankan pada akal
(intelek) manusia, terbatas dalam pengertian ruang dan waktu. Al-Ghazali
menganggap bahwa tuhan adalah transenden, tetapi kemauan iradatnya
imanen di atas dunia ini, dan merupakan sebab hakiki dari segala kejadian.
3. Etika
Mengenai filsafat etika Al-Ghazali secara sekaligus dapat kita lihat pada
teori tasawufnya dalam buku Ihya’ ‘Ulumuddin. Dengan kata lain, filsafat
etika Al-Ghazali adalah teori tasawufnya itu. Mengenai tujuan pokok dari
etika Al-Ghazali kita temui pada semboyan tasawuf yang terkenal “Al-
Takhalluq Bi Akhlaqihi ‘Ala Thaqah al-Basyariyah, atau Al-Ishaf Bi Shifat al-
Rahman ‘Ala Thaqah al-Basyariyah”. Maksudnya adalah agar manusia sejauh
kesanggupannya meniru perangai dan sifat-sifat ketuhanan seperti pengasih,
pemaaf, dan sifat-sifat yang disukai Tuhan, jujur, sabar, ikhlas dan
sebagainya.
Bagi Al-Ghazali, taswuf bukanlah suatu hal yang berdiri sendiri terpisah
dari syari’at, hal ini nampak dalam isi ajaran yang termuat dalam kitab
Ihya’nya yang merupakan perpaduan harmonis antara fiqh, tasawuf dan ilmu
kalam yang berarti kewajiban agama haruslah dilaksanakan guna mencapai
tingkat kesempurnaan. Dalam melaksanakan haruslah dengan penuh rasa
yakin dan pengertian tentang makna-makna yang terkandung di dalamnya.10
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nama lengkap Imam Al-Ghazali ialah Abu Hamid Muhammad bin
yang terletak dekat kota Thus, Provinsi Khurasan, Republik Islam Irak pada
Arsalan pada singgasana Seljuk dan wafat pada tahun 1111 M/14 Jumadil
Akhir 505 H (52-53 tahun) di Tabaran, sebuah desa dekat Thus. Thus adalah
salah satu di antara kota-kota yang terkenal di Khurasan pada zaman dahulu.
Saat ini ia sudah bukan lagi sebuah desa, tetapi termasyhur karena
tahun 1020 M.
Karya-karya tulisanya meliputi: Maqasid Al Falasifah, Tahafut Al
falasifah, Miyr Al ‘ilm, ihya’ ‘ulum Ad Din, Al Munqidz Min Adl Dlalal, Al-
suplement untuk menggapai ketenangan diri. Hal tersebut dapat kita capai
Abidin, Zainal. 1975. Riwayat Hidup Imam Al-Gazali. Jakarta: Bulan Bintang.
Muhamad Husna. 2012. Filsafat Al-Ghazali. http://muhammad-
husna.blogspot.com/2012/07/filsafat-al-ghazali.html. ( 22 februari 216).