Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ISLAM DI SPANYOL

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam

Dosen Pengampu : Atiqotuz Zulfah M. SI.

Disusun Oleh :

1. Almaratuz Zakkiyah (1708066050)


2. Tiyas Rahmawati (1708066052)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN WALISONGO SEMARANG

2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya,
tentunya kami tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammmad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di
hari akhir nanti. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT sehingga mampu
menyelesaikan makalah dengan judul “Islam di Spanyol”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
supaya nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini, penulis mohon maaf untuk semua kesalahan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua puhak terutama :
1. Ibu Atiqotuz Zulfah M. SI. selaku dosen pengampu mata kuliah Sejarah Peradaban Islam.
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan hingga kami bias melanjutkan untuk
menuntut ilmu di UIN Walisongo Semarang.
3. Teman-teman kelas atas dukungannya.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Semarang, 27 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1

C. Tujuan............................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Proses Masuknya Islam ke Spanyol ............................................................................... 2

B. Dinasti-Dinasti yang Pernah Berkuasa di Spanyol ........................................................ 3

C. Perkembangan Peradaban Islam di Spanyol .................................................................. 7

D. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Berakhirnya

Masa Kekuasaan Islam di Spanyol ................................................................................ 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................................... 11

B. Saran ............................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peradaban Islam sejak masa Rasulullah terus mengalami perkembangan.
Perkembangan tersebut terus berlanjut pada masa al-Khulafaa’ ar-Rasyidin dengan
melakukan ekspansi-ekspansi ke luar Jazirah Arab. Pada masa Dinasti Bani Umayyah,
peradaban Islam mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat. Daerah
kekuasaannya bahkan telah merambah ke wilayah Eropa, salah satunya yaitu Spanyol.
Masuknya Islam di Spanyol juga membuat Negara Eropa menjadi lebih maju. Kemajuan
itu terlihat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Masa kebangkitan Eropa tidak
lepas dari pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam. Pelajar-pelajar dari
Eropa di kirim ke Baghdad dan Cordova untuk menggali ilmu pengetahuan di sana.
Makalah ini akan membahas lebih lanjut tentang bagaimana peradaban Islam di Spanyol.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses masuknya Islam di Spanyol?
2. Dinasti-dinasti apa saja yang pernah berkuasa di Spanyol?
3. Bagaimana perkembangan peradaban Islam di Spanyol?
4. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan berakhirnya masa kekuasaan Islam di
Spanyol?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui proses masuknya Islam di Spanyol
2. Untuk mengetahui dinasti-dinasti apa saja yang pernah berkuasa di Spanyol
3. Untuk mengetahui perkembangan peradaban Islam di Spanyol
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan berakhirnya masa kekuasaan
Islam di Spanyol

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses Masuknya Islam ke Spanyol
Islam pertama kali masuk ke Spanyol pada tahun 710 M melalui jalur Afrika
Utara. Spanyol sebelum kedatangan Islam dikenal dengan nama Iberia/ Asbania,
kemudian disebut Andalusia, ketika negeri subur itu dikuasai bangsa Vandal. Dari
perkataan Vandal inilah orang Arab menyebutnya Andalusia. Islam masuk Spanyol pada
masa Khalifah Al-Walid ibn Abdul Malik. Proses penaklukan Spanyol terdapat tiga
pahlawan Islam, mereka adalah Tharif Ibn Malik, Thariq Ibn Ziyad dan Musa Ibn
Nushair. Tharif bin Malik sebagai pasukan perintis dan penyelidik. Ia berangkat diutus
Musa bin Nushair pada tahun 710 M dengan jumlah pasukan sebanyak 500 orang.
Mereka berhasil menyeberangi selat yang berada di antara Maroko dan Benua Eropa.
Dalam penyerangan pertama itu, Tharif bin Malik tidak mendapat perlawanan yang
berarti. Mereka menang dan membawa pulang harta rampasan yang lumayan banyak.
Pada gelombang kedua, Musa Ibn Nusair kemudian menugaskan Thariq Ibn Ziyad pada
tahun 711 M untuk memimpin pasukan tentara sebanyak 7000 orang dan berlayar melalui
Laut Tengah menuju daratan Spanyol dan berhasil mendarat di sebuah bukit yang
kemudian diberi nama Gibraltar. Ketika Raja Roderick mengetahui bahwa Thariq bin
Ziyad dengan pasukannya telah memasuki negeri Spanyol, ia mengumpulkan pasukan
Gathia sejumlah, ada yang mengatakan 70.000 orang ada pula yang mengatakan 100.000
orang yang terdiri dari orang-orang Yahudi dan orang-orang yang selama ini ditindas
oleh Raja Roederick. Menyadari jumlah musuh yang jauh berbeda, Thariq meminta
bantuan kepada Musa bin Nusyair, akhirnya Thariq mendapat tambahan pasukan
sebanyak 5.000 orang, sehingga jumlah pasukan Thariq seluruhnya menjadi 12.000
orang. Dalam pertempuran antara pihak Raja Roederick dan pihak Thoriq di suatu
tempat bernama Wadi Bakkah, kemenangan berada di pihak Thariq. Kekalahan pasukan
Roderick, disebabkan karena pasukannya itu terdiri dari para hamba sahaya dan orang-
orang lemah. Selain itu, di antara mereka ada pula musuh-musuh Roderick. Ditambah
lagi, orang-orang Yahudi secara rahasia juga mengadakan persekutuan dengan kaum

2
Muslimin. Dari situ, Thariq dan pasukannya terus menaklukkan kota-kota penting, seperti
Cordova, Granada, dan Toledo (Nasution,2018).
Kemenangan yang dicapai Thariq dan pasukannya ini membuka jalan bagi
penaklukan lebih luas lagi bagi Thariq. Kemudian, Musa bin Nushair merasa ingin turut
serta membantu pasukan Thariq. Musa bin Nushair berangkat dengan pasukannya pada
tahun 712 M. Satu persatu kota yang dilaluinya dapat ditaklukkannya, seperti Sidonia,
Karmona, Seville, dan Merida. Ia dan pasukannya bergabung dengan pasukan Thariq di
Toledo. Selanjutnya, keduanya berhasil menguasai seluruh kota penting di Spanyol,
mulai dari Saragosa sampai Navarre (Sudirman, 2012).
Dari kisah penaklukan Spanyol di atas, dapat diketahui bahwa keberhasilan tiga
pahlawan Islam, Tharif Ibnu Malik, Thariq Ibnu Ziyad, dan Musa Ibnu Nushair, tidak
lepas dari semangat mereka melakukan ekspansi wilayah. Keberanian Tharif sebagai
orang pertama yang menyeberang selat antara Maroko dan benua Eropa itu patut
dihargai. Keberhasilan Tharif mendorong Thariq untuk mengadakan ekspedisi
berikutnya dengan pasukan lebih besar. Musa Ibnu Nushair, dalam penaklukan Spanyol
memperkuat sekaligus melengkapi keberhasilan Thariq dalam upaya penguasaan
Spanyol, sehingga membuahkan hasil maksimal dalam perluasan kekuasaan Islam.
B. Dinasti-dinasti yang Pernah Berkuasa di Spanyol
Selama kurang lebih 7 setengah abad Islam memerintah Spanyol. Sejarah panjang
yang dilalui umat Islam tersebut dibagi menjadi enam periode, sebagai berikut :
1. Periode Pertama (710-755 M)
Pada periode pertama, pemimpin umat Islam di Spanyol di bawah pemerintahan
para wali yang diangkat oleh khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada
periode ini, stabilitas politik Negara Spanyol belum tercapai secara sempurna, masih
terjadi beberapa gangguan, baik dari dalam maupun dari luar. Gangguan dari dalam
antara lain, berupa perselisihan antar penguasa, terutama pada perbedaan etnis dan
golongan. Selain itu, terdapat perbedaan pandangan antar khalifah di Damaskus dan
gubernur Afrika Utara yang berpusat di Qairawan. Masing-masing menganggap bahwa
merekalah yang paling berhak menguasai daerah Spanyol. Akibat dari perbedaan
pandangan politik tersebut, perang saudara sering terjadi. Hal ini ada hubungannya
dengan perbedaan etnis, terutama antara Barbar asal Afrika Utara dan Arab. Di dalam

3
etnis Arab sendiri terdapat dua golongan yang terus-menerus bersaing, yaitu suku Qaisy
(Arab Utara ) dan Arab Yamani (Arab Selatan). Sementara itu, gangguan dari luar datang
dari sisa-sisa musuh Islam di Spanyol yang bertempat tinggal di daerah pegunungan yang
memang tidak pernah tunduk kepada pemerintahan Islam. Gerakan ini terus memperkuat
diri. Karena sering terjadinya konflik internal (dalam) dan berperang menghadapi musuh
dari luar, maka dalam periode ini Islam di Spanyol belum memasuki kegiatan
pembangunan di bidang peradaban dan kebudayaan. Periode ini berakhir dengan
datangnya Abdurrahman ad-Dakhil pada tahun 138 H/755 M (Syukur, 2017).
Jadi, pada pertama periode ini, masih terjadi gangguan-gangguan dikarenakan
stabilitas politik Negara Spanyol yang belum tercapai secara sempurna.
2. Periode Kedua (755-912 M)
Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan seorang yang bergelar
amir (gubernur) tetapi tidak tunduk kepada pusat pemerintahan Islam, yang ketika itu
dipegang oleh Khalifah Abbasiyah di Baghdad. Amir pertama adalah Abdurrahman I
yang memasuki Spanyol tahun 138 H/755 M dan diberi gelar Al-Dakhil (yang masuk ke
Spanyol). Ia berhasil mendirikan dinasti Bani Umayyah di Spanyol. Penguasa-penguasa
Spanyol pada periode ini adalah Abd al-Rahman al-Dakhil, Hisyam I, Hakam I, Abd al-
Rahman al-Ausath, Muhammad ibn Abd al-Rahman, Munzir ibn Muhammad, dan
Abdullah ibn Muhammad. Pada periode ini, umat Islam Spanyol mulai memperoleh
kemajuan-kemajuan baik dibidang politik maupun bidang peradaban. Abd al-Rahman al-
Dakhil mendirikan masjid Cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar Spanyol.
Hisyam dikenal sebagai pembaharu dalam bidang kemiliteran. Dialah yang memprakarsai
tentara bayaran di Spanyol. Sedangkan Abd al-Rahman al-Ausath dikenal sebagai
penguasa yang cinta ilmu. Pemikiran filsafat juga mulai pada periode ini, terutama di
zaman Abdurrahman al-Ausath. Pada pertengahan abad ke-9 stabilitas negara terganggu
dengan munculnya gerakan Kristen fanatik yang mencari kesahidan (Martyrdom).
Gangguan politik yang paling serius pada periode ini datang dari umat Islam sendiri.
Golongan pemberontak di Toledo pada tahun 852 M membentuk negara kota yang
berlangsung selama 80 tahun (Syukur, 2017).

4
3. Periode Ketiga (912-1013 M)
Pada periode ini, penguasa Bani Umayyah mulai runtuh. Pemerintahan dalam
periode ini berlangsung mulai dari Abdurrahman III yang bergelar “An-Natsir” sampai
muculnya raja-raja dari Muluk at-Thawaif. Pada masa ini, Spanyol diperintah oleh
penguasa yang bergelar khalifah. Khalifah-khalifah besar yang memerintah pada periode
ketiga ini ada tiga orang, yaitu Abdurrahman an-Natsir (912-961), Hakam II (961-976),
dan Hisyam II (976-1009 M) . Pada periode ini umat Islam Spanyol mencapai puncak
kemajuan dan kejayaan menyaingi kejayaan daulat Abbasiyah di Baghdad. Abd al-
Rahman al-Nasir mendirikan universitas Cordova, yang dilengkapi dengan perpustakaan
yang memiliki koleksi ratusan ribu buku (Sudirman, 2012).
Awal kehacuran pemerintahan Bani Umayyah di Spanyol adalah ketika Hisyam II
naik tahta dalam usia sebelas tahun. Kedudukan Hisyam II hanya sebagai simbol,
sedangkan pelaksanaan pemerintahan berada di tangan para pejabat. Pada tahun 981 M,
Khalifah menunjuk Ibnu Abi Amir sebagai pemegang kekuasaan secara mutlak. Dia
berhasil menancapkan kekuasaannya dan melebarkan wilayah kekuasaan Islam dengan
menyingkirkan rekan dan saingannya. Ia wafat pada tahun 1002 M dan digantikan oleh
anaknya al Muzaffar yang masih dapat mempertahankan keunggulan kerajaan. Akan
tetapi, setelah ia wafat pada tahun 1008 M, ia digantikan oleh adiknya yang tidak
memiliki kualifikasi untuk jabatan itu dan mengundurkan diri pada tahun 1009 M.
Akhirnya pada tahun 1013 M, dewan menteri yang memerintah Cordova menghapus
jabatan khalifah(Maskhuroh,2012).
4. Periode Keempat (1013-1086 M)
Pada periode ini, Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negeri kecil di
bawah pemerintahan raja-raja golongan atau al Muluk al Thawaif, yang antara lain
berpusat disuatu kota, seperti Malaga, Zaragoza, Valencia, Badajoz, Sevilla, dan Toledo.
Pemerintahan terbesar diantaranya adalah Abbadiyah di Seville. Pada periode ini, umat
Islam Spanyol kembali memasuki masa pertikaian internal. Ada pihak-pihak tertentu
yang meminta bantuan kepada raja-raja Kristen. Karena menyaksikan kekacauan dan
kelemahan yang menimpa keadaan politik Islam, maka orang-orang Kristen pada periode
ini mulai mengambil inisiatif penyerangan untuk pertama kalinya. Akibat fatalnya,

5
kekuatan Islam diketahui mulai menurun dan tiba saatnya untuk
dihancurkan.(Maskhuroh,2012).
5. Periode Kelima (1086-1248 M)
Pada periode ini Islam di Spanyol masih terpecah dalam beberapa negara, tetapi
terdapat satu kekuatan yang dominan, yaitu kekuasaan dinasti Murabithun (1086-1143
M) dan dinasti Muwahhidun (1146-1235 M). Dinasti Murabithun didirikan oleh Yusuf
ibn Tasyfin di Afrika Utara yang berpusat di Marakesy. Pada masa dinasti Murabithun,
Saragosa jatuh ke tangan Kristen, tepatnya tahun 1118 M. Dinasti Muwahhidun didirikan
oleh Muhammad ibn Tumazi. Dinasti ini datang ke Spanyol di bawah pimpinan Abd al-
Mun’im. Pada tahun 1212 M, tentara Kristen memperoleh kemenangan besar di Las
Navas de Tolesa. Kekalahan-kekalahan yang dialami Muwahhhidun menyebabkan
penguasanya memilih meninggalkan Spanyol dan kembali ke Afrika Utara tahun 1235 M.
Tahun 1238 M Cordova jatuh ke tangan penguasa Kristen dan Seville jatuh tahun 1248 M
(Syukur, 2017).
Jadi, seluruh kekuasaan Islam di Spanyol kecuali Granada lepas dari kekuasaan Islam.
6. Periode Keenam (1248-1492 M)
Periode ini, Islam hanya berkuasa di daerah Granada, di bawah dinasti Bani
Ahmar. Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman Abdurrahman an-
Nasir. Kekuasaan Islam yang merupakan pertahanan terakhir di Spanyol ini berakhir
karena perebutan kekuasaan di kalangan keluarga istana. Perpecahan ini dikarenakan Abu
Abdullah Muhammad merasa tidak senang kepada ayahnya karena menunjuk anaknya
yang lain sebagai penggantinya menjadi raja. Dia memberontak dan berusaha merampas
kekuasaannya. Dalam pemberontakan itu, ayahnya terbunuh dan digantikan oleh
Muhammad ibn Sa’ad. Abu Abdullah kemudian meminta bantuan kepada Ferdinand dan
Isabella untuk menjatuhkannya. Tentu saja, Ferdinand dan Isabella ingin merebut
kekuasaan terakhir umat Islam di Spanyol. Abu Abdullah tidak kuasa menahan serangan-
serangan orang Kristen tersebut dan pada akhirnya mengaku kalah. Ia menyerahkan
kekuasaan kepada Ferdinand dan Isabella, kemudian hijrah ke Afrika Utara. Dengan
demikian berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol tahun 1492 M. Umat Islam setelah itu
dihadapkan kepada dua pilihan, masuk Kristen atau pergi meninggalkan Spanyol. Dari
data sensus 2000 dalam bukunya Abdul Syukur Al-Azizi Sejarah Terlengkap Peradaban

6
Islam, Islam tidak benar-benar lenyap di Negara ini. Kini, umat Islam di Spanyol
diperkirakan sudah mencapai 750.000 orang dari 40 juta jumlah total penduduk Spanyol
(Syukur, 2017).
Jadi, dinasti-dinasti yang pernah berkuasa di Spanyol dibagi ke dalam enam
periode. Periode pertama sampai periode ketiga, menunjukkan bahwa Islam sedang
dalam masa menuju kejayaan hingga memperoleh kejayaan. Periode ketiga sampai
periode keenam menunjukkan masa berakhirnya kekuasaan Islam di Spanyol.
C. Perkembangan Peradaban Islam di Spanyol
Perkembangan peradaban Islam di Spanyol diantaranya yaitu :
1. Filsafat
Tokoh pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakar
Muhammad ibn al-Sayigh atau yang lebih dikenal dengan Ibnu Bajjah. Masalah yang
dikemukakannya bersifat etis dan eskatologis. Para ahli sejarah memandang orang yang
berpengetahuan luas dan menguasai tidak kurang dari dua belas bidang ilmu.
Tokoh kedua adalah Abu Bakar ibn Thufail. Ia banyak menulis tentang masalah
kedokteran, astronomi, dan filsafat. Karya filsafatnya yang terkenal adalah Hay ibn
Yaqzhan. Tokoh ketiga adalah Ibn Rusyd. Beliau dikenal sebagai seorang komentator
sekaligus kritikus ulung. Ciri khasnya adalah kecermatan dalam menafsirkan naskah-
naskah Aristoteles dan kehati-hatian dalam menggeluti masalah tentang keserasian
filsafat dan agama. Ia juga seorang ahli fiqh dengan karyanya yaitu Bidayah Al-Mujtahid.
(Nasution, 2018).
2. Sains
Ilmu kedokteran, matematika, astronomi, kimia dan lain-lain juga berkembang baik
di Spanyol saat itu. Orang yang paling masyhur dalam bidang ilmu kimia dan astronomi
adalah Abbas ibn Farnas. Beliau yang menemukan pembuatan kaca dari batu. Ibrahim ibn
Yahya al-Naqqash terkenal dalam ilmu astronomi. Beliau dapat menentukaan waktu
terjadinya gerhana matahari dan lamanya, ia juga berhasil membuat teropong modern
yang dapat menentukan jarak antara tata surya dan bintang-bintang.
Ahmad ibn Ibas dari adalah ahli di bidang obat-obatan. Ummi al-Hasan binti Abi ja’far
adalah ahli kedokteran dari kalangan wanita (Nasution, 2018).

7
3. Sejarah dan Geografi
Dalam bidang sejarah dan geografi, lahir banyak pemikir terkenal, di antaranya adalah
Ibn Zubair dari Valencia. Ia telah menulis tentang negeri-negeri Muslim Mediterania dan
Sisilia, Ibn Batuthah dari Tangier telah berhasil mencapai Samudra Pasai dan Cina, Ibn
Khatib telah berhasil menyusun riwayat Granada, sedangkan Ibn Khaldun adalah
perumus filsafat sejarah (Nasution, 2018).
4. Fikih
Di bidang Fikih, Islam Spanyol dikenal sebagai penganut madzhab Maliki yang
dikenalkan oleh Ziyad ibn Abdurrahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibn
Yahya yang menjadi Qadhi (hakim) pada masa Hisyam ibn Abdurrahman. Adapun ahli
fikih lainnya di antaranya adalah Abu Bakr ibn Quthiyah, Munzir ibn Sa’id al-Baluthi
dan Ibn Hazm (Nasution, 2018).
5. Musik dan Kesenian
Di bidang musik dan seni suara, tokoh yang terkenal adalah al-Hasan ibn Nafi yang
dijuluki Zaryab (artis terbesar pada zamannya), ia juga terkenal sebagai pengubah lagu,
kemudian ilmu yang dimilikinya diturunkan kepada anak-anaknya dan budak-budak
sehingga kemasyhurannya tersebar luas (Nasution, 2018).
6. Arsitektur
Dalam bidang arsitektur Daulah Umayyah II di Spanyol juga mengukir prestasi dalam
bidang seni bangunan kota dan seni bangunan masjid. Diantaranya yaitu :
a. Kota Cordova dibangun kembali dan memperindah serta membangun benteng di
sekitarnya dan istananya.
b. Masjid Cordova. Secara historis, Masjid Cordoba dulunya merupakan sebuah katedral
yang dibangun oleh bangsa Visigoth, yang bernama Visigoth St Vincent. Setelah
Andalusia dikuasai oleh muslim, lokasi tersebut kemudian dibagi menjadi dua porsi,
satu untuk muslim, satu untuk Kristen. Pembagian ini bertahan hingga ketika khalifah
Abdurrahman I dari Dinasti Umayyah membeli porsi Kristen, lalu kemudian
merubuhkan seluruh bangunan dan menggantikannya dengan masjid Cordoba di
wilayah bekasnya pada tahun 787 M.
c. Al-Nashir membangun kota satelit di pegunungan Sierra Morena. Bagian atas kota
terdiri dari istana-istana dan gedung-gedung Negara lainnya, bagian tengah adalah

8
taman-taman dan tempat rekreasi, bagian bawah terdapat rumah-rumah dan toko-
toko, masjid, dan bangunan umum lainnya (Nasution, 2018).
Jadi, perkembangan peradaban Islam di Spanyol dapat dilihat pada perkembangan
filsafat, sains, sejarah dan geografi, fikih, musik, kesenian, dan arsitektur.
D. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Berakhirnya Masa Kekuasaan Islam di Spanyol
1. Konflik Islam dan Kristen
Para penguasa Muslim tidak melakukan Islamisasi secara sempurna. Mereka
nampaknya merasa puas dengan hanya menagih upeti dari kerajaan-kerajaan Kristen,
menaklukan mereka dan membiarkan mereka mempertahankan hukum dan adat mereka,
termasuk posisi hirarki tradisional dengan syarat tidak melakukan perlawanan bersenjata.
Namun, kehadiran Arab Islam telah memperkuat rasa kebangsaan orang-orang Kristen di
Sanyol. Hal itu menyebabkan kehidupan negara Islam di Spanyol tidak pernah berhenti
dari pertentangan antara Islam dan Kristen. Pada abad ke-11 M umat Kristen memperoleh
kemajuan yang pesat, sementara umat Islam sedang mengalami kemunduran. Bahkan,
banyak orang Kristen memakai nama-nama Arab dan meniru cara hidup lahiriyah kaum
Muslimin. Bahasa Arab pun menjadi salah satu bahasa utama (Sudirman, 2012).
2. Tidak Adanya Ideologi Pemersatu
Pada dasarnya, para muallaf semestinya diperlakukan sama sebagai orang Islam yang
sederajat. Namun di Spanyol sebagaimana politik yang dijalankan Bani Umayyah di
Damaskus, orang Arab tidak pernah mau menerima orang Islam pribumi. Setidaknya
sampai abad ke-10 M, mereka masih memberikan istilah ibad dan muwalladun kepada
para muallaf yang merupakan suatu ungkapan yang merendahkan. Konsekuensinya,
kelompok-kelompok etnis non Arab yang ada sering menggerogoti dan merusak
perdamaian yang pada akhirnya mendatangkan dampak besar terhadap sosio-ekonomi
negara tersebut. Hal ini menunjukkan tidak adanya ideologi yang dapat memberi makna
persatuan, di samping kurangnya figur yang dapat menjadi personifikasi ideologi itu
(Islam, Kristen, & Ostogoth, 2005).
3. Kesulitan Ekonomi
Di paruh kedua masa Islam di Spanyol para penguasa gencar-gencarnya membangun
kota dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan serius, hingga lalai dalam
mengembangkan perekonomian. Hal inilah yang mengakibatkan Spanyol saat itu

9
mengalami kesulitan ekonomi yang amat berat dan mempengaruhi kondisi politik dan
militer (Maskhuroh, 2012).
4. Tidak Jelasnya Sistem Peralihan Kekuasaan
Dengan tidak adanya kejelasan tentang sistem peralihan kekuasaan di Spanyol, hal ini
menyebabkan perebutan kekuasaan di antara ahli waris. Bahkan karena inilah kekuasaan
Islam di Spanyol runtuh (Maskhuroh, 2012).
5. Keterpencilan
Islam Spanyol bagaikan terpencil dari dunia Islam yang lain, ia selalu berjuang
sendirian tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara. Dengan demikian, tidak ada
kekuatan alternatif yang mampu membendung kebangkitan orang Kristen di sana
(Maskhuroh, 2012).
Jadi, penyebab runtuhnya kekuasaan Islam di Spanyol yaitu, adanya konflik Islam dan
Kristen, tidak adanya ideologi pemersatu, kesulitan ekonomi, tidak jelasnya sistem
peralihan kekuasaan, dan keterpencilan.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan materi di atas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Islam pertama kali masuk ke Spanyol pada tahun 711 M melalui jalur Afrika Utara.
Proses penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan Islam, mereka adalah Tharif Ibn
Malik, Thariq Ibn Ziyad dan Musa Ibn Nusair.
2. Dinasti-dinasti yang pernah berkuasa di Spanyol dibagi dalam enam periode. setiap
periodenya menjelaskan masa kejayaan Islam hingga masa keruntuhan Islam di Spanyol.
3. Jadi, perkembangan peradaban Islam di Spanyol dapat dilihat pada perkembangan
filsafat, sains, sejarah dan geografi, fikih, musik, kesenian, dan arsitektur.
4. penyebab runtuhnya kekuasaan Islam di Spanyol yaitu, adanya konflik Islam dan Kristen,
tidak adanya ideologi pemersatu, kesulitan ekonomi, tidak jelasnya sistem peralihan
kekuasaan, dan keterpencilan.
B. Saran
Semoga dengan penulisan makalah ini dapat memberi wawasan kepada pembaca
mengenai Islam di Spanyol. Kami menyarankan agar pembaca mencari referensi lain
untuk lebih memperdalamnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Syukur, Abdul. 2017. Sejarah Terlengkap Peradaban Islam. Depok: Noktah

Nasution, Syamruddin. 2018. Sejarah Peradaban Islam. Depok: Rajawali Pers

MASKHUROH. (2012). ISLAM SPANYOL (Perkembangan Politik, Intelektual dan Runtuhnya


Kekuasan Islam)..

Pendahuluan, A., Islam, D. S., Kristen, E., & Ostogoth, R. (2005). ISLAM DI ANDALUSIA (
SPANYOL ).

Sudirman. (2012). ISLAM DAN PERADABAN SPANYOL. ‫הנוטע עלון‬,.

12

Anda mungkin juga menyukai