Anda di halaman 1dari 19

SEJARAH PERADABAN ISLAM DI SPANYOL

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Sejarah Peradaban Islam

Dosen Pengampu:

Oleh:
Opa Mustofa NPM.
Amin Jamiludin NPM.
Insan Septiani NPM.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM TASIKMALATA (IAIT)
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
Rahmat, Taufiq, serta HidayahNya sehingga penyusunan makalah ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban
Islam dengan judul “Sejarah Peradaban Islam di Spanyol” di Fakultas
Tarbiyah Insitut Agama Islam Tasikmalaya (IAIT)
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Ciamis, November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i


DAFTAR ISI .............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................2
2.1 Proses Masuknya Islam di Spanyol................................................................2
2.2 Periode Kekuasaan Islam di Spanyol .............................................................3
2.3 Kemajuan Peradaban Islam di Spanyol..........................................................8
2.4 Penyebab Kemunduran Peradaban Islam di Spanyol.....................................11
BAB III PENUTUP ..................................................................................................15
3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Prestasi sekaligus konstribusi Islam yang paling berharga bagi pencerahan
peradaban masyarakat Eropa. Spanyol, pintu gerbang Eropa yang oleh orang
Arab Islam disebut Andalusia, dikuasai dan menjadi basis kekuasaan Islam di
benua itu selama sembilan abad. Hingga kini, bukti-bukti zaman keemasan
Islam tersebut masih dapat disaksikandan menjadi objek wisata yang menarik
para turis dari seluruh dunia.
Spanyol adalah sebuah negara yang pernah ditaklukkan oleh Islam untuk
mengembangkan agama Islam di negeri tersebut. Ketika Islam masuk ke
negeri Spanyol, negeri ini banyak mengalami perkembangan peradaban yang
pesat baik dari kebudayaan maupun pendidikan Islam,Spanyol mengalami
perkembangan pesat dalam kebudayaan dan pendidikan Islam yang dimulai
dengan mempelajari ilmu agama dan sastra, kemudian meningkat dengan
mempelajari ilmu-ilmu akal.Karena dalam waktu relatif singkat Cardova dapat
menyaingi Baghdad dalam bidang ilmu pengetahuan dan kesusastraan.Karena
itu kehadiran Islam di Spanyol banyak menarik perhatian para
sejarawan.Secara politis, Islam di Andalusia telah memberi rasa aman bagi
kaum yang selama ini menjadi kelompok terpinggirkan seperti orang Yahudi
dan rakyat kebanyakan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Proses Masuknya Peradaban Islam di Spanyol ?
2. Bagaimana Kemajuan Peradaban Islam di Spanyol?
3. Apa faktor-faktor Penyebab Kemunduran Peradaban Islam di Spanyol?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Proses Masuknya Islam di Spanyol


Semenanjung Iberia di Eropa, yang meliputi wilayah Spanyol dan wilayah
Portugal sekarang ini, menjorok ke selatan ujungnya hanya dipisahkan oleh
sebuah selat sempit dengan ujung benua Afrika. Bangsa Grit tua menyebut
selat sempit itu dengan tiang-tiang Hercules dan di seberang selat sempit itu
terletak di benua Eropa.Selat sempit itu sepanjang kenyataan memisahkan
lautan tengah dengan lautan atlantik.
Semenanjung Iberia, sebelum ditaklukkan bangsa Visighots pada tahun
507 M, didiami oleh bangsa Vandals. Justru wilayah kediaman mereka itu
disebut dengan Vandalusia. Dengan mengubah ejaanya dan cara
membunyikannya, bangsa Arab pada masa belakangan menyebut
semenanjung Iberia itu dengan Andalusia.
Spanyol diduduki oleh umat Islam pada zaman khalifah Al-Walid (705-
715 M), salah seorang khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di
Damaskus. Sebelum penaklukan Spanyol, umat islam telah menguasai Afrika
Utara dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari dinasti umayyah.
Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara itu terjadi di zaman Khalifah Abdul
Malik (685-705 M). Khalifah Abdul Malik mengangkat Hasan bin Nu’man
Al-Ghassani menjadi Gubernur di daerah itu. Pada masa khalifah Al-Walid,
Hasan bin Nu’man sudah digantikan oleh Musa bin Nushair. Di zaman Al-
walid itu, Musa bin Nushair memperluas wilayah kekuasaanya dengan
menduduki Aljazair dan Maroko. Selain itu, ia menyempurnakan penaklukan
ke daerah-daerah bekas kekuasaan bangsa Barbar di pegunungan-pegunungan,
sehingga mereka menyatakan setia dan berjanji akan membuat kekacauan-
kekacauan seperti yang pernah mereka lakukan sebelumnya.
Dalam proses penaklukan Spanyol ada 3 pahlawan Islam yang memimpin
pasukan kesana yakni Tharif ibn Malik, Thariq ibn Ziyad, dan Musa ibn
Nushair. Namun, yang sebagai perintis dan penyelidik kedatangan Islam ke

2
Andalusia adalah Tariq ibn Ziyad.Ia yang telah memimpin pasukan tentera
menyeberangi lautan Gibralta (Jabal Thariq) menuju ke semenanjung Iberia.
Musa ibn Nushair pada tahun 711 M, mengirim pasukan Islam dibawah
pimpinan Thariq bin Ziyad yang hanya berjumlah 7000 orang dan tambahan
pasukan 5000 personel yang memang tak sebanding dengan tentera pasukan
Gothik yang berkekuatan 100.000 lengkap bersenjata. Namun, pada akhirnya,
Thariq bin Ziyad mencapai kemenangan, dengan mengalahkan Raja Foderick
di Bakkah dan menaklukan kota-kota penting seperti Cordova, Granada,
Toledo dan hingga akhirnya menguasai seluruh kota penting di Spanyol.
Kemenangan-kemenangan Islam terlihat nampak begitu mudah. Tentu hal
ini didorong oleh faktor-faktor baik karena tokoh-tokoh pejuang dan prajurit
Islam yang kuat, kompak dan penuh percaya diri dan juga didorong oleh
faktor-faktor yang menguntungkan Islam yakni kondisi sosial, politik dan
ekonomi Spanyol yang buruk pada waktu itu.

2.2 Periode Kekuasaan Islam di Spanyol


Sejak pertama kali Islam menginjakkan kaki di daerah Spanyol hingga
masa jatuhnya, Islam memiliki peranan yang sangat penting dan besar dalam
perkembangan umat Islam.Islam di Spanyol berjaya dan berkuasa selama
tujuh setengah abad dan itu merupakan waktu yang sangat lama untuk
mengembangkan Islam. Menurut Dr. Badri Yatim, sejarah panjang Islam di
Spanyol dapat dibagi dalam beberapa periode:
a) Periode pertama (711-755M)
Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali
yang diangkat oleh Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada
periode ini stabilitas politik negeri Spanyol belum tercapai sempurna,
berbagai gangguan masih terjadi baik yang datang dari luar maupun dari
dalam.
Gangguan yang datang dari dalam yaitu berupa perselisihan diantara
elit penguasa. Disamping itu, terdapat perbedaan pandangan antar
khalifah di Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di

3
Kairawan. Adapun gangguan yang datang dari luar yaitu datangnya dari
sisa-sisa musuh islam di Spanyol yang tinggal di daerah pegunungan.
b) Periode kedua (755-912 M)
Pada periode ini Spanyol di bawah pemerintahan Abbasiyah di
Baghdad.Amir yang pertama adalah Abdurrahman I yang memasuki
Spanyol, tahun 138 H/755 M dan diberi gelar Abdurrahman Ad-
Dakhil.Abdurrahman Ad-Dakhil adalah keturunan dari bani umayyah
yang berhasil lolos dari kejaran Bani Abbasiyah ketika Bani Abbasiyah
berhasil menaklukkan Bani Umayyah di Spanyol.
Pada periode ini, umat Islam mulai memperoleh kemajuan, baik
dalam bidang politik atau pun peradaban.Islam pada saat itu mulai
mengalami perkembangan yang begitu dashyat dan mampu memperluas
wilayah kekuasaannya di daerah Spanyol.Abdurrahman Ad-Dakhil
mendirikan mesjid cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar di
Spanyol.
c) Periode ketiga (912-1013 M)
Pada periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan abdurrahman
III yang bergelar “An-Nasir” sampai munculnya raja-raja kelompok
(Muluk al-thawaif). Pada periode ini spanyol diperintah oleh penguasa
dengan khalifah. Pada periode ini umat Islam di Spanyol mencapai
puncak kemajuan dan kejaaan yang menyaingi daulah Abbasiyah di
baghdad. Abdurrahman An-Nashir mendirikan Universitas
Cordoba.Perpustakaannya memiliki ratusan ribu buku.Pada masa ini,
masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran yang tinggi.
Abdurrahman III adalah seorang raja yang teramat sangat lama
memerintah 50 tahun lamanya.50 tahun dia membela kerajaan yang telah
didirikan nenek moyangnya.Masa pemerintahan Abdurrahman III adalah
masa yang amat gemilang dalam sejarah Arab Spanyol.Segala
pemberontakan di padamkan, perpecahan disatukan disatukan kembali,
perselisihan di hapuskan. Pada saat pemerintahan Abdurrahman III, islam
telah sanggup mempertahankan kekuasaan arab di Spanyol. Ia juga

4
meninggalkan jejak besar dalam sejarah tidak saja di semenanjung Iberia
tetapi juga seluruh Eropa.
Setelah masa kekhalifahan Abdurrahman III yang dilanjutkan oleh
puteranya, Al-Hakam II (961-976 M) dan putera Al-Hakam II, Hisyam II
(976-1009 M). Namun, ketika Hisyam menduduki kepemimpinan dalam
usia 11 tahun merupakan awal dari kehancuran Bani Umayyah di
Spanyol. Hingga pada tahun 1013 M, Spanyol sudah terpecah menjadi
negara-negara kecil yang berpusat di kota-kota tertentu.
d) Periode keempat (1013-1086 M)
Pada masa ini Spanyol sudah terpecah-pecah menjadi beberapa negara
kecil yang berpusat di kota-kota tertentu. Bahkan pada periode ini Spanyol
terpecah menjadi lebih dari 30 negara kecil di bawah pemerintahan raja-
raja golongan atau Al-mulukuth Thawaif yang berpusat di suatu kota
seperti sevilla, Cordoba, Taledo dan sebagainya.
Pada periode ini umat islam di Spanyol kembali memasuki pertikaian
intern. Ironisnya jika itu terjadi perang saudara, ada di antara pihak-pihak
yang bertikai itu meminta bantuan kepada raja-raja Kristen.Namun, walau
pun demikian, kehidupan intelektual terus berkembang pada periode ini.
Istana-istana mendorong para sarjana dan sastrawan untuk mendapatkan
perlindungan dari istana ke istana yang lain.
e) Periode kelima (1086-1248 M)
Pada periode ini Islam di Spanyol meskipun masih terpecah dalam
beberapa negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan yakni
kekuasaan dinasti marurabithun (1086-1143 M) dan dinasti muwahhidin
(1146-1235 M):

5
a. Dinasti Murabitun
Dinasti murabitun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama
yang kuat dan besar yang didirikan oleh Yusuf bin Tasyfim di
Marocco, Afrika Utara. Pada tahun 1062 M ia berhasil mendirikan
kerajaan yang berpusat di marakesy. Dan akhirnya, islam dapat
memasuki Spanyol dan dapat menguasainya. Dalam
perkembangannya selanjutnya, pada dinasti ini dipimpin oleh
penguasa-penguasa yang lemah sehingga mengakibatkan wilayah
Saragossa dapat dikuasai oleh kaum Kristen pada tahun 1118 M.
Pada tahun 1143 M, kekuasaan dinasti ini digantikan oleh dinasti
Muwahhidun.

b. Dinasti Muwahhidun
Dinasti ini berpusat di Afrika Utara yang didirikan oleh
Muhammad ibn Tumart. Pada masa ini telah berdiri dua kerajaan
kecil-kecil yang kuat yaitu di Negeri Balansia (Valencia) dan
Marsiah (Marcia).Dinasti ini datang ke Spanyol dibawah pimpinan
Abd-Al-Mun’im. Dinasti ini mengalami banyak kemajuan dimana
kota-kota muslim penting yakni Cordova, Almeria, dan Granada
jatuh dibawah kekuasaannya. Akan tetapi dinasti Muwahhidun
mengalami kemunduran dimana pada tahun 1212 M, tentara
Kristen berhasil memperoleh kemenangan di Las Navas de Tolesa.
Dalam kondisi demikian umat muslim tidak mampu bertahan dari
serangan-serangan kristen yang besar. Tahun 1238 M Cordova
jatuh ke tangan penguasa Kristen dan Seville jatuh pada tahun
1248 M. Hampir seluruh wilayah Spanyol islam lepas dari tangan
penguasa islam.
f) Periode keenam (1248-1492 M)
Pada peride ini hanya berkuasa di granada di bawah Dinasti Ahmar
atau daulat Nasriyah (1232-1492 M). Dinasti ini yang mendirikan istana
Alhambara di kota Granada tu. Peradaban kembali mengalami kemajuan

6
seperti di zaman Abdurrahman An-Nasir.Akan tetapi, secara politik dinasti
merupakan pertahanan terakhir di Spanyol ini berakhir karena perselisihan
orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan. Abbdullah
Muhammad merasa tidak senang kepada ayahnya karena menunjuk
anaknya yang lain sebagai penggantinya menjadi raja. Ia memberontak
dan berusaha merampas kekuasaan. Dalam pemberontakan itu, ayahnya
terbunuh dan digantikan oleh muhammad bin sa’ad. Abu Abdullah
kemudian meminta bantuan kepada Ferdinand dan Isabella untuk
menjatuhkannya.Dua penguasa ini Kristen ini dapat mengalahkan
penguasa yang sah, dan Abu Abdullah naik tahta.
Ferdinand dan Isabella akhirnya mempersatukan dua kerajaan besar
Kristen yaitu negeri Aragon dan Castillia melalui perkawinan.Setelah
bersatu, mereka mempersatukan kekuatan memerangi kerajaan Granada
pada tahun 1492 M. Namun, pada akhirnya mereka menyerang balik
terhadap kekuatan Abu Abdullah.Abu Abdullah tidak kuasa menahan
serangan-serangan penguasa Kristen tersebut sehingga pada akhirnya Abu
Abdullah kalah dalam peperangan tersebut.Abu Abdullah akhirnya
menyerahkan kekuasaan kepada Ferdinand dan Isabella, sedangkan Abu
Abdullah hijrah ke Afrika Utara.
Dengan jatuhnya kerajaan Bani Ahmar, berakhirlah kekuasaan Islam di
Spanyol pada tahun 1492 M sampai tinggal sisa-sisanya yang kemudian
dipaksa oleh paus-paus di Roma untuk memeluk agama Nasrani. Maka,
ada yang memeluk nasrani dengan terpaksa, ada yang dibunuh dan ada
yang masih tetap memeluk agama nenek moyangnya dengan diam-diam.
Pada tahun 1609 M, boleh dikatakan tidak ada lagi umat islam di wilayah
ini. Walau pun islam telah berjaya dan dapat berkuasa di sana selama
hampir tujuh setengah abad lamanya.

7
2.3 Kemajuan Peradaban Islam di Spanyol
Dalam kurun waktu tujuh abad Islam berkuasa di Spanyol (Andalusia),
umat Islam telah mengukir masa keemasannya di berbagai bidang. Banyak
prestasi yang telah diukurnya, bahkan pengaruhnya membawa Eropa dan
kemudian dunia pada kemajuan yang lebih kompleks.
1. Kemajuan Intelektual
Sebagai negara yang subur, Spanyol telah menghasilkan banyak
keuntungan secara ekonomi.Tingkat ekonomi yang tinggi memunculkan
banyak pemikir.Banyaknya pemikir itu mengakibatkankan banyak bidang
keilmuan yang menonjol di Spanyol.
a. Bidang Filsafat
Pada masa pemerintahan Muhammad bin Abdurrahman (852-866),
mulai dikembangkan minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan.
Namun, usaha ini belum banyak membuahkan hasil.Kemudian
dilanjutkan al-Hakam (961-976 M). Al-Hakam berinisiatif
menterjemahkan karya-karya filsafat dalam jumlah yang besar. Hal itu
membuat Kordoba dengan perpustakaan dan universitas-universitasnya
mampu menyaingi Bagdad sebagai pusat pengembangan ilmu
pengetahuan di dunia Islam.Kemajuan ini merupakan jembatan ilmu
pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa.
Tokoh pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu
Bakar Muhammad ibn al_Sayig. Ia lebih di kenal dengan nama Ibnu
Bajjah. Ia lahir di Zaragoza dan meninggal di Fez karena keracunan.
Karya besarnya adalah an-Nafs danRisalahal- Ittisal.
Tokoh kedua adalah Ibnu Tufail.Ia lahir di Wadi Asy, sebuah dusun
kecil di sebelah timur Granada dan wafat pada tahun 1185 M. Abu
tufail banyak menulis tentang kedokteran, astronomi, dan filsafat.
Karya filsafatnya yang sangat terkenal adalah Hayy ibn Yaqzan.
Pada akhir abad ke-12 M, muncul seorang pengikut Aristoteles
dalam bidang filsafat, yaitu Ibnu Rusyd dari Kordoba. Ia lahir di
Kordoba pada tahunn 1126 M dan meninggal pada tahun 1198 M. Ibnu
Rusyd sangat berhati-hati dalam menafsirkan karya-karya filsafat

8
Aristoteles. Ia berusaha menyerasikan antara filsafat dan agama.
Tidaklah mengherankan jika namanya cemerlang dalam filsafat islam.
Karya terbesarnya adalah Tahafut at-tahafut
b. Bidang Sains
Dalam ilmu kedokteran, kita mengenal nama-nama Wafid al-
Lakhmi, Khalaf az-Zahrawi, dan Zurh. Dikalangan wanita, kita
mengenal Umm al- Hasan binti Abi Ja’far dan saudara perempuan al-
Hafiz. Abul Qasim az-Zahrawi, seorang dokter bedah dan menulis buku
at-Tasrif sebanyak 30 jilid. Ibnu Khatimah, Ahli penyakit malaria.
Ammar al-Marsudi adalah ahli mata.
Dalam ilmu astronomi, ada Abbas Ibnu Farnas yang termasyhur
dalam ilmu kimia dan astronomi.Ia orang pertama yang menemukan
kaca dari batu. Selain itu, ada Ibrahim Ibnu Yahya an-Naqqas, seorang
ahli Astronomi. Ia dapat menentukan waktu terjadi gerhana matahari
dan lama berlangsungnya. Beliau juga berhasil membuat teropong
bintang.Ahmad ibn Kas dari Kordoba adalah seorang yang ahli dalam
bidang obat-obatan.
Dalam bidang sejarah dan Geografi, Islam melahirkan banyak
ilmuan terkenal. Ibnu Jubair dari Valencia (1145-1228 M) menulis
tentang perlawatan kenegeri-negeri muslim, seperti Mediterania dan
Sicilia. Ibnu Batutah dari Tangier (1304-1377 M) mencapai Samuda
Pasai dan Cina. Ibnu al-Khatib (1317-1374 M) menyusun riwayat
Granada. Adapun Ibnu Khaldun dari Tunis adalah perumus filsafat
sejarah dalam bukunya Muqaddimah.
c. Bidang Fikih
Dalam bidang fikih, Spanyol terkenal sebagai penganut mazhab
Maliki.Mazhab ini dibawa Ziyad ibn Abd al-Rahman. Selanjutnya,
diteruskan Ibnu Yahya yang menjadi qadi’ (hakim) pada massa Hisyam
ibn Abd al-Rahman. Ahli-ahli fikih lainnya, antara lain Abu Bakr ibn
al-Qutiyah, Munzir ibn Sa’id al-Baluthi, dan Ibnu Hazm dengan
karyanya al-Muhalla bi al-Asar Fi Syah al-Mujalla bil Ikhtisar dan al-
Hikam fil Usul Ahkam. Adapun Ibnu Rusyd, selain sebagai ahli filsafat,

9
ia pun ahli fikih (hukum Islam) dengan bukunya Bidayah al-Mujtahid
wan Nihayah al-Muqtasid.
d. Bidang Musik dan Kesenian
Dalam bidang musik dan seni suara, Spanyol Islammemiliki tokoh
al-Hasan ibn Nafi yang dijuluki Zaryab.Ia terkenal sebagai penggubah
lagu. Ilmunya diwariskan kepada anak-anaknya, baik laki-laki maupun
perempuan.Lebih dari itu, ilmu itu juga diberikan kepada para budak.
e. Bidang Bahasa dan Sastra
Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan
Islam di Spanyol.Bahkan penduduk asli pun mempergunakannya diatas
bahasa mereka sendiri.Dengan majunya bahasa Arab di Spanyol,
banyak karya-karya sastra bermunculan.Misalnya, al-Iqa’ al-Farid
karya Ibn Aba Rabbih, az-Zakirah fi Mahasin Ahl al-Jazirah karya Ibnu
Bassam, dan kitab al-Qala’id karya al-Fath ibn Khaqan.

2. Kemajuan pembangunan fisik


Banyak pembangunan fisik yang mendapat perhatian umat Islam.
Jalan-jalan dan pasar-pasar dibangun sebagai pendukung
perdagangan.Sistem irigasi dibangun untuk meningkatkan
pertanian.Disamping pertanian dan perdagangan, banyak indusstri yang
berkembang, seperti tekstil, kayu kulit, logam, dan industri barang-barang
tembikar.
Pembangunan fisik yang paling menonjol adalah pembangunan
gedung-gedung, seperti pembangunan kota, istana, mesjid dan taman-
taman kota. Di antara bangunan yang megah adalah Mesjid Kordoba, Kota
az-Zahra, Tembok Toledo, Istana al-Ma’mur, Masjid Sevilla, dan Masjid
al-Hambra di Granada.

10
2.4 Penyebab Kemunduran Peradaban Islam di Spanyol
Penguasa muslim yang ada saat itu tidak melakukan islamisasi secara
sempurna. Mereka hanya puas dengan upeti dari kerajaan-kerajaan Kristen
taklukannya.Mereka membiarkan kerajaan-kerajaan itu mempertahankan
hukum dan adat istiadat masing-masing. Akibatnya, kerajaan-kerajaan Kristen
makin kuat persatuannya untuk bangkit melawan penguasa muslim.
Keadaan itu diperparah lagi dengan lemahnya pertahanan dinasti
Umayyah.Seluruh kekuatan ditumpahkan sepenuhnya untuk ilmu pengetahuan
dan mengabaikan pembinaan pertahanan negara.Kelemahan inilah yang
dimanfaatkan kaum Kristen di Spanyol.
Setelah ibu kota Andalusia diduduki Barat, buku-buku ilmu pengetahuan
dari berbagai cabang ilmu dirampas. Kemudian, diterjemahkan ke bahasa
Latin tanpa menyebutkan pengarangnya.Bangunan-bangunan monumental dan
masjid-masjid diubah menjadi gereja, sementara kaum muslimin ditangkap
dan dibunuh.
Menurut data sejarah, kerajaan-kerajaan kecil yang berkuasa di Spanyol
berkisar 20 kerajaan. Diantaranya, Bani Ibad di Sevilla, Bani Hamud di
Malaga, Bani Ziry di Granada, Bani Hud di Zaragoza, dan yang terkenal
adalah Bani Zun Nun yang menguasai kota Toledo, Valencia, serta Mursia.
Munculnya kerajaan-kerajaan kecil (Muluk al-Tawa’if) itu memicu terjadinya
disintegrasi.Disebelah utara, Raja Alfonso VI dari Leon menjalin hubungan
dengan Kerajaan Aragon dan Kastilia untuk menyerang Andalusia.Itulah yang
akhirnya membawa Andalusia berangsur-angsur mengalami kemunduran.
a) Konflik Islam dengan Kristen
Keadaan ini berawal dari kurang maksimalnya para penguasa muslim
di Andalusia dalam melakukan proses Islamisasi. Hal ini mulai terlihat
ketika masa kekuasaan setelah al-Hakam II yang dinilai tidak secakap dari
khalifah sebelumnya. Bagi para penguasa, dengan ketundukan kerajaan-
kerajaan kristen dibawah kekuasaan kristen hanya dengan membayar upeti
saja, sudah cukup puas bagi mereka. Mereka membiarkan umat Kristen
menganut agamanya dan menjalankan hukum adat dan tradisi kristen,
termasuk hirarki tradisional, asal tidak ada perlawanan senjata.

11
Namun, kehadiran Arab Islam tetap dianggap sebagai penjajah
sehingga malah memperkuat nasionalisme masyarakat Spanyol
Kristen.Hal ini menjadi salah satu penyebab kehidupan negara Islam di
Andalusia tidak pernah berhenti dari pertentangan antara Islam dan
Kristen.Akhirnya pada abad ke-11, umat Islam Andalusia mengalami
kemunduran, sedang umat Kristen memperoleh kemajuan pesat dalam
bidang IPTEK dan strategi perang.
b) Tidak Adanya Ideologi Pemersatu
Hal ini terjadi hingga abad ke-10 atas perlakuan para penguasa muslim
sebagaimana politik yang dijalankan Bani Umayyah terhadap para
mu’allaf yang berasal dari umat setempat. Mereka diperlakukan tidak
sama seperti tempat-tempat daerah taklukan Islam lainnya. Kenyataan ini
ditandai dengan masih diberlakukannya istilah ibad dan muwalladun,
suatu ungkapan yang dinilai merendahkan.
Akhirnya kelompok-kelompok etnis non-Arab terutama etnis Salvia
dan Barbar, sering menggerogoti dan merusak perdamaian.Hal ini
menimbulkan dampak besar bagi perkembangan sosio-ekonomi di
Andalusia.Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada ieologi pemersatu yang
mengikat kebangsaan mereka.
c) Kesulitan Ekonomi
Dalam catatan sejarah, pada paruh kedua masa Islam di Andalusia,
para penguasa begitu aktif mengembangkan ilmu pengetahuan dan
peradaban Islam, sehingga mengabaikan pengembangan
perekonomian.Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang memberatkan
dan berpengaruh bagi perkembangan politik dan militer.Kenyataan ini
diperparah lagi dengan datangnya musim paceklik dan membuat para
petani tidak mampu membayar pajak. Selain itu, penggunaan keuangan
negara tidak terkendali oleh para penguasa muslim.
d) Tidak jelasnya Sistem Peralihan kekuasaan
Kekuasaan merupakan hal yang menjadi perebutan diantara ahli
waris.Karena inilah kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk al-

12
Thawaif muncul.Maka, Granada yang awalnya menjadi pusat kekuasaan
Islam terakhir di Spanyol akhirnya jatuh ke tangan Ferdinand dan Isabella.
e) Keterpencilan
Spanyol Islam bagaikan negeri terpencil dari dunia Islam yang lain. Ia
selalu berjuang sendirian, tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika
Utara. Oleh karena itu, tidak ada kekuatan alternatif yang mampu
membendung kebangkitan Kristen disana.
Pada penghujung abad ke-15 M, Islam hanya berkuasa di daerah Granada
yaitu di bawah Dinasti Bani Ahmar. Abu Abdullah Muhammad (salah seorang
anak raja Bani Ahmar) merasa tidak senang kepada ayahnya, karena menunjuk
anaknya yang lain (Muhammad ibn Sa’ad) sebagai penggantinya menjadi raja.
Dia memberontak pada ayahnya. Dalam pemberontakan itu Abu Abdullah
dibantu oleh Ferdinand dan Isabella. Ayah Abdullah terbunuh dan Muhammad
ibn Sa’ad di-singkirkan. Akhirnya atas bantuan Ferdinand dan Isabella, Abu
Abdullah naik takhta menjadi raja.
Namun seperti yang sudah bisa diperkirakan, Ferdinand dan Isabella tidak
puas dengan hanya menguasai Abu Abdullah, tapi mereka ingin merebut
kekuasaan Islam terakhir di Spanyol tersebut. Akhirnya mereka menyerangnya
dan Abu Abdullah kalah. Ia kemudian menyerahkan kekuasaannya kepada
musuh dan selanjutnya ia pindah ke Afrika utara.
Granada jatuh pada tahun 1491, dan kota lain telah lebih dahulu dikuasai
oleh kerajaan Kristen, seperti Cordova jatuh pada tahun 1238, Seville tahun
1248. Dengan jatuhnya kota-kota penting di Spanyol, maka berakhirlah
kekuasaan Islam di Spanyol, hal ini terjadi pada tahun 1492 M.
Pada tahun 1492 M, umat Islam dihadapkan pada dua pilihan, memeluk
agama Kristen dengan tetap tinggal di Spanyol, atau meninggalkan Spanyol.
Pada tahun 1501 diumumkan suatu pernyataan raja yang mengharuskan semua
muslimin di Castile dan Leon, bertobat kembali. Maksudnya agar mereka
meninggalkan Islam dan masuk menjadi Kristen atau meninggalkan wilayah
itu. Pengumuman yang sama juga ditujukan kepada Muslimin di Aragon pada
tahun 1526. Sedang pada tahun 1556 Raja Philip II mengumumkan
undangundang yang meminta kepada muslimin yang masih tinggal di Spanyol

13
untuk membuang seketika itu juga bahasanya (maksudnya bahasa Arab),
kepercayaannya (maksudnya Islam) dan adat istiadat serta cara hidupnya.
Akhirnya pada tahun 1609 Raja Philip III mengeluarkan perintah pengusiran
semua Muslimin dari wilayah Spanyol secara paksa. Setengah juta orang
dipaksa naik kapal dan dibawa ke pesisir Afrika utara atau ke negara-negara
Islam yang jauh letaknya.
Dengan demikian sejak tahun 1609, dapat dikatakan bahwa di Spanyol
tidak ada lagi umat Islam.Mereka telah diusir oleh penguasa Kristen, dan
umumnya mereka pindah ke pantai Afrika bagian utara.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Mulai dari tahapan awal proses masuknya Islam, dimana wilayah Spanyol
diduduki oleh khalifah-khalifah dalam setiap dinasti-dinasti yang didirikan
dalam setiap periodenya. Tentu, hal ini banyak memiliki peranan yang sangat
penting dan besar dalam perkembangan umat Islam. Dimana pada akhirnya
Islam pernah berjaya di Spanyol dan berkuasa selama tujuh setengah abad.
Suatu masa kekuasaan dalam waktu yang sangat lama untuk mengembangkan
Islam.
Namun, di balik usaha keras umat Islam mempertahankan kejayaan pada
masa sekian abad itu, umat Islam menghadapi kesulitan yang amat
berat.Dimana pada suatu ketika, umat Islam diterpa serangan-serangan
penguasa Kristen yang sampai-sampai umat Islam tidak kuasa menahan
serangan-serangan penguasa Kristen yang semakin kuat itu.Sehingga pada
akhirnya Islam menyerahkan kekuasaannya dan semenjak itu berakhirlah
kekuasaan Islam di Spanyol.
Demikianlah Islam di Andalusia, walaupun pada akhirnya berakhir
dengan kekalahan, namun islam muncul sebagai suatu kekuatan budaya dan
sekaligus menghasilkan cabang-cabang kebudayaan dalam segala ragam dan
jenisnya. Banyak sekali kontribusi Islam bagi kebangunan peradaban dan
kebudayaan baru Barat. Sumbangan Islam itu telah menjadi dasar kemajuan
Barat terutama dalam bidang-bidang politik, ekonomi, sains dan teknologi,
astronomi, filsafat, kedokteran, sastra, sejarah dan hukum.

15
DAFTAR PUSTAKA

Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2008.


Amin, Samsul Munir,, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, 2009.
W. Montgomery Watt, Kejayaan Islam: kajian Krisis dari Tokoh Orientalis,
(Yogyakarta: tiara Wacana, 1990)
Mubarok, Jaih, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004.
Ahmad Syahlabi, Sejarah Kebudayaan islam, 1, ( Jakarta: Pustaka al-husna,
1983).

16

Anda mungkin juga menyukai